Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

MENINGKATKAN KESADARAN DAN PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI BAHAYA FLU BIASA PADA ANAK-ANAK DI DESA PEGUYANGAN KAJA - DENPASAR I Putu Dedy Kastama Hardy; Ni Luh Gde Ari Natalia Yudaha
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.231 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1438

Abstract

Berdasarkan data kunjungan dari Puskesmas III Denpasar Utara dan dari hasil brain storming yang kelompok kami lakukan, ditemukan angka kesakitan tertinggi yang ada Di Desa Peguyangan Kaja yaitu penyakit flu biasa merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dengan jumlah penderita 622 orang pada data tahun 2020. Jika dilihat berdasarkan faktor resiko, faktor paling utama dari penyakit flu biasa adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kemudian, dilihat dari faktor lingkungan juga mempengaruhi sumber berkembangnya suatu penyakit, karena kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan dalam mencapai tujuan program tersebut adalah dengan melakukan penyuluhan berupa pemberian materi PHBS (khusus perilaku masyarakat terhadap lingkungan sekitar dan pola makan) dan materi ISPA. Dari hasil pendataan yang telah dilakukan terhadap 30 responden dapat dilihat nilai rata-rata jumlah responden yang menjawab benar dan salah pada soal pre tes dan pos tes yaitu jumlah rata-rata pada soal pre tes untuk jawaban benar adalah 69,835% dan untuk jawaban salah adalah 30,165% sedangkan untuk jawaban benar soal post tes adalah 82,50% dan untuk jawaban salah adalah 17,50% sehingga hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan sebanyak 12,65% terhadap soal pre tes dan post tes. Sedangkan impact dari program ini yaitu meningkatnya kesadaran & pengetahuan orang tua terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) karena hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit flu biasa yang merupakan gejala dari penyakit ISPA dimana hal ini juga akan berdampak pada meningkatnya status kesehatan di desa Peguyangan Kaja sehingga angka kejadian flu di Desa Peguyangan Kaja juga dapat menurun.
ANALISIS KELENGKAPAN BERKAS REKAM MEDIS DI PUSKESMAS KUTA UTARA Marselinus Gede Widiarta; I Putu Dedy Kastama Hardy; Ni Kadek Yunita Sari
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 9 No 3 (2022): Desember 2022
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2022.v09.i03.p10

Abstract

ABSTRACTEvery health facility, from primary/primary, secondary, tertiary levels is required to maintain medical records. Medical records are an important part of health services. The quality of medical records also determines the quality of health services. The North Kuta Health Center is one of the health centers in Badung Regency whose medical records have not yet reached 100%. The purpose of this study was to describe the completeness of patient identification and authentication of medical record files at the North Kuta Health Center and identify factors that affect the completeness of patient identification and authentication of medical record files. The research method used is a quantitative and qualitative method with a sequential explanatory design. The research sample based on the slovin formula was 92 medical record files. There were seven informants consisting of doctors, nurses, midwives, registration officers and medical records officers. The results showed that the average completeness of filling in patient identification and authentication of medical record files was quite complete but still less than the standard of completeness set by the Indonesian Ministry of Health of 100%. The lack of special training on filling out medical records, the occurrence of human errors due to lack of awareness and discipline of officers in filling out medical record files, patients not carrying identities, lack of socialization of SOPs for filling medical records, and the absence of sanctions for officers who do not fill out medical record files completely are factors that affect the completeness of patient identification and authentication of medical record files. So it is advisable to socialize the SOP for filling out medical records intensively, giving warnings or sanctions to officers who do not fill out medical record files completely and giving awards to officers who fill out medical records completely.Keywords : Completeness, factors, Medical Records, Health Services
GAMBARAN PENCAPAIAN INDIKATOR KAPITASI BERBASIS KOMITMEN PELAYANAN (KBKP) DI KLINIK KIMIA FARMA DIPONEGORO KOTA DENPASAR Ni Made Rosita Dewi; I Putu Dedy Kastama Hardy; Made Agus Sugianto
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.079 KB)

Abstract

ABSTRAKKapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan (KBKP) adalah sistem pembayaran kapitasi dari BPJS Kesehatan kepada FKTP berdasarkan pemenuhan atau pencapaian indikator pelayanan. Pihak BPJS menerapkan KBKP sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan peserta JKN di FKTP oleh karena banyak terjadinya kecurangan atau fraud pada pelaksanaan pembayaran kapitasi. Klinik Kimia Farma Diponegoro merupakan salah satu klinik yang menerapkan KBKP dengan 63.000 peserta, namun jumlah peserta terdaftar di klinik masih fluktuasi dan belum memiliki pola serta belum menjalankan strategi secara maksimal dalam proses pemenuhan KBKP. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana gambaran pencapaian indikator kapitasi berbasis komitmen pelayanan di Klinik Kimia Farma Diponegoro, Kota Denpasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Informan berjumlah 5 orang. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tahap transkrip, open coding, coding selektif, kategori, tema dan hasil. Hasil dari penelitian yang dilakukan di Klinik Kimia Farma Diponegoro Kota Denpasar menunjukan bahwa semua indikator telah berada di zona aman. Hanya saja ada beberapa pasien yang berpindah ke FKTP lain karena merasa kurang puas terhadap lama waktu tunggu di bagian administrasi, namun hal ini sudah mulai ditangani oleh pihak Klinik. Diharapkan pihak Klinik dapat memberikan pelayanan secara tepat, cepat dan meningkatkan mutu pelayanan sehingga peserta merasa nyaman memeriksaan kesehatan dan tidak berpindah ke FKTP lain.Kata kunci: Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan, JKN, FKTP.ABSTRACTService-based Kapitation Commitment (KBKP) is a capitation payment system from BPJS Kesehatan to FKTP based on fulfillment or achievement of service indicators. The BPJS implements KBKP as an effort to improve the quality of service for JKN participants in FKTP because of the many occurrences of fraud or fraud in implementing capitation payments. The Kimia Farma Diponegoro Clinic is one of the clinics that implements KBKP with 63,000 participants, but the number of participants registered in the clinic is still fluctuating and does not yet have a pattern and has not implemented the strategy maximally in the process of fulfilling KBKP. Therefore, this study aims to explain how the description of the achievement of service-based capitation indicators at Diponegoro Kimia Farma Clinic, Denpasar City. This research is a type of qualitative research using a descriptive approach. The informants numbered 5 people. Data analysis in this study consisted of transcripts, open coding, selective coding, categories, themes and results. The results of the research conducted at the Diponegoro Chemical Farma Clinic in Denpasar City showed that all indicators were in the safe zone. It's just that there are some patients who move to another FKTP because they feel dissatisfied with the length of time waiting in the administration, but this has already begun to be handled by the Clinic. It is expected that the Clinic can provide appropriate, fast service and improve the quality of services so that participants feel comfortable examining health and do not move to other FKTPs.Keywords: Capitation Based on Service Commitment, JKN, FKTP.
PARTISIPASI PASIEN DM DAN HIPERTENSI SEBAGAI PESERTA PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DI PUSKESMAS MENGWI 1 Ni Luh Gde Ari Natalia Yudha; I Putu Dedy Kastama Hardy
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.893 KB)

Abstract

ABSTRACTNon-communicable diseases (NCD) are the leading cause of death in Indonesia. NCD is increasingly becoming a double burden that must be faced in the development of the health sector in Indonesia. Mengwi village is one of the area in Badung-Bali that has Universal Health Coverage (UHC) which covers all of its people with health services. Prolanis is one of the efforts that can be carried out to overcome this problem. This study aimed to determine the level of participation as prolanis participants in Mengwi. This study used a cross-sectional study design with 74 respondent who visited the Mengwi 1 Community Health Center and had an hypertension and diabetes mellitus symptom. We collected them by accidental sampling method using a questionnaire. The data were analyzed by chi square test. The results showed that the participation rate of respondent who did not participate in prolanis was 59.5% or 44 people while those who participated 40.5% or 30 respondent. The participation is influenced by knowledge, work, attitudes, age, education, distance, family support and health workers. There are the influence of knowledge, work attitudes, age, education, distance, family support and health workers on participation as prolanis participants. Need home visit to improved the participation of participants.Keywords: Prolanis; Community health center; NCD.ABSTRAKPenyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. PTM semakin meningkat menjadi beban ganda yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Prolanis salah satu upaya yang bisa dilaksanakan untuk menanggulangi masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat partisipasi sebagai peserta prolanis di Puskesmas Mengwi 1. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan sampel yaitu pasien hipertensi dan diabetes militus sebanyak 74 orang yang berkunjung ke Puskesmas Mengwi 1 diambil dengan accidental sampling. Data diambil menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan chi squere. Hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat partisipasi pasien yang tidak ikut prolanis sebesar 59,5% atau 44 orang sedangkan yang ikut 40,5% atau 30 orang pasien. Partisipasi pasien dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap pekerjaan, umur, pendidikan, jarak, dukungan keluarga dan petugas kesehatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh pengetahuan, sikap pekerjaan, umur, pendidikan, jarak, dukungan keluarga dan petugas kesehatan terhadap partisipasi sebagai peserta prolanis. Puskesmas Mengwi 1 perlu melakukan kunjungan ke rumah pasien untuk meningkatkan pastisipasi pasien.Kata kunci: Prolanis; Partisipasi; Puskesmas.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN DOKTER DALAM PELAKSANAAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN CUCI TANGAN DI RUANG RAWAT JALAN RSUD WANGAYA KOTA DENPASAR Ni Nengah Juniasih; I Putu Dedy Kastama Hardy; Ni Ketut Martini
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.915 KB)

Abstract

ABSTRACTNosocomial infection is an infection due to the transmission of pathogenic organisms to previously uninfected patients from the hospital environment. Infection that occurs can be caused by several ways, including compliance with hand washing. Infection prevention and control must be done by doctors, nurses and all people involved in patient care, one of which is by washing hands properly. Usingcross sectional research design with total sampling sampling techniquefrom January to May 2019. The respondents were 66 respondents weredoctors assigned to the Outpatient Installation of Wangaya Hospital, Denpasar City. Showed that there was no significant relationship between doctor's knowledge of adherence p = 0, 538 (p = <0.05). There is no significant relationship between attitudes toward compliance p = 0, 839 (p = <0.05) and only the facility variable have significant relationshiptoward compliance p = 0, 026 (p = <0.05). Conclusions and suggestions based on this matter are suggested to the PPI of Wangaya Hospitelto improve compliance with handwashing by making education programs and ongoing monitoring, collaborative proscedures and common perceptions of hand hygiene, the existence of reward and the availability of hand hygiene facilities and infrastructure and physician compliance in implementation of handwashing.Keywords: Compliance, knowledge, attitude, facilities, hand washing
PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL WHATSAPP SEBAGAI MEDIA PROMOSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI STIKES BINA USADA BALI Ni Luh Putu Yusi Haryathi; Made Nyandra; I Putu Dedy Kastama Hardy
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKanker payudara penyebab kematian nomor dua pada wanita di Indonesia. Tingginya prevalensi kanker payudara seiring perubahan gaya hidup yang menyerang usia muda. Dalam perkembangan teknologi, SADARI masih diandalkan untuk pemeriksaan deteksi awal. Tujuan untuk mengetahui apakah pemberian pendidikan kesehatan melalui jejaring sosial whatsapp tentang SADARI. Diharapkan pemberian pendidikan kesehatan melalui jejaring sosial whatspp dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku remaja putri di STIKES Bina Usada Bali. Rancangan penelitian menggunakan Quasi Experimental Design dengan Nonequivalent Control Group Design. Populasi adalah mahasiswi keperawatan semester I STIKES Bina Usada Bali. Jumlah sampel sebanyak 78 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Mann-Whitney. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh ada peningkatan pengetahuan dan perilaku pada kelompok perlakuan sebesar p = 0,0001 yang menyatakan ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan melalui whatsapp terhadap pengetahuan dan perilaku SADARI pada remaja putri. Kesimpulan ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan melalui whatsapp terhadap pengetahuan dan perilaku SADARI pada remaja putri.Kata kunci: Pengetahuan, Perilaku, SADARI.ABSTRACTBreast cancer is the number two cause of death in women in Indonesia. The high prevalence of breast cancer along with lifestyle changes that attack young age. In the development of technology, BSE is still reliable for early detection checks. The aim is to find out whether the provision of health education through whatsapp social network about BSE. It is expected that the provision of health education through whatspp social networks can increase the knowledge and behavior of young women at Bina Usada Bali STIKES. The study design used Quasi Experimental Design with Nonequivalent Control Group Design. The population is first semester nursing students STIKES Bina Usada Bali. The number of samples is 78 people. Data collection using a questionnaire. Data analysis using Mann-Whitney statistical test. Based on the results of the study, there was an increase in knowledge and behavior in the treatment group at p = 0,0001 which stated that there was an effect of giving health education through whatsapp to BSE knowledge and behavior in young women. The conclusion is the influence of giving health education through whatsapp to BSE knowledge and behavior in young women.Keywords: Knowledge, Behavior, BSE
PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT UMUM MANUABA DENPASAR I Kadek Putu Arimbawa; I Putu Dedy Kastama Hardy; Ni Luh Gede Ari Natalia Yudha
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTurunnya pendapatan yang diperoleh oleh RSU Manuaba menyebabkan terjadinya penurunan kompensasi ke pada karyawan yang berdampak pada menurunnya kinerja karyawan di RSU Manuaba. Kompensasi merupakan salah satu fungsi penting dalam sebuah perusahan karena kompensasi merupakan salah satu aspek yang paling sensitive didalam hubungan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan di RSU Manuaba. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner, yang dilakukan pada bulan Maret-Mei 2019 dengan responden 123 orang di RSU Manuaba. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian dari uji analisis univariat didapatkan sebagian besar persepsi kompensasi yang diterima dalam katagori rendah (77,2%) dan sebagian besar perspsi kinerja dalam katagori rendah (75,6%). Uji analisis bivariat menunjukan ada pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan di RSU Manuaba dengan hasil chi-square hitung sebesar 37,142 dengan p value = 0,000<α= 0,05. Kesimpulannya adalah sebagian besar persepsi karyawan tentang kompensasi yang diberikan dalam katagori rendah, perspsi kinerja dalam katagori rendah dan ada pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kinerja karyawan di RSU Manuaba. Sarannya adalah RSU Manuaba diharapkan lebih meperhatikan kompensasi berupa gajih atau imbalan, insentif, bonus dan tunjangan lainnya seperti tunjangan kesehatan, memberi pelatihan dan pensiunan dan perlu mengadakan adanya penilaian kinerja ke pada karyawan agar dalam sistem pemberian kompensasi dapat berjalan dengan adil.Kata Kunci : Kompensasi, Kinerja KaryawanABSTRACTThe decrease in income obtained by the Manuaba General Hospital led to a decrease in compensation to employees which resulted in a decrease in employee performance at Manuaba Hospital. Compensation is one of the important functions in a company because compensation is one of the most sensitive aspects in a work relationship. The purpose of this study was to find out about the effect of compensation on employee performance at Manuaba General Hospital. The study used a descriptive quantitative approach using an instrument in the form of a questionnaire, which was conducted in March-May 2019 with respondents 123 people at Manuaba Hospital. Analysis of the data used was univariate and bivariate analysis using chi-square statistical tests. The results of the study from the univariate analysis test found that most of the perceptions of compensation received in the low category (77.2%) and most perceptions of performance in the low category (75.6%). The bivariate analysis test showed that there was an effect of compensation on employee performance in Manuaba General Hospital with a calculated chi-square result of 37.142 with p value = 0,000 <α = 0.05. The conclusion is that most employees' perceptions of compensation given in categories are low, perspectives on performance in categories are low and there is a significant effect of compensation on employee performance at Manuaba Hospital. His suggestion is that Manuaba General Hospital is expected to pay more attention to compensation in the form of salary or compensation, incentives, bonuses and other benefits such as health benefits, giving training and retirees and need to conduct performance appraisal to employees so that the compensation system can run fairly.Keywords: Compensation, Employee Performance
KEMAUAN DAN KEMAMPUAN MEMBAYAR (ABILITY - WILLINGNESS TO PAY ) DALAM KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA SEKTOR INFORMAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA DENPASAR 2017 I Putu Dedy Kastama Hardy; Ni Luh Gde Ari Natalia Yudha
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol 2, No 2 (2018): JURNAL KESEHATAN TERPADU
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.933 KB)

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemauan membayar (Willingness to Pay) pada sektorinformal pedagang pasar tradisional Di Kota Denpasar. Akibat dari kenaikan tarif peserta JKN dan dalamrangka implementasi target UHC 2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatancross-sectional. Penelitian dilaksanakan di 16 pasar yang di kelola PD Pasar kota Denpasar tahun 2017.Teknik Simple Random Sampling dengan jumlah sampelnya adalah 242 pedagang. Teknik analisis datakemauan membayar pasien Willingness to Pay (WTP) akan dianalisa dengan melihat alternatif yang palingbanyak dipilih oleh responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penghasilan para pedagang pasar DiKota Denpasar sebanyak 37% berpenghasilan Rp. 1.000.000-Rp.2.000.000. Kepemilikan asuransi kesehatansebanyak 49.1% belum memiliki asuransi, 35,4% JKN dan 15,6% asuransi swasta. Dengan data tersebutmenunjukkan bahwa sektor informal masih banyak yang belum memiliki jaminan kesehatan, tertkait denganUHC 2019 ini merupakan tantangan berat bagi BPJS untuk merekrut dan mensosialisasikan JKN. Hasil darikemauan pasien membayar (Willingness to Pay) menunjukkan sebanyak 72,2% yang bersedia membayarkelas 3, sebanyak 17% bersedia membayar kelas 2 dan sebanyak 10,8% bersedia membayar kelas 1. Datayang memilih pelayanan kelas 3 sejalan dengan penghasilan para pedagang yang di bawah UMK. Dengandemikian seharusnya para pedagang tersebut bisa di usulkan untuk mendapat PBI. Dilihat dari sumberpembiayaan ketika sakit 66 % mengatakan bahwa mereka membayar sendiri pembiayaan tersebut, hal itumenunjukkan bahwa masih banyak para pedagang ikut JKN. Sektor informal pedagang pasar kemauanmembayar di kelas 3 sebanyak 72,2% di ikuti kelas 2 sebanyak 17% dan kelas 1 sebanyak 10,8%.Kata kunci: WTP, Sektor informal, JKNABSTRACTThe purpose of this study is to determine Willingness to Pay in the informal sector of traditional markettraders in the city of Denpasar. As a result of the increase in JKN participant rates and in UHC target theimplementation of the 2019.This research is a descriptive study with a cross-sectional approach.Implemented in 16 markets managed by PD Pasar Denpasar in 2017. Simple Random Sampling techniquewith a total sample of 242 traders. Data analysis techniques Willing data to pay for Willingness to Pay(WTP) patients will be analyzed by looking at the alternatives chosen by the respondents. The results of thisstudy indicate that the income of market traders in the city of Denpasar as much as 37% earn Rp. 1,000,000-Rp.2,000,000. Ownership of health insurance is 49.1% without insurance, 35.4% JKN and 15.6% privateinsurance. With these data, it shows that there are still many informal sectors that do not have healthinsurance. In connection with the UHC 2019, it is a heavy hand for BPJS to recruit and socialize JKN. Theresult of Willingness to Pay shows that 72.2% are willing to pay grade 3, 17% are willing to pay class 2 and10.8% are willing to pay class 1. Data that choose class 3 services are in line with the income of the class.traders below the UMK. Thus, the traders should be able to propose to get PBI. Judging from the sources offunding when sick, 66% said that they paid for the financing themselves, it showed that there were still manytraders participating in JKN.The informal sector of market traders willing to pay in class 3 as much as 72.2%was followed by class 2 as much as 17% and class 1 as much as 10.8%. Keywords: WTP, informal sector,JKNKeywords : WTP, Informal sector, JKN
PENGARUH LATIHAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KEKUATAN GRUP OTOT LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA KARATEKA DI DOJO SEDANG KARATE CLUB DESA SEDANG, KECAMATAN ABIANSEMAL, KABUPATEN BADUNG I Putu Agus Hendrayana; I Gede Arya Sena; I Putu Dedy Kastama Hardy; IP Darma Wijaya
Jurnal Kesehatan Terpadu Vol 5, No 2 (2021): JURNAL KESEHATAN TERPADU
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.14 KB)

Abstract

Olahraga bela diri karate mempertandingkan dua kelas, yaitu kata dan kumite. Dalam pertandingan kumite tidak semua serangan pukulan dapat dilakukan, salah satu serangan yang boleh dilakukan adalah pukulan gyaku tsuki chudan. Komponen fisik yang sangat dibutuhkan dalam meningkatkan pukulan gyaku tsuki chudan adalah kekuatan grup otot lengan yang dapat ditingkatkan melalui latihan decline push-up. Kekuatan grup otot lengan dapat di ukur menggunakan push and pull dynamometer dan kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan dapat di ukur menggunakan stop watch. Metode pre-eksperimental diterapkan dalam penelitian ini dengan One Group Pre and Post Test Design dan dilaksanakan di Laboratorium Fisioterapi Universitas Dhyana Pura, dengan jumlah responden penelitian sebanyak 12 orang. Berdasarkan hasil paired t-test dengan nilai signifikan 0.00 (p < 0.05) yang artinya latihan decline push-up bermakna secara statistik dan sesungguhnya dapat meningkatkan kekuatan grup otot lengan dan kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan. Kata Kunci: Karate, Pukulan Gyaku Tsuki Chudan, Kekuatan Grup Otot Lengan, Decline Push-up.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) pada Lanjut Usia (Lansia) di Desa Gubug Kabupaten Tabanan I Gusti Ayu Ari Candra Pramayanti; Ni Ketut Martini; I Putu Dedy Kastama Hardy
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol 1, No 2 (2022): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.667 KB)

Abstract

                                                Abstrak Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada masalah yaitu terjadi peningkatan penyakit tidak menular (PTM) yang sebagian besar di dialami oleh lansia. Kabupaten Tabanan terdapat lansia sebanyak 88.289 jiwa. Salah satu desa yang berada di wilayah Tabanan yaitu Desa Gubug dengan jumlah lansia sebanyak 775 lansia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan secara observasional menggunakan rancangan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 75 lansia. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan lansia kategori kurang sebanyak 36 lansia (48,0%), cukup 20 lansia (26,7%) dan baik 19 lansia (25,3%). Sikap lansia kategori kurang sebanyak 29 lansia (38,7%), cukup 29 lansia (38,7%) dan baik 17 lansia (22,6%). Implementasi GERMAS kategori kurang sebanyak 39 lansia (52,0%), baik 19 lansia (25,3%), cukup 17 lansia (22,7%). Nilai p-value adalah 0.000 sehingga terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku GERMAS pada lansia di Desa Gubug. Saran yaitu lansia dan seluruh masyarakat selalu mengimplementasikan GERMAS dalam kehidupan sehari-hari agar terciptanya kesehatan yang optimal.Kata kunci: Pengetahuan, sikap, GERMAS                                                 Abstract Indonesia's health development is being hampered by an increase in noncommunicable diseases (NCDs), which primarily affect the elderly. Tabanan Regency has 88,289 senior citizens. Gubug Village, with a population of 775 elderly people, is one of the villages in the Tabanan area. This is observational quantitative research with a cross-sectional design.The sample size for the study was 75 elderly people. According to the findings, the elderly in the poor category had an average knowledge of 36 (48.0%), 20 (26.7%), and 19 (25.3%). The elderly has the following attitudes: 29 elderly (38.7%), 29 elderly (38.7%), and 17 elderly (22.6%). In the poor category, 39 elderly (52.0%), good, 19 elderly (25.3%), and 17 elderly (22.7%) used GERMAS. The p-value is 0.000, indicating that there is a link between knowledge and attitudes toward GERMAS behavior among the elderly in Gubug Village. People believe that the elderly, as well as the entire community, should always use GERMAS in their daily lives for optimal health.Keywords: Knowledge, Attitudes, GERMAS