Diah Asmarandani, Diah
FSRD USAKTI

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

DESAIN MATRAS KEBUGARAN UNTUK MENUNJANG KINERJA KARYAWAN Rumzi Rumzi; Ariani Rachman; Diah Asmarandani; Awang Eka Novia Rizali
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3492

Abstract

Desain atau perancangan dalam paper ini dikembangkan dari permasalahan masyarakat urban pada umumnya yaitu padatnya aktivitas sehari-hari yang menyebabkan minimnya waktu untuk berolah raga. Di satu sisi, kebugaran menjadi salah satu prioritas penting bagi masyarakat khususnya para karyawan perusahaan. Namun di sisi yang lain kesibukan bekerja menyebabkan kesehatan menjadi dikesampingkan. Paper ini bertujuan membahas desain matras yang didesain untuk menghasilkan rancangan baru dengan memodifikasi fitur untuk memikat daya konsumsi peminat, serta untuk memberikan kemudahan bagi konsumen melakukan kegiatan olahraga. Target penggunanya adalah karyawan yang memiliki kesibukan tinggi sehingga masih dapat melakukan aktivitas berolah raga tanpa harus mengorbankan waktu menuju ke tempat kebugaran. Metode yang digunakan adalah metode value analysis yang dikemukakan oleh John Chris Jones dengan menguraikan 4 tahap dalam proses perancangan yaitu: definition phase, creative phase, analysis and selection dan presentation. Metode tersebut kemudian dikaitkan dengan hasil kuesioner untuk menentukan desain yang sesuai. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan para karyawan dalam berolah raga dan menjaga kebugaran perlu dibuat perancangan desain matras yang mampu mengatasi masalah keterbatasan ruang dan waktu dengan fitur-fitur menarik sehingga kegiatan berolahraga menjadi lebih menyenangkan. 
KIOS ROKOK DI WILAYAH KAKI LIMA STUDI BENTUK-FUNGSI ANTROPOMETRI-ERGONOMI Diah Asmarandani
Prosiding Seminar Nasional Pakar Prosiding Seminar Nasional Pakar 2018 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pakar.v0i0.2707

Abstract

Pedagang Kaki Lima (PK5) pada saat ini banyak ditemukan disetiap sudut wilayah perkotaan, keberadaan PK5 menempati seperti trotoar, halte bis, kawasan parkir. Kehadiran mereka menjadi dilema antara dibutuhkan oleh masyarakat namun mengurangi keindahan kawasan dimana mereka berjualan, dilema perekonomian kelempok lemah yang seyogyanya diupayakan oleh pemerintah daerah untuk warganya.Pada saat ini jenis PK5 sangat beragam ada warung makan semi permanen, warung jamu, pedagang alat rumah tangga sampai pakaian, kios majalah, kios selular, kios rokok dan banyak lagi lainnya. Kios rokok merupakan salah satu sarana berjualan yang mempunyai bentuk fisik yang sangat unik dan mempunyai nilai fungsi yang lebih sesuai dibanding dengan sarana berdagang yang lainnya;kios rokok merupakan sarana berdagang yang mempunyai ciri fisik khusus yang dapat dimanfaatkan untuk berjualan, penyimpanan, berteduh dan beristirahat bagi pemilik kios. Pada saat ini banyak terdapat kios – bentuk kios, warna yang menjadi elemen promosi dari produk rokok, minuman dan produk-produk lainnya yang sedang ternama. Kios rokok mempunyai rata-rata ukuran fisik bangunan antara 1meter x 1,5 meter untuk lebar dengan tinggi hingga mencapai rata-rata 1.8 – 2 meter,Bentuk fisik kios rokok hampir mirip bangunan tempat tinggal sederhana atau tempat tinggal dengan ukuran kecil dengan ciri seperti rumah panggung, selain sebagai tempat berjualan pedagang kios rokok dapat melakukan aktivitas lain seperti duduk, berdiri dan beristirahat (tidur); fungsi lain dari kios rokok adalah sebagai tempat untuk menyimpan barang konsumsi, juga dapat di gunakan untuk menyimpan sarana penunjang untuk berjualan. Ukuran kios, bentuk kios, fungsi kios berkaitan dengan aktivitas pemilik kios, dalam hal ini ketepatan bentuk dan ukuran dapat ditinjau melalui sebuah keilmuan tentang antropometri dan ergonomi agar diperoleh tingkat kenyamanan beraktivitas dalam berjualan.
INDUSTRI KERAJINAN GERABAH BANYUMULEK DI LOMBOK SEBAGAI DESAIN KRIYA DAN CENDERAMATA Woro Asty Werdina; Diah Asmarandani
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 2 No. 2 (2005)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1552.981 KB) | DOI: 10.25105/dim.v2i2.1261

Abstract

AbstrakDesain Gerabah Banyumulek pada saat ini menjadi sangat beragam bentuknya. Semula hanya menghasilkan bentuk kendi gentong sebagai tempat air dan menanak nasi, serta piring besar. Pada saat ini banyak ditemukan desain gerabah Banyumulekyang meningkat bentuk dan fungsinya, seperti gentong besar untuk elemen exterior, gentong sedang untuk wadah payung, gentong kecil untuk aksesories interior dan gerabah-gerabah dengan bentuk ukuran-ukuran kecil yang berfungsi untuk menyajikan buah dan makanan-makanan di hotel, kedai kopi dan resto-resto yang bernuansa tradisional dengan unsur-unsur lokal genius.Beberapa pertanyaan muncul antara lain: sejauh mana perkembangan dan perubahan nilai fungsi dan bentuk gerabah Banyumulek dalam hubungannya dengan teknologi pembuatannya, dan kuatnya pengaruh pariwisata terhadap perkembangan fungsi dan bentuk gerabah Banyumulek sebagai produk cenderamata. AbstractThere are now a large variety of forms in the design of Bnyumulek earthenware vessels. As the beginning the craftsmen used to produce water pitchers , large bowls for keeping water and dooking rice, and large dishes only. The design has been inproved recently in terms of forms and function such as big large bowls for exterior elements, medium large bowls for umbrella keepers, small large bowls for interior accesories, and smal earthenware, vessels for fruit and meal dishes in hotels, coffes shops and restaurants in traditional atmosphere with local genius elements.Some question raise such as : how far the development and the changed of function value and form of Bnayumulek earthenware vessels relating to the making technology is and how strong the impact of tourism through the development of function and form of Banyumulek eartenware vessels as souvenir product is.
PERUBAHAN FUNGSI DAN BENTUK SENI PAHAT, SENI PATUNG SUKU ASMAT DI PAPUA SEBAGAI PRODUK KERAJINAN Diah Asmarandani
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 5 No. 1 (2007)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1089.605 KB) | DOI: 10.25105/dim.v5i1.1470

Abstract

AbstractAs tradition art, artistic of people sculpture and statue Asmat earn grouped in primitive culture/artefact - primitive art, this thing is because ofform of physical from material culture function and material culture is more majored, and also forming process is not addressed for aesthetic function; in the growth primitive art from people Asmat become appearance idea primitivism in the world of art. Art, craft and design masterpiece with theme primitive art/primitive culture from people Asmat many produced in so many forms like: furniture, mural, paintings and households appliances as effort so that culture of people materials Asmat don't become extinct. Form of to many becoming new inspiration in the craft world, become attention of primitive art observer and consumer, and also producer/craft industrial.Keywords: primitive artefact/culture, primitivism, Asmat craft.AbstrakSebagai seni tradisi, seni patung dan seni pahat orang Asmat dapatdikelompokan kedalam primitive culture/artefact primitive art, hal inidisebabkan oleh bentuk fisik dari budaya material dan fungsi budaya material lebih diutamakan, serta proses pembentukan tidak ditujukan untuk fungsi estetis; dalam perkembangannya primitive art dari orang Asmat menjadi ide munculnya primitivism dalam dunia seni. Karya seni, karya kerajinan dan karya desain dengan tema primitive art/primitive culture dari orang Asmat banyak diproduksi dalam berbagai bentuk seperti: furnitur, mural, alat-alat rumah tangga dan lukisan-lukisan kulit pohon sebagai usaha agar
PERAN ANTROPOMETRI PADA FUNGSI DAN BENTUK KIOS ROKOK SEBAGAI TEMPAT BERJUALAN, PENYIMPANAN DAN BERTEDUH Diah Asmarandani; Awang Eka Novia Rizali
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 5 No. 2 (2008)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1749.317 KB) | DOI: 10.25105/dim.v5i2.1474

Abstract

Abstract Nowadays, most public areas function as social interaction such as comercial areas. Therefore, a lot of areas are used for business activities. Public areas such as green areas, parks, bus shelters are filled with people selling their product. Vendors selling herbal drink, household utensils, clothing, magazines, phone-cards, cigarettes and many more manipulate those areas to make money. This fact shows the role of cigarette stands in big cities, which is viewed from functional and ergonomical aspect. Abstrak Saat ini banyak ruang publik dan jalanan menjadi kawasan untuk berinteraksi sosial, diantaranya menjadi kawasan komersial; banyak wilayah yang dimanfaatkan untuk berjualan. Wilayah ruang publik seperti kawasan jalur hijau, taman, halte bis dan wilayah parkir serta ruang jalan dapat menjadi koridor kaki lima, Pedagang Kaki Lima (PKL) seperti warung jamu, pedagang alat rumah tangga sampai pakaian, kios majalah, kios selular, kios rokok dan banyak lagi lainnya memanfaatkan wilayah ini untuk melakukan transaksi berjualan. Tulisan ini mengangkat peranan kios rokok di kota¬kota besar, ditinjau dari aspek fungsi, bentuk dan ergonominya
TOPENG BONDRES BALI: Sebuah Kajian Seni Ekspresi Topeng Diah Asmarandani
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 3 No. 1 (2005)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1387.676 KB) | DOI: 10.25105/dim.v3i1.1495

Abstract

Abstrak Selama lebih dari seribu tahun , seni pertunjukan topeng telah menjadi bagian dari ritual-ritual penting di Bali. seni pertunjukan topeng yang terkenal pada mulanya adalah Topeng pajegan, Topeng Panca, dan Topeng Prebon. Dalam perkembangan topeng hidup di Bali, Topeng Bondres atau Bebondresan atau Bondres Celantungan sangatlah populer. Karakter Topeng Bondres tidak memerlukan suatu wanda atau pakem atau gaya tertentu seperti halnya seni pertunjukan yang lain.
Dapur pada Rumah Tradisional Kampung Naga Gumilang Dwi Putra; Ahadiat Joedawinata; Diah Asmarandani
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.582 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v1i1.3884

Abstract

AbstractKitchen is an essential requirement in a house including the traditional house of Kampung Naga. Where the primary human need to process food. It also causes the kitchen to be one of the main room in the house. The kitchen area of the traditional house of Kampung Naga is the territory of women. In this space most of the people of Kampung Naga community spend their time. The kitchen serves as a cooking area and provides dishes. Materials for the kitchen use more bamboo, both from walls and floors. Woven bamboo vertically and horizontally or commonly called bilik sasag used on the wall. The reason, so when cooking, smoke can quickly get out of the room. In addition, in case of fire, can be seen by people who pass from outside. Not only that, the floor for the kitchen also uses bamboo hemisphere (palupuh). The reason for easy cleaning. If there is food scattered, can be directly thrown down, where the place is used as a cattle pen. There is a goah as a storage place for rice or grain, and other basic necessities. Goah is located close to the kitchen because to lighten the work. Goah in the life of Kampung Naga community has a very important role so to determine the location of the goah required certain calculations based on weton or the birthday of the wife of the owner of the house.AbstrakDapur merupakan kebutuhan esensial dalam sebuah rumah termasuk pada rumah tradisional Kampung Naga. Disinilah tempat kebutuhan primer manusia mengolah bahan makanan. Hal itu pula yang menyebabkan dapur menjadi salah satu ruang utama dalam rumah. Area dapur pada rumah tradisional Kampung Naga adalah wilayah kekuasaan kaum wanita. Di ruang inilah sebagian besar kaum wanita masyarakat Kampung Naga menghabiskan waktunya. Dapur berfungsi sebagai tempat memasak dan menyediakan hidangan. Material untuk dapur lebih banyak menggunakan bambu, baik dari dinding maupun lantainya. Anyaman bambu secara vertikal dan horizontal atau biasa disebut bilik sasag digunakan pada bagian dinding. Alasannya, agar saat memasak, asap dapat cepat keluar dari ruangan. Selain itu, bila terjadi kebakaran, dapat dilihat orang yang lewat dari luar. Tak hanya itu, lantai untuk dapur pun menggunakan belahan bambu (palupuh). Alasannya agar mudah dibersihkan. Bila ada makanan yang tercecer, bisa langsung dibuang ke bawah, di mana tempat tersebut dijadikan kandang ternak. Terdapat goah sebagai tempat penyimpanan beras atau gabah, dan bahan kebutuhan pokok lainnya. Goah letaknya dekat dengan dapur karena untuk meringankan pekerjaan. Goah dalam kehidupan masyarakat Kampung Naga memiliki peran yang sangat penting sehingga untuk menentukan letak goah dibutuhkan perhitungan-perhitungan tertentu yang didasarkan kepada weton atau hari kelahiran sang istri pemilik rumah.Kata kunci : dapur, goah, rumah kampung naga.
KAJIAN DAMPAK ELEMEN INTERIOR PADA FASILITAS RUANG BELAJAR TAMAN KANAK-KANAK TERHADAP PERKEMBANGAN KREATIFITAS ANAK Hilda Priskila Thenius; Ahadiat Joedawinata; Diah Asmarandani
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.673 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v1i2.6738

Abstract

AbstractChildren are prospective future generations of nations and countries where children must be creative and have potential intellectual abilities. In this paper we will discuss more about the impact of interior elements in kindergarten learning spaces, where at this age Children spend a lot of time in their classrooms. Kindergarten study rooms should be full of fun, not make children depressed, and increase children's creativity. Factors that play a role in supporting child development in kindergartens are the quality of the teacher, the program of activities and the physical environment. So that the program of activities can run well and optimal child development, it needs to be supported by the classroom as part of the physical environment, which is in accordance with the needs and development of children. The general objective of this study is to examine the impact of both positive and negative interior elements for the kindergarten learning space, which analyzed what needs to be added or subtracted in order to help achieve the curriculum targets of each school. The specific objective is to create education that provides a sense of security and fun for children aged 4-6 years, given that kindergarten is one of the early forms of school education known to children and is considered to be their second home. In this paper the authors analyze the interior elements in the kindergarten study room, namely on the floor, walls, ceiling, and furniture. The problem found is the lack of space for children to imagine and design learning spaces that are related to the needs of children or students. And the suggestion from the writer is that a good kindergarten classroom is to minimize items or furniture that are lacking in multifunctionality. So that the room can have a part that can provide opportunities for children to imagine creatively.   AbstrakAnak adalah calon generasi penerus bangsa dan negara dimana anak haruslah kreatif serta memiliki potensi kemampuan intelektual. Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai dampak elemen interior di ruang belajar taman kanak-kanak, dimana pada usia tersebut anak-anak banyak menghabiskan waktunya di ruang belajar/kelas mereka. Ruang belajar taman kanak-kanak haruslah penuh keceriaan, tidak membuat anak tertekan, dan meningkatkan kreatifitas anak. Faktor-faktor yang berperan dalam menunjang perkembangan anak di taman kanak-kanak adalah kualitas guru, program kegiatan dan lingkungan fisik. Agar program kegiatan dapat berjalan dengan baik dan perkembangan anak optimal, maka perlu didukung oleh ruang kelas sebagai bagian dari lingkungan fisik, yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak elemen interior baik yang positif maupun negatif untuk ruang belajar taman kanak-kanak yang dianalisis apa saja yang harus ditambahkan atau dikurangkan agar dapat membantu mencapai target kurikulum dari setiap sekolah. Tujuan khususnya adalah untuk menciptakan pendidikan yang  memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak usia 4-6 tahun, mengingat taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah yang dikenal anak dan dianggap menjadi rumah keduanya. Dalam makalah ini penulis menganalisis elemenelemen interior dalam ruang belajar taman kanak-kanak, yaitu pada lantai, dinding, ceiling, dan furniture. Masalah yang ditemukan ialah kurangnya ruang bagi anak-anak untuk berimajinasi dan desain ruang belajar yang dihubungkan dengan kebutuhan anak atau murid. Dan saran dari penulis ialah ruang kelas taman belajar kanak-kanak yang baik adalah dengan meminimalisir barang-barang atau furniture yang ada dan yang kurang multifungsi. Agar ruangan tersebut memiliki bagian yang dapat memberikan peluang untuk anak-anak berimajinasi kreatif. Kata kunci: anak, taman kanak-kanak, ruang belajar, elemen interior
TINJAUAN KONSEP GREEN DESIGN PADA MEDIA TANAM LIMBAH PLASTIK TROPICAL WALL KARYA RIZAL Dhimas Fiqry Dani Pratama; Diah Asmarandani; R. Drajatno Widi Utomo
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.475 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v3i1.8301

Abstract

Environmental problems are not new to us. In the past, environmental problems arose due to naturalevents that occurred outside human control, for example the eruption of Mount Tambura on Sumbawa(1815) and the Krakatau Mountain in the Sunda Strait (1883). Green design is often interpreted asan environmentally sound design, or design that friendly to the environment. In other words, greendesign is a design that integrates the entire process in one unit by considering the consequences for theenvironment. One of the local young Indonesian designers, alumni from Mercu Buana University, madean innovative work that was creative and extraordinary, he made a product that greatly influenced theenvironment. The products he made were hanging pot planting media, planting media made of plasticwaste, the main ingredient was plastic plastic in which plastic can be found everywhere Rizal TropicalWall products have implemented the principles of sustainability of a product in the field of design withpay attention to environmental factors, or better known as the concept of eco-design or green design.Achieving an ecologically conscious society must begin with ‘habits’ in every action. The ‘habit’ mustbe started from and fostered so that it can develop. Starting and nurturing must be together. Remindeach other, admonish each other, and teach one another, togetherness is needed to succeed. All of theseapplications are based on when there is a feeling of caring for nature, aware of the effects that are verydangerous for us because we just ignore the environment.
SEMIOTIKA SINTAKTIK PADA DESAIN KEMASAN ENAM VARIAN RASA PRODUK POCKY INDONESIA Syamira Sungkar; Diah Asmarandani; Krishna Hutama
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.095 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v3i1.8312

Abstract

Syntactic Semiotics in the Design of Indonesian Pocky Products with six variants. Snacks are foods that are popular with all people of all ages. Wafers, sweets, biscuits, chips and others are included in the category of snacks. Pocky is a chocolate-coated biscuit stick, from Japan, produced by Ezaki Glico. Pocky products entered Indonesia in 2014 with 6 variants: chocolate, strawberry, matcha, cookies & cream, double choco, and banana. In this study, researchers will examine the design packaging of Indonesian Pocky products using Morris Syntactic Semiotics theory and also packaging design theory. Analyze how the integration, uniformity, and continuity of the six pack packaging design flavors of Indonesian Pocky products. This type of research is a qualitative study with an intrinsic case study, discussing the design of Indonesian Pocky snack food packaging products. The method used in this research is interpretational analysis based on semiotics theory. The results showed that the packaging design of Indonesian Pocky products had cohesiveness, uniformity, and continuity, by analyzed their visual signs using Morris Syntactic Semiotics Theory.