Joedawinata, Ahadiat
Staf Pengajar Magister ITB - Magister Usakti

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Dapur pada Rumah Tradisional Kampung Naga Gumilang Dwi Putra; Ahadiat Joedawinata; Diah Asmarandani
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 1 No. 1 (2018): Jurnal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.582 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v1i1.3884

Abstract

AbstractKitchen is an essential requirement in a house including the traditional house of Kampung Naga. Where the primary human need to process food. It also causes the kitchen to be one of the main room in the house. The kitchen area of the traditional house of Kampung Naga is the territory of women. In this space most of the people of Kampung Naga community spend their time. The kitchen serves as a cooking area and provides dishes. Materials for the kitchen use more bamboo, both from walls and floors. Woven bamboo vertically and horizontally or commonly called bilik sasag used on the wall. The reason, so when cooking, smoke can quickly get out of the room. In addition, in case of fire, can be seen by people who pass from outside. Not only that, the floor for the kitchen also uses bamboo hemisphere (palupuh). The reason for easy cleaning. If there is food scattered, can be directly thrown down, where the place is used as a cattle pen. There is a goah as a storage place for rice or grain, and other basic necessities. Goah is located close to the kitchen because to lighten the work. Goah in the life of Kampung Naga community has a very important role so to determine the location of the goah required certain calculations based on weton or the birthday of the wife of the owner of the house.AbstrakDapur merupakan kebutuhan esensial dalam sebuah rumah termasuk pada rumah tradisional Kampung Naga. Disinilah tempat kebutuhan primer manusia mengolah bahan makanan. Hal itu pula yang menyebabkan dapur menjadi salah satu ruang utama dalam rumah. Area dapur pada rumah tradisional Kampung Naga adalah wilayah kekuasaan kaum wanita. Di ruang inilah sebagian besar kaum wanita masyarakat Kampung Naga menghabiskan waktunya. Dapur berfungsi sebagai tempat memasak dan menyediakan hidangan. Material untuk dapur lebih banyak menggunakan bambu, baik dari dinding maupun lantainya. Anyaman bambu secara vertikal dan horizontal atau biasa disebut bilik sasag digunakan pada bagian dinding. Alasannya, agar saat memasak, asap dapat cepat keluar dari ruangan. Selain itu, bila terjadi kebakaran, dapat dilihat orang yang lewat dari luar. Tak hanya itu, lantai untuk dapur pun menggunakan belahan bambu (palupuh). Alasannya agar mudah dibersihkan. Bila ada makanan yang tercecer, bisa langsung dibuang ke bawah, di mana tempat tersebut dijadikan kandang ternak. Terdapat goah sebagai tempat penyimpanan beras atau gabah, dan bahan kebutuhan pokok lainnya. Goah letaknya dekat dengan dapur karena untuk meringankan pekerjaan. Goah dalam kehidupan masyarakat Kampung Naga memiliki peran yang sangat penting sehingga untuk menentukan letak goah dibutuhkan perhitungan-perhitungan tertentu yang didasarkan kepada weton atau hari kelahiran sang istri pemilik rumah.Kata kunci : dapur, goah, rumah kampung naga.
KAJIAN DAMPAK ELEMEN INTERIOR PADA FASILITAS RUANG BELAJAR TAMAN KANAK-KANAK TERHADAP PERKEMBANGAN KREATIFITAS ANAK Hilda Priskila Thenius; Ahadiat Joedawinata; Diah Asmarandani
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.673 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v1i2.6738

Abstract

AbstractChildren are prospective future generations of nations and countries where children must be creative and have potential intellectual abilities. In this paper we will discuss more about the impact of interior elements in kindergarten learning spaces, where at this age Children spend a lot of time in their classrooms. Kindergarten study rooms should be full of fun, not make children depressed, and increase children's creativity. Factors that play a role in supporting child development in kindergartens are the quality of the teacher, the program of activities and the physical environment. So that the program of activities can run well and optimal child development, it needs to be supported by the classroom as part of the physical environment, which is in accordance with the needs and development of children. The general objective of this study is to examine the impact of both positive and negative interior elements for the kindergarten learning space, which analyzed what needs to be added or subtracted in order to help achieve the curriculum targets of each school. The specific objective is to create education that provides a sense of security and fun for children aged 4-6 years, given that kindergarten is one of the early forms of school education known to children and is considered to be their second home. In this paper the authors analyze the interior elements in the kindergarten study room, namely on the floor, walls, ceiling, and furniture. The problem found is the lack of space for children to imagine and design learning spaces that are related to the needs of children or students. And the suggestion from the writer is that a good kindergarten classroom is to minimize items or furniture that are lacking in multifunctionality. So that the room can have a part that can provide opportunities for children to imagine creatively.   AbstrakAnak adalah calon generasi penerus bangsa dan negara dimana anak haruslah kreatif serta memiliki potensi kemampuan intelektual. Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai dampak elemen interior di ruang belajar taman kanak-kanak, dimana pada usia tersebut anak-anak banyak menghabiskan waktunya di ruang belajar/kelas mereka. Ruang belajar taman kanak-kanak haruslah penuh keceriaan, tidak membuat anak tertekan, dan meningkatkan kreatifitas anak. Faktor-faktor yang berperan dalam menunjang perkembangan anak di taman kanak-kanak adalah kualitas guru, program kegiatan dan lingkungan fisik. Agar program kegiatan dapat berjalan dengan baik dan perkembangan anak optimal, maka perlu didukung oleh ruang kelas sebagai bagian dari lingkungan fisik, yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak elemen interior baik yang positif maupun negatif untuk ruang belajar taman kanak-kanak yang dianalisis apa saja yang harus ditambahkan atau dikurangkan agar dapat membantu mencapai target kurikulum dari setiap sekolah. Tujuan khususnya adalah untuk menciptakan pendidikan yang  memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak usia 4-6 tahun, mengingat taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah yang dikenal anak dan dianggap menjadi rumah keduanya. Dalam makalah ini penulis menganalisis elemenelemen interior dalam ruang belajar taman kanak-kanak, yaitu pada lantai, dinding, ceiling, dan furniture. Masalah yang ditemukan ialah kurangnya ruang bagi anak-anak untuk berimajinasi dan desain ruang belajar yang dihubungkan dengan kebutuhan anak atau murid. Dan saran dari penulis ialah ruang kelas taman belajar kanak-kanak yang baik adalah dengan meminimalisir barang-barang atau furniture yang ada dan yang kurang multifungsi. Agar ruangan tersebut memiliki bagian yang dapat memberikan peluang untuk anak-anak berimajinasi kreatif. Kata kunci: anak, taman kanak-kanak, ruang belajar, elemen interior
KAJIAN PENATAAN ARSITEKTUR KAMPUNG ADAT KASEPUHAN CIPTAGELAR DALAM UPAYA PELESTARIAN BUDAYA Sarah Purnama; Ahadiat Joedawinata; Cama Juli Rianingrum
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Seni & Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1213.312 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v2i2.8228

Abstract

Structuring traditional areas in Indonesia many still maintain and uphold the traditions of the local area. One of them is the Ciptagelar traditional village area which still applies Sundanese culture, but there are changes that can be seen from the management of the characteristics of building facilities in the Kasepuhan Ciptagelar traditional village in the form of environmental and cultural aspects. This study uses a descriptive qualitative analysis method that connects the typical Sundanese Architecture with Architecture in the Kasepuhan Ciptagelar Region, followed by the application of the design theory of Dr. Ahadiat Joedawinata is a nine element approach to analyzing the development of various formsof design, facilities, and materials. After that use the application of conservation efforts in the form of conservation. The output of the research resulted in recommendations regarding the management of thecharacteristics of the Sunda Indigenous Village in Ciptagelar so that it could be of interest to both local and foreign tourists to get to know about the characteristics and arrangement of Sundanese traditional Abstrak Penataan kawasan tradisional di Indonesia banyak yang masih mempertahankan dan memegang teguh tradisi dari daerahnya. Salah satunya yaitu Kawasan Kampung adat Ciptagelar yang masih menerapkan budaya Sunda, namun ada beberapa perubahan yang dapat dilihat dari pengelolaan karakteristik fasilitas bangunan di kampung adat KasepuhanCiptagelar yang berupa aspek lingkungan, dan budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis yang menghubungkan antara Arsitektur khas Sunda dengan Arsitektur yang ada di Kawasan Kasepuhan Ciptagelar setelah itu dilanjutkan dengan penerapan teori Desain karya Dr. Ahadiat Joedawinata yaitu pendekatan 9 unsur pemandudalam menganalisis perkembangan berbagai bentuk desain, fasilitas, dan material. Setelah itu menggunakan penerapan upaya pelestarian terhadap fasilitas berupa perservasi. Output dari penelitian menghasilkan rekomendasi mengenai pengelolaan terhadap karakteristikKampung Adat Sunda di Ciptagelar sehingga dapat diminati oleh wisatawan baik secara lokal maupun mancanegara untuk mengenal tentang karakteristik dan penataan kampungadat sunda. 
KAJIAN MEDIA INFORMASI PANEL DISPLAY PADA PAMERAN MUSEUM BANK INDONESIA Ignatius Soekarno Hartanto; Ahadiat Joedawinata; Sangayu Ketut Laksemi Nilotama
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.811 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v3i1.8300

Abstract

The Study Of Information Media Panel Display At Museum Bank Ndonesia. Excellence in terms ofeducation for visitors is manifested by the Bank Indonesia Museum in the form of exhibitions thatrepresent real places or places where historical events have occurred. Of course visitors and visitors justwalk around and have a look, in terms of education. Various forms of exhibition display are designed anddepicted diachronic (timeline), through visual displays and display panels containing narratives thatguide visitors around to find information conveyed by the Bank Indonesia Museum. The uniquenessof the visual information pattern from the panel display in the Bank Indonesia Museum exhibition isinteresting to be appointed as the object of research, because the information in the form of narrativestories from Bank Indonesia is conveyed and described in detail in the panels used.Consideration in achieving this, an approach is made through graphic design studies with regardto information design and editorial design. The initial step of observation is in the field, by lookingat and sorting out the tendency of the panel displays used in conveying information in the form ofnarratives and literature studies carried out as a theoretical basis relating to museums and exhibitions,media, information, graphic information media, etc. The next stage is an analysis of visual informationpatterns from the display panel of the Bank Indonesia Museum which is carried out based on a graphicdesign approach with regard to information design and editorial design. The approach used is set onthe arrangement of grid patterns, hierarchies of information, utilization of graphic processing, andutilization of narrative forms of information.From the graphic design approach revolving around information and editorial design with regard toexhibitions, it was found that the display pattern of the exhibition’s visual information panel that enteredthe Museum Bank Indonesia exhibition had a clear and structured hierarchy of information delivery,continuous graphic display with the narrative found, and Arrangement and utilization of media size orlayout between narrative content and graphic processing content.
PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTURAL DAN INTERIOR MASJID TIMUR TENGAH PADA BANGUNAN MASJID BAITUL MUTTAQIEN SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR (Kajian Dalam Perspektif Ilmu-Ilmu Desain) Layla Nurina Kartika Iskandar; Cama Juli Rianingrum; Ahadiat Joedawinata
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 3 No. 2 (2021): Junal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Produk
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21225.79 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v3i2.9429

Abstract

AbstractBaitul Muttaqien Mosque is one of the mosques in Indonesia, precisely in Samarinda, East Kalimantanwith a variety of facilities and infrastructure in its interior, so it is dubbed the Islamic Center Mosque. Theapplication of architectural and interior elements applied reflects two different cultures namely MiddleEastern culture and local culture, East Kalimantan. This is not just to beautify the mosque building, butthere is a philosophical content contained in the two different cultural elements.Keywords: culture, architecture and interior of the mosque, Islamic architecture, Baitul Muttaqien mosque Samarinda.AbstrakMasjid Baitul Muttaqien merupakan salah satu Masjid di Indonesia tepatnya di Samarinda,Kalimantan Timur dengan berbagai sarana dan prasarana yang ada didalamnya sehinggadijuluki Masjid Islamic Center. Penerapan elemen arsitektur dan interior yang diaplikasikanmencerminkan dua kebudayaan yang berbeda yaitu budaya Timur Tengah dan budaya lokalyakni Kalimantan Timur. Hal ini bukan sekedar untuk memperindah bangunan masjid itusaja, akan tetapi ada muatan filosofis yang dikandung dari kedua unsur budaya yang berbedatersebut.Kata kunci: Kebudayaan, Arsitektur dan interior masjid, arsitektur Islam, masjid Baitul Muttaqien Samarinda.
PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL UNTUK RE-BRANDING RAJA TRAVEL MENJADI WHY TRIP TOUR AND TRAVEL DESIGNING VISUAL IDENTITY FOR THE RE-BRANDING OF RAJA TRAVEL INTO WHY TRIP TOUR AND TRAVEL Wijil Susetyo Gunarso; Ahadiat Joedawinata; Agung Eko Budiwaspada
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Seni & Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.167 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v4i1.9970

Abstract

Abstract Why Trip Tour and Travel is a company which engaged in tour and travel service provider, as an old company which engaged in tour and travel service provider bussines sector, it needs an effort to create image and strong identity, so that company’s identity can increase. Thus, rebranding is needed as an effort of increasing company’s identity through some media, for example logo, website, social media, mobile apps which finally it creates a GSM ( Graphic standard manual) this planning aims to rebranding Why Trip Tour and Travel will show more fresh visual. In this rebranding is needed some steps to recieve appropriate result. First step is interviewing and observation, collecting data, creative strategy from Why Trip Tour and Travel and next step is processing design planning. Through all of steps, it will recieve key word as rebranding reference, is safe trip. The result of this final project is a logo, website, soscial media, and mobile apps which create a GSM ( Graphics Standard Manual) , it will be propposed to ownrer of Why Trip Tour and Travel company.Key word: Rebranding, why trip tour and travel, Company’s identity Abstrak Why Trip Tour and Travel adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyedia layanan jasa tour dan perjalanan. Sebagai perusahaan yang cukup lama brgerak di sector bisnis penyedia layanan jasa tour dan perjalanan, perlu adanya upaya membangun citra serta identitas yang kuat sehingga mampu meningkatkan identitas perusahaan. Maka dari itu, diperlukan upaya rebranding sebagai upaya peningkatan identitas perusahaan melalui beberapa media berupa pembuatan logo, website, sosial media, mobile apps yang akhirnya nanti membentuk sebuah GSM (Graphic Standart Manual). perancangan ini bertujuan untuk me-rebranding Why Trip Tour and Travel yang mana akan menampilkan visual yang lebih segar dari sebelumnya. Dalam rebranding ini diperlukan beberapa tahapan untuk mendapatkan hasil yang sesuai, yakni diawali dengan wawancara serta observasi, pengumpulan data, strategi keratif dari pihak Why Trip Tour and Travel, dan kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan desain. Dari tahapan tersebut nantinya didapatkan kata kunci sebagai acuan rebranding, yaitu Safe Trip. Hasil dari laporan tugas akhir ini berupa logo, website, sosial media, mobile apps yang akhirnya nanti membentuk sebuah GSM (Graphic Standart Manual). yang akan diajukan kepada pemilik perusahaan Why Trip Tour and Tavel.Kata kunci: Rebranding, Why Trip Tour and Travel, Identitas Perusahaan
PENGARUH BENTUK RUANG KOMUNAL COHOUSING TERHADAP PERILAKU ANGGOTA KOMUNITASNYA EFFECTS OF COHOUSING COMMUNAL ROOM’S SHAPE ON THE BEHAVIOUR OF ITS COMMUNITY MEMBERS Annisa Nussaiba Azzahra; Cama Juli Rianingrum; Ahadiat Joedawinata
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Seni & Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1169.996 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v4i1.9976

Abstract

AbstractHuman behavior is defined as an effort made by humans because of a need. A human being is said tohave reasonable behavior if there is an effort to harmonize the role of humans on their needs as individualbeings and also as social beings. Spatial Language Theory explains that human reputation and the waythey get along with other humans are the most powerful things that humans feel. Therefore, the way inwhich a space facilitates or hinders this behavior is the most important thing to consider when observingand designing a space. In line with this theory, the theory of 9 Guiding Elements of Design explains thatthe ideal design of a space is carried out through a process of analysis of the Needs and Wills of the spaceuser. This study aims to identify the effect of Cohousing Communal Space in Kampung Communitiesin East Java on the Behavior of Community Members. The qualitative narrative research method waschosen to examine: Primary Data Sources, in the form of direct observations and interviews conductedby research assistants on the research object, and Secondary Data Sources, namely a collection ofvarious literature studies and documentation related to the research object. From the results of theanalysis carried out on the elements: User-Maker of Sapce, Content of Space and Shaper of Space, it canbe concluded that there are three Cohousing indicators found in the Kampung Community, namely:Sense of Safety, Contractual Character, and Contractual Community. There is a match between thebehavior of community members with the physical and social background in the village community.The behavior of the Village Community Members is formed because of the Communal Activities thatare carried out repeatedly in the Communal Space within the Village Community. This is due to theHomogeneous Needs of Community Members.Keywords: cohousing, communal space, 9 guiding elements of design, the language of space, humanbehaviorAbstrakPerilaku Manusia didefinisikan sebagai sebuah usaha yang dilakukan oleh manusiadikarenakan adanya kebutuhan. Seorang manusia dikatakan memiliki perilaku wajarapabila didalamnya terdapat upaya penyelarasan peran manusia atas kebutuhan merekasebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial. Teori Bahasa Ruang menjelaskanbahwasanya reputasi manusia dan cara mereka bergaul dengan manusia lain adalah halpaling kuat yang dirasakan oleh manusia. Oleh karena itu, cara bagaimana sebuah ruangmemfasilitasi atau menghalangi perilaku ini menjadi sebuah hal yang paling diperhatikanketika melakukan pengamatan dan perancangan ruang. Sejalan dengan teori tersebut, dalamteori 9 Unsur Pemandu Desain dijelaskan bahwasanya perancangan sebuah ruang secaraideal dilakukan melalui proses analisa terhadap faktor Needs dan Wills dari pengguna ruang.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh Ruang Komunal Cohousing padaKomunitas Kampung di Jawa Timur terhadap Perilaku Anggota Komunitasnya. Metodepenelitian deskriptif kualitatif dipilih untuk mengkaji: Sumber Data Primer, berupa hasilobservGasi langsung dan wawancara yang dilakukan oleh asisten peneliti terhadap objek penelitian, serta Sumber Data Sekunder, yaitu kumpulan berbagai studi literatur dan dokumentasi terkait objek penelitian. Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap unsur-unsur:Pengguna-Pembuat Ruang, Muatan Ruang, dan Pembentuk Ruang dapat disimpulkan bahwaterdapat tiga indikator Cohousing yang ditemukan di dalam Komunitas Kampung, yaitu:Sense of Safety, Contractual Character, dan Contractual Community. Terdapat kesesuaian antaraperilaku anggota komunitas dengan latar fisik dan latar sosial di dalam komunitas kampung.Perilaku Anggota Komunitas Kampung terbentuk karena adanya Aktifitas Komunal yangdilakukan secara berulang pada Ruang Komunal di dalam Komunitas Kampung. Hal inidikarenakan Kebutuhan Anggota Komunitas yang bersifat Homogen.Kata kunci: cohousing, ruang komunal, 9 unsur pemandu, the language of space, perilaku manusia 
KAJIAN KONSEP DESAIN INTERIOR PAUD BERKEBUTUHAN KHUSUS (INKLUSI) DENGAN PENDEKATAN METODE MONTESSORI Siti Ferbrina Rahmadani; Ahadiat Joedawinata; Sangayu Ketut Laksemi
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.068 KB)

Abstract

Abstrak Hak untuk memperoleh pendidikan usia dini tidak hanya diperuntukkan bagi anak regular melainkan bagi anak berkebutuhan khusus (disabilitas). Sehingga dibutuhkan tersedianya sekolah yang inklusif bagi semua. Dari berbagai metode pendidikan yang ada, metode Montessori merupakan metode pendidikan yang dinilai mampu dapat diimplementasikan pada sekolah dengan sistem inklusi. Metode Montessori merupakan sebuah gagasan yang mendasarkan pada perkembangan fisiologi dan psikologi anak yang dipelajari dan diamati oleh Dr. Maria Montessori, yang kemudian terbentuknya ide utama yaitu stimulasi motorik dan stimulasi sensorik pada anak usia dini. Konsep pendidikan Montessori menekankan pada lingkungan yang disiapkan untuk metode pengajaran dan pembelajaran yang efektif melalui lima bidang kurikulum yaitu practical life, sensorial, bahasa, matematika, dan budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif, digunakannya penelitian ini guna mendapatkan gambaran yang lebih komperhensif mengenai lingkungan, aktivitas pengguna, serta fasilitas yang terkait dengan objek penelitian. Pada studi kasus Sekolah Inklusi Montessori, memiliki beragam kategori siswa, yaitu siswa reguler dan siswa berkebutuhan khusus, di mana anak-anak tersebut memiliki sifat-sifat khusus baik dalam aspek fisiologis atau psikologis, yang mana melalui sifat-sifat khusus tersebut dapat menggiring pada konsep desain interior yang memberikan rasa aman, dan nyaman. Kata kunci: pendidikan anak usia dini, disabilitas, inklusi, metode Montessori, konsep desain interior
DAMPAK PSYCHO-CULTURAL DAN PERILAKU SOSIAL PENGUNJUNG STREET ART MURAL DI TEROWONGAN KENDAL Raja Fajar Thalib; Sangayu Ketut Laksemi Nilotama; Ahadiat Joedawinata
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2912.298 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v5i1.15275

Abstract

Abstract Street art is a visual art that develops in line with the development of urban cities. Street art is often considered vandalism for most people. One of the public spaces that has street art in it is the Kendal Tunnel. The purpose of this study was to determine the impact of Psycho-Cultural and the impact of social behavior on visitors to the presence of street in the Kendal tunnel, and how the elements of design, and principal of desing affect it . The methodology used in this study is a mixed method with data triagulation, namely interviews, questionnaire distribution and literature study. The results of this study prove that the presence of Street Art works in the Kendal tunnel makes visitors feel happy, comfortable and safe so that it support Kendal tunnel to become recreational place because it provides entertaintment that visitors need.Keywords: street art, mural, kendal tunel, psycho-cultural, social behaviour   AbstrakStreet art adalah seni visual yang berkembang sejalan dengan perkembangan kota urban. Street art sering dianggap vandalisme di ruang publik bagi kebanyakan masyarakat dikarenakan keberadaan street art tidak pada tempatnya. Salah satu ruang publik yang mengijinkan keberadaan street art di dalamnya adalah terowongan kendal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Psycho-Cultural serta dampak perilaku sosial terhadap pengunjung atas keberadaan street art di terowongan kendal dan bagaimana elemen dan prinsip desain mempengaruhinya. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah mixed method dengan triagulasi data yaitu wawancara, pembagian kuesioner dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa dengan keberadaan karya street art di terowongan Kendal membuat pengunjung merasa senang, nyaman juga aman sehingga mendukung terowongan kendal menjadi wahana rekreasi karena menyediakan hiburan yang dibutuhkan bagi pengunjung.Kata kunci: street art, mural, terowongan kendal, psycho-cultural, perilaku sosial
KEUNIKAN ORNAMEN PADA MASJID TUO KAYU JAO DAN ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI PERWUJUDANNYA Adetia Anetama; Sangayu Ketut Laksemi Nilotama; Ahadiat Joedawinata
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2113.531 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v5i1.15322

Abstract

AbstractMasjid Tuo Kayu Jao is one of the oldest mosques in West Sumatra which was built in the 16th century.This mosque now has a simple appearance with ornaments that are not too prominent. However, behindthis simplicity, there is a uniqueness that is interesting to study. Data were taken from field surveys,interviews and literature review. To analyze the uniqueness of the ornaments of the Masjid Tuo KayuJao and the aspects that influence its realization, the theory of “Nine Guiding Elements” is used in theprocess of building and turning one idea into an object by Ahadiyat Joedawinata. Based on the research,it was concluded that there was a meeting of several cultures in the ornaments of the Masjid Tuo KayuJao, namely Minangkabau architecture and Islamic architecture which gave birth to the uniqueness ofthe ornaments. When examined more deeply, this uniqueness was built by various factors so that theMasjid Tuo kayu Jao has a very high value to be used as an example / reference for designing a mosqueat this time. So that the design of mosque ornaments is not only focused on mosques from Arabia orGujarat but can also use the wisdom of archipelago architecture including Minangkabau architecture.Keywords: ornament, unique, Masjid Tuo Kayu JaoAbstrakMasjid Tuo Kayu Jao adalah salah satu masjid tertua di Sumatera Barat yang dibangunpada abad ke-16. Masjid ini sekarang memiliki tampilan yang sederhana dengan ornamenyang tidak terlalu menonjol. Namun, dibalik kesederhanaan itu tersimpan keunikan yangmenarik untuk diteliti. Data diambil dari survei lapangan, wawancara dan kajian literatur.Untuk menganalisa keunikan ornamen Masjid Tuo Kayu Jao dan aspek yang mempengaruhiperwujudannya digunakan teori “Sembilan Unsur Pemandu” dalam proses terbangundan membendanya satu gagasan menjadi objek oleh Ahadiyat Joedawinata. Berdasarkanpenelitian disimpulkan bahwa adanya pertemuan beberapa budaya pada ornamen MasjidTuo Kayu Jao yaitu arsitektur Minangkabau dan arsitektur Islam yang melahirkan keunikanpada ornamennya. Ketika dikaji lebih dalam, keunikan ini ternyata terbangun oleh berbagaimacam faktor sehingga Masjid Tuo Kayu Jao memiliki value yang sangat tinggi untuk dapatdijadikan contoh/acuan perancangan Masjid pada saat ini. Sehingga perancangan ornamenMasjid tidak hanya terpaku pada Masjid dari Arab atau Gujarat tapi juga bisa menggunakankearifan arsitektur nusantara diantaranya arsitektur Minangkabau.Kata kunci: ornamen, unik, Masjid Tuo Kayu Jao