Krishna Hutama, Krishna
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERANCANGAN PRODUK INTERIOR BERBASIS REVIVAL DENGAN TERAPAN RAGAM HIAS BATIK JAMBI Natalia, Zoya; Sunarya, Yan Yan; Hutama, Krishna
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jsrr.v4i2.13493

Abstract

Abstract The wealth of motifs or decorative varieties owned by the Indonesian nation comes from various tribes throughout the archipelago. Is a tangible culture in general motifs or decorative variety has a meaning value that needs to be preserved its existence. Batik Indonesia has been recognized by UNESCO as a Humanitarian Heritage for Oral and Non-material Culture, on October 2, 2009. Batik craft art began in Java Island, precisely in Central Java, and with the development of batik era penetrated to the island of Sumatra, one of them in Jambi. As in Java, batik in Sumatra is also very attached to the daily life of local people including Jambi. The existence of Jambi batik that was once successful during the Malay Sultanate, and worn by the upper class. Similarly, jambi batik motifs have meaning and philosophy. By the time the Malay sultanate's reign ended, Jambi batik company had decreased drastically. Nowadays it is getting dim and almost extinct due to the lack of public knowledge about Jambi batik and the lack of craftsmen left. The design method in this design uses a type of explorative research, in which this research aims to deepen knowledge and find new ideas, formulate problems in detail and develop hypotheses. The purpose of this design is to revive jambi batik culture (Straight Revivalism) to the wider community through the design of interior support products by applying old Jambi batik motifs. . This design is done by analyzing data both library studies, field research and other related data to conduct tests that will be compiled in this paper. The purpose of the design wants to restore / revive (revivalism) jambi batik to the public with the design in the re-application of old motifs of Jambi batik into the design of interior supporting products. Based on the above background, it is known that knowledge about Jambi batik is not very well known in various circles. Keywords: Batik Jambi, Batik Jambi Motifs, Interior Support products, Revivalism. Abstrak Kekayaan motif atau ragam hias yang dimiliki oleh bangsa Indonesia berasal dari berbagai suku di seluruh Nusantara. Merupakan budaya berwujud (tangible) pada umumnya motif atau ragam hias mempunyai nilai makna yang perlu dilestarikan keberadaannya. Batik Indonesia sudah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi, pada tanggal 2 Oktober 2009. Seni kriya batik diawali di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Tengah, dan dengan berkembangnya zaman batik merambah ke Pulau Sumatra, salah satunya di Jambi. Seperti di Jawa, di Sumatera batik juga sangat lekat dengan keseharian masyarakat setempat termasuk Jambi. Keberadaan batik Jambi yang pernah jaya dimasa Kesultanan Melayu, dan dikenakan oleh kalangan atas. Begitu juga bahwa motif-motif batik Jambi mempunyai makna dan filosofi. Pada saat pemerintahan kesultanan Melayu berakhir, perusahaan batik Jambi menurun drastis. Sekarang ini mulai redup dan hampir punah karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang batik Jambi dan sedikitnya pengrajin yang tersisa. Berdasarkan dari latar belakang di atas maka diketahui bahwa pengetahuan mengenai batik Jambi tidak terlalu dikenal di berbagai kalangan. Metode Perancangan dalam perancangan ini memakai jenis penelitian eksploratif, dimana penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperdalam pengetahuan dan mencari ide-ide baru, merumuskan masalah secara terperinci dan mengembangkan hipotesis. Tujuan perancangan ini adalah dapat membangkitkan kembali budaya batik Jambi (Straight Revivalism) kepada masyarakat luas melalui perancangan produk penunjang interior dengan menerapkan motif-motif batik lama Jambi. Perancangan ini dilakukan dengan menganalisa data-data baik studi Pustaka, penelitian lapangan dan data lainnya yang berhubungan untuk melakukan pengujian-pengujian yang akan disusun dalam tulisan ini. Tujuan perancangan ingin mengembalikan/ membangkitkan kembali (revivalisme) batik Jambi kepada masyarakat luas dengan perancangan dalam penerapan kembali motif-motif lama batik Jambi ke dalam perancangan produk-produk penunjang interior. Kata Kunci : Batik Jambi, Motif-motif Batik Jambi, Produk penunjang interior, Revivalisme.
SEMIOTIKA PADA MICROLIBRARY BIMA BANDUNG Noorzanah, R Aj. Dewi Sekar; Laksemi, Sangayu Ketut; Hutama, Krishna
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jsrr.v4i2.13501

Abstract

Abstract Semiotics at the Bima Bandung Microlibrary. The study of semiotics in building has not been done much. Therefore, I conduct a study of the message behind architectural design in the context of semiotic theory by taking the case of the Bima Bandung microlibrary. The purpose of this study is to understand the denotative and connotative messages in the Bima microlibrary. The study refers to the case study method of qualitative research. In the microlibrary Bima conveys a message of 1)war against low literacy levels, 2) is an example of improving public spaces, 3) giving messages of environmentally conscious design, 4)the use of used plastic buckets is arranged to form the word "Books are the Window of the World". The denotative meanings of Bima's microlibrary are: location in a densely populated residential area, the building is in the form of a box, supported by a steel structure, the color of the building is black for the structure, the walls and windows are white. The connotative meaning is that the presence of the building does not interfere with existing open space facilities. The shape of the building becomes a symbol of progressive, inviting people to advance through reading books. The window material creates a dramatic effect, giving the impression that the building cares about environmental issues. Keywords: microlibray, semiotics, building, denotative, connotative. Abstrak Semiotika pada Microlibrary Bima Bandung. Kajian semiotika pada bangunan masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu kami melakukan kajian tentang pesan dibalik karya bangunan dalam konteks teori semiotika dengan mengambil kasus microlibrary Bima Bandung. Tujuan penelitian ini adalah mencoba memahami pesan denotatif dan konotatif pada microlibrary Bima. Tulisan mengacu pada metode studi kasus penelitian kualitatif. Pada microlibrary Bima menyampaikan pesan tentang 1) perang terhadap rendahnya tingkat literasi, 2) merupakan contoh memperbaiki ruang publik, 3) memberi pesan rancangan yang sadar terhadap lingkungan, 4)penggunaan material bekas ember plastik ditata membentuk kata “Buku adalah Jendela Dunia”. Makna denotatif microlibrary Bima yaitu: lokasi di kawasan pemukiman padat, bangunan berbentuk balok, yang ditopang struktur baja, warna bangunan hitam untuk struktur, dinding dan jendela berwarna putih. Makna konotatif yaitu kehadiran bangunan tidak mengganggu fasilitas ruang terbuka yang ada sebelumnya. Bentuk bangunan menjadi simbol kemajuan, mengajak masyarakat maju melalui membaca buku. Material jendela menimbulkan efek dramatis, memberi kesan bahwa bangunan peduli terhadap isu lingkungan. Kata kunci: microlibray, semiotika, bangunan, denotatif, konotatif.