Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Kepercayaan Tradisi Nindhik Anak Lanang Mbarep Urip di Desa Margourip Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri SUGENG PRAYOGO; Yohan Susilo
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.678 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p1015-1034

Abstract

Salah satu tradisi yang masih dipercaya oleh masyarakat adalah Tradisi Nindhik Anak Lanang Mbarep Urip di Desa Margourip, Ngancar, Kediri. Tradisi Nindhik adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat untuk memberikan perhiasan ditelinga bayi. Tujuan dalam tradisi nindhik merupakan salah satu bentuk rasa syukur manusia kepada Tuhan-Nya jika kita sebagai manusia masih dikaruniai anak, agar anak yang diberikan Tuhan tersebut dapat menjadi anak yang selamat, sehat dan sholeh. Penelitian ini memiliki tujuan untuk 1) Memahami bentuk dari Tradisi Nindhik, 2) Memahami bagaimana tahap pelaksanaan Tradisi Nindhik, 3) Memahami apa saja ubarampe dan maknanya dalam Tradisi Nindhik, 4) memahami fungsi dari Tradisi Nindhik dan, 5) mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap kepercayaan mengenai Tradisi Nindhik. Penelitian ini menggunakan konsep folklor setengah lisan dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Prosedur analisis data dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan, di antaranya: transkrip data, verifikasi data, identifikasi dan kodifikasi data, dan interpretasi data atau menerka data. Ubarampe didalam tradisi nindik tersebut memiliki makna mendalam yang disimbolkan dalam bentuk makanan dan perbuatan juga tidak lain memiliki fungsi tersendiri dalam melakukan Tradisi Nindhik tersebut. Kata Kunci: Folklor, Kajian Folklor setengah lisan, Tradisi, Tradisi Nindhik.
Mitos Situs Budaya Klampis Ireng Petilasan Eyang Ismaya Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo (Kajian Folklor) Yoseph Nur Rohman; Yohan Susilo
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.984 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p993-1014

Abstract

Mitos Situs Budaya Klampis Ireng Petilasan Eyang Ismaya merupakan cerita rakyat yang menceritakan adanya kelebihan dan kekuatan supranatural salah satu tempat yang biasa disebut dengan Klampis Ireng di Desa Gandukepuh Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Klampis Ireng dipercaya sebagai tempat petilasan Eyang Ismaya atau Semar sehingga masyarakat mempercayai sebagai tempat yang dapat memberikan keberkahan dan manfaat. Penelitian ini membahas mengenai mitos Klampis Ireng termasuk asal mulanya, apa saja mitosnya, bagaimana fungsinya, dan bagaimana persepsi masyarakat terhadap mitos. Penelitian dengan subjek mitos yang termasuk hasil kebudayaan ini dikaji menggunakan kajian folklor serta metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terciptanya mitos didasari oleh kepercayaan masyarakat terhadap Klampis Ireng yang merupakan tempat persinggahan Eyang Ismaya sehingga mempunyai kelebihan dari segi kekuatan supranatural. Berdasarkan kepercayaan masyarakat maka muncul mitos seperti mitos pusat keraton besar tanah Jawa, mitos pesugihan, mitos ngalap berkah, dan mitos pelarisan. Mitos Klampis Ireng mempunyai fungsi sesuai konsep fungsi Bascom dan ditambah fungsi religi. Persepsi masyarakat terhadap mitos Klampis Ireng tergolong positif karena bisa menerima dan saling menghormati antar sesama walaupun tidak semua percaya terhadap mitos Klampis Ireng. Kata Kunci: Mitos, Mitos Klampis Ireng, Folklor
Tradisi Larung Sesaji dan Tumpengan dalam Acara Mapag Ruwah di Desa Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan (Kajian Folklor) Mark Raffaello Philips; Yohan Susilo
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.151 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p1115-1136

Abstract

TLSTS adalah tradisi yang dilakukan setahun sekali pada bulan ruwah oleh masyarakat Desa Sarangan sebagai bentuk syukur atas nikmat Tuhan berupa sandang, pangan, dan papan. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan asal mula TLSTS, (2) mendeskripsikan tahapan selama TLSTS, (3) mendeskripsikan ubarampe dalam TLSTS, (4) mendeskripsikan makna ubarampe dalam TLSTS, (5) mendeskripsikan nilai manfaat dalam TLSTS, (6) mendeskripsikan perubahan dalam TLSTS di Kabupaten Magetan. Konsep dan teori yang terkait dengan fokus penelitian adalah folklor. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif untuk menggambarkan situasi secara objektif. Data dalam penelitian ini, terdiri dari data lisan dan data benda. Data diperoleh melalui metode dan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan sejarah yang memiliki keterkaitan dengan nenek moyang dan kepercayaan terhadap tradisi. Bentuk dan makna yang terkandung berupa tahapan dan ubarampe. Terdapat nilai fungsi yang terkandung dalam TLSTS. Perubahan TLSTS mewujudkan upaya melestarikan tradisi dengan menyesuaikan zaman yang berkembang, diperkenalkan kepada masyarakat lain khususnya para pemuda, dan pemerintah harus turut serta mendukung dan mendorong pelestarian budaya di Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Kata Kunci: Larung sesaji, Folklor, Telaga Sarangan.
Cerita Rakyat Prahalaya Sima Anjuk Ladang di Kabupaten Nganjuk (Kajian Folklor Lisan) Yuyun Melania Ningtyas; Yohan Susilo
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.269 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p955-975

Abstract

Abstrak Cerita rakyat merupakan suatu bentuk karya sastra lisan dan suatu kebudayaan kolektif yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi satu ke generasi penerusnya. Cerita rakyat tersebut digunakan sebagai penanda atau ciri-ciri dalam setiap daerah. Didalam cerita rakyat terdapat sebuah pesan moral yang bisa diambil dan dijadikan pedoman untuk kehidupan bermasyarakat. Salah satu cerita rakyat yang menjadi salah satu kebudayaan kolektif di Kabupaten Nganjuk, yaitu Cerita Rakyat Prahalaya Sima Anjuk Ladang. Sebagian masyarakat yang berada di Kabupaten Nganjuk mengerti cerita rakyat ini. Didalam Cerita Rakyat Prahalaya Sima Anjuk Ladang terdapat pesan moral yang bisa dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini termasuk jenis penelitian budaya yang menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menggunakan kajian folklor lisan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa dokumen hasil wawancara dan ovservasi. Hasil wawancara dan observasi tersebut kemudian diolah melalui proses transkripsi yang kemudian dianalisa. Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana isi cerita, nilai budaya, kegunaan, dan pendapat masyarakat tentang Cerita Rakyat Prahalaya Sima Anjuk Ladang di Kabupaten Nganjuk. Kata Kunci: Cerita Rakyat, Folklor, Prahalaya Sima Anjuk Ladang.
Tradisi Ngitung Batih Suranan di Desa Dongko Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek Nadila Ratnasari; Yohan Susilo
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.3 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p933-954

Abstract

Tradhisi Ngitung Batih Suronan yang berada di Desa Dongko Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek ini merupakan salah satu acara rutin yang setiap taun diadakan pada malam 1 Suro. Acara tersebut diselenggarakan untuk menyambut datangnya tahun baru dan salah satu acara yang dianggap penting dan sakral untuk masyarakat Dongko. Ngitung berarti Ngitung, dan batih artinya jumlah anggota keluarga, termasuk keluarga sendiri dalam satu rumah. Tradhisi Ngitung Batih Suranan ini merupakan salah satu warisan budaya dari leluhur yang sudah dilakukan secara turun temurun hingga sekarang, mempunyai tujuan supaya mendapat kemakmuran dan ketentetraman lahir dan batin, diberi kesehatan lan keselamatan. Penelitian ini mempunyai tujuan mendiskripsikan tradisi Ngitung Batih Suranan dengan menggunakan konsep folklor, bermula dari sejarahnya, perlengkapan serta maknanya, proses jalanya acara, fungsinya dan perubahan budaya didalam tradisi ini. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian folklor setengah lisan yang menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian menggunakan sumber primer dan sekunder. Teknik analisis data menggunakan teori perubahan budaya. Perubahan budaya dalam tradisi Ngitung Batih zaman sekarang sudah mengadakan acara berskala besar dengan berbagai kegiatan yang dikelola oleh Pemerintahan Desa Dongko dan Pemerintahan Kabupaten Trenggalek. Faktor yang menyebakan perubahan budaya tradhisi Ngitung Batih dibagi menjadi dua, internal dan eksternal. Kata Kunci : Ngitung Batih, Suronan, Folklor, Sakral
Tradisi Icir Winih Iwak Di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik Ahmad Dimas Isyroqun Naja; Ahmad Dimas Isyroqun Naja; Yohan Susilo
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.05 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n3.p911-932

Abstract

Tradhisi icir iwak yaitu tradisi yang ada di Desa Randuboto kecamatan Sidayu kabupaten Gresik yang sudah ada sejak jaman dulu dan dilakukan sampai sekarang. Tradisi ini mewujudkan rasa sukur terhadap Tuhan yang maha memberi, dan juga bermanfaat untuk menjauhkan dari bala bahaya yang membuat celaka pada waktu merawat ikan sampai panen. masyarakat mempercayai bahwasanya tradisi tersebut jika ditinggalkan maka akan berakibat buruk dan banyak ikan yang hilang. Penelitian ini bertujuan (1) agar dapat mengetahui asal-usul Tradisi Icir Winih Iwak, (2) agar dapat mengetahui bagaimana cara pelaksanaan Tradisi Icir Winih Iwak. (3) agar dapat mengetahui wujud dan makna ubarampe didalam Tradisi Icir Winih Iwak, dan (4) agar mengetahui fungsi dan kegunaanTradisi Icir Winih Iwak di Desa Randuboto, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, dan (5) agar dapat mengetahui perubahan dalam Tradisi Icir Winih Iwak didesa Randuboto kecamatan Sidayu kabupaten Greik. Dalam tradisi ini peneliti menggunakan konsep Folklor yang meneliti mengenai bab aspek bentuk dan makna yang ada dalam pelaksanaan dan umbarampe Tradisi Icir Winih Iwak. Tradisi Icir Winih Iwak ini dilaksanakan didesa Randuboto kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik menggunakan piranti umbarmpe dan urut-urutan pelaksanaan untuk diteliti dengan cara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukan asal-usul Tradisi Icir Winih Iwak yang berkembang dimasyarakat desa Randuboto. Pelaksanaan tradisi tersebut tersusun dari beberapa bab yang harus dilakukan sekumpulan masyarakat yang menikuti tradisi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode induktif dengan cara melakukan observasi dan wawancara dengan cara menginvestigasi lebih mendalam dari kehidupan social dan menyangkup makna tingkah laku masyarakat. Mengenai penelitian ini, peneliti mengamati dan mencatat tingkah laku masyarakat dengan cara terjun langsung dan mengikuti kegiatan masyarakat dengan subjek yang diteliti. Kata kunci: Folklor, Tradisi Icir Winih Iwak, Perubahan
Tradisi Kupatan di Dusun Tawing Desa Ngadisuko Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek (Kajian Folklor) Alisna Rahma Riyana Putri; Yohan Susilo
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.51 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n4.p1502-1526

Abstract

ABSTRAK Tradisi Kupatan yang tinggal di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek (TKDNKDKT) merupakan salah satu acara rutin yang diadakan setahun sekali pada bulan Syawal. Acara tersebut diadakan untuk mempererat silaturahmi antar sesama warga, berisi pelajaran tentang sedekah dan menghormati tamu untuk mempererat tali silaturrahmi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) pembukaan TKDNKDKT, 2) praktik TKDNKDKT, 3) Ubarampe dan makna/maknanya dalam TKDNKDKT, 4) fungsi TKDNKDKT, dan 5) perubahan yang terjadi pada TKDNKDKT . Teori yang digunakan adalah folklor dan termasuk dalam kategori folklor semi lisan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan teknik wawancara, Observasi, Dokumentasi. Sumber data penelitian menggunakan sumber primer dan sekunder. Teknik analisis data menggunakan metode analisis data penelitian kualitatif / dapat menggunakan deskripsi deskriptif dan membuat teori perubahan budaya. Faktor penyebab terjadinya perubahan budaya Adat Kupatan terbagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Instrumen penelitian ini adalah peneliti, lembar observasi, daftar pertanyaan, alat bantu (kamera HP dan notebook. sejahtera, ketenangan lahir dan batin, diberikan kesehatan dan keselamatan. Kata Kunci : Tradhisi, Kupatan, Ngadisuko, Folklor
The Exploration of Nusantara’s Local Wisdom Through Bahasa Indonesia Untuk Kita (Bikta) for Diaspora Children at the Indonesian Embassy in Doha Qatar Octo Dendy Andriyanto; Meilita Hardika; Darni Darni; Sukarman Sukarman; Yohan Susilo; Pensri Panich
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 16, No 2 (2024): AL-ISHLAH: JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v16i2.5023

Abstract

This study explores the initial abilities of BIPA (Indonesian Language for Foreign Speakers) students and the BIPA learning process with Nusantara’s local wisdom in the BIKTA program for diaspora children at the Indonesian Embassy in Doha, Qatar. This research has an urgency in exploring Nusantara’s local wisdom through BIPA learning. This is based on the concern that the diaspora of Indonesian children in Qatar has minimal knowledge of Indonesian culture. Through this research, it is hoped that it can contribute to developing Indonesian insights through exploration of Nusantara’s local wisdom through BIPA learning. The method in this study uses qualitative research. Research data collection was carried out by observation, questionnaires, and FGDs for teachers and program administrators. The research results on the initial abilities of BIPA students at the Indonesian Embassy in Doha are quite varied and divided at the BIPA I, BIPA II, and BIPA III levels. The BIPA learning process explores local wisdom including traditional musical instruments, national songs, Indonesian folklore and legends, food, and Indonesian tourism.