Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Pertanian Agros

PENGARUH DOSIS ARANG AKTIF TERHADAP PERKECAMBAHAN EMBRIO SOMATIK KEDELAI (Glycine max L.) Gustian, Gustian; Swasti, Etti; Tori, Nandita Samaralya; Sari, Silvia Permata
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3561

Abstract

Soybeans (Glycine max L.) are a type of leguminous food crop that is important as a source of protein and vegetable oil, making them a good potential for human growth. Efforts that can be made to increase production and productivity while reducing imports and soybean development include the assembly of superior varieties through tissue culture, with regeneration through somatic embryogenesis. Somatic embryos that have been produced are matured to obtain seedlings by adding activated charcoal. This research aims to determine the effect and the appropriate dosage of activated charcoal for the germination of somatic embryos of soybeans. The research was conducted in the Tissue Culture Laboratory of the Faculty of Agriculture, Andalas University, Padang, from May to August 2023. The research was arranged in a completely randomized design (CRD) with five treatment levels of activated charcoal dosage, namely 1, 1.5, 2, 2.5, and 3 g/l. The data were analyzed using a 5% level F test, and if the calculated F was greater than the Pr(>F), it was followed by a post hoc test using Duncan's Multiple Range Test (DMRT) at a 5% significance level. The results of the research show that the addition of activated charcoal to the media can germinate somatic embryos of soybean plants. In the media containing 2 g/l of activated charcoal, seedlings emerged at 27.15 days after sowing (DAS), and 96.67% of somatic embryos germinated.  Keywords: Activated charcoal, germination, somatic embryo, soybean INTISARIKedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan jenis polong polongan yang penting sebagai sumber protein dan minyak nabati, sehingga memiliki potensial yang baik untuk pertumbuhan tubuh manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas dalam menekan jumlah impor dan pengengembangan kedelai yaitu dengan perakitan varietas unggul melalui kultur jaringan yang regenerasinya melalui embriogenesis somatik. Embrio somatik yang telah dihasilkan dilakukan maturasi untuk mendapatkan kecambah dengan metode penambahan arang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis arang aktif yang tepat untuk perkecambahan embrio somatik kedelai. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang, pada Mei sampau Agustus 2023. Penelitian disususn dalam Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakukan dengan dosis arang aktif 1, 1,5, 2, 2,5, dan 3 g/l. Data dianalisis menggunakan uji F taraf 5%, jika F hitung lebih besar dari Pr(>F) maka dilanjutkan dengan uji lanjut dengan menggunakan Duncan Multipel Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian arang aktif pada media dapat mengecambakan embrio somatik tanaman kedelai. Pada media yang mengandung 2 g/l arang aktif menunjukan waktu muncul kecambah pada 27,15 HST dan 96,67% embrio somatik berkecambah. Kata Kunci: Arang aktif, perkecambahan, embrio somatik, kedelai
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA MERAH (Lactuca sativa L.) DENGAN PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA PADA ULTISOL Herawati, Netti; Kasim, Musliar; Anggraini, Ririn; Sari, Silvia Permata
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Edisi APRIL
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.4447

Abstract

   Red lettuce is a horticultural crop that has high economic value. Besides being a consumption material, red lettuce is also beneficial for health because it contains anthocyanins. Red lettuce cultivation is still constrained by the large amount of marginal land in Indonesia. Therefore, innovation in red lettuce cultivation is needed through the use of arbuscular mycorrhizal fungi (AMF). Arbuscular mycorrhizal fungi will symbiotize with plant roots and help them absorb nutrients and water in the soil. The purpose of this study was to determine the effect of FMA on the growth and yield of red lettuce and to determine the best dose of FMA for plants. This research was conducted from January to March 2023 at the Wire House of the Faculty of Agriculture, Universitas Andalas Padang. This study consisted of 4 treatments: 0 g/plant, 5 g/plant, 10 g/plant, and 15 g/plant. The results showed that the treatment influenced the parameters of plant height, longest leaf length, number of leaves, leaf area, stem diameter, plant fresh weight, percentage of colonized roots, and net assimilation rate. The conclusion of the research is that the application of FMA can increase the growth and yield of red lettuce plants, to increase the growth and yield of red lettuce plant is sufficient by giving a dose of FMA 5 g/plant. Keywords: arbuscular mycorrhizal fungi, marginal land, red lettuce INTISARISelada merah merupakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain menjadi bahan konsumsi, selada merah juga bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung antosianin. Budidaya selada merah masih terkendala dengan banyaknya lahan marginal di Indonesia. Fungi mikoriza arbuskular akan bersimbiosis dengan akar tanaman dan membantunya menyerap unsur hara dan air dalam tanah. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi budidaya selada merah melalui penggunaan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian FMA terhadap pertumbuhan dan hasil selada merah serta menentukan dosis FMA terbaik bagi tanaman. Penelitian dilaksanakan pada Januari – Maret 2023 di Rumah Kawat dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan: 0 g/tanaman, 5 g/tanaman, 10 g/tanaman, dan 15 g/tanaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian perlakuan berpengaruh terhadap parameter tinggi tanaman, panjang daun terpanjang, jumlah daun, luas daun, diameter batang, bobot segar per tanaman, persentase akar terkolonisasi FMA, dan laju asimilasi bersih. Dapat disimpulkan bahwa pemberian FMA mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah dan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah sudah cukup dengan pemberian dosis FMA 5 g/tanaman. Kata kunci: fungi mikoriza arbuskular, selada merah, tanah marginal.