Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ANALISIS SENYAWA KIMIA PADA BAKSO IKAN TETELAN MERAH TUNA DENGAN PENAMBAHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)DENGAN METODE GC-MS Rera Aga Salihat, Leffy Hermalena
Menara Ilmu Vol 12, No 2 (2018): Vol. XII No. 2 Januari 2018
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v12i2.520

Abstract

Tetelan merah tuna memiliki kelemahan yaitu berbau amis sehingga kurang disukai konsumen.Dengan diolah menjadi bakso diharapkan rasa amis ini dapat dihilangkan karena dalam prosespembuatan bakso ikan, diberikan perlakuan seperti pencucian, pengukusan, penambahanbumbu, dan lain-lain. Kebanyakan produk bakso belum mencukupi serat pangan (dietaryfiber), adapun standar kecukupan serat pangan yang dianjurkan yakni 25 gr/2000 kalori atau30 gr/2500 kalori/hari. Penambahan jamur tiram putih terhadap bakso ikan untukmeningkatkan kandungan nilai gizi terutama serat dan protein nabati serta untuk mendapatkantekstur yang kenyal. Penambahan jamur tiram putih sangat berpengaruh terhadap nilai gizi dandaya terima masyarakat. Hasil uji senyawa kimia dengan metoda GC-MS (GasChromatography-Mass Spectroscopy) menunjukkan pada formulasi yang diterima olehmasyarakat yaitu 70 (tetelan merah tuna) : 30 (jamur tiram putih) terdapat senyawa kimia yangdominan yaitu guiene, veridiflorol, patchoulenedanSeychellene.
PENGUJIAN MUTU DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BROWNIES PANGGANG DARI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG BERAS UNGU Salihat, Rera Aga; Putra, Dian Pramana
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.393 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i2.17287

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu dan aktivitas antioksidan dari produk brownies panggang dari substitusi tepung terigu dengan tepung beras ungu. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan 6 taraf dan 3 kali ulangan digunakan sebagai rancangan penelitian. Perlakuan dalam penelitian ini adalah substitusi tepung terigu dengan tepung beras ungu, yaitu: A = 100 : 0,  B = 80 : 20, C = 60 : 40, D = 40 : 60, E = 20 : 80 dan F = 0 : 100. Hasil memperlihatkan bahwa substitusi tepung terigu dengan tepung beras ungu memberikan pengaruh terhadap mutu yaitu : kadar air, abu, lemak, protein, serat pangan dan aktivitas antioksidan brownies panggang. Brownies panggang dengan perlakuan F (perbandingan tepung terigu : tepung beras ungu = 0 : 100) paling disukai oleh panelis berdasarkan uji organoleptik dan memenuhi syarat mutu dengan komposisi kadar air (2,60 %), kadar abu (0,72 %), kadar protein (7,09 %), kadar lemak (2,66 %), kadar serat pangan (10,09 %) dan aktivitas antioksidan (41,35 %).
KARAKTERISTIK MUTU MARGARIN DENGAN PENAMBAHAN BUBUK ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI Putra, Dian Pramana; Salihat, Rera Aga
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jtpg.v20i2.3120

Abstract

Margarin merupakan produk lemak setengah padat yang merupakan emulsi dengan tipe water in oil (w/o) yaitu fase air berada di dalam fase minyak, dengan persyaratan mengandung tidak kurang 80 persen lemak sisanya adalah air dan bahan aditif. Penelitian ini menggunakan lemak kakao dan minyak Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai sumber lemak dan minyak sebagai bahan baku pembutan margarin. Pembuatan margarin menggunakan proses blending, yaitu menyatukan dua titik leleh lemak dan minyak yang berbeda sehingga titik leleh nya berada diantara keduanya. Margarin yang dihasilkan ini tidak memiliki warna seperti margarin komersil yang dijual dipasaran, karena tidak adanya penambahan pewarna dalam proses pembuatannya. Dalam penelitian ini pemberian warna alami pada margarin menggunakan bubuk angkak, sehingga warna margarin yang dihasilkan berwarna kemerahan. Hasil penelitian menunjukkan margarin dengan penambahan bubuk angkak tidak memberikan pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia margarin yang dihasilkan. Margarin yang dihasilkan telah memenuhi standar SNI 01-3541-2002.
PKM USAHA PRODUKSI JAMUR TIRAM DANOLAHANNYA DI NAGARI BISATI SUNGAI SARIAK KECAMATAN VII KOTO KABUPATEN PADANG PARIAMAN Dian Pramana Putra; Rera Aga Salihat; Yulfi Desi
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.1.153-160.2021

Abstract

Nagari Bisati Sungai Sariak merupakan salah satu desa di Kecamatan VII Koto Kabupaten Padang Pariaman yang sebagian besar penduduknya merupakan petani.Salah satu usaha pertanian yang mulai berkembang di Nagari Bisati yaitu usaha budidaya jamur tiram yang tergolong kedalam industri ekonomi produktif. Salah satu usaha budidaya jamur tiram terdapat di Nagari Bisati yang dikelola oleh ibu Delvia.Usaha produksi jamur tiram ini belum mampu memproduksi jamur tiram dengan jumlah yang banyak.Hasil produksi jamur tiram hanya cukup untuk dipasarkan di daerah sekitar dan di beberapa pasar tradisional saja. Hal ini disebabkan beberapa hal seperti, keterbatasan alat dalam penyediaan media baglog jamur tiram; Terbatasanya pengetahuan dalam pengembangan budidaya jamur tiram; Terbatasnya pengetahuan dalam pengolahan hasil panen jamur tiram; Terbatasnya pengetahuan tentang sanitasi proses budidaya jamur tiram; serta Permasalahan permodalan dalam menunjang kegiatan budidaya jamur tiram; Keterbatasan alat sterilisasi baglog dan alat inokulasi bibit jamur. Metode pemecahan masalah yang digunakan berupa pelatihan penggunaan alat sterilisasi baglog dan inokulasi bibit jamur, pengenalan sanitasi pada proses budidaya jamur tiram, pengenalan dan pelatihan pembuatan produk olahan jamur tiram dan pengemasan produk olahan jamur tiram. Dari kegiatan pendampingan dan pembinaan pada mitra diharapkan dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan sehingga nantinya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mitra.Dengan adanya usaha pengolahan jamur tiram menjadi produk pangan maka produk-produk olahan tersebut dapat dipasarkan didaerah sekitar dan ke pasar modern. Kata kunci : Jamur Tiram, Budidaya, Produk Olahan, Inovasi Teknologi ABSTRACT Nagari Bisati Sungai Sariak is one of the villages in VII Koto Subdistrict, Padang Pariaman Regency where most of the population are farmers. One of the agricultural businesses that have begun to develop in Nagari Bisati is the cultivation of oyster mushrooms which is classified as a productive economy industry. One of the oyster mushroom cultivation businesses is in Nagari Bisati which is managed by Mrs. Delvia. This oyster mushroom production business has not been able to produce oyster mushrooms in large quantities. The production of oyster mushrooms is only sufficient to be marketed in the surrounding area and in several traditional markets. This is due to several things such as limited tools in the supply of oyster mushroom baglog media; Limited knowledge in the development of oyster mushroom cultivation; Limited knowledge in processing oyster mushroom harvest; Limited knowledge about the sanitation of oyster mushroom cultivation process; as well as capital problems in supporting oyster mushroom cultivation activities; Limited baglog sterilizer and mushroom seed inoculation tools. The problem-solving method used is in the form of training in the use of baglog sterilizers and inoculation of mushroom seeds, introduction to sanitation in the oyster mushroom cultivation process, introduction and training in making oyster mushroom products and packaging of processed oyster mushroom products. From mentoring and coaching activities to partners, it is hoped that it can increase the spirit of entrepreneurship so that later it can increase partner income and welfare. With the business of processing oyster mushrooms into food products, these processed products can be marketed in surrounding areas and to modern markets. Keywords: Oyster Mushrooms, Cultivation, Processed Products, Technological Innovation
KARAKTERISTIK EDIBLE FILM DARI PATI JAHE GAJAH (Zingiber officinale) DENGAN PERBANDINGAN GELATIN KULIT IKAN TUNA Lara Usdaya Sutra; Leffy Hermalena; Rera Aga Salihat
Journal of Scientech Research and Development Vol 2 No 2 (2020): JSRD, December 2020
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.609 KB) | DOI: 10.56670/jsrd.v2i2.13

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan pati jahe gajah dengan gelatin kulit ikan tuna terhadap karakteristik edible film dari pati jahe dan untuk mengetahui berapa konsentrasi gelatin kulit ikan tuna untuk menghasilkan edible film yang terbaik. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan uji lanjut Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT). Hasil penelitian menunjukkan perbandingan konsentrasi pati jahe gajah dengan gelatin kulit ikan tuna berpengaruh terhadap edible film, yaitu pada kadar air, ketebalan, kuat tarik, kelarutan dalam air, uji lipat memenuhi syarat mutu edible film sesuai Japanesse Industrial Standard (JIS). Bedasarkan kuat tarik, ketebalan, dan uji lipat edible film dengan perlakuan B (gelatin kulit ikan tuna 0,5%) adalah yang terbaik. Sedangkan perlakuan terbaik pada kadar air, kelarutan, terdapat pada perlakuan E yaitu sebesar 2%.
APLIKASI EDIBLE COATING PATI TALAS DENGAN GLISEROL SEBAGAI PLASTICIZER PADA PENYIMPANAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUM L.) Eki Lakris Sembara; Yurnalis; Rera Aga Salihat
Journal of Scientech Research and Development Vol 3 No 2 (2021): JSRD, December 2021
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.296 KB) | DOI: 10.56670/jsrd.v3i2.28

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama penyimpanan cabai merah (Capsicum annum L) yang dilapisi edible coating pati talas gliserol hingga mencapai kerusakan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana dengan 5 taraf perlakuan dan 3 kali ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut DNMRT pada taraf nyata 5%. Perlakuan pada penelitian ini adalah lama penyimpanan cabai merah yang dilapisi edible coating selama 3, 6, 9, 12 dan 15 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan cabai merah yang dilapisi edible coating berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar vitamin C dan susut bobot. Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap cabai merah yang dilapisi edible coating menunjukkan bahwa penyimpanan cabai merah bisa bertahan sampai hari ke 12 yaitu pada perlakuan D dengan kadar air 51,79%, kadar vitamin C 134,93 mg/100 g dan susut bobot 55,63%.
ANALISIS KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK MARGARIN YANG MEMANFAATKAN BUBUK ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI Dian Pramana Putra; Rera Aga Salihat; Nika Rahma Yanti
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 26, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.26.2.239-247.2022

Abstract

Margarin ialah produk pangan berupa lemak semi padat yang merupakan emulsi dengan tipe water in oil (w/o), dengan syarat mengandung lebih dari 80 % lemak. Lemak yang sering digunakan dalam pembuatan margarin adalah lemak kakao. Kelebihan penggunaan lemak kakao dalam pembuatan margarin selain mempunyai titik leleh yang tinggi, lemak kakao juga mengandung antioksidan yang tinggi. Namun, lemak kakao memiliki kelemahan pada harganya mahal sehingga perlu dicari alternatif minyak lain yang dapat digunakan sebagai campuran dalam pembuatan proses margarin. Salah satu minyak yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran dalam pembuatan margarin adalah Virgin Coconut Oil (VCO). Penelitian ini memanfaatkan lemak kakao dan VCO sebagai bahan baku margarin. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis nilai total fenol, antioksidan, lovastatin, angka lempeng total dan organoleptik margarin yang ditambahkan bubuk angkak sebagai pewarna alami. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan 5 taraf dan 3 kali ulangan digunakan sebagai rancangan penelitian.  Hasil penelitian menunjukkan penambahan bubuk angkak memberikan pengaruh terhadap nilai aktivitas antioksidan, total fenol, nilai angka lempeng total dan organoleptik. Penambahan bubuk angkak 4 % merupakan perlakuan yang terbaik dan paling disukai oleh panelis berdasarkan penilaian organoleptik dengan nilai aktivitas antioksidan 52,48 %, nilai total fenol sebesar 3,20 %; angka lempeng total 7,8 x 102 dan nilai lovastatin sebesar 1,68 ppm.
THE USE OF PINEAPPLE WASTE EXTRACT ON THE EXTRACTION OF GELATIN FROM TUNA SKIN (Thunnus albacares) Inawaty Sidabalok; Rera Aga Salihat; Astri Pujilillah
JURNAL KATALISATOR Vol. 6 No. 2 (2021): Jurnal Katalisator, Volume 6, No 2, 2021
Publisher : LLDIKTI X Sumbar, Riau, Jambi, Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.457 KB) | DOI: 10.22216/katalisator.v6i2.642

Abstract

Hasil samping ikan tuna dalam bentuk kulit masih sangat jarang dimanfaatkan untuk produk dengan nilai ekonomis yang tinggi seperti gelatin. Namun ekstraksi gelatin dengan asam anorganik yang banyak digunakan menimbulkan beberapa masalah terutama tidak ramah terhadap lingkungan. Pemanfaatan asam organik dalam bentuk asam sitrat yang terkandung di dalam limbah nanas dapat menjadi solusi untuk permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman kulit ikan tuna dengan ekstrak limbah nanas terhadap sifat fisikokimia gelatin kulit ikan tuna. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perbandingan ekstrak limbah nanas dan kulit ikan tuna yang digunakan adalah 1:1 (b/v) dan lama perendaman : 0, 6, 12, 18 dan 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman kulit ikan tuna dengan ekstrak limbah nanas tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air namun berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen, kadar abu, viskositas dan nilai pH gelatin yang dihasilkan. Mutu gelatin kulit ikan tuna dengan lama perendaman ekstrak limbah nanas terbaik adalah perlakuan B (6 jam perendaman) dengan nilai sebagai berikut : rendemen 10,06%; kadar abu 6,16%; viskositas 2,31 cP; dan pH 5,21. Gelatin dari perlakuan B sudah memenuhi syarat mutu SNI dan GMIA. Hasil ini dapat menjadi alternatif produk gelatin yang tidak hanya aman untuk dimanfaatkan namun juga dapat mengurangi limbah ikan tuna dan limbah nanas yang selama ini sangat jarang untuk dimanfaatkan
UJI MIKROBIOLOGIS FILLET IKAN NILA DILAPISI EDIBLE FILM PATI JAHE GAJAH Leffy Hermalena; Rera Aga Salihat; Johanres Daulay
JURNAL KATALISATOR Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Katalisator Volume 7 Nomor 1, April 2022
Publisher : LLDIKTI X Sumbar, Riau, Jambi, Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.483 KB) | DOI: 10.22216/katalisator.v7i1.889

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui total bakteri pada fillet ikan nila yang dilapisi edible film. Total bakteri menunjukkan jumlah mikroba dalam suatu produk dan ketahanan produk terhadap mikroba, sehingga terjamin keamana produk sesuai dengan SNI. Produk edible film dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan pati jahe gajah dan gelatin kulit ikan tuna dan diaplikasikan sebagai kemasan untuk fillet ikan. Edible film yang digunakan dalam penelitian ini mengandung kadar air 0,94%; kadar abu 10,71%; kadar lemak 9,90%; kadar protein 3,92% dan kadar karbohidrat 74,53%. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 faktor di mana faktor 1 fillet yang dilapisi edible film dan tidak dilapisi edible film, faktor 2 adalah penyimpanan pada suhu ruang dan pada suhu chiller dan faktor 3 adalah lama penyimpanan 1 dan 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga perlakuan sampel memenuhi syarat SNI 7388:2009 mengenai batas maksimum cemaran mikroba, yaitu 5 x 105 koloni/g. Tiga perlakuan tersebut adalah : fillet dengan edible film pada suhu chiller hari pertama (5,0 x 102 koloni/g), fillet tanpa edible film pada suhu chiller hari pertama (8,0 x 102 koloni/g) dan fillet dengan edible film pada suhu chiller hari ketiga (2,8 x 105 koloni/g). Hal ini membuktikan bahwa penggunaan edible film sebagai kemasan dapat menghambat tumbuhnya mikroba pada fillet ikan.
KARAKTERISTIK ES KRIM SUSU SAPI DAN SUSU JAGUNG MANIS DENGAN PEWARNA ALAMI EKSTRAK KULIT BUAH NAGA Yurnalis Yurnalis; Nurul Sa’adaturrifni; Rera Aga Salihat; Nika Rahma Yanti
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 28, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.28.2.92-101.2024

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh perbandingan susu sapi dengan susu jagung manis dengan penambahan ekstrak kulit buah naga terhadap mutu es krim dan mengetahui berapa perbandingan susu sapi dengan susu jagung manis untuk menghasilkan es krim yang memenuhi syarat SNI. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima taraf perlakuan dan tiga kali ulangan digunakan dalam penelitian ini. Uji ANOVA dan uji lanjut DNMRT pada taraf nyata 1% digunakan untuk menganalis data hasil pengamatan. Perlakuan pada penelitian ini adalah perbandingan susu sapi dan susu jagung manis (A=100:0, B=75:25, C=50:50, D=25:75, E=0:100). Dari hasil penelitian, perbandingan penambahan susu sapi dan susu jagung manis berpengaruh sangat nyata terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar serat kasar, total padatan, overrun, dan berpengaruh tidak nyata terhadap waktu leleh. Berdasarkan pemenuhan syarat mutu es krim SNI-01-3713-1995, sampel es krim dengan perbandingan susu sapi dan susu jagung manis pada perlakuan C sampai E memenuhi syarat, dengan kadar protein di atas 2,7% (25,69-34,86%), kadar lemak di atas 5% (9,86-14,35%), total padatan di atas 34% (38,01-47,05%), nilai overrun berada dalam skala rumah tangga 30-50% (43,21-50,04%).