Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

A Review on the Therapeutic Potential of Creeping Woodsorrel Leaves (Oxalis corniculata L.) in Relation to its Secondary Metabolites Yusuf, Marsha Afifah; Ramadhania, Zelika Mega
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 4, No 1 (2024): IJBP (April)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v4i1.56085

Abstract

AbstractAs a tropical country with plenty of medicinal raw materials, Indonesia is one of the most significant users of medicinal plants in the world. One of the plants with many properties is creeping woodsorrel leaves (Oxalis corniculata L.), which have many therapeutic benefits. The sources for this review were collected through a literature study from Google Scholar, PubMed, and ResearchGate. After reviewing ten journals, 11 pharmacological activities of Oxalis corniculata were found, namely analgesic, anti-inflammatory, anti-pyretic, anti-Alzheimer, anti-diabetic, anti-biofilm, anti-cancer, anti-hepatic, hypoglycemic activity, Parkinson's disease, and antibiotic. The tests, including in vivo and in vitro experiments, as well as analyses using the Kyoto Gene and Genomic Encyclopedia (KEGG) and Gene Ontology (GO), showed positive results.Keywords: Asam Kecil Leaves, Secondary Metabolites, Oxalis corniculata, Pharmacological activityAbstrakSebagai negara tropis dengan banyak bahan baku obat, Indonesia adalah salah satu pengguna terbesar tumbuhan obat di dunia. Salah satu tanaman dengan banyak khasiat adalah daun asam kecil (Oxalis corniculata L.). yang terbukti memiliki banyak manfaat terapi. Sumber untuk review ini dikumpulkan melalui studi literatur dari Google Scholar, PubMed, dan ResearchGate. Setelah meninjau 10 jurnal, ditemukan 11 aktivitas farmakologis Oxalis corniculata, yaitu analgesik, anti-inflamasi, anti-piretik, anti-alzheimer, anti-diabetes, anti-biofilm, anti-kanker, anti-hepatik, aktivitas hipoglikemik, penyakit parkinson, dan anti-bakteri. Pengujian yang dilakukan, termasuk uji in vivo dan in vitro, serta analisis menggunakan Kyoto Gene and Genomic Encyclopedia (KEGG) dan Gene Ontology (GO), menunjukkan hasil yang positif.Kata kunci: Daun Asam Kecil, Aktivitas farmakologi, Metabolit Sekunder, Oxalis corniculata
The Stability of Protein Therapeutics: A Significant Challenge in the Formulation of Biopharmaceuticals Nuwarda, Rina Fajri; Ramadhania, Zelika Mega; Novianti, Mia Tria
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology 2024: Suppl. 6, No. 2 (Universitas Halu Uleo Conference)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v6i2.56009

Abstract

Protein-based therapies have already brought about a significant transformation in the field of medicine, and their use continues to grow. The development of protein therapeutics has revolutionized the treatment of various diseases, such as cancer, autoimmune disorders, viral infections, cardiovascular disease, myocardial infarction, etc. Consequently, it is crucial to ensure the stability of formulations, given their rapid growth. Preserving the structural integrity of protein-based medicines is a significant challenge in developing a stable and high-quality formulation. This challenge arises during various stages, including manufacturing procedures, storage, handling, distribution, and delivery due to proteins' intricate and delicate nature. Hence, it is crucial to thoroughly understand the various degradation mechanisms that impact protein stability to enhance different variables and minimize the formation of degradation products, such as aggregation, oxidation, deamidation, etc., which could potentially have clinical implications. This review provides an important step in understanding the process of protein degradation and offers a beneficial approach to investigate the degradation of proteins, specifically aggregation, through several analytical and biophysical methods. This is important for facilitating the further advancement of protein-based therapies.
Uncovering Potential Health Beneficial Nutrient of Underutilized Crop Waste: An Insight from Ash and Metal Content Study of Banana Corm Indradi, Raden Bayu; Tjitraresmi, Ami; Ramadhania, Zelika Mega; Diwest, Dani Jermi
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 4, No 2 (2024): IJBP (Agustus)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v4i2.61559

Abstract

Banana corm is considered unvaluable agricultural waste and is mainly discarded and left unused once the fruits are harvested. Uncovering the hidden values of this waste could be beneficial because of its abundance as a source. Hence, here we study the metal content of banana corm to find its potential health nutrients. The corm from three banana species, Musa balbisiana Colla., Musa x paradisiaca L. AAA, and Musa x paradisiaca L. ABB were collected, prepared, dried, and extracted with ethanol 70%. Dried material and extracts obtained were subjected to total ash and acid insoluble ash determination by gravimetric method and further subjected to metal determination by ICP-EOS tools. The results showed that M. x paradisiaca AAA showed the highest ash content among all three banana species in dried materials and extracts with values of 7.64% and 31.06%, respectively. The most abundant metal contained is potassium, with a M. x paradisiaca AAA had the highest content of potassium in dried samples with 18.774%. It is concluded that banana corm could be a potential source of potassium, which is beneficial in dietary or as supplementation to increase the daily intake of potassium to improve general health.
PENERAPAN REGULASI BPOM DALAM IKLAN KOSMETIK : UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN DARI KLAIM TIDAK TEPAT DI JAWA BARAT Winardi, Devani Olivia; Ramadhania, Zelika Mega
Farmaka Vol 23, No 1 (2025): Farmaka (Maret) (In Press)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v23i1.65336

Abstract

Iklan kosmetik merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang dirancang untuk menyampaikan manfaat, keamanan, dan kualitas produk kepada konsumen. Di Indonesia, praktik ini diatur secara ketat melalui Peraturan BPOM No. 18 Tahun 2024 tentang Penandaan, Promosi, dan Iklan Kosmetik, serta Peraturan BPOM No. 3 Tahun 2022 mengenai Persyaratan Teknis Klaim Kosmetika. Pengawasan terhadap kepatuhan iklan menjadi krusial untuk mencegah klaim yang menyesatkan. Berdasarkan laporan BBPOM Bandung selama 2022–2024, pelanggaran paling sering ditemukan pada iklan digital. Pada tahun 2022 dan 2023, dari 450 iklan yang diawasi, 6,4% dinyatakan tidak memenuhi ketentuan (TMK), seluruhnya berasal dari media digital. Pada 2024, tingkat pengawasan menurun (316 iklan), namun persentase pelanggaran meningkat signifikan menjadi 26,6%, dengan 91% berasal dari media digital. Pelanggaran didominasi oleh klaim berlebihan dan klaim di luar fungsi produk. Artikel ini menganalisis ketentuan iklan kosmetik sesuai regulasi BPOM dan memetakan pola pelanggaran aktual, dengan tujuan meningkatkan pemahaman pelaku usaha serta perlindungan konsumen. Berbeda dari studi sebelumnya yang lebih normatif, artikel ini menyajikan pendekatan berbasis data pengawasan, sehingga memberikan kontribusi empiris terhadap penguatan pengawasan iklan kosmetik di era digital.
Clitoria ternatea L.: Senyawa Bioaktif, Aktivitas Antioksidan, dan Potensinya sebagai Agen UV Filter Alami Sholihatunnisa, Kamila Fitri; Ramadhania, Zelika Mega
Indonesian Journal of Biological Pharmacy Vol 4, No 2 (2024): IJBP (Agustus)
Publisher : Department of Biological Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijbp.v4i2.62017

Abstract

Bunga telang, yang secara ilmiah dikenal dengan nama Clitoria ternatea L., telah digunakan dalam pengobatan herbal sejak zaman dahulu. Bunga-bunga ini memiliki sifat anti-inflamasi, antibakteri, dan antioksidan, terutama karena metabolit sekundernya. Kandungan metabolit sekunder bunga telang antara lain antosianin, fenolat, flavonoid, asam caffeic, rutin, quercetin, asam galat, dan asam kuinat. Diantaranya, antosianin berperan penting sebagai antioksidan, sedangkan asam kafeat, asam kuinat, dan kuersetin berfungsi sebagai agen anti ultraviolet (UV). Review artikel ini dilakukan dengan mencari pustaka dengan menggunakan kata kunci ‘butterfly pea flower or Clitoria ternatea and antioxidant', ‘Clitoria ternatea as anti UV’, dan ‘Manfaat Clitoria ternatea sebagai anti UV dan SPF’. Sumber yang diperoleh adalah jurnal nasional dan internasional, dengan kriteria inklusi jurnal yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Antosianin bertindak sebagai antioksidan melalui proses donor atom hidrogen (HAT) dan transfer elektron tunggal (SET), mengurangi radikal bebas dan stres oksidatif. Metabolit sekunder fenolik yang dapat berperan sebagai tabir surya alami dengan adanya gugus kromofor (ikatan rangkap tunggal terkonjugasi) pada zat fenolik, khususnya flavonoid, dapat menyerap sinar UVA dan UVB sehingga menurunkan intensitasnya pada kulit. Aktivitas antioksidan senyawa tersebut bervariasi, mulai dari kuat, sedang, hingga rendah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan sedang hingga rendah lebih sering diamati dibandingkan aktivitas antioksidan kuat
ANALISIS SAFETY STOCK DAN REORDER POINT OBAT DI PUSKESMAS X KOTA BANDUNG UNTUK OPTIMALISASI MANAJEMEN PERSEDIAAN Lestyawan, Samuel; Ramadhania, Zelika Mega; Kusumastuti, Herfina Tri
Farmaka Vol 23, No 1 (2025): Farmaka (Maret) (In Press)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v23i1.65586

Abstract

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan obat mejadi komponen penting dalam mendukung upaya pelayanan kesehatan di puskesmas. Maka, diperlukan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang optimal di puskesmas untuk memastikan ketersediaan, pengelolaan, dan penggunaan obat yang efektif dan rasional bagi masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan kefarmasian tersebut adalah pengendalian perbekalan farmasi yang bertujuan untuk memastikan stok tetap optimal. Pengendalian perbekalan farmasi dapat dilakukan melalui analisis safety stock dan re-order point. Safety stock merupakan stok yang harus tersedia untuk mengantisipasi hal-hal tidak terduga yang akan terjadi, sementara itu, re-order point merupakan titik jumlah stok di mana harus dilakukan pemesanan kembali. Setelah dilakukan perhitungan safety stock dan re-order point di Puskesmas X, didapatkan persediaan dengan safety stock dan re-order point paling tinggi adalah tablet parasetamol 500 mg, kapsul N-asetilsistein 200 mg, kapsul amoksisilin 500 mg, tablet vitamin B kompleks, dan tablet kalsium laktat dengan nilai safety stock berturut-turut adalah 3602, 2425, 2153, 2009, dan 1392 serta nilai re-order point berturut-turut adalah 5359, 2608, 3203, 2989, dan 2071. Nilai-nilai tersebut selaras dengan nilai penggunaan di mana kelima persediaan tersebut penggunaannya paling besar. Diharapkan dengan ditentukannya nilai safety stock dan re-order point, Puskesmas X dapat lebih optimal dalam mengelola persediaan farmasi, terutama dalam menentukan waktu pemesanan ke PBF.