Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Bingkai Berita Konflik Pengelolaan Objek Wisata Gua Pindul, Gunung Kidul, Yogyakarta Handoko, Victoria Sundari
Forum Ilmu Sosial Vol 45, No 1 (2018): June 2018
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/fis.v44i2.13288

Abstract

Dalam beberapa kasus, media massa selalu menempatkan konflik sebagai isu yang menarik untuk dipublikasikan dan mereka juga memiliki kemampuan untuk membingkai bagaimana cara konflik terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif, bagaimana surat kabar harian lokal yaitu Kedaulatan Rakyat dan Harian Jogja, membingkai peristiwa konflik terkait pengelolaan Gua Pindul, salah satu destinasi wisata populer di Yogyakarta. Untuk membaca secara teliti bagaimana kedua surat kabar lokal ini membingkai konflik, penelitian ini menggunakan teori framing Robert N. Entman dan pendekatan Sosiologi Medianya Reese dan Shoemaker. Hasil penelitian menemukan bahwa kedua surat kabar memiliki pola yang berbeda dalam membingkai isu konflik, terlebih dalam hal penyebab konflik dan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik tersebut. Pembingkaian berita konflik Gua Pindul oleh Kedaulatan Rakyat lebih menekankan pada ketidakjelasan regulasi pemerintah sehingga memunculkan konflik yang bersifat vertikal yaitu antara Edi Purwanto sebagai anggota DPRD yang akan mendirikan Taruna Wisata dengan pengelola lama wisata (Dewa Bejo, Wira Wisata, dan Panca Wisata). Sementara itu, Harian Jogja penekanannya lebih pada konflik antara pengelola wisata (konflik horizontal) karena tidak adanya kerjasama diantara mereka. Oleh karena itu, Kedaulatan Rakyat berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul proaktif mengatasi masalah ini, sementara itu Harian Jogja lebih menekankan pentingnya deklarasi damai dibandingkan penyelesaian masalah melalui jalur hukum. Proses produksi media atas konflik wisata tidak bebas kepentingan, Kedaulatan Rakyat menerapkan sudut pandang strukturalis dan Harian Jogja dengan sudut pandang liberal.
Relasi Kuasa dan Pengelolaan Kesehatan Reproduksi Perempuan Pekerja Seks di Pantai Gunungkidul Victoria Sundari Handoko
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol. 12 No. 4 (2013): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Balai Besar Litbang Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2012.839 KB)

Abstract

Essentialist perspective with emphasis on binary opposition is still dominant in society. In general they assess human behavior in terms of “right” and “wrong” or “normal” and “abnormal”. This implies the attached stigmatization of women sex workers as people who behave “wrong” or “not normal” and the source of society’s illness. Several central and local government policies make women’s bodies of sex workers as objects, such as Law No 44, 2008, concerning pornography, also some regional regulations such discriminatory regulation on prohibition of prostitution or antiimmorality. Discrimination by the rules and gender injustice arise from the relation of sex workers with legal institutions, government, tourism industry, and health is a form of dominance of power over the body of sexual workers. It becomes an interesting study because it implies women that do not have authority over their own body. This study was conducted to analyze the relations of power and management of reproductive health and sexuality female sex workers in Gunungkidul Beach. The research used qualitative approach and the data collection techniques were interviews and observation. The results showed that sex workers can be grouped into two categories: first, sex workers who stay in the hotel and secondly, sex workers who were outside the hotel (food stalls and homes around the coast). The differences in the characteristics of sex workers led to the differences of power relations, meanwhile the differences in the management of reproductive health and sex were caused by the presence or absence of reproductive health and sex education that have been.
Implementasi Integrated Place Brand Identity untuk Peningkatan Ekonomi Kreatif di Desa Wisata Tinalah, Kulon Progo Desideria Cempaka Wijaya Murti; Victoria Sundari Handoko; Antonius Bima Murti Wijaya; Emerald, Gabriel
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 5 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.73 KB) | DOI: 10.24002/jai.v2i5.6315

Abstract

Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) terletak di wilayah Desa Purwoharjo merupakan kawasan yang memiliki beragam potensi seperti wisata alam, kebudayaan, maupun kuliner tradisional. Pandemi COVID-19 membawa dampak bagi produksi UMKM di Dewi Tinalah. Selain itu, pengelola UMKM masih kesulitan untuk melakukan pemasaran, branding, serta belum adanya alat untuk membantu manajemen penjualan produk. Tim Abdimas melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama penduduk untuk mengidentifikasi place brand identity yang diintegrasikan dengan teknologi Point of Sales dipilih sebagai langkah alternatif inovasi untuk menjawab permasalahan yang ada. Kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan nilai jual produk UMKM dan sistem pembayaran cashless di Desa Wisata Tinalah. Kegiatan abdimas dengan melibatkan partisipasi pengelola desa wisata dan UMKM secara aktif diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan inovasi kreatif untuk pengembangan Desa Wisata Tinalah.
Utilitas Ragam Media Digital dan Stuktur Persaingan Pasar antar Desa Wisata di Kawasan Perbukitan Menoreh Antonius Budisusila; Victoria Sundari Handoko
Indonesian Journal of Tourism and Leisure Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Lasigo Akademia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36256/ijtl.v4i1.311

Abstract

The results of previous research on tourism digitization tend to legitimize the success of optimizing tourism digitization. These studies use the "single case" of tourist villages and digital platforms. Digitalization is not fully effective in supporting tourism performance. The purpose of this research is to reveal the utility of various digital media and tourist destinations in the structure of market competition. This study uses descriptive qualitative research methods. The study found that village tourism types are categorized into mass, live-in and religious tourism. All villages vary digital media in dissimilar preferences. Market structure analysis ensures that a small number of tourist villages become market leaders-forming monopoly market structure, while the majority are peripheral tourism villages. Digital multimedia options and types of tours are placed to win the performance. Four digitization and performance patterns are stated as effective, ineffective, not yet effective, and not digitalized. In mass tourism, multimedia is too effective in supporting the position of market leader.  In live-in and religious tourism villages, it was found to be ineffective and not digitized, but the characteristics of these two types of villages need another performance review approach. This study suggests important policies are needed to improve market structure.
Peningkatan Digitalisasi Pariwisata di Wilayah Desa Purwoharjo, Kulon Progo Murti, Desideria Cempaka Wijaya; Kusumastuti, Zikrina Ratri; Handoko, Victoria Sundari; Wijaya, Antonius Bima Murti
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.273 KB) | DOI: 10.24002/jai.v2i1.5395

Abstract

Purwoharjo merupakan suatu kawasan desa yang terletak di daerah Pegunungan Menoreh, Kulon Progo, Yogyakarta. Situasi pandemic COVID-19 membawa dampak bagi keberlanjutan pariwisata di kawasan Desa Purwoharjo. Penurunan jumlah pengunjung dalam dua tahun masa pandemic akibat dari kebijakan PKKM dan PSBB mendorong Wisata Desa Purwoharjo untuk beradaptasi. Pandemi merupakan suatu permasalahan fenomena alam yang perlu dihadapi dengan pendekatan yang adaptif antara manusia dan alam. Melalui empat komponen dalam pendekatan human and ecological well-being, digitalisasi dipilih sebagai langkah alternatif inovasi dari permaslaahan yang ada. Yang mana digitalisasi ini dapat bermanfaat bagi upaya peningkatan nilai produk wisata Desa Purwoharjo dan mempertahankan pariwisata setempat sebagai ecosystem service. Pada proses ini berupaya menggabungkan ide dan pemikiran dari masyarakat pengelola wisata dan kelompok diluar pengelola untuk menciptakan inovasi serta meningkatkan nilai produk wisata setempat. Dengan metode Community-based Tourism (CBT) yang diguakan melibatkan kelompok pengelola desa wisata secara aktif dan juga kelompok lain sebagai fasilitator diharapkan dapat memberikan wawasan dan berinovasi bersama untuk pengembangan desa wisata Purwoharjo. Dengan proses fasilitator pelatihan digitalisasi dengan kelompok- kelompok di luar pengelola wisata.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Sidoluhur untuk Inisiasi Budidaya Anggur Substitusi Impor (ASI) Budisusila, Antonius; Handoko, Victoria Sundari; Priantoro , Antonius Tri; Ladjar, Maria Esterlita Beto; Baroto, Media Putri
Jurnal Atma Inovasia Vol. 4 No. 6 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v4i6.10179

Abstract

Tingkat ketergantungan buah impor khususnya anggur semakin meningkat. Direktorat Jendral Hortikulura, Kementerian Pertanian mencanangkan pengurangan anggur impor sampai 30% pada tahun 2027. Hal tersebut merupakan program strategis yang perlu didukung dan dikuatkan pada level lokal. Program pemberdayaan ini fokus pada peningkatan keberdayaan mitra dalam dua aspek utama: penguatan kelembagan dan organisasi kelompok wanita tani dan keberdayaan mitra dalam budidaya anggur substitusi impor (ASI). Penggunaan sumberdaya keuangan dan manusia yang optimal telah mampu meningkatkan keberdayaan mitra dalam pengertian menguatkan pengetahuan dan sadar kelembagaan, meskipun masih membutuhkan pembuktian pada praktik empiris. Selain itu partisipasi anggota meningkat selama program berlangsung dan diharapkan dapat berkelanjutan. Partisipasi menentukan kesuksesan dalam menguatkan modal sosial, pemanfaatan pekarangan dan lahan kosong, serta meningkatnya produksi sayuran. Pertumbuhan tanaman anggur yang cepat dan sehat masih dalam masa perawatan dan menunggu pembuahan. Pemberdayaan masih diperlukan untuk memastikan kinerja yang efektif.
Penguatan Ketahanan Pangan Rumah Tangga pada Kelompok Wanita Tani Sidoluhur-Tiyasan melalui Kewirausahaan Sosial Handoko, Victoria Sundari; Stefanus Nindito; Antonius Budisusila
Jurnal Atma Inovasia Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v5i4.11107

Abstract

Pengabdian pada masyarakat di Kelompok Wanita Tani Sidoluhur, Tiyasan, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta ini bertujuan untuk mendorong kelompok wanita tani tangguh sebagai mitra Perguruan Tinggi. Kemitraan dalam bentuk kolaborasi ini bertujuan untuk menggali kearifan lokal untuk menguatkan kegiatan kelompok wanita tani dan ketahanan pangan rumah tangga KWT. Kewirausahaan sosial yang dikembangkan memberikan kemampuan mereka untuk bekerja bersama dan saling berbagi pengetahuan terkait keragaman tanaman dan budidaya tanaman yang dikelola di lahan-lahan yang tidak dipakai seperti lahan penduduk atau tanah kas dusun atau desa. Problem solving merupakan metode atau teknik dalam pemecahan masalah yang dihadapi Kelompk Wanita Tani (KWT). Problem solving dilakukan dengan cara diskusi dalam pertemuan KWT di akhir bulan dan saling berbagi pengetahuan bersama antara tim abdimas dan ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani Sidoluhur. Selanjutnya akan diadakan pelatihan kewirausahaan sosial secara partisipatif. Penyusunan program dan kegiatan organisasi KWT Sidoluhur. Pelaksanaan inventarisasi pekarangan yang sudah ditanami dan berpotensi ditanami. Selanjutnya melakukan negosiasi pemilik tanah dan meningkatkan produksi tanaman pangan yang beragam di pekarangan penduduk. Kata Kunci – Gender, Kelompok Wanita Tani, Ketahanan Pangan, Kewirausahaan Sosial, Sosiologi
Peningkatan Digitalisasi Pariwisata di Wilayah Desa Purwoharjo, Kulon Progo Murti, Desideria Cempaka Wijaya; Kusumastuti, Zikrina Ratri; Handoko, Victoria Sundari; Wijaya, Antonius Bima Murti
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v2i1.5395

Abstract

Purwoharjo merupakan suatu kawasan desa yang terletak di daerah Pegunungan Menoreh, Kulon Progo, Yogyakarta. Situasi pandemic COVID-19 membawa dampak bagi keberlanjutan pariwisata di kawasan Desa Purwoharjo. Penurunan jumlah pengunjung dalam dua tahun masa pandemic akibat dari kebijakan PKKM dan PSBB mendorong Wisata Desa Purwoharjo untuk beradaptasi. Pandemi merupakan suatu permasalahan fenomena alam yang perlu dihadapi dengan pendekatan yang adaptif antara manusia dan alam. Melalui empat komponen dalam pendekatan human and ecological well-being, digitalisasi dipilih sebagai langkah alternatif inovasi dari permaslaahan yang ada. Yang mana digitalisasi ini dapat bermanfaat bagi upaya peningkatan nilai produk wisata Desa Purwoharjo dan mempertahankan pariwisata setempat sebagai ecosystem service. Pada proses ini berupaya menggabungkan ide dan pemikiran dari masyarakat pengelola wisata dan kelompok diluar pengelola untuk menciptakan inovasi serta meningkatkan nilai produk wisata setempat. Dengan metode Community-based Tourism (CBT) yang diguakan melibatkan kelompok pengelola desa wisata secara aktif dan juga kelompok lain sebagai fasilitator diharapkan dapat memberikan wawasan dan berinovasi bersama untuk pengembangan desa wisata Purwoharjo. Dengan proses fasilitator pelatihan digitalisasi dengan kelompok- kelompok di luar pengelola wisata.
Implementasi Integrated Place Brand Identity untuk Peningkatan Ekonomi Kreatif di Desa Wisata Tinalah, Kulon Progo Desideria Cempaka Wijaya Murti; Victoria Sundari Handoko; Antonius Bima Murti Wijaya; Emerald, Gabriel
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 5 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v2i5.6315

Abstract

Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) terletak di wilayah Desa Purwoharjo merupakan kawasan yang memiliki beragam potensi seperti wisata alam, kebudayaan, maupun kuliner tradisional. Pandemi COVID-19 membawa dampak bagi produksi UMKM di Dewi Tinalah. Selain itu, pengelola UMKM masih kesulitan untuk melakukan pemasaran, branding, serta belum adanya alat untuk membantu manajemen penjualan produk. Tim Abdimas melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama penduduk untuk mengidentifikasi place brand identity yang diintegrasikan dengan teknologi Point of Sales dipilih sebagai langkah alternatif inovasi untuk menjawab permasalahan yang ada. Kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan nilai jual produk UMKM dan sistem pembayaran cashless di Desa Wisata Tinalah. Kegiatan abdimas dengan melibatkan partisipasi pengelola desa wisata dan UMKM secara aktif diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan inovasi kreatif untuk pengembangan Desa Wisata Tinalah.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Sidoluhur untuk Inisiasi Budidaya Anggur Substitusi Impor (ASI) Budisusila, Antonius; Handoko, Victoria Sundari; Priantoro , Antonius Tri; Ladjar, Maria Esterlita Beto; Baroto, Media Putri
Jurnal Atma Inovasia Vol. 4 No. 6 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v4i6.10179

Abstract

Tingkat ketergantungan buah impor khususnya anggur semakin meningkat. Direktorat Jendral Hortikulura, Kementerian Pertanian mencanangkan pengurangan anggur impor sampai 30% pada tahun 2027. Hal tersebut merupakan program strategis yang perlu didukung dan dikuatkan pada level lokal. Program pemberdayaan ini fokus pada peningkatan keberdayaan mitra dalam dua aspek utama: penguatan kelembagan dan organisasi kelompok wanita tani dan keberdayaan mitra dalam budidaya anggur substitusi impor (ASI). Penggunaan sumberdaya keuangan dan manusia yang optimal telah mampu meningkatkan keberdayaan mitra dalam pengertian menguatkan pengetahuan dan sadar kelembagaan, meskipun masih membutuhkan pembuktian pada praktik empiris. Selain itu partisipasi anggota meningkat selama program berlangsung dan diharapkan dapat berkelanjutan. Partisipasi menentukan kesuksesan dalam menguatkan modal sosial, pemanfaatan pekarangan dan lahan kosong, serta meningkatnya produksi sayuran. Pertumbuhan tanaman anggur yang cepat dan sehat masih dalam masa perawatan dan menunggu pembuahan. Pemberdayaan masih diperlukan untuk memastikan kinerja yang efektif.