p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Triton
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Evaluasi Mutu Sensori Daging Ayam Kampung Super yang Dimarinasi Air Kelapa Terfermentasi pada Lama Perendaman yang Berbeda Harapin Hafid; Wa Ode Fatmawati; Fadli Ma’mun Pancar; Siti Hadrayanti Ananda
JURNAL TRITON Vol 16 No 1 (2025): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v16i1.1337

Abstract

Daging ayam kampung super mempunyai cita rasa yang khas sehingga banyak diminati masyarakat. Pengolahan secara marinasi dapat meningkatkan kualitas sensori daging dengan salah satu bahan alami yang dapat dimanfaatkan dalam proses perendaman adalah air kelapa yang telah mengalami fermentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh proses marinasi daging ayam kampung super menggunakan air kelapa terfermentasi terhadap peningkatan kualitas sensori daging. Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Teknologi Hasil Ternak serta Laboratorium Unit Analisis Pakan Ternak. Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini mencakup empat kelompok, yaitu: P0 (daging ayam kampung tanpa perlakuan marinasi), P1 (daging ayam kampung yang direndam dalam air kelapa non-fermentasi), P2 (daging ayam kampung yang dimarinasi dalam air kelapa terfermentasi selama 30 menit), dan P3 (daging ayam kampung yang dimarinasi dalam air kelapa terfermentasi selama 60 menit). Penilaian kualitas sensori menggunakan sebanyak 25 panelis semi terlatih dengan skala hedonik 1-5. Data yang diperoleh dianalis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) empat perlakuan dan lima kali ulangan. Parameter yang dianalisis dalam penelitian ini mencakup aspek sensori, meliputi aroma, rasa, tekstur, warna, dan tingkat keempukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa durasi marinasi dalam air kelapa terfermentasi tidak memberikan perbedaan signifikan (P>0,05) pada karakteristik sensori daging ayam kampung super, termasuk warna, aroma, tekstur, cita rasa, serta keempukan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kualitas sensori marinasi daging ayam kampung super tidak menunjukkan pengaruh berbeda namun pada perlakuan P3 dengan durasi marinasi 60 menit pada air kelapa terfermentasi menunjukkan rataan yang terbaik pada cita rasa dan tekstur.
Kualitas Organoleptik Bakso Daging Entok dengan Penambahan Tepung Biji Nangka pada Level Berbeda Harapin Hafid; Cici Puspitasari; Fadli Ma’mun Pancar; Siti Hadrayanti Ananda
JURNAL TRITON Vol 16 No 2 (2025): JURNAL TRITON (Issue in Progress)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v16i2.1375

Abstract

Bakso adalah produk olahan daging yang terknenal di Indonesia, memiliki tekstur kenyal, cita rasa yang gurih, terbuat dari kombinasi daging giling, tepung dan bumbu yang dibentuk bulat, direbus hingga matang dengan variasi bahan dasar seperti daging ayam, sapi, ikan hingga daging entok. Upaya meningkatkan kualitas dan nilai gizi bakso yaitu dengan memanfaatkan bahan potensial yang mengandung bahan pengikat pati amilosa yakni tepung biji nangka. Tujuan studi ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kualitas organoleptik bakso entok yang ditambahkan tepung biji nangka dengan level yang berbeda-beda. Pelaksanaan studi ini yaitu di Laboratorium Unit Teknologi Hasil Ternak pada bulan Mei - Juni 2024. Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan pada studi ini, melalui 4 perlakuan dan 4 ulangan. P0= tanpa penambahan tepung biji nangka; P1= 10% penambahan tepung biji nangka; P2= 15% penambahan tepung biji nangka; P3= 20% penambahan tepung biji nangka. Temuan studi menunjukkan bahwasanya penambahan tepung biji nangka pada kualitas organoleptik bakso daging entok mempengaruhi (P<0,05) bentuk, warna, tekstur, aroma, kekenyalan, rasa dan penerimaan umum secara nyata. Hal tersebut terlihat dari perlakuan terbaik pada uji kualitas organoleptik terdapat pada perlakuan P1 yang merupakan campuran 10% tepung tapioka dan 10% tepung biji nangka. Kualitas ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan nilai gizi produk akhir serta memberikan variasi baru yang dapat diterima oleh konsumen.