Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Efek Peningkatan Serat Kasar Dengan Penggunaan Daun Murbei Dalam Ransum Broiler Terhadap Persentase Bobot Saluran Pencernaan. (Effects Fiber Improved by Using Mulberry Leaf in the Broiler Diet Against Gastrointestinal Weight Percentage) Has, Hamdan
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study conducted to determine the effect of increasing crude fiber by using murlberry leaf on weight percentage of broiler digestive tract. One hundred DOC (day old chick) broilers, mulberry leaf, rumen fluid and other feed ingredients used in a completely randomized design research with 5 treatment T0 (control), T1 (10% mulberry leaves), T2 (10% fermented mulberry leaves), T3 (20% mulberry leaves) and T4 (20% fermented mulberry leaf) and 4 replications. Parameters observed was weight percentge of gastrointestinal tract (crop, proventriculus, gizzard, liver, pancreas, small intestine, cecum). The results showed the increasing crude fiber with 10% and 20% mulberry leaves (fermented and not fermented) were not significant (P> 0.05) on crop, proventiculus, liver and pancreas, but significant (P <0.05) increase gizzard weight at 20% murlberry compared to control, treatment 10% and 20% murlberry increase significantly (P <0.05) weight of the small intestine (doudenum, jejenum, ileum) and ceca compared control. Fermented and unfermented treatment showed no difference for all parameters. The increase in crude fiber diet can affect the digestive tract, especially the weight of gizzard, small intestine and cecum.   Keyword: Crude Fiber, Murlberry Leaf, Digestive Tract
The Effectivity of Fermented Mulberry Leaves with Rumen Liquor as Broiler Feed on Final Body Weight, Dry Matter and Crude Fiber Digestibility, and Metabolic Energy Has, Hamdan; Yunianto, V D; Sukamto, B
ANIMAL PRODUCTION Vol 15, No 3 (2013): September
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.006 KB)

Abstract

 Abstract.  Objective of this research was to know the effect of fermented mulberry leaves by rumen liquorin boiler’s diet measured from final body weight, dry matter digestibility, crude fiber digestibility, and metabolic energy. One hundred broiler strain CP 707, broiler concentrate, mulberry leaves and other feed stuffs were administered in Completely Randomized Design with 5 treatments, namely T0 (control), T1 (10% mulberry leaves), T2 (10% fermented mulberry leaves), T3 (20% mulberry leaves) and T4 (20% fermented mulberry leaves) with 4 replications. Result revealed that the increasing use of mulberry leaves had significantly lowered final body weight, dry matter and fiber digestibility, metabolic energy. Fermentation treatment at 10% level could increase dry matter digestibility, crude fiber and metabolic energy than those of unfermented. This study concluded that the increasing mulberry leaves in broiler feed could reduce feed digestibility, and fermentation by rumen liquor could optimize the use of mulberry leaves as broilers feed. Key words: Mulberry leaves, rumen liquor, broiler, fermentation, digestibility Abstrak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh daun murbei yang difermentasi dengan cairan rumen sebagai pakan boiler terhadap bobot badan, kecernaan bahan kering, serat kasar dan energi metabolis. Sebanyak 100 ekor broiler dengan pakan berupa daun murbei, dan bahan pakan lainnya digunakan dalam penelitian dengan rancangan acak lengkap  5 perlakuan yaitu T0 (kontol), T1 (penggunaan 10% daun murbei), T2 (10% daun murbei fermentasi), T3 (20% daun murbei) dan T4 (20% daun murbei fermentasi) serta 4 ulangan. Hasil penelitian adalah peningkatan penggunaan daun murbei berpengaruh nyata menurunkan bobot badan, kecernaan bahan kering, kecernaan serat kasar dan energi metabolis pakan. Perlakuan fermentasi pada taraf 10% dapat meningkatkan kecernaan bahan kering, serat kasar dan energi metabolis. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa peningkatan daun murbei dalam pakan broiler dapat menurunkan kecernaan pakan dan fermentasi menggunakan cairan rumen dapat mengoptimalkan penggunaan daun murbei sebagai pakan broiler. Kata kunci: Daun murbei, cairan rumen, broiler, fermentasi, kecernaan
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA TETAS TELUR AYAM KAMPUNG PERSILANGAN Napirah, Astriana; Has, Hamdan
Prosiding Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017 Vol 1, No 1 (2017): Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.058 KB)

Abstract

Salah satu upaya optimalisasi produktivitas ayam kampung adalah melalui persilangan dengan ayam petelur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat fertilitas, daya tetas dan mortalitas telur yang dihasilkan dari persilangan antara  pejantan ayam kampung dengan betina layer strain lohmann brown. Seratus butir telur tetas dibagi dalam 4 perlakuan dan 5 ulangan berdasarkan rancangan acak lengkap. Perlakuan yang dicobakan adalah lama penyimpanan telur yang berbeda, yaitu 1 hari (P0), 3 hari (P1), 5 hari (P2), dan 7 hari (P4). Variabel yang diamati adalah fertilitas, daya tetas, dan mortalitas telur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dilanjutkan dengan uji wilayah berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan mempengaruhi (P<0,05) fertilitas, daya tetas dan mortalitas telur. Penyimpanan telur selama 3 hari sebelum penetasan memperlihatkan fertilitas dan daya tetas paling tinggi, masing-masing 76±5,4% dan 79,2±5,8%, serta mortalitas paling rendah yaitu 20±1,1%. Dapat disimpulkan bahwa dalam usaha penetasan, penyimpanan telur tetas persilangan ayam kampung dengan ayam petelur lohmann brown sebaiknya tidak melebihi jangka waktu 3 hari, agar diperoleh hasil penetasan yang optimal.Kata kunci—Fertilitas Telur, Daya Tetas, Mortalitas, Ayam Kampung, Ayam Petelur
KARAKTERISTIK NUTRIEN KULIT PISANG SEBAGAI PAKAN AYAM KAMPUNG DENGAN PERLAKUAN PENGOLAHAN PAKAN YANG BERBEDA Has, Hamdan; Indi, Amiluddin; Pagala, Amrullah
Prosiding Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017 Vol 1, No 1 (2017): Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.866 KB)

Abstract

Kulit pisang merupakan salah satu limbah pangan yang potensial digunakan sebagai pakan ternak unggas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pengolahan pakan berbeda terhadap kualitas nutrien kulit pisang dalam rangka pemanfaatan sebagai pakan ayam kampung. Penelitian ini berupa penelitian ekperimental menggunakan rancangan percobaan acak lengkap empat perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P0 (kontrol), P1 (rendaman NaOH 10%), P2 (fermentasi ragi tempe), P3 (fermentasi EM4).Variabel yang diamati adalah karakteristik nutrien kulit pisang yaitu bahan kering, bahan organik, protein kasar dan serat kasar. data yang diperoleh dianalisis ragam dengan tingkat kepercayaan 5%, data yang berpengaruh nyata (P < 0,05) diuji lanjut menggunakan uji berganda duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pengolahan pakan (P1, P2, P3) dapat menurunkan (P < 0,05) kandungan bahan kering dan bahan organik dibanding kontrol, serta dapat meningkatkan kandungan protein kasar. Perlakuan P1 nyata (P < 0,05) dapat menurunkan serat kasar sedangkan P2 dapat meningkatkan serat kasar dibandingkan kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa metode pengolahan pakan yang berbeda memiliki karakteristik nutrien yang juga berbeda.Kata kunci— Kulit Pisang, Karakteristik Nutrien.
THE EFFECT OF CITRATE ACID ON THE PRODUCTION PERFORMANCE OF THE QUAIL (Coturnix coturnix japonica) Ardianto, Roy; Pagala, Muhammad Amrullah; Has, Hamdan
Indonesian Journal Of Animal Agricultural Science (IJAAS) Vol 2, No 1 (2020): Indonesian Journal Of Animal Agricultural Science (IJAAS)
Publisher : Pascasarjana Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/ijaas.v2i1.12041

Abstract

This study was aimed to determine the effect of citric acid on layer quail (Coturnix coturnix japonica) of production performance. The material used in this study was 80 quail of layer period (12 weeks) observed kept for five weeks. This study was used to complete randomized design with four treatments and five replications. Levels of citric acid administration were 0%, 0,3%, 0,6% and 0,9%, respectively. Parameters observed were feed consumption, egg production, egg weight, and feed conversion. The results showed that citric acid did not have a significant effect (P> 0,05) on feed consumption and quail egg weight, but gave real effect (P<0,05) to quail egg production and gave very significant effect (P<0,01) to feed conversion of quail. The addition of citric acid with a level of 0,6% (P2) gives better egg production and feed conversion than other treatments. Keywords: Quail, Citric Acid, Production Performance
Produksi Ayam Broiler Organik Kaya Protein Untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh Masa Pandemic Covid-19 Zulkarnain, Deki; Aku, Achmad Selamet; Pagala, Muhammad Amrullah; Tasse, andi Murlina; Malesi, La; Has, Hamdan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.356 KB) | DOI: 10.33772/jpmit.v3i1.14215

Abstract

The Thematic Real Work Lecture (KKN-T) Halu Oleo University in Matabubu Village, Poasia District, Kendari City, Southeast Sulawesi, has the aim of activities to increase body immunity during the Covid-19 pandemic and increase community motivation to manage and raise public awareness of the importance of using masks during the COVID-19 pandemic, especially for poultry farmers by providing community empowerment efforts in development in the integrated livestock sector, program activities carried out by Thematic KKN Students in the form of material delivery to breeders, counseling to breeders and training and community assistance in making fertilizer compost. However, the presence of the covid-19 virus limits Thematic KKN students to be more with the community with association activities. 
Utilitas Asam Organik Sari Belimbing Wuluh dan Asam Sitrat Sintetis Sebagai Acidifier Terhadap Performa Produksi Puyuh (Coturnix coturnix Japonica) Fase Grower Hamdan Has; Astriana Napirah; Widhi Kurniawan; La Ode Nafiu; Takdir Saili
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 2 (2020): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.386 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i2.11072

Abstract

ABSTRAKPenggunaan acidifier baik organik atau sintetis dapat meningkatkan optimalisasi nutrien di dalam saluran pencernaan.  Optimalisasi nutrien diharapkan dapat meningkatkan performa ternak khususnya puyuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan dua macam acidifier terhadap performa puyuh fase grower. 100 ekor unsexed puyuh (Coturnix coturnix Japonica) fase grower umur 14-40 hari digunakan dalam penelitian yang menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung kuning, dedak, konsentrat puyuh komersil, sari belimbing wuluh, dan asam sitrat sintetis. Perlakuan yang dicobakan terdiri dari perlakuan kontrol (P0), penggunaan 0,3% asam sitrat sintetis (P1), penggunaan 0,25% sari belimbing wuluh (P2), penggunaan 0,6% asam sitrat sintetis (P3), dan penggunaan 0,5% sari belimbing wuluh (P4). Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum mingguan. Penggunaan sari belimbing wuluh memiliki konsumsi pakan yang lebih rendah  (P<0,05) pada minggu pertama dibanding kontrol dan asam sitrat sintetis.  Penggunaan asam sitrat sintetis meningkatkan pertambahan bobot badan pada minggu pertama (P<0,05). Penggunaan asam sitrat sintetis nyata dapat menurunkan konversi pakan minggu ke tiga dan empat dibanding kontrol dan asam organik belimbing wuluh. Kesimpulan penelitian ini yaitu penggunaan sari belimbing wuluh sebagai acidifier belum menunjukkan perbaikan performa yang signifikan sedangkan penggunaan asam sitrat sintetis memiliki performa yang lebih baik dibanding perlakuan kontrol dan penggunaan sari belimbing wuluh.Kata kunci: acidifier, asam sitrat, belimbing wuluh, puyuh fase growerABSTRACTThe organic and synthetic acidifiers could improve the optimization of nutrients utilization in the quail digestive tract. Furthermore, the optimization of nutrients is expected to improve quail performance. This study was aimed to determine the effect of using two types of acidifiers (Averrhoa bilimbi juice and synthetic citric acid) on the grower phase of quail performance. Total of 100 unsexed quails (Coturnix coturnix japonica) grower phase aged 14-40 days were used in this research and designed as a completely randomized design of five treatments and four replications. Feed ingredients used were yellow corn, rice bran, commercial quail concentrate, Averrhoa bilimbi juice (organic acidifier), and synthetic citric acid. The treatments consisted of control (P0), 0.3% synthetic citric acid (P1), use of 0.25% Averrhoa bilimbi juice (P2), use of 0.6% synthetic citric acid (P3), and use of 0.5% Averrhoa bilimbi juice (P4). The variables observed were weekly feed intake, body weight gain, and feed conversion. The result showed that utilization of Averrhoa bilimbi juice has lower feed consumption (P<0.05) in the first week compare to control and synthetic citric acid, and synthetic citric acid utilization increases body weight gain in the first week (P<0.05). The use of synthetic citric acid significantly reduces feed conversion in the third and fourth weeks compared to control and organic acid groups. The conclusion of this study is the utilization of Averrhoa bilimbi juice as an acidifier has not shown significant improvements in quail performance. The use of synthetic citric acid has a better performance compared to control and Averrhoa bilimbi juice utilization.Keywords: acidifier, organic acidifier, citric acid, growing quail
Evaluasi Kualitas dan Karakteristik Fermentasi Silase Kombinasi Stay Green Sorghum (Sorghum bicolor L. Moench) – Indigofera zolingeriana dengan Perberbedaan Komposisi Widhi Kurniawan; Teguh Wahyono; Natsir Sandiah; Hamdan Has; La Ode Nafiu; Astriana Napirah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 1 (2019): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.548 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i1.5551

Abstract

 ABSTRAK Ketersediaan hijauan pakan ternak haruslah memenuhi aspek kuantitas, kualitas dan kontinyuitas. Teknologi pengawetan pakan dengan membuat silase berbahan tanaman pakan yang sesuai diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pakan tersebut. Sorgum memiliki potensi sebagai bahan silase yang baik namun perlu ditingkatkan kualitasnya dengan menambahkan hijauan yang tinggi kandungan protein kasarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas dan karakteristik fermentasi silase kombinasi sorgum dan leguminosa. Penelitian ini dilakukan dengan mengkombinasikan Stay green dan Indigofera zolingeriana (100:0, 60:40, 50:50, dan 40:60%) sebagai bahan silase untuk dievaluasi pH, kandungan bahan kering (BK), bahan organik(BO), protein kasar (PK) dan Nilai Fleigh. Silase dibuat dalam silo ukuran 1 liter yang difermentasi selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya persentase Indigofera zolingerianadalam silase meningkatkan pH silase, BK, dan PK silase. Peningkatan pH tersebut berakibat pada terjadinya proteolisis pada PK silase. Penggunaan Indigofera zolingeriana dalam silase kombinasi dengan sorgum Stay green pada persentase 40% masih memungkinkan untuk memperoleh silase kombinasi yang berkualitas baik (Nilai Fleigh 70,13) dan kandungan protein kasar mencapai 15,68%. Kualitas tersebut selanjutnya akan menurun apabila persentase Indigofera zolingeriana dinaikkan walaupun kandungan protein kasar meningkat.Kata Kunci: Silase, Kombinasi, Kualitas, Evaluasi, Nilai Fleigh.ABSTRACTFeed availability has to meet quantity, quality and continuity aspect. Feed preservation technology by making silage from suitable forage plants is expected to meet these needs. Sorghum has the potential as a good silage material but needs to be improved in quality by adding other forage which have high crude protein content. This study was aimed to evaluate the quality and characteristics fermentation of sorghum and legumecombination silage. This research was conducted by combining Stay greensorghum and Indigofera zolingeriana (100: 0, 60:40, 50:50, and 40: 60% combination) as silage material to be evaluated for pH, dry matter content (DM), organic matter (OM), crude protein (CP) and Fleighpoint. Silage was made in 1 liter size silos which are fermented for 21 days. The results showed that the increasing percentage of Indigofera zolingeriana in silage could increase silage, pH, DM, and CP silage. The increase in pH resulted in proteolysis of silage protein. The added of Indigofera zolingeriana in silage combination at 40% was still possible to obtain good quality silage (Fleighpoint 70.13) and reaching 15.68% of silage CP content. The silage quality was decrease if the percentage of Indigofera zolingeriana increased, even though the silage CP content could increasesafterward.Keywords: Silage, Combination, Quality, Evaluation, Fleigh point
PENGARUH METODE FORCE MOLTING YANG BERBEDA TERHADAP RONTOK BULU AYAM PETELUR AFKIR muhammad Nurdiana Fitroh; Muhammad Amrullah Pagala; Hamdan Has
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 3, No 2 (2016): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.96 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v3i2.1692

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode force  molting  berbeda terhadap rontok bulu ayam ras petelur pada masa akhir produksi telur (afkir). Sebanyak 18 ekor ayam petelur strain Lohman Brown, daun lamtoro, ransum basal, dedak padi digunakan sebagai materi penelitian. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap 3 perlakuan dan 6 ulangan, perlakuan yang digunakan adalah P0 = Pembatasan pakan dan pemuasaan, P1 = Pemuasaan dan penambahan daun lamtoro 20%, P2 = Pemuasaan dan pemberian dedak padi. Perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Variable yang diamati adalah  jumlah rontok bulu leher, bulu punggung, bulu sayap, bulu ekor dan bulu dada. Hasil penelitian menunjukkan: Perlakuan  force moting berbeda pada ayam petelur berpengaruh nyata (p<0.05) pada jumlah rontok bulu leher dan bulu dada tetapi tidak berpengaruh nyata (p>0.05) pada jumlah  rontok bulu punggung, bulu sayap, bulu ekor, selisih bobot badan dan lama masa berhenti bertelur. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu perlakuan force molting dengan penambahan daun lamtoro menunjukkan hasil yang lebih baik. Kata Kunci: Ayam Petelur Afkir, Rontok Bulu
IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI BERBEDA DALAM RANSUM PUYUH FASE GROWER TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN, DAN KONVERSI RANSUM Astriana Napirah; Hamdan Has; La Ode Nafiu; Ali Bain; Takdir Saili
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 2 (2018): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.775 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i2.5188

Abstract

ABSTRAK             Kandungan energi dan protein pakan merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas pakan dan performans produksi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh imbangan energi dan protein berbeda dalam ransum puyuh fase grower terhadap konsumsi pakan, perrtambahan bobot badan, dan konversi pakan. Seratus dua puluh DOQ disebar secara acak pada 24 unit kandang percobaan. Perlakuan yang dicobakan terdiri atas 2 level energi pakan (2700 dan 2900 kkal/kg) dan 3 level protein pakan (18, 20, dan 22%), sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan, yaitu R1 (2700 EM – 18% PK), R2 (2700 EM – 20% PK), R3 (2700 EM – 22% PK), R4 (2900 EM – 18% PK), R5 (2900 EM – 20% PK), dan R6 (2900 EM – 22% PK). Pakan yang dicobakan merupakan pakan self mixing. Parameter yang diamati adalah konsumi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan puyuh umur 2 hingga 6 minggu. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji wilayah berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan energi-protein pakan berbeda tidak memberikan pengaruh (P>0,05) pada konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan. Kombinasi energi metabolisme 2700 kkal/kg dan 18% protein sudah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi puyuh periode grower.Kata Kunci: protein, energi, puyuh, grower   ABSTRACT             Energy and protein that contained in poultry feed is a factor that affect the feed quality and poultry production performance. This research aimed to study the effect of different energy and protein balance in quail feed on feed consumption, weight gain, and feed conversion ratio. One hundred and twenty day old quails were divided into 24 units enclosure research. The trial feed was consist of 2 levels of energy feed (2700 and 2900 kcal/kg) and 3 levels of crude protein (18, 20, and 22% CP), so that there were 6 combinations of treatments, i.e. R1 (2700 ME – 18% CP), R2 (2700 ME – 20% CP), R3 (2700 ME – 22% CP), R4 (2900 ME – 18% CP), R5 (2900 ME – 20% CP), R6 (2900 ME – 22% CP). The used feed was a self mixing feed. The observed parameters were feed consumption, body weight gain, and feed conversion ratio of quail at 2-6 weeks of age. The data obtained were analyzed using variance analysis and continued using Duncan’s multiple range test. The result showed that the balance of energy-protein in quail feed did not affect (P>0,05) feed consumption, body weight gain, and feed conversion ratio. The combination of 2700 kcal/kg metabolizable energy and 18% cruse protein could already maintain the needs of the grower period of quail nutrients.Keywords: protein, energy, quail, grower
Co-Authors Abdul Salam Achmad Selamet Aku Adi Saputra Ahmad Basrun Ahmad Basrun Amiluddin Indi Andi Murlina Tasse Annisa Fathia Abdullah Ardianto, Roy Asma Bio Kimestri Asma Biokimestri Astriana Napirah Audy Joinaldy Awang Rosyadi B Sukamto, B Badarudin, Rusli Baidi, La Ode Hazim Falihuddin Dandi Dandi Darfia Darfia Daud, Denvy Meidian Dedem Sutopo Deki Zulkarnain Dewi, Fitria Dina Hasria Fadli Ma’mun Pancar Febi Pangestu Firman Nasiu Firman Nasiu Fuji Astuty Auza Fyka, Samsul Alam Gunawan, Muhammad Arjun Hairil Adzulyatno Hadini Harapin Hafid H. Harni Harni Hendrika Utami I Kadek Jefri Irma Irma Irwan Irwan Isnaeni, Purnaning Dhian Kabir Kabir Karimudin, Karimudin Kusuma, Putu Nara L.d. Agung Suharto La Malesi La Ode Arsad Sani La Ode Halylu La Ode Muhamad Munadi La Ode Nafiu La Ode Sahaba La Ode Saidi Lisran Lisran Lusfia Lusfia Maulana, Abdul Jabbar Melki Marsaban Muh. Rusdin Muh. Yudit Wahyu R Muhamad Rudini Muhammad Amrullah Pagala Muhammad Ihsan Nugroho Muhammad Resdiyansyah Munadi, La Ode Muh Munadi, La Ode Muh. Musram Abadi Musria Musria Natsir Sandiah Nur Iksan Nur Santy Asminaya Nurhayu Nurhayu Purnaning Dhian Isnaeni Purnaning Dhian Isnaeni Purnaning Dhian Isnaeni Purnaning Dhian Isnaeni Putu Nara Kusuma P. Putu Nara Kusuma Prasanjaya Rachmita Dewi S. Toba Rahman Rahman Rahmat Hidayat Rahmat Tybu Restu Libriani Ridwan Syah Alimin Rilus Kinseng Rina Astarika, Rina Risawa1, Risma Wilasakti Rusli Badaruddin Sahrul Sahrul Sanjaya, Dharma Sawaludin Sawaludin Syam Rahadi Syamsuddin Syamsuddin TAKDIR SAILI Ulul Azmi Harun V D Yunianto Wa Laili Salido Wa Ode Nurmala Yunita Wa Ode Sitti Nurbaya Widhi Kurniawan Wijaya, Andarias Julias Yaman Yaddi Yamin Yaddi