Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh waktu dan SPL terhadap jumlah hasil tangkapan ikan julung (Hemirhamphus far) Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.2.1-5

Abstract

Penelitian dengan tujuan untuk melihat pengaruh waktu penangkapan dan suhu permukaan laut terhadap hasil tangkapan ikan julung (Hemiramphus far) dilaksanakan pada bulan April – Juni 2013 di perairan pesisir pulau Tidore dan pulau Ternate dengan menggunakan metode survey untuk mendapatkan data hasil tangkapan, suhu dan waktu operasi penangkapan.  Data penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi non linier dan uji-t serta analisis deskriptif untuk menjelaskan hasil dalam bentuk grafik. Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan waktu penangkapan antara pagi dan sore hari cenderung memberikan pangaruh terhadap hasil tangkapan dimana waktu penangkapan terbaik yaitu pada sore hari, hal ini lebih diperkuat dengan hasil analisis regresi non-linier yang menunjukan bahwa suhu permukaan laut juga memberikan pengaruh yang kuat (R2 = 0.7209) terhadap hasil tangkapan pada sore hari dengan kisaran suhu terbaik untuk penangkapan adalah 28 -29 oC.
Pendugaan daerah potensial penangkapan ikan layang (Decapterus sp) berdasarkan SPL dan klorofil-a di perairan pesisir Pulau Ternate Fajrin Saputra Laitupa; Sahril Kacoa; Muhammad Askar Laitupa; Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.2.28-35

Abstract

Potensi perikanan pelagis kota Ternate lebih didominasi oleh pelagis kecil diantaranya jenis ikan layang, ikan komo dan ikan selar. Ikan layang adalah jenis ikan yang sangat potensial dikembangkan, hal ini terlihat dengan jumlah produksi ikan layang mendekati 980.000 kg/tahun. Jumlah produksi ini masih dibawah MSY atau pemanfaatannya baru sekitar 30 % dari MSY. Upaya untuk optimalisasi sumberdaya yang selalu terus dilakukan diantaranya dengan peningkatan jumlah unit penenagkapan serta peningkatan informasi mengenai daerah penangkapan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengoptimalisasi sumberdaya ikan pelagis tersebut adalah dengan menduga daerah penangkapan ikan dengan menggunakan data citra satelit oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suhu permukaan laut dan klorofil-a terhadap hasil tangkapan ikan layang, kemudian dipetakan dalam peta prediksi daerah penangkapan ikan layang di perairan pesisir pulau Ternate. Hasil penelitian menunjukan bahwa Secara bersama-sama suhu permukaan laut dan klorofil-a berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan ikan di pesisir pulau Ternate, sedangan hasil uji t menunjukan bahwa secara individu parameter klorofil-a yang berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan ikan laying (Decapterus sp), dengan prediksi daerah penangkapan yang potensial penangkapan ikan laying di perairan laut pulau Ternate terdapat pada bagian timur pulau ternate dengan koordinat 0o50'14.0"N, 127o25'15"E.
Analisis hubungan faktor oseanografi dengan hasil tangkapan ikan tenggiri (Scomberamorus spp) di perairan Kec. Leihitu Kab. Maluku Tengah Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.5.2.1-11

Abstract

Kecamatan Leihitu memiliki letak geografis yang menunjukan bahwa daerah tersebut berbatasan langsung dengan laut Banda sehingga wilayah lautnya yang dominan memiliki potensi perikanan yang besar.  Potensi perikanan ini umumnya di dominasi oleh perikanan pelagis diantaranya ikan tuna (Thunnus spp) ikan layang (Decapterus spp), Ikan tenggiri (Scommberamorus spp) dan jenis ikan laiinya.  Ikan tenggiri adalah jenis ikan pelagis besar yang senang berenang berombol dalam kelompok kecil, tidak jauh dari pantai.  ikan jenis ini tergolong ke dalam marga Scomberomorus, suku Scombridae. Ikan tenggiri merupakan kerabat dekat tuna, tongkol, madidihang, mackerel dan kembung dimana penangkapan umumnya menggunakan alat tangkap pancing, gill net, purse seine, payang dan alat penangkapan lainnya.  Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Desember 2010 sampai bulan Februari 2011. Penggunaan analisis regresi linier berganda serta uji F dan uji t untuk melihat hubungan antara faktor oseanografi dan hasil tangkapan ikan tenggiri yang didaptkan selama penelitian baik secara keseluruhan maupun secara individual.  Hasil analisis parameter oseanografi diketahui bahwa dari tiga parameter oseanografi (SPL, Klrofil-a dan Kec. Arus) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan  ikan tenggiri sedangan hasil uji t menunjukan bahwa secara individual terdapat dua dari tiga faktor Oseanografi yang berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan ikan tenggiri, diantaranya klorofil-a dan kecepatan arus.
Pemantauan parameter dinamika populasi ikan kembung (Rastrelliger sp) di perairan Pulau Pesisir Pulau Ternate Provinsi Maluku Utara Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.7.2.8-14

Abstract

Penelitian dengan tujuan untuk memantau tingkat eksploitasi sumberdaya dengan mengkaji aspek dinamika populasi ikan kembung (Rastrelliger sp) di perairan peisisir pulau Ternate di laksanakan selama pada bulan Juli sampai September 2014 dengan pengumpulan sampel dari hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan alat tangkap gill net dan mini purse seine. Data hasil pengkuran di analisis dengan menggunakan program Microsoft excel 2010 dan program FISAT untuk mengestimasi aspek dinamika populasi ikan. Hasil yang didapat adalah nilai L∞ = 28.46, nilai K =  0.710/tahun, nilai t0 = -0.24, nilai M = 1.47, nilai F = 1.72, nilai Z = 3.19. hasil ini menunjukan bahwa ikan kembung yang tertangkap oleh nelayan memiliki laju pertumbuhan yang cepat serta tingkat kematian yang tinggi, sehingga umumnya ikan kembung yang tertangkap adalah ikan yang belum melakukan pemijahan. Hasil analisis Y/R dan B/R menunjukan bahwa tingkat eksploitasinya cukup tinggi dengan nilai E = 0.54.
Front Cover Issue Vol. 7 No. 2 Jurnal Agrikan Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.7.2.i

Abstract

Analisis potensi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan kuwe (Carangidae sp) di perairan Laut Flores Propinsi Sulawesi Selatan Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.2.31-38

Abstract

Tujuan utama pengelolaan sumberdaya perikanan ditinjau dari segi biologi adalah upaya konservasi stok ikan untuk menghindari lebih tangkap tangkap. Dalam eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya perikanan, diperlukan dugaan potensi sumberdaya perikanan yang dapat memberi gambaran mengenai tingkat dan batas maksimal dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan di suatu wilayah. Dengan demikian pembangunan perikanan dapat direncanakan sedemikian sehingga potensi sumberdaya perikanan laut tetap berkelanjutan (sustainable) untuk mendukung kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi dan tingkat pemanfaatan ikan kuwe di perairan laut Flores. Hasil penelitian menunjukan bahwa, jumlah MSY adalah 1261.980 untuk Model Scheafer dan 1173.808 untuk Model Fox dan jumlah effort optimum adalah 302016 untuk Model Scheafer dan 201140 untuk Model Fox, dimana data MSY tersebut menunjukan bahwa produksi ikan kuwe (Carangidae sp) diperairan laut Flores telah mengalami Over Fishing pada tahun 2003 dengan produksi adalah 1298.5000 Ton dan jumlah effort adalah 409346 unit.
Parameter populasi dan tingkat eksploitasi ikan tongkol (Euthynnus affinis) di perairan Pulau Morotai Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.7.1.74-81

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan agustus sampai Oktober 2013 di perairan pulau Morotai. Penelitian dengan menggunakan metode survey lapangan untuk mendapatkan gambaran yang mewakili apek dinamika populasi ikan tongkol (Euthynnus affinis) bertujuan untuk mengkaji parameter dinamika populasi dan tingkat eksplotasi ikan tongkol sebagai bahan masuk kepada nelayan dan pemerintah untuk penegelolaan sumberdaya tersebut agar tetap berkelanjutan.  Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai parameter pertumbuhan ikan tongkol di perairan pulau Morotai memiliki nilai L∞ = 42.53, K = 0.5 dan t0 = -0.32 dengan nilai motalitalitas alami (M) 10.5, mortalitalitas penangkapan (F) 0.93 dan mortalitas total (Z) 1.98 serta tingkat eksploitasi (E) 0.47 telah mendaketai tingkat optimum (0.5) sehingga disarankan agar untuk tetap menjaga kelestarian sumberdaya ikan tongkol di perarian pulau Morotai, maka tidak perlu ada penambahan armada dan jumlah waktu penangkapan.
Ekosistem padang lamun (Manfaat, Fungsi dan Rehabilitasi) Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.9-29

Abstract

Ekosistem  pesisir  umumnya  terdiri  atas  3  komponen  penyusun  yaitu  lamun, terumbu  karang  serta  mangrove.  Bersama-sama  ketiga  ekosistem  tersebut    membuat  wilayah    pesisir    menjadi    daerah    yang  relatif  sangat  subur  dan  produktif.    Komunitas  Lamun sangat berperan  penting  pada  fungsi-fungsi  biologis  dan  fisik  dari  lingkungan  pesisir.    Pola zonasi  padang    lamun    adalah    gambaran    yang    berupa    rangkaian/model  lingkungan  dengan    dasar    kondisi    ekologis    yang    sama    pada    padang  lamun.    Aktivitas  manusia  di sekitar  pesisir  dapat  berupa  pertanian,  peternakan  dan  pelabuhan  tradisional  serta pemukiman  penduduk. Oleh karena aktivitas  manusia  yang  tidak  memperhatikan  lingkungan pesisir    akan        mengakibatkan        perubahan        komunitas        lamun        sebagai    penunjang    ekosistem  pesisir.    Banyak      kegiatan      pembangunan      di   wilayah   pesisir   telah   mengorbankan ekosistem  padang  lamun,  seperti  kegiatan    reklamasi    untuk    pembangunan    kawasan  industri    atau  pelabuhan    ternyata    menurut    data    yang  diperoleh      telah      terjadi   pengurangan      terhadap  luasan      kawasan      padang      lamun,      Sehingga pertumbuhan,  produksi  ataupun  biomasanya  akan  mengalami  penyusutan. Di  sisi  lain  masih  kurang  upaya  yang  kita  berikan  untuk  menyelamatkan ekosistem  ini.  Meskipun  data    mengenai    kerusakan    ekosistem    padang  lamun  tidak  tersedia  tetapi  faktanya sudah banyak mengalami degradasi akibat aktivitas di darat.  Sebagai  sumber  daya  pesisir,  ekosistem  padang  lamun    memiliki    multi    fungsi  untuk  menunjang  sistem  kehidupan  dan berperan  penting  dalam  dinamika  pesisir  dan  laut,    terutama    perikanan  pantai    sehingga    pemeliharaan    dan    rehabilitasi    ekosistem  lamun   merupakan      salah      satu      alasan      untuk      tetap      mempertahankan   keberadaan ekosistem  tersebut.
Front Cover Issue Vol. 8 No. 1 Agrikan Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.8.1.-

Abstract

Distribusi Suhu Permukaan Laut Di Perairan Teluk Weda dan Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil Umar Tangke
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 2 No. 2 (2022): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1830.282 KB) | DOI: 10.51135/justevol2issue2page123-132

Abstract

Upaya untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan pelagis kecil dapat dilakukan dengan memprediksi daerahh penangkapan, dimana ikan pelagis kecil merupakan sumberdaya neritik yang distribusinya di pengaruhi oleh kondisi faktor oseanografi. Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat kondisi  distribusi spasialldan temporal SPL serta hubungannya dengan hasil tangkapan ikan pelagis kecil di perairan Teluk Weda. Penggunaan metode eksperimental fishing dengan memanfaatkan data posisi tangkap, hasill tangkapan, suhu permukaan laut baik insitu maupun citra satelit yang di analisis menggunakan sistem informasi geografis serta analisis statistik. Hasil penelitian di dapat distribusi suhu permukaann lautt selama penelitian cukup fluktuatif dan berada pada kisaran 27,4 oC-30,0 oC, dengan kisaran nilai catch per unit effort 62,5-258,0 kg/trip dan memiliki hubungan yang erat dengan persamaan regresi yang terbentuk adalah y= -0.9457x + 7.4933 dan nilai koefisien korelasi (r) dan determinasi masing-masingg adalah 0,884 dan 0,7807, dan hasil tangkapan tertinggi berada pada kisaran suhu 27,6 - 29,8 oC. Hasil penelitian ini merupakan informasi awal sehingga dalam upaya pengelolaan ikan pelagis kecil sampai pada tingkat optimum perlu dilakukan validasi lapangan.
Co-Authors A. Daeng, Ruslan Abdjan, Abdul Hafid Abdulharis Baharudin Achmar Mallawa Achmar Mallawa Achmar Mallawa Ahmad F. Laitupa, Ahmad F. Ajan, Yusrifal Al Hasim Taher Anshar, Baswan ARIYANTO, MUHAMMAD Asirun, Samman Baba, Muhrim Bafagih, Aisyah Bafagih, Aisyah Baharuddin, Abd. Haris Baharudin, Abdul Haris Bernhard Katiandagho Budiman, Berti S Daeng, Ruslan A Darmawaty, Darmawaty Deho, Agung Deni, Sitkun Djabaluddin Namsa Djabaluddin Namsa Djabaludin Namsa Faibun Hi. Rauf Fokatea, Hardin Gusti D. Sapsuha Gusti D. Sapsuha, Gusti D. Hasan, Febrianto Haya, Usman Hi Masud, Fajri Hi. Ambar, M. Fatah Hi. Sultan, Muzakir Ibnu W. Laitupa John Ch Karuwal John Ch Karuwal, John Ch John W. Ch. Karuwal K. Bunga, Jelsi Kadri Laetje Kaidi, Arifin Mudin Karuwal, John W. Ch. Khalid Abdullah Kharie, M. Farid Lacapa, RIsko Laetje, Kadri Laitupa, Ibnu Lamadrasi, Risman Lating, Noval Ali M. Fatah Hi. Ambar Marengkeng, Yayuk S Mariam Hi. M. Nur Mohdi Umanahu Muhammad Agus Muljanto Muhammad Akbar Muhammad Arianto Muhammad Rum Soamole Mujais B Sangaji Muksid, Jurdi Mukti Zainuddin Mukti Zainuddin Mustafa, Hajrul Muzakir Hi Sultan Naim, Armain Namsa, Djabaluddin Namsa, Djabaluddin Nurhamidin, Fauziah Pina, Miralda Rahim, Iskandar Abd. Ratib, Faisal Rauf, faibun Hi Rauf, Faibun Hi Ridwan, Arianto Rochmady Rovina Ruslami, Rovina Ruslan Daeng Matteru, Ruslan Daeng Ruslan Laisouw Sadam Sahidi Sadam Sahidi, Sadam Safrudin Ode Idrsi Sahriar Hamza Sahril Kacoa Saudi, Harmin Sayang Bidul Siti Masiyah, Siti Sitkun Deni Soseba, Jabar Syahnul S Titaheluw Syahnul Sardi Titaheluw Syarif, Rosani Hi Taher, Al Hasim Talib, Ahmaad Tan, Fathnun Tan, Fathun Tuduhu, Fajrin Usia, Samsul Bahri Usman, Hasanuddin Usman, Syarifudin vanessa N. J. Lekahena W Laitupa, Ibnu Wael, Siti Anisa