Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Strategi Pelayanan Pastoral di Masa Pandemi Covid-19 Menuju Pertumbuhan Gereja yang Sehat Sabda Budiman; Susanto Susanto
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 11 No. 2: Januari 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.039 KB)

Abstract

Pastoral ministry strategies during the covid-19 pandemic are urgently needed for god's servants today. The challenges that occur on both the part of god's servants and the church stimulate for each scholar to find a way for the church to grow in the current situation. This research presents a variety of relevant pastoral ministry strategies to be used as a medium of growth of the faith of the church. Not only spiritually, but also spiritually and visibly. Therefore, the purpose of this study is to explain the pastoral ministry strategy during the covid-19 pandemic towards healthy church growth. The research method used in this research is the qualitative research method. Looking at the current situation that changes and develops according to what is recorded in the field, therefore qualitative methods are appropriate for use in data collection and processing. Thus, the design used in this research is flexible and open. Abstrak Strategi pelayanan pastoral di masa pandemic covid-19 sangat dibutuhkan bagi para pelayan Tuhan saat ini. Tantangan yang terjadi baik dari pihak pelayan Tuhan maupun jemaat merangsang untuk setiap cendekiawan menemukan cara agar jemaat dapat bertumbuh dalam situasi yang baru saat ini. Penelitian ini menyajikan berbagai strategi pelayanan pastoral yang relevan untuk digunakan sebagai media pertumbuhan iman jemaat. Tidak hanya secara rohani, tetapi juga secara jamsani dan yang nampak. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini ialah untuk memaparkan strategi pelayanan pastoraldi masa pandemic covid-19 menuju pertumbuhan gereja yang sehat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kualitatif. Melihat situasi yang saat ini berubah serta berkembang sesuai apa yang terjad di lapangan, karena itu metode kualitatif tepat untuk digunakan dalam pengumpulan dan pengolahan data. Dengan demikian, desain yang digunakan dalam penelitian ini bersifat fleksibel dan terbuka.
Evaluasi Terhadap Proses Pelaksanaan Disiplin Gereja di Gereja Kemah Injil Indonesia Petleng Alor Baru Berdasarkan Matius 18:15-17 Yosina Pada Fanmabi; Jamin Tanhidy; Sabda Budiman
Matheteuo: Religious Studies Vol. 2 No. 2 (2022): December
Publisher : Institut Agama Kristen negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The background of the process of implementing church discipline in GKII Petleng Alor Baru Region is that GKII Petleng Alor Baru Region has its own church discipline rules, namely there are congregations who sin, are not reprimanded first, but are directly subject to church discipline. This process of implementing church discipline is not in accordance with the teachings of the Bible in Matthew 18:15-17. This study aims to explain the evaluation of the process of implementing church discipline in GKII Petleng, Alor Baru Region based on Matthew 18:15-17. The method used in this study is qualitative with a type of evaluation research to evaluate the problems that occur and compare the problems with existing theories. To obtain the data the author conducted interviews with the Congregational Pastor, the Congregational Governing Body, the disciplined congregation and the Deputy Regional Chairperson. Based on the results of research that the author has conducted at GKII Petleng, Alor Baru Region, the author finds that GKII Petleng Alor Baru Region has not carried out the process of applying church discipline based on Matthew 18:15-17. Latar belakang proses pelaksanaan disiplin gereja di GKII Petleng Daerah Alor Baru adalah GKII Petleng Daerah Alor Baru memiliki aturan disiplin gereja yang tersendiri yaitu ada jemaat yang berbuat dosa, tidak ditegur terlebih dahulu, namun langsung dikenakan disiplin gereja. Proses pelaksanaan disiplin gereja ini, belum sesuai dengan ajaran Alkitab dalam Matius 18:15-17. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan evaluasi terhadap proses pelaksanaan disiplin gereja di GKII Petleng Daerah Alor Baru berdasarkan Matius 18:15-17. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian evaluasi untuk mengevaluasi masalah yang terjadi dan membandingkan masalah tersebut dengan teori yang telah ada. Untuk mendapatkan data penulis melakukan wawancara kepada Gembala Sidang, Badan Pengurus Jemaat, jemaat yang didisiplin dan Wakil Ketua Daerah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan di GKII Petleng Daerah Alor Baru, maka penulis menemukan bahwa GKII Petleng Daerah Alor Baru belum melakukan proses penerapan disiplin gereja berdasarkan Matius 18:15-17
MAKNA MUJIZAT DALAM KITAB KELUARAN Enggar Objantoro; Sabda Budiman
SAINT PAUL'S REVIEW Vol. 1 No. 1 (2021): June
Publisher : STT Saint Paul Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.614 KB) | DOI: 10.56194/spr.v1i1.6

Abstract

Miracles are a phenomenon often found when reading the Bible. Miracles are also known as a form of the power of God shown through His chosen people. But in the supernatural event, there is a meaning contained. The book of Exodus is a book that tells a lot about miracles. Therefore, the question in this study is what do miracles mean in Exodus? Writing this scientific paper aims to explain the meaning of miracles in the book of Exodus. The authors used qualitative research methods with a descriptive approach. The data is obtained from various sources such as Bible commentary books, journal articles, and encyclopedia books. The result of the discussion in this study is the miracle of revealing the glory of God, deepening the knowledge of God, and miracles are interpreted as events that can foster the fear of God.
Peran Orang Tua dalam Mendidik Kerohanian AnakUsia Dini Berdasarkan Ulangan 6 Sabda Budiman
Montessori Jurnal Pendidikan Kristen Anak Usia Dini Vol. 3 No. 2 (2022): Montessori: Jurnal Pendidikan Kristen Anak Usia Dini
Publisher : Program Studi Pendidikan Kristen Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/mjpkaud.v3i2.1051

Abstract

The main and early education centers also started from the family environment. One of the important aspects that needs to be educated is the spirituality of the child. Parents have a responsibility to work on this. This spiritual education needs to be done from an early age, given that this age is the age at which the child can easily record, imitate and digest what he sees and feels. The purpose of writing this scientific paper is to explain the role of parents in educating early childhood spirituality based on Deuteronomy 6. The author uses qualitative research methods. The role of parents in educating early childhood spirituality based on deuteronomy chapter 6 is by teaching the values of truth repeatedly, inviting children to worship God, and telling the history of the experience of faith with God to children. The main purpose is for the child to know and accept the Savior and live more and more like Christ. Pusat pendidikan utama dan mula-mula juga berawal dari lingkungan keluarga. Salah satu aspek penting yang perlu dididik ialah kerohanian anak. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan ini. Pendidikan kerohanian ini perlu dilakukann sejak anak usia dini, mengingat bahwa usia ini adalah usia di mana anak mudah merekam, meniru dan mencerna apa yang ia lihat dan rasakan. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini ialah untuk memaparkan peran orang tua dalam mendidik kerohanian anak usia dini berdasarkan Ulangan 6. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun peran orang tua dalam mendidik kerohanian anak usia dini berdasarkan kitab Ulangan pasal 6 yaitu dengan cara mengajarkan nilai-nilai kebenaran dengan berulang-ulang, mengajak anak untuk beribadah kepada Tuhan, dan menceritaan sejarah pengalaman iman bersama Tuhan kepada anak. Tujuan utamanya ialah supaya anak mengenal dan menerima Sang Juruselamat serta hidup terus bertumbuh semakin serupa dengan Kristus.
The Centrality of Christ in the Epistle to the Hebrews: Theological Themes and Their Importance for the Present Day Church Sabda Budiman; Christopher James Luthy; Hengki Wijaya
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 7, No 1 (2023): January 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/ejti.v7i1.602

Abstract

In a number of ways, the epistle to the Hebrews is a unique letter among the New Testament epistles because of its Jewish nuance and emphasis on the Mosaic Covenant. The author quotes and alludes to Old Testament texts in a variety of ways, which has aroused great interest for many theologians. The theological themes of the letter have also resulted in much study, particularly when one attempts to apply these unique themes to the present-day church. This study focuses on six of these themes (God, Christ, Priest, Covenant, Endurance, and Faith) and their significance for the current church contexts. A text analysis research method is employed to exegete various texts. In accordance with many other studies on the subject, this study also concludes that the epistle to the Hebrews is profoundly Christocentric. Christ is the primary focus in all the letter’s emphases. The writer of Hebrews seeks to explain the superiority of the New Covenant, and how the Old Testament was ultimately focused on and fulfilment through Christ.
Strategi Pendekatan Pelayanan Kontekstual Kepada Suku Bajo Penganut Kepercayaan Animisme Berdasarkan Kiki Rutmana; Sabda Budiman
Tepian : Jurnal Misiologi dan Komunikasi Kristen Vol. 2 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Tepian : Jurnal Misiologi dan Komunikasi Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is a country that has a very religious cultural tribe. This diversity can also be seen from the beliefs of the existing tribes. One of the existing beliefs is animism. The tribe that still has animist beliefs is the Bajo tribe in Gorontalo, North Sulawesi. Evangelistic services are urgently needed for the Bajo tribe. An effective service in reaching out to tribal communities that are thick with local beliefs and culture is contextual service. This paper is presented to explain the strategy of a contextual service approach to the Bajo tribe as adherents of animist beliefs. The author uses the method used in this study is a qualitative research method by conducting a literature study approach. The text on which the author used to build the foundation of the theory is Acts 17:16-34. From the results of the study of the text, the author found a contextual service approach strategy for the Bajo people, namely by knowing the local situation carefully, respecting the beliefs adopted by the local community, using reasoning as a common foothold, and utilizing the teachings and paradigms of the local community to convey the gospel.
Implementasi Etika Mengajar Wali Peserta Didik Dalam Mendidik Karakter Anak SMP Usia 13-15 Tahun Angelina Berliana; Sabda Budiman; Riniwati Riniwati
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 3 No 1 (2023): HaratiJPK: April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/harati.v3i1.127

Abstract

The role of the teacher as the guardian of students to educate children is very important. Every action of the teacher becomes a reflection for the child, whether it is good or bad. However, children's character is mostly formed in the family environment, especially junior high school children aged 13-15 years who are still very unstable in thinking and acting. Everything seen by them will be absorbed and followed faster. The character education of children by parents as guardians of students is very central and important. Therefore, it is very necessary to equip the guardian parents of students in educating children and there is a need for cooperation between teachers and parents in educating children. The purpose of this study is to explain the implementation of teaching ethics for guardians of students in educating the character of junior high school children aged 13-15 years. In this study, the authors used qualitative research methods with a descriptive approach. Thus, in educating children, guardians (parents and teachers) need to recognize what character education is, establish communication for educational purposes, establish cooperation with guardians, and assist guardians in educating in the family environment to form a disciplined, responsible, and honest child character. Therefore, cooperation between teachers and parents is indispensable. Peran guru dalam mendidik anak memang sangatlah penting. Akan tetapi, karakter anak sebagian besar terbentuk di dalam lingkungan keluarga, khususnya anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) usia 13-15 tahun yang masih sangat labil dalam berpikir dan bertindak. Segala sesuatu yang dilihat oleh mereka akan lebih cepat diserap dan diikuti. Pendidikan karakter anak oleh orang tua selaku wali peserta didik menjadi hal yang sangat sentral dan penting. Oleh karena itu, perlu sekali untuk memperlengkapi orang tua wali peserta didik dalam mendidik anak dan perlu adanya kerjasama antara guru dan orang tua dalam mendidi anak. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memaparkan implementasi etika wali peserta didik dalam mendidik karakter anak SMP usia 13-15 tahun. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dengan demikian, dalam mendidik anak, orang tua selaku wali peserta didik dalam lingkungan keluarga, perlu mengenali apa itu pendidikan karakter, menjalin komunikasi untuk kepentingan pendidikan, menjalin kerjasama dengan guru, dan membantu guru dalam mendidik di lingkungan keluarga untuk membentuk karakter anak yang disiplin, bertanggung jawab, dan jujur. Oleh karena itu, orang tua perlu sekali untuk mengerti etika mengajar sebagai upaya kolaborasi dengan guru dalam mendidik karakter anak.
Komunikasi Persuasif Yesus sebagai Model Komunikasi dalam Pelayanan Pastoral Senan Beriang; Sabda Budiman
Integritas: Jurnal Teologi Vol 5 No 1 (2023): Integritas: Jurnal Teologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Jaffray Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47628/ijt.v5i1.137

Abstract

Manusia tidak dapat terlepas dari komunikasi. Dalam tatanan sejarah Alkitab, Allah yang pertama kali berkomunikasi, baik kepada manusia maupun kepada alam. Namun setelah manusia jatuh ke dalam dosa, komunikasi Allah dengan manusia dan alam menjadi rusak. Allah berinisiatif memperbaiki dan puncak dari komunikasi Allah ialah Yesus Kristus. Yesus menjadi salah satu teladan komunikator yang baik. Gereja seyogiyanya meneladani cara Yesus berkomunikasi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk meninjau kembali model komunikasi persuasif yang Yesus gunakan apakah telah memenuhi kaidah teknik-teknik dalam komunikasi persuasif. Kemudian tulisan ini juga bertujuan untuk memaparkan model komunikasi persuasif sebagai model komunikasi dalam pelayanan pastoral. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif non interaktif. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa komunikasi Yesus memenuhi kaidah komunikasi persuasif berdasarkan teknik asosiasi, integrasi, ganjaran, tataan maupun red-herring. Komunikasi persuasif dalam Yesus juga menjadi contoh bagi komunikasi dalam pelayanan pastoral gereja seperti pelayanan mimbar, pelayanan penginjilan, pelayanan konseling maupun pelayanan melalui media sosial.
Kritik Terhadap Pandangan Anihilasi Dan Implikasinya Dalam Hidup Orang Percaya Masa Kini Sabda Budiman
Kaluteros Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2 No 2: Kaluteros : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Adhi Wacana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60146/.v2i2.22

Abstract

The discussion of the new sky and the new earth is one of the most important eskatological discussions. In the teachings of the new heaven and the new earth, there are two opposing views, namely anihilasi and restoration. An equally basic view of the Bible has a profound effect on Christianity. This article describes criticism of the anihilasi view and leans more towards the view of restoration. The criticism is done by looking at the biblical principles used by the anihilasi view, then carefully examining whether the Bible says so. At the end of this paper also the author presents the implications of the critique of the anihilasi view. Through this paper, the author hopes that readers will begin to open their minds to the doctrine of intact and biblical escology. It means that not only knowing about the second coming of Jesus, but also being able to understand that there is great hope and joy that God provides for believers in the new heaven and the new. Abstrak Indonesia Pembahasan langit baru dan bumi baru merupakan salah satu pembahasan eskatologis yang paling penting. Dalam ajaran langit baru dan bumi baru terdapat dua pandangan yang berlawanan, yaitu anihilasi dan restorasi. Pandangan yang sama mendasarnya terhadap Alkitab memiliki pengaruh yang mendalam terhadap Kekristenan. Artikel ini memaparkan kritik terhadap pandangan anihilasi dan lebih condong ke arah pandangan restorasi. Kritik dilakukan dengan melihat prinsip-prinsip alkitabiah yang digunakan oleh pandangan anihilasi, kemudian dengan cermat memeriksa apakah Alkitab mengatakan demikian. Di akhir tulisan ini juga penulis memaparkan implikasi dari kritik terhadap pandangan anihilasi. Melalui tulisan ini, penulis berharap para pembaca mulai membuka pikirannya terhadap doktrin eskologi yang utuh dan alkitabiah. Artinya tidak hanya mengetahui tentang kedatangan Yesus yang kedua kali, tetapi juga dapat memahami bahwa ada harapan dan sukacita besar yang Tuhan sediakan bagi orang percaya di surga baru dan baru.
Konsep Perpuluhan dan Penerapannya Bagi Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Silo Kalunan Filmon Gusti Tansi; Sabda Budiman; Ivony Yunike Putri Kote; Ongki Riando Tobi
APOSTOLOS Vol 3 No 1 (2023): May
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v3i1.183

Abstract

Perpuluhan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kekristen di masa lalu hingga sekarang ini, perpuluhan merupakan bukti nyata umat peduli terhadap kegiatan penatalayanan di lingkup gerejawi dan masyarakat. Tetapi Dewasa ini ada begitu banyak orang Kristen yang memiliki konsep perpuluhan yang keliru, konsep perpuluhan yang keliru ini tentu dapat menghambat pekerjaan penatalayanan di gereja sehingga pelaksanaan penatalayanan yang dilakukan dalam lingkup gereja tidak lagi efektif sesuai dengan nilai dan prinsip Alkitabiah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seperti apa konsep perpuluhan yang terdapat dalam Alkitab dan seperti apa penerapannya bagi Gereja Kemah Injil Indonesia dan secara khusus Jemaat Silo Kalunan. Tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan pemahaman yang benar bagi jemaat dan gereja dalam hal memberikan perpuluhan kepada TUHAN. Adapun metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah kualitatif deskriptif. Adapun hasilnya adalah agar orang Kristen dapat mengerti dengan benar konsep perpuluhan menurut perspektif Alkitab dan penerapannya bagi gereja dimasa kini.