Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Mamanda sebagai Wahana Pendidikan Budaya (Kajian Etnopedagogi) Haswinda Harpriyanti; Noor Indah Wulandari
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v10i1.3062

Abstract

Mamanda Sebagai Wahana Pendidikan Budaya (Kajian Etnopedagogi): Jika dicermati berdasarkan ciri khasnya, Mamanda memiliki kemiripan dengan Lenong terutama dari segi kedekatan interaksi yang dibangun oleh para pemain kepada penonton. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menemukan konsep fakta dalam Mamanda., (2) menemukan kebudayaan yang terdapat dalam Mamanda, dan (3) menemukan nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam Mamanda. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan hasil pengamatan secara langsung. Analisis data dilakukan dengan cara induktif yang berawal dari pemahamankhusus ke umum serta dijelaskan secara detail sesuai dengan fokus penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi, sebab penelitian akan melakukan penelitian tentang kebudayaan masyarakat Banjar Kalimantan Selatan. Hasil dari penelitian menunjukan konsep fakta yang dihasilkan dalam pertunjukan Mamanda yaitu, adanya kisah sejarah tentang kerajaan Negara Dipa. Unsur kebudayaan yang terdapat di dalam pertunjukan Mamanda antara lain, berupa penggunaan bahasa daerah, unsur kebudayaan terkait pengetahuan tentang pengobatan tradisonal yang sudah dipercaya sejak masa dahulu kala dan telah menjadi bagian hidup bagi masyarakat Banjar, unsur kebudayaan yang berkait tentang mata pencaharian masayarakat Banjar seperti maunjun. Selain itu adanya unsur kesenian berupa musik tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Banjar yang bermuatan nilai budaya karakatan (keakraban) yakni kesenian musik bapanting. Adapun Nilai-nilai kehidupan yang ditemukan pada pertunjukan Mamanda yakni, nilai kehidupan berupa peduli dengan konsep badingsanakan atau menganggap orang lain seperti keluarga sendiri, agar kita memiliki rasa sayang kepada siapapun. Ditemukannya nilai keimanan atau religius dalam pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang sudah dilakukan secara turun temurun.
Pengenalan Etnomatematika Dan Etnolinguistik Banjar Melalui Siaran RRI Pro 4 Banjarmasin Kalimantan Selatan Winda, Novia; Komalasari, Ida; A.Djdwad, Alimuddin; Jabar, Abdul; Indah Wulandari, Noor; Humaidi, Akhmad; Suwandi, Achmad; Amaliani, Rizky; Syawaluddin, Akhmad
AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 4 (2023): AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Multi Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Getting to know Banjar culture while learning mathematics (ethnomathematics) and getting to know Banjar culture as well as learning language (ethnolinguistics) is a new thing for people to love Banjar culture more. This service introduced ethnomathematics and ethnolinguistics to the wider community through Radio Republik Indonesia Banjarmasin. The broadcast that specifically talks about Banjar culture is the Baisukan Pandiran Event which is held every Monday at 09.00-10.00 WITA. This activity was carried out 4 times in a row regarding: a) ethnomathematics of Sultan Suriansyah Mosque, b)Ethnomathematics in Kuntau Martial Arts in South Kalimantan, c) Ethnolinguistics of Religion and Beliefs of the Banjar People, and d) Ethnolinguistics of Traditional Arts of the Banjar People.