Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Experimental and Finite Element Study of Rollover Protection Structure for a 22-Seat Man Hauler Superstructure Vehicle Gozali, Muchamad; Karmiadji, Djoko Wahyu; Libyawati, Wina; Haryanto, Budi; Masrur, Muhamad; Setyawan, Arief; Sulistiyo, Wahyu; Nuramin, Makmuri; Anwar, Anwar; Susilo, Budi
Automotive Experiences Vol 7 No 3 (2024)
Publisher : Automotive Laboratory of Universitas Muhammadiyah Magelang in collaboration with Association of Indonesian Vocational Educators (AIVE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ae.11380

Abstract

The application of man hauler which classified as heavy-duty vehicle and operated on the upper ground mining, requires high safety measurement as arrange in the UN-ECE No. 66. The safety measure demands vehicles to undergo both structural testing and analysis. The investigation of structural testing for heavy-duty vehicles has been developed to the rollover testing that used tilting platform, to see the deformation impact toward the residual space and foresight opportunities for further development on the vehicle structure or warning system. Rollover testing is costly and time consuming, so new or developed vehicle structure needs finite element model analysis, to predict the deformation level due to rollover incident. Both testing have the same goal which is to confirm the vehicle structure able to protect the passenger compartment. Therefore, this study aims to present a guidance to test a complete set of 22-seat man hauler vehicle with stress distribution analysis, quasi-static loading test of body section, and tilting platform. The results of the stress distribution test are that the load is concentrated on the element number 148 in the rear UNP 100 profile. The results of the quasi-static loading test are that the maximum stress that occurs is 33 % b the allowable stress. The simulation result under this condition shows that the maximum deflection value occurred in the side frame structure is 167.9 mm. The largest deformation due to rolling test occurred at point E has value of 27 mm located on the right side that experienced impact on the floor during the test. The overall testing and analysis are able to verify and confirm the vehicle structural strength, that the vehicle able to withstand the rollover impact and to protect the passengers.
Analisis Proses Perakitan Tempat Tidur Lansia Dengan Beban Kerja Aman 180 Kg Menggunakan Pendekatan Linear Regresi, Distribusi Normal dan Kapabilitas Proses Ali Syarief; Dhatu A Tsumu; Nurdiana M; Agam Bahtiar R; Haitham; Mustofa; Dimas Prasetya; Wina Libyawati
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol. 14 No. 2 (2024): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v14i2.7183

Abstract

Meningkatnya permintaan tempat tidur lansia mendorong penelitian ini untuk menganalisis kapabilitas proses dan model regresi linier terkait variasi ketinggian tempat tidur lansia, yang merupakan variabel penting untuk kenyamanan dan keselamatan pasien. Data ketinggian tempat tidur dikumpulkan dan dianalisis menggunakan kapabilitas proses dan regresi linier. Hasil analisis kapabilitas proses menunjukkan bahwa proses tidak mampu secara konsisten memenuhi spesifikasi yang ditetapkan, dengan nilai Ppk dan Cpk di bawah 1, menunjukkan variabilitas tinggi dan perlunya perbaikan signifikan. Model regresi linier yang dibangun memiliki R-squared sangat rendah (0.79%), serta adjusted R-squared dan predicted R-squared sebesar 0.00%, menunjukkan model tidak efektif dalam menjelaskan variasi data. Tidak ada variabel independen yang signifikan pada tingkat signifikansi 0.05, dan analisis residual mengidentifikasi beberapa outliers yang signifikan. Uji normalitas menggunakan uji Anderson-Darling menghasilkan P-Value <0.005, mengindikasikan bahwa data tidak mengikuti distribusi normal. Temuan ini menunjukkan perlunya perbaikan proses dan metode prediksi yang lebih efektif. Direkomendasikan untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap penyebab variasi dan outliers, serta mempertimbangkan pendekatan non-parametrik atau transformasi data dalam analisis lanjutan. Penelitian ini menyoroti tantangan dalam pengaturan ketinggian tempat tidur dan pentingnya pendekatan statistik yang tepat untuk meningkatkan kapabilitas proses dan akurasi prediksi.
Analisis Pengaruh Jarak dan Waktu Terhadap Tingkat Kebisingan di Pemukiman Akibat Sumber dari PLTU dengan Pendekatan Statistik triwinanto, puguh; Romadona, Iqbal; Ibrahim I, Mumammad; Edria P, Rakha; Rahmat M. P, Dwi Dian; Libyawati, Wina
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol. 14 No. 3 (2024): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v14i3.7848

Abstract

Kebisingan dari aktivitas putaran blower pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mencapai 115 dB, Tingkat yang membahayakan pendengaran manusia. Oleh karena itu, PLTU harus memberikan peredam kebisingan pada ruangan mesinnya. Studi sebelumnya telah meneliti pengaruh jarak dan waktu terhadap kebisingan akibat operasional mesin pembangkit listrik, Namun belum menggunakan pendekatan Taguchi yang dapat menganalisis interaksi faktor-faktor tersebut secara komprehensif, Sehingga Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jarak dan waktu terhadap kebisingan di pemukiman akibat PLTU menggunakan metode Taguchi kemudian dilanjutkan menganalisis menggunakan Regresli linear menggunakan Software Minitab. Data kebisingan diukur dengan variasi jarak dan waktu siang - malam. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada jarak 400 meter menunjukan hasil rata-rata sebesar 54,22 dB, Karena aktivitas PLTU cenderung stabil sepanjang hari, perbedaan antara siang dan malam hanya berdampak kecil pada tingkat kebisingan. dimana hasil tersebut sudah dibawah ambang batas yang diizinkan pada tingkat kebisingan di pemukiman sekitar PLTU. Hasil penilitian ini dapat menjadi indikator jarak antara PLTU dengan pemukiman minimal sejauh 400 meter.