Husen Hendriyana
Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

IMAJI DAN IMAJINASI MOTIF HIAS LIMAN DAN DELIMA DALAM RANAH TRANSFORMASI DESAIN MASA PRA-ISLAM HINGGA MASA ISLAM PARA WALI DI KERATON CIREBON Husen Hendriyana
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 3, No 1 (2015): REALITAS TRADISI DALAM PERSEPSI VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v3i1.380

Abstract

The decorative motifs of Liman and Delima are parts of the cultural work of the past Cirebon Palace which are very unique, distinctive, and metaphorical. They have phonological imaginative and metaphorical appeals which finally constitute this research. It is not only the sound of the term symbol and the name of the artifact, but it is also the values and elements that support the realization behind the artifact. The phonological description which is reflected on a term of the work, and under the form of the work, certainly has a meaning that can be expressed in units of structure and scientific conceptions. Among others, from their language reflection, the images and imagination of the work can be understood through the analysis of structural-mythopoic, which employed interdisciplinary analysis method. Efforts to uncover the value and the meaning of both ideoplastis and visioplastis, tangible or intangible, are synonymous with the process to know what are the subjective and objective reality behind the work, and how the implied relationship values deals with the system and the expression of the culture of the people, especially on the creative traditional pattern–art in accordance with the facility era. Keywords: metaphorical logos, images and imagination, Liman and Delima Motifs of Cirebon___________________________________________________________Motif hias Liman dan Delima merupakan bagian karya budaya masa lalu Istana Cirebon yang unik, khas dan metaforis. Motif-motif ini memiliki daya tarik metaforis dan imajinatif fonologis yang akhirnya mendorong penelitian ini. Bukan hanya bunyi suatu simbol istilah dan nama suatu artefak tetapi juga nilai-nilai dan unsur-unsur yang melatarbelakangi pembuatan artefak. Deskripsi fonologis yang direfleksikan dalam istilah karya dan bentuk karya tentu memiliki makna yang dapat diungkapkan dalam unit-unit struktur dan konsepsi ilmiah. Di antaranya, dari refleksi bahasanya, imaji dan imajinasi karya dapat dipahami melalui analisa struktural-mythopoeia, menggunakan metode analisa lintas disiplin ilmu. Usaha-usaha untuk mengungkapkan nilai dan makna ideoplastis dan visioplastis, berwujud atau tidak berwujud, bersinonim dengan proses untuk mengetahui realitas objektif dan subjektif di balik karya, dan bagaimana nilai-nilai hubungan yang tersirat berkaitan dengan sistem dan ekspresi budaya masyarakat, khususnya dalam pola tradisional kreatif – seni yang sesuai dengan era kecakapan.Kata Kunci: Logos Metaforis, Imaji dan Imajinasi, Motif-motif Cirebon Liman dan Delima
SISTEM BERKELANJUTAN PADA FURNITURE BERBAHAN SERAT PANDAN FEBRY MAHARLIKA; HUSEN HENDRIYANA
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 23, No 2 (2021): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.338 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v23i2.2057

Abstract

ABSTRAKKonsep desain berkelanjutan menjadi salah satu isu yang dipertimbangkan dalam bidang desain interior. Pemilihan material pada produk interior dapat memberikan dampak pada keberlangsungan ekosistem alam, sistem sosial masyarakat maupun ekonomi. Penelitian ini bertujuan memaparkan penerapan sistem berkelanjutan pada produk kursi yang menggunakan material bahan alam (serat pandanus tectorius). Tanaman Pandan duri atau disebut pandanus tectorius banyak tumbuh menyebar di kepulauan Indonesia, sehingga dapat berpotensi menjadi material berkelanjutan pada produk interior. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan memaparkan spesifikasi desain kursi material serat pandan yang dikaji menggunakan 3 area primer prinsip desain berkelanjutan yaitu: operasional, filosofi dan praktek. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa produk kursi berbahan serat pandan memenuhi 3 area primer prinsip desain berkelanjutan. ABSTRACTThe concept of sustainable design is one of the issues considered in the field of interior design. The choice of materials in interior products can have an impact on the sustainability of natural ecosystems, social and economic systems. This study aims to describe the application of a sustainable system on chair products that use pandan fiber material. The pandan duri plant or known as pandanus tectorius grows widely in the Indonesian archipelago, so it has the potential to become a sustainable material in interior products. This study uses a qualitative method by describing the design specifications of the pandanus fiber chair and then studying it using 3 primary areas of sustainable design principles, namely: operations, philosophy, and practice. The results of this study indicate that the chair made from pandan fiber fulfills 3 primary areas of sustainable design principles.
Industri Kreatif Unggulan Produk Kriya Pandan Mendukung Kawasan Ekowisata Pangandaran, Jawa Barat Husen Hendriyana; I Nyoman Darma Putra; Yan Yan Sunarya
PANGGUNG Vol 30, No 2 (2020): Identitas Sosial Budaya dan Ekonomi Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3405.086 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v30i2.1202

Abstract

ABSTRACTPangandaran is known as one of many famous tourist destinations in West Java Province that possesspotential beautiful natural marine resources. This coastal area which streches 91 km and has sloping steeprocky beaches. Grows overabundant pandan (pandanus tectorius) plants, however conditions are verydamaged and there is no concern for good governance from the local government. This research aims toproduce eminent products of craft in supporting tourism by increasing the natural resources potentialand the local craftsmen resources from the surrounding areal environment. This article is result of appliedresearch in a type of practice-led research with a focus on the creative industries of craft products thatsupport tourism through the eco-design and eco-tourism approach. This research uses design-thinkingmethod, with Participation Action Research (PAR) approach and the Hexa Helix system. The result is aeminent product prototypes and start up business of craft art creative industries that support eco-designand eco-tourism park.Keywords: Creative Industry, Pangandaran Area, Pandan-based Craft, EcotourismABSTRAKPangandaran dikenal sebagai salah satu destinasi wisata di Provinsi Jawa Barat yang memilikipotensi alam laut yang indah. Wilayah pantai membentang sepanjang 91 km terdiri dari kawasanpantai pasir yang landai dan pantai berbatu curam. Di wilayah Pangandaran banyak ditumbuhitanaman pandan (pandanus tectorius), namun kondisinya sangat rusak dan tidak ada kepeduliaantata kelola yang baik dari pemerintah setempat. Penelitian ini bertujuan menghasilkan produkprodukseni kriya unggulan daerah untuk menunjang pariwisata dengan mengangkat potensisumber daya alam dan sumber daya perajin dari lingkungan masyarakat setempat. Artikel inimerupakan salah satu hasil penelitian terapan jenis practice-led research dengan fokus industrikreatif produk seni kriya yang mendukung pariwisata melalui pendekatan eco-design dan ecotourism.Penelitian ini menggunakan metode design thinking, dengan pendekatan ParticipationAction Research (PAR) dan sistem Hexa Helix. Hasil dari penelitaian ini berupa prototipe produkunggulan dan terwujudnya start up-start up bisnis industri kreatif seni kriya pendukungekowisata berbasis kawasan.Kata Kunci: Industi Kreatif, Kawasan Pangandaran, Kriya Pandan, Ekowisata
Syair Gulung: Hegemoni Ajaran Islam dalam Budaya Masyarakat Melayu Ketapang Dana Waskita; Tri Sulistyaningtyas; RR Sri Wahyuni; Husen Hendriyana
PANGGUNG Vol 32, No 3 (2022): Komodifikasi dan Komoditas Seni Budaya di Era industri Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.002 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i3.2202

Abstract

Syair Gulung merupakan warisan budaya Melayu yang sarat dengan pesan moral dan sangat berpengaruh dalam kehidupan keseharian masyarakat Melayu di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Seni budaya ini masih dilestarikan dan dilantunkan dalam acara-acara resmi dan tidak resmi, seperti keagamaan, kemasyarakatan, dan pemerintahan. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah isi yang dikaitkan dengan praktik sosial Syair Gulung tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan mengaplikasikan metode penelitian analisis wacana kritis berbasis korpus atau Corpus-Assisted Critical Discourse Analysis (CACDA). Analisis teks secara kuantitatif dengan menggunakan sebuah software Korpus Linguistik menunjukkan tema yang dominan berdasarkan frekuensi kosa kata yang muncul dalam Syair Gulung adalah berkaitan dengan Islam. Analisis kolokasi dan konkordansi secara kualitatif menunjukkan pesan-pesan moral berbasis ajaran Islam. Hasil kajian historis dan praktik sosial Syair Gulung menandakan penegasan identitas penduduk muslim dan tradisi panjang yang menunjukkan hegemoni ajaran Islam di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.Kata kunci: Syair Gulung, Melayu, Ketapang, hegemoni ajaran, Islam
Kontekstualitas dan Representasional Patung Monumen di Kota Bandung Gustiyan Rachmadi; Husen Hendriyana; Asep Miftahul Falah
PANGGUNG Vol 33, No 2 (2023): Ideologi, Identitas, dan Kontekstualitas Seni Budaya Media
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v33i2.2609

Abstract

Pembuatan patung monumen sering dijadikan penanda seperti simbol dan ikon tertentu yang dianggap penting. Permasalahannya yaitu bagaimana kontekstualitas dan representasi dari gagasan, konsep, bentuk, dan tempat patung monumen itu diwujudkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teks dan konteks, serta bentuk estetik patung monumen di Kota Bandung. Berdasarkan penelusuran data di lapangan didapatkan lima puluh bentuk patung monumen di wilayah kota Bandung. Namun, dari hasil proses analisis seleksi objek hanya tiga patung monumen yang dijadikan sample pembahasan penelitian ini, yaitu Patung Monumen Pemuda Pelajar Pejuang 45, Patung Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, dan Patung Monumen Bandung Lautan Api. Untuk mengetahui kontekstualitas dan representasi dibalik wujud dan bentuk patung yang dimaksud, penelitan ini menggunakan metode semiotika, yakni untuk mengkaji hubungan antara tanda-tanda dengan designata atau objek-objek patung monumen beserta kajian aspek kesejarahannya. Pada kajian fenomena seni patung monumental ditempatkan sebagai fenomena kebahasaan yang memiliki struktur tertentu seperti halnya bahasa, yakni aspek langue, parole, sintagmatik dan paradigmatik, icon, index, symbol. Hasil penelitian mengungkapkan teks dan konteks pembuatan patung monumen di Kota Bandung sehingga memungkinkan bisa memberikan jawaban secara kontekstual terkait dengan nilai historis, ekologis, nasionalis, edukasi serta representasi proses kreatif. Bentuk estetis merupakan gagasan dan konsep yang menjadi dasar perwujudan patung monumen tersebut. Kata Kunci : kontekstualitas; representasi; patung, monumen
Meaning Differences in Indigenous Kriya and Crafts in Indonesia and Their Leverage on the Craft of Science Globally Hendriyana, Husen
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 22, No 2 (2022): December 2022
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v22i2.36567

Abstract

The meaning of a term is supported by the cultural values of the supporting community, specifically the designer community, who recognize and have faith in the contained values. In a broader sense, the terms kriya and kerajinan are components of the craft-science field. Since 1968, the meaning of the terms kriya, kerajinan, and Craft has been a source of contention among stakeholder community groups in Indonesia. This article aims to convey a scientific understanding of adaptive crafts based on the global development of Indonesian indigenous crafts. This study employed a descriptive-analytical method and an ethnographic communication approach, focusing on sociolinguist studies that include diachronic and synchronic studies. Based on current and relevant theories, the research findings demonstrated the development of Indonesian indigenous crafts in a global context. In conclusion, the Hasta Cipta Preneurship (HCP) theoretical approach was used to identify the basic components: creative ideas, people, products, markets, venues, reproduction, humanists, and support. This HCP creative process extends the definition of new kriya as one of the academic competencies of two-dimensional and/or three-dimensional visual works that advance the conceptual intelligence of Laku Hidup Lestari (LHL-- Sustainable Lifestyles) and is oriented to the aspects of utility, significance, and aesthetics, with the goals and targets for achievement to the aspect of user needs, solutions, and innovation.
Parole, Sintagmatik, dan Paradigmatik Motif Batik Mega Mendung Rudi - Nababan; Husen - Hendriyana
PANGGUNG Vol 22 No 2 (2012): Signifikasi Makna Seni Dalam Berbagai Dimensi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v22i2.60

Abstract

ABSTRACT Discussing traditional batik is related a lot to the organization system of fine arts element ac- companying it, either the pattern of the motif or the technique of the making. In this case, the motif of Mega Mendung Cirebon certainly has patterns and rules which are traditionally different from the other motifs in other areas.Through  semiotics analysis especially with Saussure and Pierce concept, it can be traced that batik with Cirebon motif, in this case Mega Mendung motif, has parole and langue system, as unique fine arts language in batik, and structure of visual syntagmatic and paradigmatic. In the context of batik motif as fine arts language, it is surely related to sign system as symbol and icon.   Keywords: visual semiotic, Cirebon’s batik. 
Kaulinan Barudak sebagai Sumber Penciptaan Tari Anak-anak di Kabupaten Sumedang Eti Mulyati; Husen Hendriyana
PANGGUNG Vol 23 No 3 (2013): Sejarah, Konseptualisasi, dan Praksis Tradisi Kreatif Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v23i3.146

Abstract

ABSTRACT This article is the result of the children dance creation which is adopted from children’s play culture (Kaulinan Barudak) in Sumedang community. The purpose of the research is to design dance choreography of Elementary School children which requires creativity, interpretation, and trans- formation of the artist. In the process of its creation method, the interpretation contains elements of relations, so that the sense and the meaning of the dance forms will be established. Meanwhile, the transformation demands intelligence of analysis through the established structure to be relevant and constructive. Both of these aspects are still in the realm of ideas that should be realized in the form of movement representation and composition of a dance. Dance composition can be applied both individually and in-group. Focuses on the dancer as a form of dance medium, both individually and in-group, in a unity of dance composition sourced from Kaulinan Barudak, can be assessed through the shape, composition, and function of the movement so that it reflects cultural identity and national character of the dance itself. Keywords:  kaulinan barudak, creation, children dance  ABSTRAK Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang penciptaan tari anak yang diangkat dari budaya bermain anak-anak (kaulinan barudak) masyarakat Sumedang. Tujuan penelitian ini ialah untuk merancang koreografi tari anak-anak tingkat Sekolah Dasar yang menuntut kreativitas, interpretasi, dan transformasi senimannya. Dalam proses metode penciptaan- nya, interpretasi memuat unsur-unsur relasi sehingga terbangunnya suatu makna dan arti dari bentuk tari itu sendiri, sedangkan transformasi menuntut kecerdasan analisis melalui strukstur yang dibangun sehingga relevan dan konstruktif. Kedua aspek ini masih pada ranah ide-gagasan yang perlu diwujudkan dalam bentuk representasi gerak dan kompo- sisi sebuah tarian. Komposisi gerak tari dapat diaplikasikan secara perseorangan ataupun perkelompok. Berfokus pada penari sebagai medium bentuk gerak tari, baik perseorangan maupun perkelompok dalam satu kesatuan komposisi gerak tarian yang bersumber dari kaulinan barudak, dapat dikaji melalui reka bentuk, komposisi dan fungsi bentuk gerak sehingga tergambarnya identitas kultural dan karakter bangsa dari  bentuk tarian itu sen- diri. Kata kunci:  kaulinan karudak, penciptaan, tari anak
Tinjauan Kreativitas pada Proses Penciptaan Alat Musik Karya Dodong K. Husen Hendriyana
PANGGUNG Vol 18 No 1 (2008): Komunikasi, Makna Tekstual dan Kontekstual dalam Seni Pertunjukan
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v18i1.524

Abstract

Industri Kreatif Unggulan Produk Kriya Pandan Mendukung Kawasan Ekowisata Pangandaran, Jawa Barat Husen Hendriyana; I Nyoman Darma Putra; Yan Yan Sunarya
PANGGUNG Vol 30 No 2 (2020): Identitas Sosial Budaya dan Ekonomi Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v30i2.1202

Abstract

ABSTRACTPangandaran is known as one of many famous tourist destinations in West Java Province that possesspotential beautiful natural marine resources. This coastal area which streches 91 km and has sloping steeprocky beaches. Grows overabundant pandan (pandanus tectorius) plants, however conditions are verydamaged and there is no concern for good governance from the local government. This research aims toproduce eminent products of craft in supporting tourism by increasing the natural resources potentialand the local craftsmen resources from the surrounding areal environment. This article is result of appliedresearch in a type of practice-led research with a focus on the creative industries of craft products thatsupport tourism through the eco-design and eco-tourism approach. This research uses design-thinkingmethod, with Participation Action Research (PAR) approach and the Hexa Helix system. The result is aeminent product prototypes and start up business of craft art creative industries that support eco-designand eco-tourism park.Keywords: Creative Industry, Pangandaran Area, Pandan-based Craft, EcotourismABSTRAKPangandaran dikenal sebagai salah satu destinasi wisata di Provinsi Jawa Barat yang memilikipotensi alam laut yang indah. Wilayah pantai membentang sepanjang 91 km terdiri dari kawasanpantai pasir yang landai dan pantai berbatu curam. Di wilayah Pangandaran banyak ditumbuhitanaman pandan (pandanus tectorius), namun kondisinya sangat rusak dan tidak ada kepeduliaantata kelola yang baik dari pemerintah setempat. Penelitian ini bertujuan menghasilkan produkprodukseni kriya unggulan daerah untuk menunjang pariwisata dengan mengangkat potensisumber daya alam dan sumber daya perajin dari lingkungan masyarakat setempat. Artikel inimerupakan salah satu hasil penelitian terapan jenis practice-led research dengan fokus industrikreatif produk seni kriya yang mendukung pariwisata melalui pendekatan eco-design dan ecotourism.Penelitian ini menggunakan metode design thinking, dengan pendekatan ParticipationAction Research (PAR) dan sistem Hexa Helix. Hasil dari penelitaian ini berupa prototipe produkunggulan dan terwujudnya start up-start up bisnis industri kreatif seni kriya pendukungekowisata berbasis kawasan.Kata Kunci: Industi Kreatif, Kawasan Pangandaran, Kriya Pandan, Ekowisata