Yan Yan Sunarya
Craft Department, Faculty of Art and Design, Bandung Institute of Technology, Jalan Ganesa No.10, Bandung 40132

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

EKSPLORASI TEKNIK LASER CUT PADA RAGAM HIAS BATIK SEBAGAI PRODUK FASHION Nayenggita, Larasya; Sunarya, Yan Yan
Craft Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Abstrak Proses perancangan karya ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis pada perkembangan teknik pemotongan berbasis teknologi laser dalam aplikasinya pada produk fashion. Teknik pemotongan dengan sinar laser atau yang dikenal sebagai laser cutting merupakan sebuah terobosan dalam dunia industri, khususnya dalam industri kreatif. Teknik laser cutting sendiri memang bukan merupakan teknik baru. Namun dalam industri fashion, teknik ini kurang populer dibandingkan aplikasinya pada bidang lain seperti interior, percetakan, dan lain-lain. Melalui karya ini, penulis melakukan serangkaian penelitian, analisis, dan eksplorasi untuk mendalami dan menelusuri potensi teknologi laser cutting ini untuk kepentingan dan pengolahan desain pada produk fashion. Khusus dalam proses eksplorasi dan pendalaman teknik ini, penulis mengangkat pengembangan ragam hias batik sebagai pola yang digunakan. Ragam hias yang dikembangkan dan digunakan sebagai pola tersebut secara spesifik adalah ragam hias batik Parang dan Kawung. Dalam karya Tugas Akhir ini, pengembangan geometris dari ragam hias batik tersebut dikembangkan oleh penulis sedemikian rupa menjadi fungsional dan aplikatif dalam konteks penerapan teknik laser cutting, terlebih untuk menciptakan citra modern dan kontemporer dengan tetap mengusung identitas budaya. Gunakan template ini untuk menulis dan mengedit artikel yang akan dikirim ke Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain ITB. Artikel yang dikirim harus menggunakan dimensi halaman (A4), margin semua sisi (2cm), jenis dan dimensi huruf pada artikel utama (Times New Roman 10), spasi badan teks 1.15, tata-cara perletakan tabel dan gambar, tata-cara penulisan nama tabel dan gambar, tata-cara penulisan referensi dan format lain-lain seperti yang dicontohkan atau dijelaskan pada template ini. Artikel berisi penjelasan ringkas tentang latar belakang/ permasalahan, proses studi kreatif yang dilakukan, hasil yang didapatkan dan pembahasannya serta catatan penutup/kesimpulan. Abstrak ditulis pada bagian ini, sepanjang satu paragraf dan maksimal 100 kata. Abstrak berisi bagian-bagian penting yang menggambarkan isi artikel (latar belakang/masalah, metoda/proses studi, hasil, dan kesimpulan yang didapatkan. Tuliskan kata-kunci di bawah judul artikel, maksimal 5 kata dan diurut mengikuti abjad huruf pertama setiap kata. Keseluruhan artikel berjumlah minimal 6 halaman dan maksimal 10 halaman, dengan komposisi 60% teks dan 40% visual (gambar, foto, dsb). Kata Kunci : jurnal, naskah, panduan, penulisan, template  Abstract This design process is inspired by the authors interest in the development of laser technology-based cutting techniques in their application to fashion products. With a laser beam cutting technique, also known as laser cutting, is a breakthrough in the industrial world, especially in the creative industries. Laser cutting technique itself is not a new technique. But in the fashion industry, this technique is less popular than its application in other fields such as interior, printing, and others. Through this work, the authors conducted a series of research, analysis, and exploration to deepen and explore the potential of this technology for the benefit of laser cutting and processing the design in fashion products. Specialized in the process of exploration and deepening of this technique, the authors raised the development of batik as the decorative patterns that is used, which is specific on Kawung and Parang. In this final project work, the geometric development of batik was developed by the author in such a way as to be functional and applicable in the context of the application of laser cutting techniques, especially for creating a modern and contemporary image while carrying cultural identity.
EKSPLORASI PEWARNA ALAM INDIGO DIPADUKAN DENGAN SISTEM TEKSTIL MODULAR PADA PRODUK FESYEN Arimurti, Fadhila Ardanindita; Sunarya, Yan Yan
Craft Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Salah satu tradisi yang memiliki potensi dipopulerkan kembali adalah penggunaan pewarna alam. Saat produksi massal dalam dunia fesyen menuntut pemanfaatan pewarna sintetis secara besar-besaran, pewarna alam dengan eksklusifitasnya sendiri memiliki kekuatan untuk bertahan, akan tetapi, eksistensinya harus dibantu dengan pembaruan berkala. Jika tak diadakan pembaruan dalam segi desain, orang akan berhenti membeli saat bosan, lalu pemanfaatannya dapat berkurang, bahkan mungkin hilang.Tantangan ini dijawab dengan pembuatan karya kriya busana yang memanfaatkan pewarna indigo alami dengan sistem tekstil modular yang belum banyak dieksplorasi desainer dalam negeri. Pemanfaatan sistem modular yang populer di dunia desain interior ini dapat menjadi inspirasi bagi desainer-desainer untuk lebih memperhatikan pewarna alam, dan menjadi bukti bahwa penggunaan pewarna alam, khususnya indigo, tidak harus selalu diidentikkan dengan batik atau jeans.// //
EKSPLORASI TEKSTUR TIGA DIMENSIONAL DENGAN AKSARA SUNDA BAKU SEBAGAI INSPIRASI VISUAL PADA PRODUK FASHION Rahmadhani, Amanda; Sunarya, Yan Yan
Craft Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Aksara Sunda merupakan sistem penulisan yang pertama kali digunakan oleh sebagian rakyat Sunda pada Abad XIV-XVIII, dimana aksaratersebut merupakan perkembangan dari Aksara Pallawa yang telah mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan naskahnaskahlontar pada Abad XVI. Pada awal tahun 2000-an pemerintah Jawa Barat melakukan modifikasi dan pembaharuan pada Aksara Sunda agarlebih sesuai dengan perkembangan zaman, yang kemudian lebih dikenal dengan Aksara Sunda Baku. Namun demikian perlu diperhatikan bahwakeberadaan Aksara Sunda tidak pernah menonjol di dalam kehidupan masyarakat Sunda, dimana bahkan masyarakat Sunda sendiri justru lebihmengenal Hanacaraka yang sebetulnya berasal dari Jawa sebagai Aksara Sunda yang asli. Upaya pemerintah Jawa Barat untuk mengenalkan kembaliAksara Sunda Baku sendiri dirasa tidak memenuhi sasaran, karena walaupun dijadikan pelajaran pada muatan lokal, signage jalanan di kota Bandung,dan nama kantor-kantor pemerintahan Jawa Barat, masyarakat awam sendiri akan lebih memedulikan keberadaan huruf latin yang disandingkanbersama Aksara Sunda. Pembelajaran ini bertujuan untuk membuat masyarakat menyadari kembali akan potensi Aksara Sunda Baku, paling tidakmembuat mereka mengenali bahwa Aksara Sunda memiliki karakterisasi tersendiri yang berbeda dengan Aksara lainnya. Untuk membuat dampakyang lebih besar, eksplorasi tekstur tiga dimensional digunakan untuk memvisualisasikan motif Aksara Sunda Baku dan menjadikannya produkfashion. Penilitan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk penelitian lebih lanjut mengenai potensi Aksara nusantara.
APLIKASI MOTIF BATIK GARUT MOJANG PRIANGAN PADA ORGANZA UNTUK BUSANA READY TO WEAR Wildainy, Cikita; Sunarya, Yan Yan
Craft Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Batik adalah warisan budaya yang dimiliki Indonesia. Setiap daerah di Indonesia memiliki corak batik yang khas dan berbeda dari daerah lainnya. Dahulu, batik hanya digunakan sebagai sandang oleh masyarakat. Namun sekarang, batik sudah menjadi kebutuhan tersier oleh masyarakat Indonesia. Busana batik dengan gaya yang kontemporer bermunculan, salah satunya adalah dengan mengaplikasikan corak batik pada kain organza. Organza adalah kain transparan tipis yang terbuat dari sutra atau polyester. Corak yang digunakan dalam aplikasi ini adalah corak batik Mojang Priangan yang berasal dari Garut, Jawa Barat. Aplikasi yang dilakukan menggunakan berbagai macam teknik jahit. Dengan kata lain, aplikasi ini membuat surface design pada kain organza. Produk yang dihasilkan adalah busana ready to wear untuk wanita.
Adaptasi Visual Pare sebagai Desain Ragam Hias Batik Karawang Laksitarini, Ike Niken; Sunarya, Yan Yan; Tresnadi, Chandra
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 8 No 1 (2019): Agustus
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (932.956 KB) | DOI: 10.33375/vslt.v8i1.1778

Abstract

Batik is one from of art and has become an acon of Indonesian indigenous culture and Batik Karawang is one of them. Its exixtence is not yet as popular as batik from other regions. However, several efforts have been made by cultural observer Karawang Regency and related agencies in introducing and developing Batik Karawang. Geographically, Karawang Regency is an area that has extensive agricultural land. Even though it is a coastal area, the agricultural land in Karawang Regency is an area that is able to produce good quality rice, this is because Karawang Regency is located adjacent to the Citarum River which functions to irrigate all agricultural land in Karawang Regency. So it is not surprising that the batik ornaments created are dominated by rice plants or bitter melon as the main decorative variety. Pare in Indonesian means rice, while sagendeng means one tie. The use of ornamental names that refer to the natural and cultural elements of the Karawang district has symbolic meaning that refers to the ideas and expectations of the local community for good. From the results of the study obtained a relationship or relationship that the aesthetic elements contained in the Karawang Batik decoration is a form of visual adaptation (culture) of Karawang regency society which is correlated with the discovery of the name kekembangan on Sundanese terms found in Lalakaon ti Karawang script. This study aims to unravel the form of adaptation to the Pare ornament. This research is expected to provide insight for the general public regarding the existence of Batik Karawang so that it can develop the potential and economy of UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) on Karawang regency. The type of research used is qualitative research with a descriptive approach. From the results of the study it was found that most of the basic patterns of Karawang Batik motifs were ridiculous. Ceplokan is one of the batik motifs which consists of repetition of the ceplok pattern unit so that as a whole it forms a single unit.
Tinjauan Estetik Ornamen Tradisi Pengaruh Kebudayaan Tiongkok pada Pakaian Batik Putri Ong Tien Nio di Keraton Kasepuhan Cirebon Suprapto, Tusita Metadevi Jayamangalani; Sunarya, Yan Yan
Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2105.358 KB) | DOI: 10.34010/visualita.v11i1.7061

Abstract

Putri Ong Tien Nio adalah salah satu istri Sunan Gunung Jati yang dalam babad Cirebon dikisahkan berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Ming, abad XV. Kehadirannya berpengaruh pada persilangan budaya antara masyarakat Tionghoa dengan Cirebon, serta mempengaruhi seni hias pada artefak-artefak Cirebon. Peninggalannya dirawat di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon, termasuk pakaian batik yang ia buat dan gunakan selama di Cirebon. Pakaian batik tersebut telah rapuh, sehingga dijaga dalam sebuah ruangan khusus, yaitu Ruang Pusaka Sunan Gunung Jati. Ornamen pada batik tersebut mendapatkan pengaruh utama dari kebudayaan Tiongkok, yang didalamnya mengandung gagasan moral dan kepercayaan dari budaya Tiongkok, dan juga mendapatkan pengaruh dari sepanjang pantai utara Jawa. Kendati demikian, penelitian akan unsur-unsur estetik ornamen tradisi pada pakaian batik sang putri belum pernah dilakukan, sehingga belum ditemukan elaborasi mendetail dari ornamen tradisi pengaruh kebudayaan Tiongkok pada pakaian batik sang putri beserta gagasannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur-unsur estetik (teraga dan tak teraga) dari ornamen tradisi yang dipengaruhi oleh kebudayaan Tiongkok pada pakaian batik Putri Ong Tien Nio, yang dilakukan secara kualitatif, dengan metode analisis deskriptif. Sebab, perlu dicarinya relevansi antar data penelitian untuk memberikan jabaran akan ornamen tradisi tersebut. Dengan demikian, temuan dari penelitian ini merupakan jabaran deskriptif mengenai unsur estetik ornamen tradisi yang dipengaruhi budaya Tiongkok pada pakaian batik Putri Ong Tien Nio.
Iket Sunda sebagai Konstruksi Sosial dalam Pemberitaan Surat Kabar Santoso, Sandi; Sachari, Agus; Sunarya, Yan Yan
Jurnal Telematika Vol. 9 No. 1 (2014)
Publisher : Yayasan Petra Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61769/telematika.v9i1.80

Abstract

Foto jurnalistik yang menampilkan satu atau beberapa individu yang menggunakan iket menjadi hal yang semakin sering dilihat di halaman media cetak belakangan ini. Meningkatnya pemakaian iket oleh berbagai kalangan masyarakat ini juga mendorong munculnya banyak pemberitaan yang menimbulkan persepsi di masyarakat, yang berupa konstruksi sosial yang dapat mengubah pandangan pembaca atas berita yang tertuang. Penelitian ini menggunakan analisis framing dengan model Robert N. Entman sebagai alat penelitian. Sebagai landasan dan pengantar analisis framing, setiap contoh foto jurnalistik akan diteliti aspek fotografinya dan penempatannya pada lay-out halaman surat kabar. Analisis framing digunakan untuk mengetahui bagaimana seorang fotografer dan redaksi membingkai (framing) foto jurnalistik di halaman surat kabar yang pada akhirnya memunculkan sebuah konstruksi sosial yang diakibatkan karena perbedaan penempatan foto jurnalistik pada halaman surat kabar. Photojournalism featuring one or more individuals who use iket become more often seen in print media these days. The increasing use of iket by various circles of society also encourages the emergence of a lot of news that create the perception in the community, in the form of construction of social reality which can change the view of the above news reader contained. This study uses framing analysis by Robert N. Entman modelas as a research tool. As an introduction to the foundation and framing analysis, each sample will be studied from its photojournalism aspect of photography and its placement on the lay-out pages of newspapers. Framing analysis is used to determine how a photographer and editor create framing photo journalism in the pages of newspapers, which in turn gave rise to a social construction that is caused by differences in the placement of photo journalism at a newspaper page.
PERANCANGAN PRODUK INTERIOR BERBASIS REVIVAL DENGAN TERAPAN RAGAM HIAS BATIK JAMBI Natalia, Zoya; Sunarya, Yan Yan; Hutama, Krishna
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jsrr.v4i2.13493

Abstract

Abstract The wealth of motifs or decorative varieties owned by the Indonesian nation comes from various tribes throughout the archipelago. Is a tangible culture in general motifs or decorative variety has a meaning value that needs to be preserved its existence. Batik Indonesia has been recognized by UNESCO as a Humanitarian Heritage for Oral and Non-material Culture, on October 2, 2009. Batik craft art began in Java Island, precisely in Central Java, and with the development of batik era penetrated to the island of Sumatra, one of them in Jambi. As in Java, batik in Sumatra is also very attached to the daily life of local people including Jambi. The existence of Jambi batik that was once successful during the Malay Sultanate, and worn by the upper class. Similarly, jambi batik motifs have meaning and philosophy. By the time the Malay sultanate's reign ended, Jambi batik company had decreased drastically. Nowadays it is getting dim and almost extinct due to the lack of public knowledge about Jambi batik and the lack of craftsmen left. The design method in this design uses a type of explorative research, in which this research aims to deepen knowledge and find new ideas, formulate problems in detail and develop hypotheses. The purpose of this design is to revive jambi batik culture (Straight Revivalism) to the wider community through the design of interior support products by applying old Jambi batik motifs. . This design is done by analyzing data both library studies, field research and other related data to conduct tests that will be compiled in this paper. The purpose of the design wants to restore / revive (revivalism) jambi batik to the public with the design in the re-application of old motifs of Jambi batik into the design of interior supporting products. Based on the above background, it is known that knowledge about Jambi batik is not very well known in various circles. Keywords: Batik Jambi, Batik Jambi Motifs, Interior Support products, Revivalism. Abstrak Kekayaan motif atau ragam hias yang dimiliki oleh bangsa Indonesia berasal dari berbagai suku di seluruh Nusantara. Merupakan budaya berwujud (tangible) pada umumnya motif atau ragam hias mempunyai nilai makna yang perlu dilestarikan keberadaannya. Batik Indonesia sudah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi, pada tanggal 2 Oktober 2009. Seni kriya batik diawali di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Tengah, dan dengan berkembangnya zaman batik merambah ke Pulau Sumatra, salah satunya di Jambi. Seperti di Jawa, di Sumatera batik juga sangat lekat dengan keseharian masyarakat setempat termasuk Jambi. Keberadaan batik Jambi yang pernah jaya dimasa Kesultanan Melayu, dan dikenakan oleh kalangan atas. Begitu juga bahwa motif-motif batik Jambi mempunyai makna dan filosofi. Pada saat pemerintahan kesultanan Melayu berakhir, perusahaan batik Jambi menurun drastis. Sekarang ini mulai redup dan hampir punah karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang batik Jambi dan sedikitnya pengrajin yang tersisa. Berdasarkan dari latar belakang di atas maka diketahui bahwa pengetahuan mengenai batik Jambi tidak terlalu dikenal di berbagai kalangan. Metode Perancangan dalam perancangan ini memakai jenis penelitian eksploratif, dimana penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperdalam pengetahuan dan mencari ide-ide baru, merumuskan masalah secara terperinci dan mengembangkan hipotesis. Tujuan perancangan ini adalah dapat membangkitkan kembali budaya batik Jambi (Straight Revivalism) kepada masyarakat luas melalui perancangan produk penunjang interior dengan menerapkan motif-motif batik lama Jambi. Perancangan ini dilakukan dengan menganalisa data-data baik studi Pustaka, penelitian lapangan dan data lainnya yang berhubungan untuk melakukan pengujian-pengujian yang akan disusun dalam tulisan ini. Tujuan perancangan ingin mengembalikan/ membangkitkan kembali (revivalisme) batik Jambi kepada masyarakat luas dengan perancangan dalam penerapan kembali motif-motif lama batik Jambi ke dalam perancangan produk-produk penunjang interior. Kata Kunci : Batik Jambi, Motif-motif Batik Jambi, Produk penunjang interior, Revivalisme.
KAJIAN SEMIOTIKA MAKNA SIMBOLIK LUKISAN KUDA KARYA AGUS TBR A SEMIOTICS STUDY ON THE SYMBOLIC MEANING OF AGUS TBR ‘S HORSE PAINTING Hismanto, AG. Andi; Sunarya, Yan Yan; Saidi, Acep Iwan
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jsrr.v4i2.13496

Abstract

Abstract A painting is not merely making doodles on canvas, but there are external factors that influence it; social, political, and cultural arts of the community. The visual language created by the painter is a personal symbol, formed by the experience of his creativity. Agus TBR chose horse as one of the visual languages for his paintings to form messages and symbolic meanings. This research was conducted to analyze the development of Agus TBR’s paintings. To understand the meaning in terms of denotation, connotation, myth and ideology as well as to identify the relation of visual signs in Agus TBR’s paintings. The analysis method is carried out using Roland Barthes’ semiotic approach in reading the signs contained in Agus’ painting entitled “Land of Hope”. This research is aimed to arouse artists and researchers ideas in creating paintings which include various visual objects that enriched with symbolic meanings. Keywords: AgusTBR, painting, semiotics, Roland Barthes Abstrak Sebuah lukisan tidak hanya sekedar membuat coretan di atas kanvas, tetapi ada faktor eksternal yang mempengaruhi seperti sosial, politik, dan seni-budaya masyarakat. Bahasa rupa yang dibuat oleh pelukis merupakan simbol-simbol yang bersifat pribadi, yang terbentuk dari pengalaman kreativitasnya. Agus TBR memilih objek kuda sebagai salah satu bahasa rupa untuk karya lukisannya dalam membentuk pesan dan makna simbolik. Penelitian ini dilakukan untuk membaca perkembangan karya seni lukis Agus TBR. Untuk memahami makna dalam tingkatan denotasi, konotasi, mitos dan ideologi serta membaca relasi tanda visual pada lukisan Agus TBR. Metode analisa yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes dalam membaca tanda-tanda yang terdapat pada karya lukisnya yang berjudul “Land of Hope”. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman dalam memahami pesan yang terdapat pada suatu lukisan. Selain itu juga diharapkan seniman lukis dapat mengembangkan ide dan gagasannya dalam menciptakan suatu karya lukis dengan objek-objek visual yang memiliki makna simbolik. Kata kunci: Agus TBR, seni lukis, semiotika, Roland Barthes
ANALISIS KONSEP SEKALA DAN NISKALA PADA PEWARNA ALAMI TENUN CEPUK DI NUSA PENIDA Udiyani, Ni Made Santi; Sunarya, Yan Yan
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 2 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i2.742

Abstract

Agama dan kepercayaan merupakan aspek yang sangat fundamental di Bali. Masyarakat Hindu Bali pada dasarnya memiliki konsep sekala dan Niskala dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini bersifat dikotomis antara sekala yang dapat dirasakan melalui panca indra atau faktual dan niskala atau kekuatan yang tidak terlihat, namun keberadaannya merupakan bentuk keseimbangan yang tidak terpisahkan. Konsep sekala dan niskala menjadi dasar gagasan masyarakat Bali dalam berbagai bidang kesenian salah satunya kriya tenun Cepuk di Nusa Penida. Terletak di selatan pulau Bali, pulau Nusa Penida terkenal dengan tenun Cepuk sebagai jenis kain sakral atau Bebali. Tenun Cepuk umumnya memiliki empat warna yaitu merah, biru atau hitam dan kuning dengan warna merah sebagai latar kain. Penggunaan pewarna alami kini hanya berfokus sebagai pelestarian lingkungan dan kurang diikuti konservasi nilai kearifan lokal mengenai filosofi penggunaan warna alami pada tenun Cepuk. Penelitian ini menganalisis konsep sekala dan niskala yang terkait dengan pewarna alami pada tenun Cepuk di Nusa Penida. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan estetik kearifan lokal sehingga dapat menjelaskan pemaknaan pewarna alami pada tenun Cepuk serta keterkaitanya dengan konsep sekala dan niskala. Penelitian ini dijelaskan secara deskriptif serta pengumpulan data dilakukan dengan studi litertatur dan observasi dan wawancara.