Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Kajian Konsep Pekan Budaya (Culturally-Sensitive Design) pada Rumah Sakit Angkatan Laut dr.Azhar Azhari Manokwari, Papua Barat Lissimia, Finta; Jumastan, Jumastan; Satwikasari, Anggana Fitri; Nugrahaini, Fadhilla Tri; Riadi, Agustinus Rizki Wirawan
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Desain Arsitektur peka budaya adalah rancangan bangunan yang sensitif terhadap makna atau konteks budaya di suatu daerah. Pengaplikasiannya pada rancangan bangunan dapat dari berbagai aspek dari fasad, konfigurasi ruang, dan aspek lain agar kebudayaan setempat hidup Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi konsep desain peka budaya dan penerapannya pada fasilitas kesehatan khususnya rumah sakit. Rumah sakit yang menjadi studi kasus adalah Rumah Sakit Angkatan Laut dr.Azhar Azhari yang berlokasi di Manokwari, Papua Barat. Rumah Sakit ini dianggap tepat sebagai studi kasus karena berlokasi di provinsi di Indonesia yang masih kental dengan budayanya terutama dari suku-suku setempat. Metodologi penelitian adalah kualitatif dengan analisis deskriptif berdasarkan data yang didapat dari pengamatan obyek dan wawancara dengan pihak terkait. Konsep desain peka budaya berdasarkan enam aspek. Aspek peka budaya (cultural awareness) melalui penyediaan fasilitas yang mewadahi aktivitas masyarakat lokal. Aspek adaptasi kebudayaan (cultural adaptation) difasilitasi dengan membuat perencanaan pola tata ruang yang mendukung aktivitas kebudayaan. Keterlibatan Komunitas (community involvement) diterapkan dengan memberikan dukungan pada kegiatan komunitas di sekitar bangunan. Ruang inlusif adalah hasil dari respek terhadap keberagaman (respect for diversity). Aspek integrasi nilai-nilai budaya (integration of cultural values) diterapkan pada atap dan warna bangunan. Pertimbangan estetika budaya (consideration of cultural values) yang terlihat pada eksterior maupun interior bangunan.Kata kunci: Desain Peka Budaya, Fasilitas Kesehatan, Rumah Sakit.
PERENCANAAN RUMAH TAHFIDZPRENEUR DI DESA CIBADAK, CARIU, BOGOR, JAWA BARAT, INDONESIA Lissimia, Finta; Maghfurah, Fadwah; Surury, Isti'anah; Sobri, Adna; Syahputra, Haikal Bintang; Alnawawi, Muhammad Sidiq; Saputra, Dymas; Yusuf, Mohammad
ABDI MAKARTI Vol 3, No 2 (2024): ABDI MAKARTI
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52353/abdimakarti.v3i2.721

Abstract

Rumah Tahfidzpreneur Annur in Cibadak Village, Cariu, Bogor, West Java requires assistance in the planning process. This community service is motivated by the society's intention to build a tahfidz facility on land of approximately 5,200 m2 in Cibadak Village, Cariu, Bogor. The land is located in a residential area that is ideal for building a Tahfidz House. Rumah Tahfidzpreneur Annur will be built with guesthouse dormitory facilities, owner's house, farm, prayer room, multipurpose room, library, informal class, cooperative, and management office. The design recommendation is to divide these spaces into public, semi-public, private, and service areas. The main access is on the main road side, the public area is adjacent to this side. The private area is on the back side to ensure privacy. The service area is also on the back side. The middle part is filled with a semi-public area. The distant water source creates obstacles to water distribution and it is recommended to install a centrifugal pump so that water distribution is smooth. The results of physical and chemical tests on the water on the Rumah Tahfidzpreneur Annur land show that the water meets household standards but it is necessary to install a filter in the water reservoir so that the water is free of bacteria. Keywords: Rumah Tahfidzpreneur Annur, site concept, water distribution, clean water filter
Residents' Perceptions of Passive Design Responding to Climate Change in Simple Houses in Depok, West Java, Indonesia Anisa, Anisa; Jundullah Afgani, Jundi; Lissimia, Finta
Sustainability Science and Resources Vol. 6 (2024): Sustainability Science and Resources
Publisher : The Indonesian Forestry Certification Cooperation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55168/ssr2809-6029.2024.6001

Abstract

Since the last few years, environmental issues related to global warming and increasing earth surface temperatures have had an influence on various fields. This environmental issue also affects the micro and macro climate. Architecturally, design can respond to changes in microclimate with passive design and active design. Passive design has long been applied to vernacular architecture, namely responding to local conditions in buildings. Meanwhile, active design is related to the latest technology and developments, such as energy-saving technology, as well as the use of natural elements as energy sources. This research uses quantitative methods. Primary data was collected using a questionnaire to determine the tendency of residents' perceptions of passive design. The analysis of this research is descriptive statistics, based on the answers of 35 respondents who live in simple houses in Depok, West Java, Indonesia. The research results showed that respondents' tendency towards passive design was shown in several things, namely: additional elements of the building at the front (canopy) can reduce heat and create shadow areas, the location and size of openings can support natural lighting and ventilation. Openings can be doors, windows, grilles, rosters and other elements. The existence of open space at the front and back of the house can reduce heat and cool the microclimate.
Desain Masjid Berbasis Komunitas di Desa Kuripan II, Provinsi Sumatera Selatan Ashadi, Ashadi; Nur'aini, Ratna Dewi; Sumiahadi, Ade; Lissimia, Finta
Jurnal Pengabdian West Science Vol 4 No 07 (2025): Jurnal Pengabdian West Science
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/jpws.v4i07.2442

Abstract

Masyarakat Desa Kuripan 2, Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan membutuhkan masjid. Pembangunan masjid dilatarbelakangi masjid eksisting yang kondisinya perlu diperbarui. Pembangunan masjid direncanakan di tanah kosong dengan bangunan baru. Perwakilan masyarakat berniat menggalang dana untuk pembangunan masjid tersebut. Kegiatan ini bertujuan membantu masyarakat Desa Kuripan 2 mendesain masjid sesuai kebutuhan dan karakter lingkungan. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan pemahaman komunitas sasaran, perencanaan program, dan metode pelaksanaan. Metode pelaksanaan adalah kegiatan desain masjid dari data lingkungan dan diskusi dengan perwakilan masyarakat. Desain masjid yang dihasilkan bisa menampung kapasitas lebih besar dari masjid eksisting dengan gaya arsitektur minimalis vernakular. Gaya arsitektur minimalis vernakular adalah hasil diskusi tim pelaksana dengan masyarakat Desa Kuripan 2. Hasil akhir desain telah disetujui dan telah diserahterimakan kepada perwakilam masyarakat Desa Kuripan 2. Hasil desain adalah gambar denah, tampak, potongan, detail ornamen, perspektif eksterior, dan perspektif interior.
STRATEGI PENATAAN BANGUNAN SEBAGAI RESPON PERUBAHAN SPASIAL PADA HUNIAN VERNAKULAR DI KOTA LAMA KUDUS: (Kasus Studi : Rumah Kilungan) Anisa, Anisa; Nur'aini, Ratna Dewi; Nurjannah, Irma; Lissimia, Finta
Agora : Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti Vol. 21 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/agora.v21i2.18444

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan proses induktif pada hunian vernakular yaitu rumah kilungan di Kota Lama Kudus. Jumlah kasus penelitian 10 kasus, ditentukan pada saat observasi lapangan. Pengumpulan data menggunakan observasi lapangan dan wawancara bersamaan dengan analisis penelitian untuk mendapatkan temuan pada tiap kasus. Proses akhir analisis adalah melakukan dialog antar tema temuan sampai didapatkan strategi penataan bangunan pada hunian vernakular di Kota Lama Kudus. Hasil penelitian ini adalah adanya tiga konsep yang mendasari keberlanjutan dan perubahan spasial yaitu hirarki, sakralitas, dan adaptasi spasial. Ketiga konsep ini yang berpengaruh terhadap strategi penataan bangunan pada rumah kilungan. Strategi penataan bangunan berkaitan dengan penataan ruang, karena strategi penataan berkaitan dengan aspek mikro dan makro. Urutan pada strategi penataan ini berkaitan dengan hirarki dan sakralitas ruang. Sehingga temuan akhir adalah integrasi hirarki-sakralitas-adaptasi yang terwujud pada penataan bangunan pada hunian vernakular.  
Kajian Aksesibilitas pada Pasien Ibu dan Anak pada Bangunan RSIA Bunda Yanti, Delfina; Lissimia, Finta
Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2020: Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah sakit ibu dan anak( RSIA) Merupakan suatu tempat yang digunakan untuk melayani berbagai kebutuhan akan setiap orang yang membutuhkan khususnya ibu dan anak, yang rentang umurnya berkisaran 0 – 18 Tahun). Perancangan rumah sakit ibu dan anak ini menggunakn konsep Arsitektur perilaku yang mana konsep tersebut dalam penerapanya selalu disertai dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan akan sebuah perilaku dalam perancangan dalam membuat sebuah desain. Penelitian ini bertujuan untuk memahami penerapan arsitektur perilaku pada bangunan RSIA Bunda di Menteng, Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dari data yang didapat melalui observasi, wawancara, studi pustaka dan berbagai dokumentasi. Análisis dilakukan dengan cara pengamatan pada kelompok pengguna ibu hamil, ibu muda. Bagian utama rumah sakit yang diamati adalah bagian rawat jalan, rawat inap dan bagian IGD. Pada unit rawat jalan dibutuhkan tempat duduk yang memiliki sirkulasi yang lebar, ruang bermain anak, ruang menyusui. Diruang IGD dibutuhkan aquarium dan ruang bermain . Sedangkan di ruang rawat inap dibutuhkan adanya tangga di sebelah brangkar ,dibutuhkan kursi bulat untuk ibu menyusui dan tempat duduk di kamar mandi. Alur pasien dapat dikelompokkan pada alur rawat jalan anak, alur persalinan normal, alur persalinan terencana. Sedangkan zoning area ibu ataupun anak harus menerus setiap lantai maka dibutuhkan konektor per zoning.
STUDY OF BIOPHILIC CONCEPT IN PONDOK INDAH BINTARO HOSPITAL Rahman, Izzat Fadhlur; Lissimia, Finta
Border: Jurnal Arsitektur Vol. 4 No. 1 (2022): JUNE 2022
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Architecture and Design, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/border.v4i1.91

Abstract

A hospital is a medical facility that aims to improve the quality of life of the community through the process of preventing, treating, and medicating health problems. The mix of hope for recovery and the risk of death creates the impression that the hospital is a scary place, which affects the patient's psychological condition and causes other problems. Biophilic is an architectural approach that aims to have a positive influence on the human psyche by fulfilling his instinctive need for affiliation with nature. This study aims to understand the application of the biophilic concept at Pondok Indah Bintaro Hospital. The method used is descriptive qualitative with analysis based on the theory of 14 biophilic patterns by Browning, Ryan, and Clancy, through a hospital with a biophilic architecture that represents natural systems at a site scale through nature in space. At the building scale, biophilic is applied through architectural details that analogize natural forms (nature analogues), as well as natural spatial characteristics that affect human perception (nature of space).
Analisis Konsep Arsitektur Regionalisme: Islamic Center Subang Sebagai Studi Kasus Jannah, Raudatul; Anisa, Anisa; Lissimia, Finta
UMPAK : Jurnal Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 8, No 1 (2025): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/umpak.v8i1.21902

Abstract

ABSTRACTThe application of regionalism architecture is important to preserve the characteristic of local culture which is a legacy of ancestors. The research aims to analyze the application of regionalism architectural principles in the Subang islamic center building as a case study. The research method used is descriptive qualitative, where data is collected througt secondary data collection. The location of the care studi is on di Jl. Arief Rahman Hakim, Dangdeur, Kec. Subang, Kab. Subang, West Java. The result show that the Subang islamic center building applies several principles of regionalism architecture that are in accordance with the local context. The use of local material such as stone, wood, and clay roof tiles shows an effort to maintain the cultural characteristics of the local area. In addition, the technology used in the construction of the building is also able to crate efficient spaces. The adaption to the local climate is reflected in the design of ventilation and natural lighting, which support the comfort of the occupants. However, there are some elements of visual domination that do not reflect Subang’s cultural identity, such as roof design that resemble Joglo architecture from other regions. This show the influence of outside architecture that may obscure the local characteristics that should be prioritized. This research confirms the importance of integration between traditional and modern elements in supporting the preservation of local culture and result in the design of regionalism architecture in Subang islamic center which is not only a necessity, but also has the potential to inspire the development of architecture in Indonesia more broadly. This research is expectes to contribute to the development of regionalism architecture in Indonesia and encourage further exploration of the application of regionalism principles in other building context. ABSTRAKPenerapan arsitektur regionalisme menjadi penting untuk melestarikan ciri khas budaya lokal yang merupakan warisan nenek moyang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan prinsip-prinsip arsitektur regionalisme pada bangunan islamic center Subang sebagai studi kasus. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dimana data dikumpulkan melalui pengumpulan data sekunder. Lokasi studi kasus berada di Jl. Arief Rahman Hakim, Dangdeur, Kec. Subang, Kab. Subang, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan islamic center Subang menerapkan beberapa prinsip arsitektur regionalisme yang sesuai dengan konteks lokal. Penggunaan material lokal seperti batu batu, kayu, dan genteng tanah liat menunjukkan upaya untuk mempertahankan karakteristik budaya daerah setempat. Selain itu, teknologi modern yang digunakan dalam konstruksi bangunan juga mampu menciptakan ruang yang efisien. Penyesuaian terhadap iklim setempat tercermin dalam desain ventilasi dan pencahayaan alami, yang mednukung kenyamanan pernghuninya. Namun terdapat beberapa unsur domnasi visual yang kurang mencerminkan identitas budaya Subang, seperti desian atap yang menyerupai arsitektur Joglo dari daerah lain. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari arsitektur luar yang mungking mengaburkan ciri khas lokal yang seharusnya diutamakan. Penelitian ini menegaskan pentingnya integrasi antara elemen tradisional dan modern dalam mendukung pelestarian budaya lokal dan menghasilkan desain arsitektur regionalisme di islamic center Subang tidak hanya menjadi sebuah keharusan, tetapi juga berpotensi untuk menginspirasi pengembangan arsitektur di Indonesia secara lebih luas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan arsitektur regionalisme di Indonesia dan mendorong eksplorasi lebih lanjut mengenai penerapan prinsip arsitektur regionalisme dalam konteks bangunan lain.