Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERCERAIAN “SIRI” (Studi Tentang Makna Perkawinan dan Tabu Pada Tujuh Kasus di Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran Lampung) Syafriadi, Syafriadi; Sari, Yuni Ratna
SOCIOLOGIE Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : SOCIOLOGIE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Marriage is facility to form a family, marriage is also one of the important bit and sacral of life cycle a person, this is proven by arranging marriage ceremonies in our society, but although marriage held to be sacred but now meaning marriage is shifting, the divorce that happens in society, who including in divorce in family, that next researcher call “sirri” divorce, so that problem in research is whether meaning marriage and meaning “sirri” divorce  and taboo for village community Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran,Lampung. The purpose of this research is review and analyze entendres the  meaning of marriage and the meaning of“sirri” divorceon seven cases in Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Lampung research method used is qualitative method with seveninformant. Data were collected by means of in-depth interviews and observations, and data analysis techniques used are the reduction of data, data presentation, and drawing conclusions. The results of this research show that the meaning of marriage to the informants belief that if they had found her soul mate then thats when they have to get married, while it is the meaning of divorce is a custom that prevails in the village and divorce is taboo.Keywords: Marriage, sirri, divorce
PENYULUHAN BUDAYA SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS KEARIFAN LOKAL (STUDI DI KELURAHAN PRINGSEWU SELATAN KECAMATAN PRINGSEWU, KABUPATEN PRINGSEWU) Ratna Sari, Yuni; Rochana, Erna; Hidayati, Dewi Ayu; Budikahono, Gunawan
Prosiding Pengabdian FISIP Unila 2012
Publisher : Prosiding Pengabdian FISIP Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Creative industries can create a positive business climate in the context of people who want to change and improve lives. Besides, creative indusries can also build the image and national identity based on a renewable resource. Therefore, to create innovation and creativity based on local wisdom is a competitive excellence of  a nation. Efforts of developing creative industries based on local wisdom would give a positive social impact in which they would be able to  improve the quality of life. Moreover the increase and improvement in quality of life can certainly establish national character bulding based on the cultural creativity. Integrating cultural content in the products of creative industries is a breakthrough that will make the product unique and competitive as well as will preserve the noble values of the national culture.The method used in this activity is the dissemination of creative industries, local wisdom and product development withindigenous content. This activity also used simulation methods to give participants practical experience of  designing and manufacturing  creatively industrial products creative with content of local wisdom.After having held the dissemination of cultural creative industry development efforts based on local wisdom in South Pringsewu Sub District Pringsewu Regency, the understanding of the creative industries increased by 21.99%, the  understanding of local wisdom by 17.88% and the understanding of the development of products with the indigenous content by 44.14%. In addition all participants could also perform simulations corresponding stages of the process being simulated. Thus, this dissemination provides an enhance of the knowledge and skills of the trainee. In future, to further enhance the skills of the creative industries in designing products with local wisdom, the dissemination can be more focused on practices of  design and quality of the products.  Keywords : Culture, creative industries, local wisdom
PROSES DAN MEKANISME PERGERAKAN MASSA PADA KEJADIAN KONFLIK SOSIAL BALINURAGA Ikram ,; Susetyo ,; Anita Damayantie; Yuni Ratnasari
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 21 No 1 (2019): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v21i1.35

Abstract

ABSTRAK Dalam penelitian ini dilakukan analisis konflik dengan melihat pembentukan aktor sebelum terjadinya konflik dan penyerangan dan menganalisis mekanisme pergerakan massa dalam menyerang dan atau saling menyerang pada saat terjadi konflik. Studi kasus menjadi pilihan dalam mendalami permasalahan ini mengingat kompleksitas permasalahan yang akan diteliti. Lokasi atau setting yang diambil berada pada Desa Agom dan Balinuraga, Kabupaten Lampung Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kekerasan selalu dianalogikan sebagai dangkal. Rangkaian model analisis ini, pada akhirnya bermuara pada pengabaian bahwa terdapat proses yang kompleks didalam kasus kekerasan. Memandang kekerasan sebagai suatu pristiwa dirasa kurang tepat dikarenakan kekerasan sesungguhnya adalah konsekuensi dari suatu proses yang kompleks. Demikian juga dengan mudahnya pergerakkan massa dikarenakan banyaknya bermunculan atau dimunculkan orang kuat desa yang mampu mempengaruhi banyak orang untuk memenuhi kepentingan orang kuat desa.
KONFLIK ANTARWARGA DESA: Analisis Simon Fisher Melalui Studi Kasus Benjamin ,; Ikram ,; Susetyo ,; Yuni Ratnasari
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 21 No 1 (2019): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v21i1.39

Abstract

ABSTRAK Latar belakang penulisan ini dari beberapa kejadian konflik di Kabupaten Lampung Selatan dimana penyebab konfliknya, yaitu adanya perseteruan antar siswa SMA, seorang pelajar SMP ditusuk di tempat organ tunggal, memperebutkan lahan parkir di pasar dan pelecehan sexual. Tujuan penulisan ini hendak mendeskripsikan dan menjelaskan tahapan konflik yang terjadi antar pihak-pihak yang berkonflik. Penulis menggunakan perspektif teoritis Simon Fisher tentang tahapan konflik, dan teori Johan Galtung tentang segitiga konflik sebagai landasan teoritis terkait proses tahap krisis, dimana sikap dipersepsikan oleh pihak-pihak berkonflik tentang isu pelecehan seksual. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif, khususnya studi kasus di mana informan-informan ditentukan dengan purposive teknik sampling yang meliputi tokoh formal, tokoh informal dan anggota masyarakat dari kedua belah pihak yang berkonflik. Informasi dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi. Kesimpulan, bahwa konflik kekerasan sebagai insiden konflik yang tergolong besar terjadi antar warga dan antar desa di wilayah perdesaan yang hidup bertetangga antara warga Desa Agom Kecamatan Kalianda dengan warga Desa Balinuraga Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan, dimana pihak warga Desa Agom dengan massa pendukungnya yang merasa sebatin, spontanitas berusaha menyerang dan menghancurkan pihak warga Desa Balinurga dan digambarkan berdasarkan skala waktu, urut-urutan kejadian konflik dan pemetaan konflik, serta adanya upaya penyelesaian konflik oleh kedua belah pihak yang berkonflik maupun oleh pihak ketiga yang memiliki otoritas dengan melalui: membangkitkan kepercayaan bagi para warga kedua belah pihak yang berkonflik, memfasilitasi dialog oleh pemerintah daerah, negosiasi, mediasi dan arbitrasi, ada deklarasi perdamaian pada tahap akibat serta pada tahap pascakonflik dilaksanakan sosialisasi maklumat perjanjian perdamaian.
NGEBETTEN Yuni Ratnasari; Bartoven Vivit Nurdin; Rescha Novita; Endry Fatimaningsih; I Gede Sidemen
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 22 No 1 (2020): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v22i1.45

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini mengenai ngebetten, yaitu suatu proses rekontruksi identitas dalam pengambilan gelar adat (juluk adok) pada masyarakat adat Keratuan Melinting Lampung Timur. Meskipun dalam kekuatiran akan kepunahannya, namun saat ini orang berlomba-lomba lagi untuk mengambil gelar adat melalui ngebetten, meskipun bukan karena keturunan sekalipun. Prosesinya disebut dengan Bejeneng. Bejeneng merupakan salah satu rangkaian upacara pengambilan gelar adat pada masyarakat adat Keratuan Melinting Lampung. Penelitian ini sangat penting dilakukan karena dibalik kekuatiran akan kepunahan budaya Lampung, namun rekonstruksi identitas melalui pemberian gelar pada upacara adat semakin sering dilakukan. Hal ini berkaitan dengan pentingnya identitas baru bagi para komunitas tersebut. Sehingga penelitian akan difokuskan pada proses ritual ngebetten dan analisis rekonstruksi identitas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif, dengan teknik pengambilan data wawancara mendalam, pengamatan terlibat dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan triangulasi, peer review dan member check.
STRATEGI BERTAHAN HIDUP PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI MASA PANDEMI COVID-19 Dewi Ayu Hidayati; Siti Habibah; Yuni Ratnasari
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 24 No 1 (2022): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v24i1.234

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang perubahan sosial ekonomi pedagang pasar tradisional Koga dan strategi bertahan hidup yang dilakukan dimasa pandemi Covid-19. Ditengah adanya pandemi Covid-19 yang memberikan dampak pada berbagai sektor kehidupan masyarakat baik secara sosial maupun ekonomi. Kalangan yang juga merasakan dampak pandemi adalah pelaku sektor informal salah satunya pedagang kecil di pasar tradisional. Pasar tradisional masih menjadi perhatian utama ditengah perkembangan pasar modern dan marketplace yang juga semakin maju. Eksistensi pedagang dalam bertahan ditengah perubahan akibat pandemi menjadi sangat penting untuk diteliti. Hal ini berkaitan dengan keberlangsungan usaha sektor informal yang sampai saat ini masih menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, pengamatan dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang dipakai yaitu reduksi data, triangulasi, membercheck, dan peer review.
ANALISIS PENGELOLAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI SEKITAR KAWASAN HUTAN LINDUNG REGISTER 30 KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2010 Feni Rosalia; Yuni Ratnasari
Sosiohumaniora Vol 18, No 1 (2016): SOSIOHUMANIORA, MARET 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.76 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v18i1.9354

Abstract

Hutan kemasyarakatan (Hkm) adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat. Kebijakan Hutan kemasyarakatan mengizinkan masyarakat untuk dapat mengelola sebagian dari sumberdaya hutan dengan rambu-rambu yang telah ditentukan Permintaan dari kelompok-kelompok petani hutankemasyarakatan mengenai perizinan Hkm di sekitar kawasan hutan lindung register 30 Tanggamus sangat tinggi dan banyak tumbuh kelompok-kelompok baru yang merupakan kelompok-kelompok potensial menjadi kelompok pengelola Hkm yang bagus. Namun kenyataannya banyak kelompok tani yang belum memperoleh izin pengelolaan Hkm bahkan ada kelompok tani yang tidak mampu membuat draft/proposal izin pengelolaan Hkm, Dari 38 kelompok tani yang mengajukan izin, baru 14 kelompok tani yang telah memperoleh izin pengelolaan HKm, sedangkan kelompok tani lainnya ada yang masih tahap verifikasi, namun ada juga yang tidak jelas sampai sejauh mana proses perizinan tersebut berlangsung. Kondisi tersebut jelas merupakan suatu masalah, karena belum didapatnya izin pengelolaan Hkm tidak hanya mengakibatkan petani sekitar kawasan hutan tidak dapat memanfaatkan hutan sebagai penyangga kehidupan ekonomi, sosial dan ekologis mereka, namun akibat lebih jauh adalah ketika kelompok tani tidak mampu berfungsi sebagai pengelola fungsi hutan yang optimal bahkan ketika akhir-akhir ini banyak terjadi alih fungsi hutan yang tidak sesuai peruntukan dan penggunaan lahannya.Tujuan penelitian adalah pertama, mengidentifikasi kendala apa saja yangdihadapi kelompok tani register 30 Kabupaten Tanggamus sehingga belum dapat membuat atau memperoleh izin Hutan Kemasyarakatan, dan kedua, mengetahui faktor-faktor pendukung untuk melakukan percepatan proses pengajuan perizinan Hkm di kawasan hutan register 30 Kabupaten Tanggamus. Melalui FGD dan wawancara dengan petani, aparat masyarakat, tokoh masyarakat, Watala dan Dinas Kehutanan diperoleh hasil bahwa kendala yang dihadapi kelompok tani di register 30 adalah adanya keterbatasan pengetahuan petani tentang proses/ tatacara pengajuan izin pengelolaan Hkm, terbatasnya tenaga fasilitator, dan adanya “oknum” (elit desa, LSM dan bahkan aparat pemerintah) yang justru memanfaatkan kebijakan Hkm untuk mencari keuntungan sepihak. Faktor pendukung percepatan proses pengajuanperizinan Hkm di register 30 adalah melalui kegiatan pendampingan masyarakat/fasilitasi kepada kelompok tani dan pengemasan pesan dan pembuatan draft buku panduan Hkm.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI BERBASIS KEARIFAN LOKAL DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN DESA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Yuni Ratna Sari; Dian Kagungan
Jurnal Ilmiah Econosains Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Econosains
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/econosains.0141.07

Abstract

Abstract The long term goal of this research resulted in Coastal Rural Poverty Alleviation Model Optimization Through Marine Tourism Area Development Policy Based Local Wisdom and Institutional Strengthening of the village in order to improve the welfare of society. The conclusion from this study are: (1) Region Ecotourism Kiluan Bay manifested in the form of training, turtle conservation, as well as provide strategies for promotion or marketing. The output of these training activities is to build awareness together in building businesses and collective marketing and environmental protection Kiluan Bay. (2) The strategy for improving institutional capacity at the village level: encourage institutions pekon / villages to understand their duties and functions, institutional strengthening village / pekon open in the sense of community participation in development activities undertaken. (3) The strategy of empowerment of coastal communities through the management of the Gulf tourist area Kiluan among others through trainings, planting mangroves, coral reefs. (4) Strategic management of coastal areas through ecotourism development Kiluan Bay: trying to get support from local and central government, promotion in various social media conducted since 2005, involved in promosi- sale by local governments and the provincial government. Suggestions / recommendations from the results of our study are: (1) Improved coordination and policy coherence of the program between the relevant agencies in the in order to develop tourist areas Kiluan Bay, (2) Strengthen institutional level Village / Pekon, (3) improvements to the road infrastructure Kiluan Gulf region and complements other infrastructure in order to support the advancement of ecotourism Kiluan Bay, (4) development of community-based ecotourism, assisted by NGOs and local government and other stakeholders. (5) Improving the quality Source Human power through a system of formal and non-formal (6) Institutional strengthening of village-based local wisdom. Keywords: Model, poverty alleviation coastal villages, nautical tourism, strengthening village institutions, public welfare
Penanganan Penyelundupan Manusia Di Wilayah Pesisir Provinsi Lampung Dwi wahyu handayani; I Gede Sideman; Yuni Ratnasari
Andalas Journal of International Studies (AJIS) Vol 8, No 1 (2019): Andalas Journal of International Studies (AJIS)
Publisher : Department of International Relations, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ajis.8.1.88-103.2019

Abstract

Coastal Lampung is one of the areas visited by immigrant, the asylum seekers, before heading to the destination country. They come from Afghanistan, Bangladesh, Myanmar, Pakistan, Sudan, and Somalia. Immigrants left their home countries because of conflict and socio-economic conditions. The concept of maritime development must pay attention to the social security aspect of illegal immigrants, and people smuggling. The specific purpose of this study is to get a development model for cooperation in handling human smuggling in the Lampung Coastal Region. This study uses the Lani Kass formula regarding non traditional security threats. From the formula, the researcher will explain the descriptive qualitative method of three aspects, such as vulnerability, the intention of the foreigners’s arrival and state capabilities. The result of this study shows that there is already a model of cooperation for handling people smuggling in Lampung, including to reach the coastal areas. Inter-party cooperation coordinated by the Ministry of Political, Legal and Security Coordination involves up to the regional government. The efforts to handle people smuggling in Lampung was intense around 2008 and faded around 2015. There was a dependency from the part of the regional government on the central government's budget and programs, and cooperation initiated by the central government with international organizations such as IOM, UNHCR and the destination countries of the refugees. The increasing cases have not been responded to by the government with adequate regulation and handling efforts. Indonesia has not signed a refugee convention, also affects the absence of regional regulations regarding people smuggling. Key words: People Smuggling, Vulnerability, Intention, State Capabilities, Local Government
Lamban Balak Marga Legun: Proses Pendirian Museum Adat Yuni Ratna Sari; Bartoven Vivit Nurdin; Ifaty Fadliliana Sari; Asnani Asnani
Jurnal Pengabdian Dharma Wacana Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Dharma Wacana
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37295/jpdw.v3i1.286

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan rangkaian dari proses pendirian museum adat Marga Legun. Museum adat ini rencananya akan didirikan dalam bentuk Lamban Balak Marga Legun yang menjadi ruang pamer alat-alat pertanian yang biasa digunakan masyarakat pada masa lampau. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2021 di Kalianda, Lampung Selatan. Peserta yang hadir sejumlah 14 orang yang merupakan para pemuka adat Marga Legun. Tahap awal kegiatan ini dilaksanakan pre-test untuk mengeksplorasi pengetahuan awal para peserta dan diakhiri dengan post-test untuk mengetahui ketercapaian materi. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah diskusi terarah yang dipimpin oleh tim kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa identifikasi permasalahan dan kebutuhan masyarakat adat dalam proses pendirian museum adat serta pengecekan kondisi barang-barang yang dipamerkan. Antusiasme peserta dalam kegiatan ini mengindikasikan minat masyarakat dalam pembangunan museum adat yang semakin progresif.