Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Rekontruksi pikukuh Tilu dalam Manajemen Babarit pada Upacara Serentaun Cigugur Kuningan Suhaenah, Euis; Rohaeni, Ai Juju; Listiani, Wanda
PANGGUNG Vol 27, No 2 (2017): The Revitalization of Tradition, Ritual and Tourism Arts
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v27i2.258

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini menemukan teori manajemen komunitas khususnya konsep pikukuh tilu dalam manajemen babarit dan model manajemen babarit dalam upacara adat. Luaran penelitian Fundamental ini berupa jurnal terakreditasi atau bereputasi internasional, laporan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis kualitatif, sebagai langkah awal pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan obervasi lapangan. Hal ini menitikberatkan pada pengamatan yang didukung dengan wawancara dan perekaman kejadian. Wawancara dilakukan dengan pelaku, tokoh yang terlibat langsung, dan tokoh seniman yang terlibat didalamnya. Teknik wawancara yang mendalam dengan cara memilih informan kunci guna mendapatkan validitas data yang menghasilkan deskripsi yang lebih utuh dan menyeluruh. Hasil penelitian merujuk pada pola pikir masyarakat Sunda Wiwitan dengan konsep Pikukuh Tilu yakni ngaji badan, tuhu/mikukuh kana tanah, madep ka ratu-raja, dalam upacara adat ada 3 (tiga) tahapan dalam proses pengelolaan manajemen babarit yakni, ngajayak, babarit, nutu.Kata kunci :pikukuh tilu, manajemen komunitas, upacara adat, babarit, Cigugur Kuningan ABSTRACTThe research found the community management theory especially the babarit management with pikukuh tilu concept and the babarit management model in traditional ceremonies. Output this research are Accredited Scientific journal or international reputation.This research used the qualitative descriptive analysis. Field observation applied as the first step. The observation focuses on interview add event recording. The interview conducted with the informansuch as artists that involved in seren taun. Depth interview technique through the main informan get the valid data for the solid result and comprehensive desription. The research resultedrefer to the Sundanese mindset with the Pikukuh Tilu concept in traditional ceremonies through the tree steps of the Babarit management proses; ngajayak, babarit, nutu.Keywords:Pikukuh Tilu, Community Mangement, Tradisional ceremonies, Babarit, Cigugur Kuningan
DESAIN DAN PROSES PRODUKSI CINDERAMATA IKON PANGERAN ARIA SOERIA ATMADJA SUMEDANG Rohaeni, Ai Juju; Listiani, Wanda; Mustaqin, Khairul
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 6, No 2 (2018): REFLEKSI TRADISI DALAM ESTETIKA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Numerous cultural potencies in Sumedang regency scattered all over the region include historical landmark, heirloom, sites and artefact. Historical landmarks inspiring distinct souvenir from Sumedang are (1) Museum of Prabu Geusan Ulun that keeps copious royal articles and heirloom belonging to King of Sumedang and Regent of Sumedang. It is located in the site of Sumedang Regency Pendopo (a large covered porch or veranda in front of a house) established in 1705; (2) Loji Tower built in 1800s located in the rubber plantation owned by a German man; (3) Lingga Monument on Sumedang square, built in 1922, was officially inaugurated by Governor-General of the Dutch East Indies, Dirk Fock, and Tumenggung Kusumadilaga on July 22nd, 1922; (4) Prince Aria Soeria Atmadja was the last reputable Sumedang Regent contributed greatly to development and people prosperity in Sumedang. The methods used in the creation of a product are iconography and experiment. The product is a souvenir design of the icon Prince Aria Soeria Atmadja.Keywords: Iconography, Merchandise, Sumedang________________________________________________________________ Beragam potensi budaya di kabupaten Sumedang tersebar di berbagai daerah  seperti bangunan bersejarah, benda pusaka, situs dan artefak. Salah satu bangunan sejarah yang menjadi inspirasi cinderamata khas Sumedang adalah (1) Museum Prabu Geusan Ulun misalnya memiliki berbagai benda dan barang pusaka raja Sumedang dan bupati kabupaten Sumedang. Museum Prabu Geusan Uun terletak di kompleks Pendopo Kabupaten Sumedang yang berdiri sejak tahun 1705; (2) Menara Loji berdiri sejak tahun 1800an yang berdiri di kawasan perkebunan karet milik orang Jerman; (3) Monumen Lingga yang terletak di alun-alun Sumedang. Monumen ini berdiri sejak tahun 1922 yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Dirk Fock dan Tumenggung Kusumadilaga pada tanggal 22 Juli 1922. 4) Pangeran Aria Soeria Atmadja adalah bupati Sumedang terakhir yang banyak berjasa pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Sumedang. Metode penciptaan yang digunakan adalah ikonografi dan eksperimen. Hasil penciptaan berupa desain cinderamata ikon Pangeran Aria Soeria Atmadja.Kata Kunci: Ikonografi, Cinderamata, Sumedang
Seni Tradisi Nusantara Gondang Buhun Sebagai Media Pendidikan Karakter Remaja di Kabupaten Pangandaran Emilda, Nia; Rohaeni, Ai Juju; Listiani, Wanda
Jurnal Budaya Nusantara Vol 1 No 1 (2017): NUSANTARA & KONTEMPORER
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol1.no1.a987

Abstract

Pangandaran regency is one of the regencies in West Java province which has a diversity of art and culturethat is continuously maintained its sustainability. One of the art traditions is Gondang Buhun. It is a traditional artthat is maintained by the local community hereditary and has noble values that can be used as a medium of educationcharacters for adolescents in Pangandaran Regency. This research uses qualitative method with case study approachwhich describes the process of art of Gondang Buhun tradition as a medium of adolescent education characters. Theresult of this research is Gondang Buhun art process as a media of educational characters; The supporting andinhibiting factors of Gondang Buhun tradition are as media of educational characters; and educational efforts ofadolescent characters through the art of Gondang Buhun tradition.
PERANCANGAN BONEKA KAYU KARAKTER PAKAIAN ADAT TRADISIONAL JAWA BARAT Adenin, Sarah Diliani; Desanto, Didik; Rohaeni, Ai Juju
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2021): KARYA RUPA DALAM PERSPEKTIF MAKNA, FUNGSI, DAN IMPLEMENTASI
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v9i1.1659

Abstract

The idea of making Wooden Dolls Characters of Traditional West Java Traditional Clothing originated from the desire to develop souvenirs typical of West Java which is currently lacking in terms of innovation and in terms of product form development. The process of the creation method will go through several stages which include: 1) interview, 2) design making, 3) sketching, 4) realization. In the data collection method used in the design of this final project, a literature study was carried out by collecting data about existing similar products from reference books, journals, internet. The main medium of this work is the manufacture of wooden dolls with characters from traditional West Javanese clothes designed for souvenirs typical of West Java. The manufacturing process is carried out through the exploration of patterns, shapes, techniques, and materials. This final work still requires a thorough trial and exploration of various factors that must be considered in the design of this wooden doll. Keywords: Wooden Doll, West Java Traditional Traditional Clothes------------------------------------------------------------------------------------------Gagasan membuat Boneka Kayu Karakter Pakaian Adat Tradisional Jawa Barat berawal dari keinginan mengembangkan produk cendramata khas Jawa Barat yang saat ini kurang dalam segi inovasi dan dalam segi pengembangan bentuk produknya. Proses metode pengkaryaan akan melalui beberapa tahap yang meliputi: 1) wawancara, 2) membuat desain, 3) membuat sketsa, 4) realisasi. Dalam metode penelusuran data yang digunakan dalam perancangan tugas akhir ini adalah Studi literatur dilakukan dengan pengambilan data mengenai produk sejenis yang sudah ada sebelumnya baik yang bersumber dari buku acuan, jurnal, internet. Media utama karya ini berupa pembuatan boneka kayu karakter pakaian adat tradisional Jawa Barat yang dirancang untuk produk cendramata khas Jawa Barat. Proses pembuatan dikerjakan melalui eskplorasi pola, bentuk, teknik, dan bahan. Karya akhir ini masih memerlukan uji coba dan eksplorasi secara menyeluruh terkait berbagai faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan boneka kayu ini. Kata Kunci: Boneka Kayu, Pakaian Adat Tradisional Jawa Barat
PENCIPTAAN CINDERAMATA IKON-IKON WISATA SEJARAH SEBAGAI UPAYA REVITALISASI BUDAYA LOKAL KABUPATEN SUMEDANG Ai Juju Rohaeni
Journal of Urban Society's Arts Vol 5, No 2 (2018): October 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jousa.v5i2.2151

Abstract

Tempat wisata dan tokoh sejarah Kabupaten Sumedang menjadi sumber inspirasi pembuatan produk cinderamata. Cinderamata memiliki tiga syarat yaitu sebagai objek, kenangan dan hadiah. Objek memiliki nilai didalamnya atau simbol dari pengalaman seseorang di satu tempat/wilayah. Penelitian penciptaan dan penyajian seni ini menggunakan metode kualitatif dengan tahapan penciptaan eksplorasi, eksperimen dan finalisasi produk. Hasil penelitian penciptaan dan penyajian seni ini menjelaskan proses penciptaan cinderamata ikon Sumedang yaitu Menara Loji Jatinangor,  Monumen Lingga, Pangeran Aria Soeria Atmadja dan benda-benda pusaka yang menjadi koleksi Museum Geusan Ulun yaitu Mahkota Binokasih yang pernah dipakai oleh Prabu Geusan Ulun, dan wisata kuliner yang sudah terkenal yaitu Tahu Sumedang. Sumber penciptaan yang dipilih berupa tempat, benda dan makanan khas Sumedang dikarenakan benda-benda tersebut memperlihatkan kekhasan Kabupaten Sumedang membedakan  dengan peninggalan sejarah di daerah lain.
Wisata Religi Berbasis Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Adat Kampung Dukuh Ai Juju Rohaeni; Nia Emilda
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1481.631 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1716

Abstract

Wisata religi merupakan aktivitas perjalanan atau kunjungan yang dilakukan untuk menambahwawasan keagamaan. Salah satu wisata religi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesiaadalah ziarah. Ziarah dilakukan sebagai penghormatan kepada yang dianggap mempunyaikelebihan ilmu, terutama ilmu agama, menjadi panutan, atau mengabdikan dirinya untukbangsa dan negara selama hidupnya. Ziarah juga dilakukan ke situs atau tempat yang dianggapsakral. Kampung Adat Dukuh banyak dikunjungi wisatawan untuk melihat keunikan jugamelaksanakan ziarah ke Makom Syekh Abdul Jalil, orang yang pertama menemukan danmemberi nama kampung Dukuh dan juga ulama yang ikut menyebarkan agama Islam diJawa Barat. Wisata religi ini ternyata tidak hanya berdampak pada bertambahnya wawasankeagamaan dan keilmuan, tetapi juga memiliki dampak positif bagi pemberdayaan ekonomimasyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodedeskriptif. Hasil penelitian menggambarkan secara komprehensif tentang aktifitas wisatareligi serta dampaknya terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat Kampung Adat DukuhKecamatan Cikelet Kabupaten Garut.Kata Kunci: Wisata Religi, Kearifan Lokal, Pemberdayaan Ekonomi, Masyarakat kampungAdat Dukuh
Rekontruksi pikukuh Tilu dalam Manajemen Babarit pada Upacara Serentaun Cigugur Kuningan Euis Suhaenah; Ai Juju Rohaeni; Wanda Listiani
PANGGUNG Vol 27, No 2 (2017): The Revitalization of Tradition, Ritual and Tourism Arts
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.467 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v27i2.258

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini menemukan teori manajemen komunitas khususnya konsep pikukuh tilu dalam manajemen babarit dan model manajemen babarit dalam upacara adat. Luaran penelitian Fundamental ini berupa jurnal terakreditasi atau bereputasi internasional, laporan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis kualitatif, sebagai langkah awal pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan obervasi lapangan. Hal ini menitikberatkan pada pengamatan yang didukung dengan wawancara dan perekaman kejadian. Wawancara dilakukan dengan pelaku, tokoh yang terlibat langsung, dan tokoh seniman yang terlibat didalamnya. Teknik wawancara yang mendalam dengan cara memilih informan kunci guna mendapatkan validitas data yang menghasilkan deskripsi yang lebih utuh dan menyeluruh. Hasil penelitian merujuk pada pola pikir masyarakat Sunda Wiwitan dengan konsep Pikukuh Tilu yakni ngaji badan, tuhu/mikukuh kana tanah, madep ka ratu-raja, dalam upacara adat ada 3 (tiga) tahapan dalam proses pengelolaan manajemen babarit yakni, ngajayak, babarit, nutu.Kata kunci :pikukuh tilu, manajemen komunitas, upacara adat, babarit, Cigugur Kuningan ABSTRACTThe research found the community management theory especially the babarit management with pikukuh tilu concept and the babarit management model in traditional ceremonies. Output this research are Accredited Scientific journal or international reputation.This research used the qualitative descriptive analysis. Field observation applied as the first step. The observation focuses on interview add event recording. The interview conducted with the informansuch as artists that involved in seren taun. Depth interview technique through the main informan get the valid data for the solid result and comprehensive desription. The research resultedrefer to the Sundanese mindset with the Pikukuh Tilu concept in traditional ceremonies through the tree steps of the Babarit management proses; ngajayak, babarit, nutu.Keywords:Pikukuh Tilu, Community Mangement, Tradisional ceremonies, Babarit, Cigugur Kuningan
Seni Tradisi Nusantara Gondang Buhun Sebagai Media Pendidikan Karakter Remaja di Kabupaten Pangandaran Nia Emilda; Ai Juju Rohaeni; Wanda Listiani
Jurnal Budaya Nusantara Vol 1 No 1 (2017): NUSANTARA & KONTEMPORER
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol1.no1.a987

Abstract

Pangandaran regency is one of the regencies in West Java province which has a diversity of art and culturethat is continuously maintained its sustainability. One of the art traditions is Gondang Buhun. It is a traditional artthat is maintained by the local community hereditary and has noble values that can be used as a medium of educationcharacters for adolescents in Pangandaran Regency. This research uses qualitative method with case study approachwhich describes the process of art of Gondang Buhun tradition as a medium of adolescent education characters. Theresult of this research is Gondang Buhun art process as a media of educational characters; The supporting andinhibiting factors of Gondang Buhun tradition are as media of educational characters; and educational efforts ofadolescent characters through the art of Gondang Buhun tradition.
PAMALI DALAM KEBUDAYAAN MASYARAKAT ADAT SUNDA Ai Juju Rohaeni; Wanda Listiani
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 2 (2013): JERAT TRADISI DALAM KONTEMPORER
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v1i2.407

Abstract

Pamali sebagai salah satu sistem pengetahuan masyarakat adat Sunda. Pamali masih dipertahankan dalam kebudayaan masyarakat adat Sunda. Masyarakat adat adalah masyarakat yang masih menyandarkan tatanan kehidupannya pada tradisi atau adat-istiadat yang telah berlangsung turun temurun atau diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 9 kampung adat Sunda yang masih mempertahankan pamali secara turun temurun.Kata Kunci: Pamali, Kebudayaan Sunda, Masyarakat Adat
SIMBOL NILAI-NILAI KULTURAL RUMAH ADAT KAMPUNG PULO Nia Emilda; Ai Juju Rohaeni
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 3 (2019): IMPLEMENTASI IDENTITAS BUDAYA LOKAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v7i3.1022

Abstract

Pulo is an indigenous hamlet in West Java Province having its own characteristics that differ it from other indigenous hamlets. It only has seven buildings that consist of six houses and a mosque. All the buildings are rich in cultural symbolic values maintained by its indigenous people so that the number of the buildings are never added or reduced. It uses qualitative approach and descriptive method in order to comprehensively describe the symbolic cultural values of traditional houses in Pulo village, Garut Regency, West Java Province.Keywords: Symbol, Cultural Values, Traditional House___________________________________________________________________ Kampung Adat Pulo merupakan  salah satu kampung adat di Provinsi Jawa Barat yang memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri dan berbeda dengan kampung adat lainnya. Kampung Adat Pulo hanya memiliki 7 bangunan, 6 bangunan rumah dan 1 masjid. Bangunan yang ada di Kampung Adat Pulo sarat dengan simbol nilai kultural yang terus dipertahankan dan dijaga kelestariannya oleh  masyarakat kampung adat, sehingga jumlah bangunannya tidak pernah bertambah ataupun berkurang.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara komprehensif berkenaan dengan simbol nilai-nilai kultural rumah adat di Kampung Pulo Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Kata Kunci: Simbol, Nilai Kultural, Rumah Adat