MTsS Harapan Bangsa membuka kelas berbasis teknologi informasi sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui sistem kelas digital. Namun, pelaksanaannya menghadapi kendala, terutama keterbatasan perangkat dan biaya tambahan seperti kebutuhan smartphone, paket data, serta langganan aplikasi Jelajah Ilmu yang mencapai ratusan ribu rupiah per tahun. Kondisi ini menimbulkan beragam persepsi dari orang tua siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek kepala madrasah, guru kelas, dan orang tua siswa kelas digital. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kelas digital dimulai dengan pembelian akses aplikasi Jelajah Ilmu oleh siswa. Guru memanfaatkan aplikasi tersebut dalam proses belajar mengajar dengan menampilkannya melalui infokus, sementara materi dapat diakses langsung oleh siswa tanpa perlu mencatat atau membeli buku paket. Sistem ini membantu siswa belajar lebih praktis dan mendorong penguasaan teknologi. Persepsi orang tua menunjukkan adanya manfaat seperti kemudahan akses materi, peningkatan motivasi belajar, perluasan wawasan, dan peningkatan kemampuan teknologi. Namun, mereka juga menilai bahwa kelas digital menambah beban biaya pendidikan.