Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Pharmaceutical Journal of Indonesia

Gambaran Kuantitatif Antibiotik Menggunakan Metode Defined Daily Dose (DDD) Di Ruang Rawat Inap RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Pada Januari-Juni 2019 Mariana, Nina; Indriyati, Indriyati; Widiantari, Aninda Dinar; Taufik, Muhammad; Wijaya, Chandra; Hartono, Teguh Sarry; Wijaya, Surya Oto; Firmansyah, Iman
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2021.007.01.6

Abstract

Latar Belakang. Penggunaan antibiotik yang tepat dapat meminimalkan terjadinya resistensi antibiotika. selain penghematan secara ekonomi. Oleh karena itu perlu adanya pemantauan dan evaluasi penggunaan antibiotik di fasilitas kesehatan dan feedback terhadap peresepan antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi secara kuantitatif penggunaan antibiotik baik jenis dan jumlah antibiotik berdasarkan klasifikasi Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)  dengan  pengukuran Defined Daily Dose (DDD) sebagai metode terstandar pengukuran kuantitas penggunaan antibiotik. Metode. Penelitian ini adalah  observasional deskriptif,  menggunakan rancangan potong lintang pada periode Januari-Juni 2019 pada RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Kriteria inklusi berupa kasus pasien dewasa bukan kasus TB yang dirawat di ruang rawat inap non ICU dan penggunaan antibiotiknya masuk ke dalam klasifikasi Anatomical Therapueutic Chemical (ATC). Berdasarkan data rekam medik  terkumpul dalam lembar pengumpul data.Hasil. Sebanyak 96 status rekam medik dengan 51 kasus penyakit infeksi non bedah dan 45 kasus infeksi bedah yang menggunakan antibiotik. Difteri merupakan kasus infeksi non bedah terbanyak yaitu 10.5%. Distribusi penggunaan antibiotik golongan beta laktam kombinasi inhibitor betalaktamase sebanyak  37.28%, golongan sefalosporin  33.90%, golongan penisilin sebanyak 10,17%. Berdasarkan nilai DDD/patient day antibiotik Penicillin Prokain memiliki nilai tertiggi yaitu sebesar 97.22 dan nilai DDD/patient day terendah yaitu pada antibiotik meropenem yaitu sebesar 0.22.  Kesimpulan. Pada penelitian ini, kuantitas antibiotik berdasarkan nilai DDD/100 patient day tertinggi adalah Penisilin Prokain, seiring dengan difteri sebagai kasus penyakit infeksi non bedah terbanyak pada periode Januari-Juni 2019.  Mengingat penelitian dilakukan pada saat kejadian luar biasa difteri, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada periode berikutnya sebagai data pembanding kuantitas antibiotik di masa depan.
Differential Effects of Albumin Infusion between ICU and Non-ICU Hypoalbuminemia Patients Mariana, Nina; Wijaya, Surya Oto; Setyawati, Rumaisah; Maemun, Siti; Nafrialdi, Nafrialdi
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2021.007.01.3

Abstract

Background: Hypoalbuminemia is frequent among hospitalized patients and is associated with poor outcomes. ICU patients are widely associated with more severe condition making albumin correction seems to be less effective. This study was aimed to compare the results of albumin correction in ICU and non-ICU patients at Sulianti Saroso Hospital, Jakarta. Methods: A cross sectional study was conducted on adult patients in ICU and non-ICU wards who received intravenous albumin infusion at Sulianti Saroso hospital, between January 2013 to March 2018. Paired t-test was used to analyze the changes of albumin level before and after albumin infusion. Results: 123 ICU patients (41 sepsis, 82 non-sepsis) and 206 non-ICU patients (34 sepsis, 172 non-sepsis) who received 20% or 25% albumin infusions were included. Significant increase in albumin levels were observed in sepsis patients both in ICU and non-ICU, while in non-sepsis patients, the significant increase only observed in non-sepsis patients. Overall, mean increase in albumin levels in ICU-and non-ICU patients were 0.13 (0.63) g/dL vs 0.35(0.54) g/dL, respectively (P= < 0,001). Conclusion: Non-ICU patients show better response to albumin infusion compared to ICU patients. This difference is presumably due to different degree of inflammation. It is suggested that the quantity needed for albumin infusion is calculated differently according to clinical condition of the patients  Â