Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pola Lafal Bunyi Khusus Bahasa Jepang pada Tuturan Pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia Najoan, Franky Reymond
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 3, No 2 (2019): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.3227

Abstract

One of the most difficult parts of Japanese language acquisition is a feature sound called special morae and its relation to accent. Previous researches have tried to overcome such a problem by using several methods, but the results have not been satisfactory yet. This research aims to identify pronunciation patterns used by the learners and find out the solutions to the problem. The researcher collected the data through an audio recording of 13 students who were to pronounce a list of words and sentences. Then, the data were analyzed using a speech analyzer. The results showed that out of 13 students pronouncing 13 stimuli words and 13 sentences that contained those stimuli words, only two students (15.4%) could pronounce those words close to native speaker-like. The variation of speech patterns indicates that the pronunciation pattern of the learners was in the inter-language position when acquiring the Japanese phonemes.
The Perceptual Ability to Identify Japanese Language Accent Patterns by Indonesian Learners Najoan, Franky Reymond
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 6, No 2 (2021): JAPANEDU Volume 6 Issue 2, December 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v6i2.34179

Abstract

Research on the acquisition of suprasegmental sounds in Japanese has been carried out both in terms of production and perception. The conducted research shows that there are difficulties in acquiring Japanese sounds. This study focused on the perception of Japanese accents, with the aim of describing the learner’s ability to identify Japanese accent patterns. The data sources of this research are Japanese learners at beginner level. Data were collected using a test instrument, through a hearing test, in the form of a set of words which selected based on the category of words and patterns of Japanese accents to be measured by listening and recording techniques. The results showed that based on the results of the hearing test, of the 17 participants who completed the test reached the highest score 47.14 (S01), and the lowest score of 15.41 (S14), with an overall average score of 29.16 and Standard Deviation (SD) 7.9018. These scores represent the participants’ ability to identify Japanese accent patterns is in the very low category. The results indicate that the learners have difficulty identifying Japanese accent patterns. In fact, the vocabulary in research instrument was the basic vocabulary that had been learned by them. It can be concluded that the acquisition of vocabulary is not in line with the suprasegmental elements attached to these words. The results of this research need to be continued by applying listening exercises of Japanese accent.
Pola Lafal Bunyi Khusus Bahasa Jepang pada Tuturan Pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia Najoan, Franky Reymond
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 3, No 2 (2019): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.3227

Abstract

One of the most difficult parts of Japanese language acquisition is a feature sound called special morae and its relation to accent. Previous researches have tried to overcome such a problem by using several methods, but the results have not been satisfactory yet. This research aims to identify pronunciation patterns used by the learners and find out the solutions to the problem. The researcher collected the data through an audio recording of 13 students who were to pronounce a list of words and sentences. Then, the data were analyzed using a speech analyzer. The results showed that out of 13 students pronouncing 13 stimuli words and 13 sentences that contained those stimuli words, only two students (15.4%) could pronounce those words close to native speaker-like. The variation of speech patterns indicates that the pronunciation pattern of the learners was in the inter-language position when acquiring the Japanese phonemes.
TEKNIK PEMBIMBINGAN LAFAL MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI GURU-GURU BAHASA JEPANG DI SULAWESI UTARA Franky R Najoan; Yenny Jeine Wahani; Fitri Ifi Gama
ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 13, No 3 (2020): ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : LPPM UNIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.936 KB) | DOI: 10.36412/abdimas.v13i3.3109

Abstract

Pendidikan Bahasa Jepang di Sulawesi Utara dapat dikatakan cukup maju karena terdapat 106 sekolah menengah (SMP, SMA, SMK, MA) yang mengajarkan Bahasa Jepang sebagai bahasa asing di masing-masing sekolah, dengan jumlah guru 142 orang, dan jumlah siswa 17,958 orang. Dalam pelaksanaan Pendidikan dan pembelajaran bahasa Jepang di sekolah tidak terlepas dari berbagai permasalahan, mulai dari kesiapan guru, fasilitas, daya serap siswa, motivasi, dan lain-lain. Salah satu permasalahan yang penting adalah masalah pembelajaran lafal bahasa Jepang. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran lafal di sekolah-sekolah belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Alasan yang dikemukakan oleh para guru adalah karena mereka sendiri tidak punya rasa percaya diri terhadap lafal bahasa Jepang mereka, dan tidak mengetahui metode pembelajaran lafal yang tepat. Maka yang menjadi masalah dalam kegiatan PKM ini adalah, bagaimana menumbuhkan rasa percaya diri para guru terhadap kemampuan lafal mereka dan terhadap kapasitas guru membimbing lafal. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dipandang perlu untuk memberikan pembekalan kepada para guru melalui kegiatan pelatihan lafal bahasa Jepang agar pembelajaran lafal dapat terlaksana sesuai harapan. Untuk melaksanakan kegiatan PKM ini, tim bekerja sama dengan MGMP Bahasa Jepang Sulawesi Utara, menyelenggarakan pelatihan pembelajaran lafal. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk daring yang diikuti oleh 30 orang peserta. Setelah selesai kegiatan, peserta diminta untuk mengisi angket secara online untuk mengevaluasi hasil kegiatan. Para peserta merasa lega setelah mengetahui bahwa pembelajaran lafal tidaklah sesulit yang dibayangkan karena sesungguhnya guru hanya menjadi fasilitator. Mereka menyatakan mulai tumbuh rasa percaya diri untuk mengajarkan lafal. Bahan ajar untuk sekolah menengah sudah tersedia, tinggal bagaimana mengolahnya menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Bahkan peserta mengharapkan kegiatan pelatihan lafal dapat dilanjutkan untuk pemantapan.
THE USE OF THE DICTATION METHOD TO IMPROVE HIGH SCHOOL STUDENTS’ ABILITY TO WRITE AND READ HIRAGANA LETTERS Siprianus Sanggale; Franky R. Najoan; Marly C.A. Masoko
SoCul: International Journal of Research in Social Cultural Issues Vol. 2 No. 5 (2022): SoCul: International Journal of Research in Social Cultural Issues
Publisher : Faculty of Language and Arts (Fakultas Bahasa dan Seni) Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to determine the ability of students in writing and reading Hiragana letters before the use of the dictation method. In addition, to determine the improvement of students' ability to write and read Hiragana letters after the use of the dictation method. The ability to capture and accurately receive what is said or dictated by the teacher, both in writing and spelling, is called the dictation method. This study used a pre-experimental design with a pre-test and post-test group model. The samples in this study were students of class XI MIPA 1 of SMA Katolik Karitas Tomohon. The instrument used was a test. In this study, it was found that there were differences in the results of processed data, namely the pre-test score of 33, 07 and post-test 96.54 and gain 63.47. After that, the pre-test and post-test results were tested using t-test and resulted in a t-count value of 31.90. Therefore, it can be concluded that the ability to write and read Hiragana letters increased after being treated with the dictation method.
PROSES MORFOFONOLOGI AFIKSASI DALAM BAHASA JEPANG Claudio R. Rokot; Franky R. Najoan; Sherly F. Lensun
KOMPETENSI Vol. 3 No. 12 (2023): KOMPETENSI : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Morfofonologi adalah penggabungan dua cabang linguistik yaitu morfologi dan fonologi yang mengkaji tentang perubahan fonem karena adanya proses morfologis. Afiksasi merupakan salah satu proses morfologis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui unsur pembentuk dan perubahan fonemis setelah dibubuhi afiks dalam bahasa Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang diteliti berupa kalimat yang dikutip pada beberapa lirik lagu. Analisis yang dilakukan adalah dengan mengelompokkan data yang ditemukan, menganalisis unsur pembentuk dan perubahan fonemis yang dibubuhi afiks, kemudian menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan 36 data unsur pembentuk kata yang mengalami pembubuhan afiksasi. Rinciannya adalah sebagai berikut: 9 data dari gabungan prefiks dan nomina, 4 data dari gabungan prefiks dan verba, 5 data dari gabungan prefiks dan adjektiva, 2 data dari gabungan prefiks dan adverbia, 11 data dari gabungan nomina dan sufiks, 2 data dari gabungan verba dan sufiks, 3 data dari gabungan adjektiva dan sufiks. Sedangkan hasil analisis proses morfofonologi Terdapat 5 perubahan fonemis yang terjadi pada analisis data temuan yaitu, asimilasi perubahan fonem terdiri atas /k/-/g/, /s/-z/, /t/-/d/, /t/-/z/, adisi, zeroisasi, modifikasi vokal /a/-/e/, dan gabungan adisi dan asimilasi /h/-/p/.
ANALISIS MORFOLOGIS TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN FUKUGOUGO (KATA MAJEMUK) YANG BERUNSUR KATA “ME” (目) DAN “MOKU” (目) Gabriela Febrina Mangkerene; Orestis Soidi; Franky R. Najoan
KOMPETENSI Vol. 3 No. 11 (2023): KOMPETENSI : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahasa berperan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan maksud dan tujuan antara pembicara dan lawan bicara. Suatu bahasa memiliki struktur kata yang membentuk makna. Salah satu jenis kata yang menarik perhatian adalah kata majemuk atau fukugougo, yang terbentuk dari penggabungan dua atau lebih kata. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses terbentuknya fukugougo dan menentukan kelas kata yang dihasilkan dari penggabungan tersebut. Metode kualitatif-deskriptif digunakan, dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 data yang dianalisis, terjadi penggabungan unsur-unsur seperti N+N, N+V, N+Akhiran, V+N, Akhiran+N, N+V=Adj, N+N=V, N+V=Adv. Kelas kata yang dihasilkan dari penggabungan ini dapat mengikuti salah satu atau kedua kelas kata awal, atau bahkan tidak mengikuti satupun dari kelas kata awalan.Bahasa berperan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan maksud dan tujuan antara pembicara dan lawan bicara. Suatu bahasa memiliki struktur kata yang membentuk makna. Salah satu jenis kata yang menarik perhatian adalah kata majemuk atau fukugougo, yang terbentuk dari penggabungan dua atau lebih kata. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses terbentuknya fukugougo dan menentukan kelas kata yang dihasilkan dari penggabungan tersebut. Metode kualitatif-deskriptif digunakan, dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 data yang dianalisis, terjadi penggabungan unsur-unsur seperti N+N, N+V, N+Akhiran, V+N, Akhiran+N, N+V=Adj, N+N=V, N+V=Adv. Kelas kata yang dihasilkan dari penggabungan ini dapat mengikuti salah satu atau kedua kelas kata awal, atau bahkan tidak mengikuti satupun dari kelas kata awalan.
ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIA JEPUN-POLY TERHADAP PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JEPANG Eliskawati Suleman; Franky R. Najoan; Sandra Rakian
KOMPETENSI Vol. 3 No. 12 (2023): KOMPETENSI : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan siswa dalam menghafal kosakata dengan memanfaatkan Media Jepun-Poly dan untuk menjelaskan tanggapan siswa terhadap penggunaan media tersebut. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Experimental dengan model Non-equivalent Control Group. Sampel penelitian melibatkan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tondano dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan angket. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan Media Jepun-Poly. Data menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen setelah mengikuti pre-test dan post-test adalah 90,4, sedangkan di kelas kontrol hanya mencapai 56,25. Temuan ini mengindikasikan bahwa penggunaan Media Jepun-Poly secara efektif meningkatkan hasil pembelajaran kosakata bahasa Jepang. Kesimpulan ini didukung oleh respons positif siswa terhadap penggunaan media tersebut dalam proses pembelajaran. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam mengidentifikasi keberhasilan Media Jepun-Poly sebagai alat yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menghafal kosakata bahasa Jepang.
PKM BAGI CALON MAGANG KEPERAWATAN KE JEPANG DI KOTA MANADO Najoan, Franky R.; Usoh, Elni Jeini
ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 15, No 3 (2022): ABDIMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : LPPM UNIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36412/abdimas.v15i3.3797

Abstract

Menurunnya jumlah penduduk produktif di Jepang, pemerintah Jepang memerlukan tenaga perawat untuk caregiver yang disebut kaigoshi. Oleh karena itu, pemerintah Jepang meminta Indonesia untuk mengisi kekurangan caregiver melalui program bantuan keperawatan bagi lansia di Jepang. Menyikapi program tersebut, Japan Education Association (JEA) bekerja sama dengan Program Studi Bahasa Jepang Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, merekrut generasi muda di Sulawesi Utara untuk menjadi kaigoshi di Jepang. Pada tahun 2023, terdapat 10 calon pemagang yang telah direkrut dan bersiap mengikuti pelatihan. Peserta magang adalah lulusan Akademi Keperawatan sehingga mereka tidak memiliki kemampuan bahasa Jepang atau pengetahuan tentang budaya Jepang. Untuk mengatasi masalah kendala bahasa dan gegar budaya, mereka perlu mempelajari bahasa dan budaya Jepang. Tim kami telah bekerjasama dengan Unsrat Manado melalui Program Studi Bahasa Jepang. Kami melakukan pelatihan dan penyuluhan tentang etos kerja, budaya/adat istiadat Jepang, pelatihan dasar bahasa Jepang selama 2 bulan. Evaluasi kegiatan pelatihan ini kami lakukan melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta sangat puas dengan pelatihan tentang budaya Jepang dan etos kerja. Demikian pula hasil wawancara kemampuan berbahasa menunjukkan bahwa peserta mampu berbicara dasar bahasa Jepang mengenai pengenalan diri, tujuan pergi ke Jepang, dan percakapan sederhana. Kami yakin kegiatan ini penting dan mempunyai kemungkinan besar untuk dilanjutkan pada pelatihan berikutnya.