Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Dou Donggo Menggugat: Sebuah Gejolak Sosial di Bima Era Orde Baru Aksa, Aksa
Attoriolong Vol 18, No 1 (2020): Attoriolog Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.941 KB)

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang gejolak sosial yang terjadi di daerah Bima pada masa Orde Baru. Gejolak sosial dalam bentuk gerakan protes massa berawal dari sikap dan kebijakan Letkol (Purn) Soeharmadji selama menjadi kepala Pemerintahan daerah tingkat II Bima. Sebagai perpanjangan tangan rezim Orde Baru, Letkol (Purn) Soeharmadji menjalankan politik hegemoni dan dominasi dengan cara intimidasi. Gejolak sosial ditandai dengan bersatunya elit-elit lokal dalam membangkitkan kesadaran massa. Para tokoh dari Donggo mulai menggerakan massa ‘menggugat’ rezim Soeharmadji yang cenderung represif dan diskriminatif di daerah Bima. Gerakan sosial dalam bentuk gerakan protes masyarakat memuncak pada tanggal 22 Juni 1972 muncul dari masyarakat kalangan bawah. Tampilnya masyarakat Donggo menggugat rezim Soeharmadji mengundang simpati dan antipati dari media massa, baik media lokal maupun media nasional. Aksi massa justru dituding oleh pemerintah sebagai tindakan makar. Tulisan ini bertujuan menjelaskan tentang gejolak sosial yang terjadi Bima sejak bersatunya elit-elit lokal dalam merancang strategi gerakan, dan menggelar aksi massa serta sorotan dari berbagai media baik lokal dan nasional. Metode yang digunakan yaitu metode penulisan sejarah (heuristik, kritik sumber (verifikasi), interpretasi dan historiografi). Metode penulisan berguna untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif demi mencapai kesimpulan yang utuh.
Media Sosial untuk Budaya: Mendorong Generasi Milenial (Siswa Siswi MAN Gowa) untuk Menghargai Nilai-Nilai Tradisional Masyarakat Makassar Rasyid, Surayah; Aksa, Aksa; Qur'ani, Besse
Jurnal Edukasi dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Yayasan Insan Literasi Cendekia (INLIC) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/jepkm.v2i2.74

Abstract

Dalam era digital dan globalisasi saat ini, generasi milenial sering kali terpapar pada budaya populer global yang dapat mengaburkan pemahaman mereka tentang nilai-nilai budaya dan tradisional lokal. Untuk mengatasi tantangan ini, pelaksanaan PKM ini bertujuan untuk memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk mendidik dan menginspirasi generasi milenial, agar lebih memahami dan menghargai nilai-nilai budaya masyarakat Makassar, khususnya siswa dan siswi di MAN Gowa. Kegiatan PKM di laksanakan pada tanggal 21-22 Agustus 2023 di MAN Gowa yang dengan rangkaian kegiatannya pemaparan materi (tentang penggunaan platform media sosial berbasis konten edukatif), dan tanya jawab (untuk mendorong interaksi dua arah antara generasi milenial dan para pemateri. PKM ini merupakan upaya nyata untuk menjembatani kesenjangan antara kemajuan teknologi dan kepentingan dalam pelestarian budaya dan tradisi. Dengan menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi dan pendidikan, kami berharap bahwa generasi milenial akan menjadi agen perubahan yang lebih terhubung dengan identitas budaya mereka dan memegang peran aktif dalam pelestarian nilai-nilai tradisional yang berharga. Harapannya kegiatan ini mampu menciptakan kesadaran dan pemahaman yang lebih baik tentang warisan budaya Makassar di kalangan siswa MAN Gowa.
Tradisi Hanta Ua Pua: Geliat Islamisasi dan Strategi Ulama dalam Menyebarkan Islam di Bima Aksa, Aksa
PUSAKA Vol 10 No 2 (2022): Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v10i2.866

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang tradisi Hanta Ua Pua dalam geliat Islamisasi dan dan strategi akomodasi dakwah oleh ulama Melayu di Kesultanan Bima. Jenis penelitian ini adalah penelitian sejarah dengan menggunakan pendekatan sosiologi agama dan antropologi budaya. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen, kajian arsip dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa geliat awal Islamisasi di Kesultanan Bima mendapat respon baik dari masyarakat dan penguasa setempat. Sultan Abdul Khair pasca konversi agama berkomitmen menjunjung tinggi ajaran agama Islam. Langkah kongkritnya dengan menjadikan Islam sebagai agama resmi Kesultanan. Namun, pasca meninggalkan Sultan Abdul Khair syiar Islam mulai redup karena sempat terjadi kekosongan mubaliq di Kesultanan Bima. Selain itu, sultan Abdul Khair Sirajuddin yang menggantikan ayahnya kurang peduli dengan agama Islam dan mengabaikan nasehat ulama di awal kekuasaannya. Tradisi Hanta Ua Pua merupakan satu strategi dakwah yang dilakukan oleh ulama dalam mengeliatkan syiar Islam dengan tetap mengakomodir budaya masyarakat Bima. Mengingat pancaran sinar Islam di masyarakat dan kalangan istana saat itu mulai meredup. Atas keberhasilan ulama menarik hati sultan, Sirih Puan atau tradisi Hanta Ua Pua menjadi perayaan resmi dalam upacara adat kesultanan. Tradisi ini juga menjadi salah satu dari tiga perayaan akbar di lingkup kesultanan Bima.
Membangun Kesadaran Mengaji Sebagai Pembentukan Karakter Islami Pada Generasi Muda Ganrang Batu Selatan, Kabupaten Jeneponto Fathin, Alfidhah; Aksa, Aksa; Yani, Ahmad; Tajuddin, Muhammad
Jurnal Edukasi dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Yayasan Insan Literasi Cendekia (INLIC) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/jepkm.v3i2.241

Abstract

Pembentukan karakter Islami pada generasi muda merupakan aspek penting dalam menjaga nilai-nilai agama dan moralitas di tengah arus modernisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran kesadaran mengaji dalam pembentukan karakter Islami pada generasi muda di Dusun Ujung Bori. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan studi literatur untuk mengeksplorasi tingkat kesadaran mengaji dan dampaknya terhadap pembentukan karakter Islami. Hasil PKM menunjukkan bahwa kesadaran mengaji yang tinggi di kalangan generasi muda di Dusun Ganrang Batu Selatan memiliki korelasi positif dengan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Islami, seperti kedisiplinan, kejujuran, dan rasa tanggung jawab. Keterlibatan keluarga dan dukungan komunitas lokal juga terbukti sebagai faktor penting dalam mendorong kesadaran mengaji. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penguatan program mengaji secara berkelanjutan dan berbasis komunitas dapat menjadi strategi efektif dalam membentuk karakter Islami yang kuat pada generasi muda.
Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang oleh Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan Melalui Kerjasama Internasional Aksa, Aksa; Hadiyanto, Alwan; Ciptono, Ciptono
JURNAL USM LAW REVIEW Vol. 7 No. 2 (2024): AUGUST
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/julr.v7i2.8896

Abstract

The study aims to examine the efforts of the Centre for Reporting and Analysis of Financial Transactions (PPATK) to combat the crime of money laundering through international cooperation. This research is becoming crucial in this era of globalization. Transnational crimes such as money laundering often involve complex networks that cross different jurisdictions, requiring an effective inter-state coordinated response. Emergency research formulates better policies and more advanced investigative techniques to combat money laundering effectively and reduce its negative impact on global economic and social stability. The novelty of this research lies in its in-depth study of international and national cooperation in the prevention and suppression of money laundering crime, a topic of great relevance in the era of globalization. This research method uses Yuridis Normative. Cross-country co-operation in tackling money-laundering is vital, both nationally and nationally with international agencies such as UNTOC and FATF. The role of norms, legal frameworks, and theoretical perspectives in shaping cooperative efforts between countries in the fight against money laundering.   Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji upaya pemberantasan tindak pidana pencucian uang (TPPU) oleh Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)  melalui  kerjasama internasional.  Penelitian ini menjadi sangat penting di era globalisasi ini. Kejahatan transnasional seperti pencucian uang sering melibatkan jaringan yang kompleks yang melewati berbagai yurisdiksi, sehingga membutuhkan respons koordinasi antarnegara yang efektif. Urgensi penelitian  memformulasikan kebijakan yang lebih baik dan teknik investigasi yang lebih maju untuk memerangi pencucian uang secara efektif dan mengurangi dampak negatifnya terhadap kestabilan ekonomi dan sosial global. Novelty penelitian ini terletak pada kajiannya yang mendalam mengenai kerjasama internasional dan nasional dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, sebuah topik yang sangat relevan di era globalisasi. Metode penelitian ini menggunakan Yuridis Normatif. Kerjasama lintas negara dalam mengatasi masalah pencucian uang sangat penting, baik anta negara maupun negara dengan lembaga inetrnasional seperti UNTOC dan FATF Peran norma, kerangka hukum, dan perspektif teoritis dalam membentuk upaya kolaboratif antara negara dalam memerangi pencucian uang. 
Pembentukan Gerakan Muslimah Wahdah Islamiyah 1985-1991: Perspektif Sosiologi Politik Jurdi, Syarifuddin; Aksa, Aksa; Syarif, Ashila Salsabila
Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi) Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Sociology Department Of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jsu.v18i1.40251

Abstract

The political policy of the Indonesian government between the 1970s and 1980s was oriented towards political stability by limiting ideological debate and the polarization of society. The policy of political party fusion succeeded in limiting the space for political debate, while the implementation of the single principle of Pancasila succeeded in producing internal polarization among Muslims. The policy encouraged the formation of movement organizations among Muslims, especially the embryonic Muslimah of Wahdah Islamiyah in 1985. This study uses a qualitative method using the perspective of social movements, finding several things: first, the formation of the Wahdah Islamiyah Muslimah movement as a response of salafi groups to the implementation of the single principle of Pancasila in 1985 and the policy of prohibiting the use of hijab for Muslim students issued by the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia. These two policies become the source of legitimacy for the formation of the movement organization; secondly, the Muslimah movement, in its social action, pays attention to advocacy and strengthening the role of women, especially advocacy for students who face psychological and physical pressure due to the hijab ban policy. Muslim women who remain consistent in wearing the hijab must choose between removing the hijab to remain in government schools or leaving to attend private schools. In addition to students, the Muslimah movement also mobilizes the power of female students to be active in religious social activities; third, the Wahdah Muslimah movement is an instrument of cadre recruitment and expansion of movement identity.AbstrakKebijakan politik pemerintah Indonesia antara dekade 1970-an dan 1980-an berorientasi pada stabilitas politik dengan membatasi perdebatan ideologis dan polarisasi masyarakat. kebijakan fusi partai politik berhasil membatasi ruang perdebatan politik, sementara pemberlakuan asas tunggal Pancasila berhasil memproduksi polarisasi internal umat Islam. Kebijakan tersebut mendorong terbentuknya organisasi pergerakan di kalangan Islam, khususnya terbentuknya embrio Muslimah Wahdah Islamiyah pada 1985. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan perspektif gerakan sosial, menemukan beberapa hal; pertama, pembentukan gerakan muslimah Wahdah Islamiyah sebagai respons kelompok salafi terhadap pemberlakuan asas tunggal Pancasila pada 1985 dan kebijakan pelarangan menggunakan jilbab bagi pelajar muslimah yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dua kebijakan ini menjadi sumber legitimasi pembentukan organisasi pergerakan; kedua, gerakan muslimah dalam aksi sosialnya memberikan perhatian pada advokasi dan penguatan peran perempuan, khususnya advokasi terhadap pelajar yang menghadapi tekanan psikologis dan fisik akibat kebijakan pelarangan jilbab, muslimah yang tetap konsisten menggunakan jilbab harus memilih antara melepaskan jilbab untuk tetap sekolah pada sekolah-sekolah pemerintah atau keluar untuk mengikuti sekolah swasta. Selain pelajar, gerakan muslimah juga menggalang kekuatan dari kalangan mahasiswi untuk aktif dalam kegiatan sosial keagamaan; ketiga, gerakan muslimah Wahdah adalah instrumen rekruitmen kader dan perluasan identitas gerakan.
Religious Moderation of Millennial Generation at Islamic Higher Education in Eastern Indonesia Zuhri, Barsihannor; Tahir, Gustia; Arbianingsih, Arbianingsih; Aksa, Aksa
AL-TAHRIR Vol 23 No 2 (2023): Islamic Studies
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/altahrir.v23i2.6911

Abstract

This research examines the religious moderation of the millennial generation in Islamic Higher Education in Eastern Indonesia and identifies the most dominant factors contributing to religious moderation. Cross-Sectional Study (CSS) method measures religious moderation through four pillars at the same time: national commitment, religious tolerance, conflict avoidance (non-violence) and accommodation of local culture. The respondents of this research are   millennial generations studying at the Islamic Higher Education in Eastern Indonesia. This research used the Consecutive Sampling with a total sample of 592 people. The research results show that religious moderation among millennial students in Eastern Indonesia is categorized as low concerning national commitment, religious tolerance, avoiding conflict (non-violence), and accommodation of local culture. The most dominant factors influencing the religious moderation of the millennial generation are social media and religious extra-campus curriculum. 
Poetry of the Bima Kingdom as a Counter-Narrative to Colonialism, Scientism, Anthropocentrism and Radicalism Umar, Umar; Mardan, Mardan; Aksa, Aksa
Yupa: Historical Studies Journal Vol. 8 No. 4 (2024)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/yupa.v8i4.4356

Abstract

This article discusses Syair Kingdom Bima, a 19th-century Malay poem from the Bima Sultanate, as a counter-narrative that challenges dominant discourses of colonialism, scientism, anthropocentrism, and radicalism. Through a new historicism and intertextuality approach, this article examines the narrative strategy of the Bima Kingdom Syair in guiding power dynamics. By focusing on the internal conflict and ethical complexity within the Bima Sultanate, the poem implicitly rejects colonial narratives. This emphasizes the importance of local knowledge systems and the importance of ethical leadership rooted in Islamic principles.  Bima Kingdom Poetry's depiction of the relationship between humans, nature and God is in sharp contrast to the Western scientific and anthropocentric view which prioritizes human power over nature. The poem interprets the eruption of Mount Tambora as being caused by a cosmic imbalance caused by human actions (the Sultan of Tambora's violation of the moral and spiritual order). By advocating spiritual transformation and moral introspection, Syair Kingdom Bima offers a solution to radicalism.
Pengaruh Kompensasi Finansial dan Kompensasi Non Finansial terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Baubau Aksa, Aksa; Nur Ainun, Wa Ode; N.S, Yehezkiel Junior
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 3 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i3.19824

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Kompensasi Finansial dan Kompensasi Non Finansial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Baubau. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Sampel penelitian berjumlah 41 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat analisis regresi linear berganda. Hasil uji korelasi berganda menunjukkan bahwa kompensasi finansial dan kompensasi non finansial memiliki hubungan yang sedang terhadap produktivitas kerja karyawan. Koefisien determinasi berganda menunjukkan bahwa kompensasi finansial dan kompensasi non finansial memiliki kontribusi terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 4,6%. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel kompensasi finansial dan kompensasi non finansial secara simultan mempunyai pengaruh yang signfikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Hasil uji t menunjukkan bahwa kompensasi finansial berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan dan kompensasi non finansial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Baubau.