Nur Fatah Abidin, Nur Fatah
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH PEDESAAN DAN VOKASI Abidin, Nur Fatah
Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um0330v3i1p88-99

Abstract

One of the problems of history learning in the rural and vocational schools lies in the gap between the learning objectives, which covers philosophical, normative-educative, and political purposes, and the students’ learning purposes that tend to be pragmatic. This paper seeks to construct a concept and practice of local history learning that accommodate those learning objectives for the rural and vocational schools. Through library research methods, the author formulates the concept of the practicality of history into a conceptual foundation for learning local history in rural and vocational schools. The practicality of history emphasizes the benefits of the learning history for the daily lives of students. Learning local history in rural schools is focused on analyzing and exploring local potential, according to what extent it can be useful to fulfill the basic needs of students. In vocational schools, local history learning is directed to strengthening students' skills to align with the concept of link and match. Practically, the local history learning in rural and vocational schools can be carried out in the form of project-based learning, for instance, Historical Project-based Learning.
Managing Diversity in History Learning Based on the Perspective of Kakawin Ramayana Abidin, Nur Fatah; Laskar, Fakrul Islam
Paramita: Historical Studies Journal Vol 30, No 2 (2020): PARAMITA
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v30i2.23690

Abstract

This research aims to build a framework of diversity management in history learning based on the reinterpretation of diversity from the perspective of Kakawin Ramayana. The authors used a critical hermeneutic approach to interpret the texts of Kakawin Ramayana, especially in the texts of Prěthiwi and Aṣṭabrata. The text of Prěthiwi and Aṣṭabrata implicitly elucidates that diversity should be acknowledged based on the moral and ethical attributes of an individual. There are no spaces for arbitrary prejudices based on social identities, such as ethnicity, race, or even religiosity and political affiliation. The findings of the research show that the framework of diversity management in history learning can be built by creating three layers: (1) inclusive curriculum, (2) alternate narratives in learning materials and history textbooks, and (3) teacher and students’ attitude of multi-perspectivity. The history curriculum has to accommodate inclusiveness by acknowledging social and psychological diversity. Along with the inclusive curriculum, history textbooks should provide alternate narratives in the form of personal or biographical history as the third way to counter the grand narratives and present the multi-narratives in learning history. Teachers and students have to accept multi-perspectivity as the representation of diversity in history learning. The authors believe that these layers of diversity management can provide a prolific understanding of diverseness and its relativity in history learning in which diversity could not be merely observed in the societal term but also the personal parameter.  Penelitian ini bertujuan untuk membangun kerangka manajemen keberagaman dalam pembelajaran sejarah berbasis reinterpretasi kebhinekaan dari perspektif Kakawin Ramayana. Penulis menggunakan pendekatan hermeneutik kritis untuk menafsirkan teks Kakawin Ramayana, terutama dalam teks Prěthiwi dan Aṣṭabrata. Teks Prěthiwi dan Aṣṭabrata secara implisit menjelaskan bahwa keberagaman harus diakui berdasarkan atribut moral dan etis seseorang. Tidak ada ruang untuk prasangka sewenang-wenang berdasarkan identitas sosial, seperti etnis, ras, atau bahkan religiusitas dan afiliasi politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerangka kerja manajemen keberagaman dalam pembelajaran sejarah dapat dibangun dengan membuat tiga lapisan: (1) kurikulum inklusif, (2) narasi alternatif dalam materi pembelajaran dan buku teks sejarah, dan (3) sikap guru dan siswa. multi-perspektif. Kurikulum sejarah harus mengakomodasi inklusivitas dengan mengakui keragaman sosial dan psikologis. Seiring dengan kurikulum inklusif, buku teks sejarah harus memberikan alternatif narasi berupa sejarah personal atau biografis sebagai cara ketiga untuk melawan narasi besar dan menyajikan multi narasi dalam pembelajaran sejarah. Guru dan siswa harus menerima multiperspektif sebagai representasi keberagaman dalam pembelajaran sejarah. Penulis percaya bahwa manajemen keanekaragaman ini dapat memberikan pemahaman yang produktif tentang keanekaragaman dan relativitasnya dalam pembelajaran sejarah di mana keanekaragaman tidak dapat hanya diamati dalam konteks masyarakat tetapi juga level pribadi. 
Teks Sejarah dan Pengaruhnya terhadap Akuisisi Nilai dan Karakter Pembaca Akmal, Atqo; Abidin, Nur Fatah
Tarikhuna: Journal of History and History Education Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Media dalam dengan beragam bentuk jenisnya (film, televisi, musik, buku, dan lain-lain) memiliki potensi untuk mempengaruhi audience-nya. Lalu bagaimana dengan teks naratif sejarah? Tentunya sejarah dengan seperangkat kisah naratif masa lalu yang berisikan hikmah, pelajaran, dan keteladanan baik itu dari tokoh sejarah maupun peristiwa-peristiwanya, juga mengandung nilai-nilai yang seharusnya diwariskan kepada generasi muda. Artikel ini merupakan studi pendahuluan dengan metode integrative review untuk menelaah secara teoritis posisi wacana tentang teks sejarah dan akuisisi nilai berdasarkan literatur-literatur disiplin ilmu sejarah serta psikologi behavioristik dan kognitif. Mempelajari sejarah berkaitan dengan memahami cerita naratif yang dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan membaca. Agar dapat efektif mencapai tingkatan historical literacy dalam membaca sejarah tidak sekedar hanya bisa membaca informasi tetapi dibutuhkan pemahaman terkait paradigma disiplin ilmu sejarah itu sendiri untuk mengetahui makna intrinsik aspirasi yang dibawanya. Mengenai proses akuisisi nilai dan karakter dari teks sejarah konsep social learning theory mengkonfirmasi bahwa teks naratif merupakan salah satu rangsangan simbolis yang mampu menjadi modeling terhadap kecendrungan pembaca untuk menyerap nilai atau meniru perilaku dari karakter modeling. Selain itu konsep experience-taking dalam aktivitas membaca teks naratif menjelaskan bagaimana kondisi yang memungkinkan bagi pembaca untuk kehilangan diri mereka sendiri dan menyerap identitas karakter, mengadopsi pikiran, emosi, tujuan, sifat, dan tindakan karakter tersebut, seolah-olah mereka adalah karakter itu.
PELATIHAN PENELITIAN DAN PENULISAN ARTIKEL PRAKTIK BAIK BAGI GURU SEJARAH DI KARANGANYAR Abidin, Nur Fatah; Sariyatun; Agung S, Leo; Musadad, Akhmad Arif; Yuniyanto, Tri
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2023): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.531 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v6i1.4285

Abstract

Penelitian metode praktik baik menjadi salah satu solusi dari keterbatasan yang dihadapi guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas selama masa post-pandemi. Berdasarkan diskusi awal dengan MGMP, guru belum memiliki pengetahuan mengenai metode praktik baik dengan demikian diperlukan pelatihan penulisan metode tersebut. Tujuan kegiatan pengabdian adalah memperkuat kompetensi penelitian dan penulisan artikel ilmiah dalam masa pandemi dan tatap muka terbatas. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahapan/proses pelatihan, pendampingan-evaluasi, dan refleksi. Kegiatan diikuti oleh 35 guru sejarah di wilayah Kabupaten Karanganyar. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa guru sejarah mayoritas belum memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai penelitian dan penulisan artikel praktik baik. Kegiatan pelatihan kemudian difokuskan untuk memberikan pengetahuan dasar bagi guru. Setelah kegiatan pengabdian guru memiliki pemahaman dan pengetahuan mengenai praktik baik. Akan tetapi, jumlah guru yang mampu menyusun draft artikel praktik baik masih belum maksimal. Hambatan bagi guru dalam penulisan artikel praktik baik terletak pada faktor administratif dan faktor kesediaan waktu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru telah memiliki pengetahuan mengenai penelitian dan penulisan metode praktik baik tetapi diperlukan tindak lanjut dalam bentuk pendampingan secara berkesinambungan kepada guru untuk memperkuat pengetahuan yang telah dimiliki guru.
LOKAKARYA PEMANFAATAN SUMBER PRIMER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KURIKULUM MERDEKA Sariyatun; Abidin, Nur Fatah; Akhmad Arif Musadad; Leo Agung S; Tri Yuniyanto
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2024): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppm.v7i1.6068

Abstract

Salah satu aspek pedagogis yang perlu dikembangkan guru dalam pembelajaran sejarah Kurikulum Merdeka adalah penguatan keterampilan mengajar-belajar berbasis sumber primer. Berdasarkan hasil FGD dan Survey terbatas (2022), guru SMA di Surakarta masih mengalami kendala dalam penggunaan sumber primer dalam pembelajaran sejarah. Kondisi tersebut tentunya menghambat transisi dan trasformasi pembelajaran sejarah dari kerangka Kurikulum 2013 menuju Kurikulum Merdeka. Solusi dari permasalahan tersebut adalah penguatan pedagogi guru dalam penggunaan sumber primer melalui kegiatan lokakarya. Lokakarya secara luring dan dilaksanakan dalam empat tahap yaitu persiapan, pelatihan, pendampingan, dan evaluasi-refleksi. Materi yang disampaikan dalam lokakarya meliputi pembelajaran sejarah Kurikulum Merdeka, penggunaan sumber primer dalam pembelajaran sejarah, model pembelajaran sejarah berbasis sumber primer, dan penyusunan modul ajar berbasis sumber primer. Hasil pengabdian telah mendorong guru untuk memahami kerangka teoretik dalam memanfaatkan sumber primer dalam pembelajaran sejarah. Modul ajar yang telah dikumpulkan peserta lokakarya telah mengintegrasikan sumber primer dalam pembelajaran sejarah. Lebih lanjut, implmentasi dari perencanaan pembelajaran sejarah berbasis sumber primer perlu untuk dikaji secara lebih lanjut.
TPACK Research Trends in Indonesia: Contributions to Enhancing the Equivalency Education History Teacher Community Sutimin, Leo Agung; Sariyatun, Sariyatun; Musadad, Akhmad Arif; Yuniyanto, Tri; Abidin, Nur Fatah
Journal of Nonformal Education Vol. 11 No. 1 (2025): Community education and lifelong education
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jone.v11i1.20625

Abstract

Background: Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) is a vital framework for integrating technology into education. In Indonesia, TPACK research has grown significantly, yet most studies focus on science and mathematics, leaving gaps in social studies, particularly history education. Additionally, its potential in supporting the equivalency education system, which serves non-formal learners, remains underexplored. Research Objectives: This study aims to analyze TPACK research trends in Indonesia (2019–2023), examine its contribution to the equivalency education history teacher community, and provide recommendations for integrating TPACK into history education. Research Method: Using bibliometric analysis, this study analyzed 1,208 documents from the Scopus database with the keyword "TPACK." The analysis focused on publication trends, dominant themes, and geographical contributions, particularly in history education and equivalency education. Research Findings: Indonesian researchers dominated TPACK research during the study period. Most studies focused on pre-service teacher training and learning media development, primarily in science and mathematics. Limited attention was given to social studies, especially history, highlighting an opportunity to expand TPACK research into history education and the equivalency education system. Research Conclusion: This study emphasizes the need to integrate TPACK into history education to enhance the competencies of equivalency education history teachers. By leveraging TPACK, educators can create innovative, technology-enhanced learning experiences tailored to non-formal learners. Professional development programs are also essential to equip teachers with TPACK skills. Research Novelty: This study provides a comprehensive bibliometric analysis of TPACK trends in Indonesia, identifies gaps in social studies research, and offers practical recommendations for applying TPACK in history education and non-formal learning contexts. It paves the way for future research and practical applications in underserved educational areas.
The Idea of Nationalism in Indonesian History Textbooks (1975-2013) Yuniyanto, Tri; Abidin, Nur Fatah
Diakronika Vol 24 No 2 (2024): DIAKRONIKA
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/diakronika/vol24-iss2/452

Abstract

Nationalism plays an essential role in nation-building and national integration in Indonesia. This research aims to scrutinize the change and the continuity of the idea of nationalism in Indonesia through discourse historical analysis of the Indonesian history textbooks from the New Order to the Post-reformation era. The question addressed in this research: Has Indonesian society ‘reimagined’ or ‘recalibrated’ the conception of nationalism along with the political transitions and transnational problems? Qualitative methods with the Discourse Historical Analysis approach were used to examine the history textbooks. Textbook analysis showed that the political transition from the Guided Democracy era to the New Order era in 1966 or the fall of the New Order era in 1998 did not significantly change the idea of nationalism. The primeval idea of nationalism remains the basic foundation of nationalistic discourse in history textbooks. Every political regime tends to impart or attach its political interest to nationalism. As a result, the primeval ideas of nationalism, developmental nationalism, and modern nationalism are intermingled. It tends to create a continuation and dynamic rather than changes in nationalism. As a result, the idea of nationalism in Indonesia, as represented in history textbooks, tends to be a political project rather than a collective one.