Claim Missing Document
Check
Articles

PERANCANGAN SISTEM SCHEDULING JOB MENGGUNAKAN DRUM BUFFER ROPE UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN ORDER DAN MANUFACTURING LEAD TIME PADA BAGIAN MACHINING MPM DI PT DIRGANTARA INDONESIA Rieswien, Rinda; Suryadhini, Pratya Poeri; Juliani, Widia
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 1 No 02 (2014): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Oktober 2014
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.47 KB)

Abstract

PT Dirgantara Indonesia (DI) adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pesawat. Salah satu bagian produksi di PT DI yaitu bagian Machining, Medium Perismatic Machine (MPM), memiliki jumlah mesin terbanyak dan menerima order dengan jumlah terbanyak terutama untuk program Airbus. Proses pada Machining terdiri atas preoperation, main operation, dan next operation. Main operation yaitu di work center Deckel Maho memiliki waktu proses terlama dibandingkan proses lainnya sehingga terjadi bottleneck. Secara kapasitas Deckel Maho masih mampu memenuhi order yang datang, namun sistem kerja pada preoperation masih berdasarkan utilitas sehingga order release dilakukan tanpa melihat beban di Deckel Maho. Rata-rata Manufacturing Lead Time (MLT) existing adalah 47,66 jam dan rata-rata queue time di depan Deckel Maho adalah 24,47 jam. Masalah keterlambatan penyelesaian order juga terjadi di MPM yang disebabkan oleh rule sequencing yang digunakan adalah First Come First Served. Rule ini tidak sesuai dengan kondisi aktual di shop floor. Dalam mencapai tujuan penyelesaian order yang tepat waktu dan minimasi MLT, maka diusulkan penjadwalan dengan pendekatan metode drum buffer rope, yaitu menjadwalkan stasiun bottleneck sebagai control point dan sumber daya non bottleneck lainnya mengikuti penjadwalan stasiun bottleneck tersebut. Aturan sequencing yang diusulkan adalah Earliest Due date sebagai prioritas pertama untuk meminimasi jumlah order yang terlambat. Apabila terdapat due date di quality control yang sama, maka pertimbangkan total time di Deckel Maho yang terkecil untuk diprioritaskan dengan Shortest Processing Time untuk meminimasi flow time. Apabila total time di Deckel Maho sama, maka pilih order secara random. Setelah menggunakan drum buffer rope, MLT usulan menjadi 20,39 jam dan queue time menjadi 2,71 jam. Order yang terlambat di bulan Februari pada kondisi existing dengan rule sequencing FCFS adalah 5 order sedangkan pada kondisi usulan tidak ada order yang terlambat.
PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD Sari, Vita Ardiana; Damayanti, Dida Diah; Juliani, Widia
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 2 No 04 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Oktober 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.912 KB) | DOI: 10.25124/jrsi.v2i04.55

Abstract

PT PINDAD adalah salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bagian industri manufaktur dalam bidang Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dan produk komersial. Salah satu produk dalam bidang transportasi adalah Air Brake System terdiri dari beberapa assembly, salah satunya assembly Isolating Cock yang terdiri dari Rumah Isolating Cock, Flens, Penutup, dan Baut Ventilasi. Makespan dan batasan waktu penyelesaian order membuat perusahaan berusaha memenuhi pesanan tepat waktu. Usaha yang dilakukan perusahaan adalah menambah shift kerja. Ukuran lot transfer batch yang digunakan mempengaruhi makespan. Makespan yang panjang dikarenakan penyelesaian order menggunakan aturan First Come First Served tanpa memperhatikan ukuran lot transfer batch. Dalam mencapai tujuan minimasi makespan, maka diusulkan penjadwalan dengan algoritma Campbell, Dudek, dan Smith (CDS) dengan ukuran lot transfer batch komponen Rumah Isolating Cock sublot satu 6 unit dan sublot dua 6 unit, komponen Flens sublot satu 9 unit dan sublot dua 3 unit, komponen Penutup sublot satu 4 unit dan sublot dua 8 unit, serta komponen Baut Ventilasi sublot 12 unit, dilakukan lima kali pengulangan sehingga total 60 unit Isolating Cock dapat minimasi makespan dari 117 jam atau 18 shift kerja menjadi adalah 45,8 jam atau 8 shift sehingga menghemat waktu penyelesaian sebesar 60,85%.
Implementation of Maintenance Scenario for Critical Subsystem In Aircraft Engine: Case Study NTP CT7 Engine Dwi Atmaji, Fransiskus Tatas; Noviyanti, Anna Annida; Juliani, Widia
International Journal of Innovation in Enterprise System Vol 1 No 02 (2017): International Journal of Innovation in Enterprise System
Publisher : School of Industrial Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/ijies.v1i01.85

Abstract

An aircraft company needs to "secure" their aircraft engine for a good maintenance system to keep the optimum engine's performance during the flight. This paper proposed maintenance analysis and scenario for the CT7, the main engine for aircraft at NTP company. A failure data record from four critical components of the CT7 engine is analyzed using Reliability Centered Maintenance (RCM) and Risk Based Maintenance (RBM) methods to obtain the optimum maintenance interval task for the critical subsystem of the CT7 engine and also seeing the risk of maintenance cost of the engine's failure effect.  The RCM analysis result obtained seven scheduled on condition task, six scheduled discard task, and three scheduled restoration task. The interval of the maintenance schedule of each critical component varies according to the function obtained.   And based RBM analysis, the risk from system performance loss is got $ 7.014.841, 90. Meanwhile, the total cost of maintenance interval based on a calculation of optimal time interval got $1.885.612, 82.    
PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD Sari, Vita Ardiana; Damayanti, Dida Diah; Juliani, Widia
Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Vol 2 No 04 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Oktober 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v2i04.55

Abstract

PT PINDAD adalah salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bagian industri manufaktur dalam bidang Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dan produk komersial. Salah satu produk dalam bidang transportasi adalah Air Brake System terdiri dari beberapa assembly, salah satunya assembly Isolating Cock yang terdiri dari Rumah Isolating Cock, Flens, Penutup, dan Baut Ventilasi. Makespan dan batasan waktu penyelesaian order membuat perusahaan berusaha memenuhi pesanan tepat waktu. Usaha yang dilakukan perusahaan adalah menambah shift kerja. Ukuran lot transfer batch yang digunakan mempengaruhi makespan. Makespan yang panjang dikarenakan penyelesaian order menggunakan aturan First Come First Served tanpa memperhatikan ukuran lot transfer batch. Dalam mencapai tujuan minimasi makespan, maka diusulkan penjadwalan dengan algoritma Campbell, Dudek, dan Smith (CDS) dengan ukuran lot transfer batch komponen Rumah Isolating Cock sublot satu 6 unit dan sublot dua 6 unit, komponen Flens sublot satu 9 unit dan sublot dua 3 unit, komponen Penutup sublot satu 4 unit dan sublot dua 8 unit, serta komponen Baut Ventilasi sublot 12 unit, dilakukan lima kali pengulangan sehingga total 60 unit Isolating Cock dapat minimasi makespan dari 117 jam atau 18 shift kerja menjadi adalah 45,8 jam atau 8 shift sehingga menghemat waktu penyelesaian sebesar 60,85%.
PERANCANGAN SISTEM SCHEDULING JOB MENGGUNAKAN DRUM BUFFER ROPE UNTUK MEMINIMASI KETERLAMBATAN ORDER DAN MANUFACTURING LEAD TIME PADA BAGIAN MACHINING MPM DI PT DIRGANTARA INDONESIA Rinda Rieswien; Pratya Poeri Suryadhini; Widia Juliani
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 1 No 02 (2014): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Oktober 2014
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT Dirgantara Indonesia (DI) adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pesawat. Salah satu bagian produksi di PT DI yaitu bagian Machining, Medium Perismatic Machine (MPM), memiliki jumlah mesin terbanyak dan menerima order dengan jumlah terbanyak terutama untuk program Airbus. Proses pada Machining terdiri atas preoperation, main operation, dan next operation. Main operation yaitu di work center Deckel Maho memiliki waktu proses terlama dibandingkan proses lainnya sehingga terjadi bottleneck. Secara kapasitas Deckel Maho masih mampu memenuhi order yang datang, namun sistem kerja pada preoperation masih berdasarkan utilitas sehingga order release dilakukan tanpa melihat beban di Deckel Maho. Rata-rata Manufacturing Lead Time (MLT) existing adalah 47,66 jam dan rata-rata queue time di depan Deckel Maho adalah 24,47 jam. Masalah keterlambatan penyelesaian order juga terjadi di MPM yang disebabkan oleh rule sequencing yang digunakan adalah First Come First Served. Rule ini tidak sesuai dengan kondisi aktual di shop floor. Dalam mencapai tujuan penyelesaian order yang tepat waktu dan minimasi MLT, maka diusulkan penjadwalan dengan pendekatan metode drum buffer rope, yaitu menjadwalkan stasiun bottleneck sebagai control point dan sumber daya non bottleneck lainnya mengikuti penjadwalan stasiun bottleneck tersebut. Aturan sequencing yang diusulkan adalah Earliest Due date sebagai prioritas pertama untuk meminimasi jumlah order yang terlambat. Apabila terdapat due date di quality control yang sama, maka pertimbangkan total time di Deckel Maho yang terkecil untuk diprioritaskan dengan Shortest Processing Time untuk meminimasi flow time. Apabila total time di Deckel Maho sama, maka pilih order secara random. Setelah menggunakan drum buffer rope, MLT usulan menjadi 20,39 jam dan queue time menjadi 2,71 jam. Order yang terlambat di bulan Februari pada kondisi existing dengan rule sequencing FCFS adalah 5 order sedangkan pada kondisi usulan tidak ada order yang terlambat.
PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD Vita Ardiana Sari; Dida Diah Damayanti; Widia Juliani
JRSI (Jurnal Rekayasa Sistem dan Industri) Vol 2 No 04 (2015): Jurnal Rekayasa Sistem & Industri - Oktober 2015
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/jrsi.v2i04.55

Abstract

PT PINDAD adalah salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bagian industri manufaktur dalam bidang Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dan produk komersial. Salah satu produk dalam bidang transportasi adalah Air Brake System terdiri dari beberapa assembly, salah satunya assembly Isolating Cock yang terdiri dari Rumah Isolating Cock, Flens, Penutup, dan Baut Ventilasi. Makespan dan batasan waktu penyelesaian order membuat perusahaan berusaha memenuhi pesanan tepat waktu. Usaha yang dilakukan perusahaan adalah menambah shift kerja. Ukuran lot transfer batch yang digunakan mempengaruhi makespan. Makespan yang panjang dikarenakan penyelesaian order menggunakan aturan First Come First Served tanpa memperhatikan ukuran lot transfer batch. Dalam mencapai tujuan minimasi makespan, maka diusulkan penjadwalan dengan algoritma Campbell, Dudek, dan Smith (CDS) dengan ukuran lot transfer batch komponen Rumah Isolating Cock sublot satu 6 unit dan sublot dua 6 unit, komponen Flens sublot satu 9 unit dan sublot dua 3 unit, komponen Penutup sublot satu 4 unit dan sublot dua 8 unit, serta komponen Baut Ventilasi sublot 12 unit, dilakukan lima kali pengulangan sehingga total 60 unit Isolating Cock dapat minimasi makespan dari 117 jam atau 18 shift kerja menjadi adalah 45,8 jam atau 8 shift sehingga menghemat waktu penyelesaian sebesar 60,85%.
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) di PTPN 8 PERKEBUNAN CIATER - JAWA BARAT Mira Rahayu; Marina Yustiana L; Widia Juliani
Charity : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2020): Charity - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : PPM Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/charity.v3i1.2070

Abstract

Beberapa kasus terjadinya kecelakaan di tempat kerja sudah tidak menjadi rahasia umum lagi. Hal demikian bisa muncul karena adanya keterbatasan fasilitas keselamatan kerja, juga karena kelemahan pemahaman faktor-faktor prinsip yang perlu diterapkan perusahaan. Filosofi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam memandang setiap karyawan memiliki hak atas perlindungan kehidupan kerja yang nyaman belum sepenuhnya dipahami baik oleh pihak manajemen maupun karyawan. Karena itu perlu ditanamkan jiwa bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan bentuk kebutuhan. PTPN VIII, Perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan teh yang terletak di Kebun Ciater merupakan salah satu perusahaan yang beroperasi selama 24 jam. Perusahaan harus memberikan keselamatan dan kesejahteraan pekerja yang akan memberikan feedback terhadap pekerja yang akan memberikan hasil yang baik. Kapasitas teh yang akan di olah lebih banyak dari pekerja yang memberikan konsekuensi terhadap perpanjangan jam kerja pekerja,untuk itu perusahaan memberikan alternatif dengan memberlakukan shift kerja. Dalam rangka tri dharma perguruan tinggi, kami para peneliti dosen Universitas Telkom berupaya merealisasikan program kegiatan PkM Multiyears yang ditawarkan institusi yang bekerjasama denga mitra yaitu PTPN VIII, dengan judul Perancangan dan Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PTPN VIII Perkebunan Ciater - Jawa Barat, dengan luaran berupa Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Penyuluhan Alat Pelindung Diri (APD), Gerakan senam untuk kesehatan kerja serta Buku Panduan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
IMPLEMENTATION OF MAINTENANCE SCENARIO FOR CRITICAL SUBSYSTEM IN AIRCRAFT ENGINE Case study: NTP CT7 engine Fransiskus Tatas Dwi Atmaji; Anna Annida Noviyanti; Widia Juliani
International Journal of Innovation in Enterprise System Vol 2 No 01 (2018): International Journal of Innovation in Enterprise System
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/ijies.v2i01.17

Abstract

An aircraft company needs to "secure" their aircraft engine for a good maintenance system to keep the optimum engine's performance during the flight. This paper proposed maintenance analysis and scenario for the CT7, the main engine for aircraft at NTP company. A failure data record from four critical components of the CT7 engine is analyzed using Reliability Centered Maintenance (RCM) and Risk Based Maintenance (RBM) methods to obtain the optimum maintenance interval task for the critical subsystem of the CT7 engine and also seeing the risk of maintenance cost of the engine's failure effect. The RCM analysis result obtained seven scheduled on condition task, six scheduled discard task, and three scheduled restoration task. The interval of the maintenance schedule of each critical component varies according to the function obtained. And based RBM analysis, the risk from system performance loss is got $ 7.014.841, 90. Meanwhile, the total cost of maintenance interval based on a calculation of optimal time interval got $1.885.612, 82. Keywords— preventive maintenance, reliability-centered maintenance, risk-based maintenance, risk priority number.
FLOWSHOP SCHEDULING WITH SEQUENCE DEPENDENT SET-UP TIME USING IMMUNE ALGORITHM TO REDUCE MAKESPAN IN PT. XYZ BANDUNG AS A TEXTILE INDUSTRY Shafira T. Nasution; Dida D. Damayanti; Widia Juliani
International Journal of Innovation in Enterprise System Vol 3 No 01 (2019): International Journal of Innovation in Enterprise System
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/ijies.v3i01.30

Abstract

In manufacturing operations, production system is certainly an important aspect. Thus, company should do the planning and production control well in order to have satisfactory system. One of the production planning process is scheduling. This process is one of the main process in production planning. The urge of doing the scheduling process is due to scheduling is the details of the planning process. The production scheduling in textile industry is considered as the industry with the hybrid flow shop scheduling type. Moreover, in this company there are several machine have the characteristic of sequence dependent setup time. Thus, in order to get the optimal solution this research used Immune Algorithm. This algorithm combines an efficient mutation to cooperate the pursuit for a near-optimal solution. Keywords—Hybrid flow shops, Sequence Dependent Setup Times, Makespan, Immune Algorithm
Perancangan Electronic Kanban Menggunakan Metode Constant Quantity Withdrawal System untuk Mengurangi Keterlambatan pada Assembly Junction di PT Dirgantara Indonesia Puput Nidaul Choiriyah; Denny Sukma Eka Atmaja; Widia Juliani
Performa: Media Ilmiah Teknik Industri Vol 20, No 2 (2021): Performa: Media Ilmiah Teknik Industri
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/performa.20.2.53211

Abstract

PT Dirgantara Indonesia merupakan salah satu perusahaan milik Negara yang bergerak dalam bidang kedirgantaraan. Saat ini perusahaan sedang mengalami permasalahan pada keterlambatan dalam pengiriman Tailboom. Tailboom merupakan ekor dari helicopter. Permasalahan ini disebabkan karena keterlambatan pada salah satu komponen Tailboom yaitu Junction. Komponen Junction mengalami keterlambatan pada proses assembly dikarenakan kekurangan part di assembly line. Kekurangan part disebabkan karena tidak lengkapnya work package yang dikirimkan dari fabrikasi. Untuk mengatasi keterlambatan pada assembly Junction dibutuhkan sistem kontrol produksi yang berupa Kanban. Kanban  merupakan tools dari  Just In Time untuk sistem produksi tarik atau pull system. Dengan menggunakan kanban dapat mengontrol aliran produksi sesuai quantity yang dibutuhkan dan waktu yang tepat. Hasil dari penelitian ini adalah perancangan sistem Electronic Kanban menggunakan metode constant quantity withdrawal system yang diimplementasikan di area fabrikasi, assembly store dan assembly line. Hasil simulasi dengan menggunakan electronic kanban pada assembly Junction mampu mengurangi keterlambatan sebesar 56% yang disebabkan karena factor part. Hal ini disebabkan karena level stock di departemen assembly store dapat terjaga, kemudian material dan kapasitas pada fabrikasi memenuhi.Selain itu, electronic kanban memberikan informasi antar departemen saling terintegrasi sehingga mudah diketahui kesalahan yang terjadi secara realtime. Dengan demikian production control dapat mengambil kebijakan terkait permasalahan yang dideteksi. Electronic kanban dapat menginformasikan apa, berapa, dan kapan harus memproduksi part atau komponen.