Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Uji Aktivitas Antioksidan Nano Spray Gel Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta) Mardiyah, Mahirah; Khairunisa, Lubna; Nurjanah, Vina Oktaviany; Maulud, Dessylva; Putri, Syifa Aulia; Ambardhani, Nurul; Syaputri, Fauzia Ningrum
Majalah Farmasetika Vol 9, No 5 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i5.57607

Abstract

Daun singkong (Manihot esculenta) mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat dimanfaatkan sebagai sediaan kosmetika yang dapat mencegah penuaan pada kulit. Nano spray gel merupakan inovasi bentuk penghantaran dari sediaan gel dengan teknologi nano yang terbentuk dengan adanya penggabungan gel dan nanoemulsi. Nanoemulsi yang terdiri dari campuran minyak dan air yang ditambahkan surfaktan.  Riset ini bertujuan untuk menentukan formulasi, evaluasi, dan aktivitas antioksidan dari sediaan nano spray gel yang mengandung ekstrak daun singkong. Metode pembuatan nano spray gel dilakukan dengan menggabungkan sediaan nanoemulsi  berisi ekstrak daun singkong bervariasi konsentrasi ekstrak F1 0,5%; F2 0,75%; dan F3 1% pada nano gel dengan bantuan homogenizer. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak daun singkong positif terhadap golongan flavonoid, alkaloid, saponin, triterpenoid, steroid, fenolik, dan tanin. Nano spray gel menghasilkan nilai IC50 F1 sebesar 46,341 μg/mL, F2 sebesar 65,984 μg/mL dan F3 sebesar 71,984 μg/mL. Disimpulkan bahwa, F1 memiliki kategori antioksidan sangat kuat karena kurang dari 50.
Pengaruh Variasi Konsentrasi Na-CMC sebagai Gelling Agent Terhadap Stabilitas Fisik dan Kimia Sediaan Gel Ekstrak Daun Sereh Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) Alma Dita Rizkia; Syaputri, Fauzia Ningrum; Tugon, Titian Daru Asmara
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 3 No 1 (2022): FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v3i1.5295

Abstract

Pendahuluan: Jerawat (Acne vulgaris) adalah penyakit dermatologis ditandai dengan peradangan pada unit pilosebaceous. Tanaman sereh wangi sangat bermanfaat untuk mengatasi jerawat dan mencegah timbulnya noda bekas jerawat yang dapat mengganggu wajah. Penelitian dengan variasi konsentrasi gelling agent ini perlu dilakukan karena gelling agent dapat mempengaruhi karakteristik dan stabilitas fisik sediaan gel. Gelling agent memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan apabila gelling agent digunakan dalam konsentrasi yang tingi dapat menyebabkan tekstur gel yang terlalu kental sehingga gel akan sulit dikeluarkan dan kemasan. Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk menentukan formula optimal dan pengaruh variasi konsentrasi Na CMC sebagai gelling agent terhadap stabilitas fisik dan kimia ekstrak daun serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle). Metode: Uji stabilitas sediaan gel yang dilakukan yaitu organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, pH,  viskositas dan stabilitas freeze-thaw. Sediaan gel ekstrak daun serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) dibuat dalam tiga formula dengan konsentrasi gelling agent yang bervariasi yaitu Formula I (Na CMC 1,5 persen), Formula II (Na CMC 2 persen dan Formula III (Na CMC 2). ,5 persen). Hasil: Variasi konsentrasi Na CMC sebagai gelling agnent dapat mempengaruhi stabilitas fisik dan kimia sediaan gel sereh wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) yaitu konsistensi sediaan gel semakin kental, intensitas warna semakin pekat, menurunkan nilai pH, nilai daya sebar, dan nilai viskositas, serta meningkatkan nilai daya lekat sediaan gel. Kesimpulan: Stabilitas formula yang paling optimum adalah Formula I dengan Na-CMC sebagai pembentuk gel pada konsentrasi 1. 5 persen
Fomulasi Sediaan Krim Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon Nardus L. Rendle) dengan perbedaan konsentrasi emulgator Syaputri, Fauzia Ningrum; Anzaina Sukmawati; Nanda Raudhatil Jannah; Dwintha Lestari; Tugon, Titian Daru Asmara; Wulandari, Fitria
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 4 No 2 (2023): Vol. 4 No 2 (2023): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v4i2.7554

Abstract

Latar belakang: Salah satu penyakit kulit adalah jerawat (acne vulgaris) dan bakteri yang umum menjadi penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acne. Tanaman yang dapat digunakan sebagai anti bakteri penyebab jerawat yaitu serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle), serai wangi memiliki kandungan kimia flavanoid dan banyak terkandung citronelal. Mnyak serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle) dibuat dalam sediaan krim sehingga mudah untuk digunakan dan konsentrasi yang digunakan adalah 2,09 persen. Tujuan: Untuk menentukan perbedaan pengaruh konsentrasi emulgator asam stearat F1, F2, F3 (3 persen, 2,5 persen, 1,5 persen) dan trietanolamin F1, F2, F3 (2 persen, 3 persen, 4 persen) terhadap stabilitas krim mengandung minyak atsiri serai wangi sebelum dan setelah freeze thaw. Metode: evaluasi yang dilakukan yaitu cycling test dengan beberapa parameter uji seperti uji organoleptis, uji homogenitas, , uji viskositas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat dan uji tipe krim. Hasil: F3 merupakan formula yang memiliki stabilitas paling baik setelah dilakukan evaluasi freeze thaw dengan karakteristik sediaan tekstur semi solid, warna putih kekuningan, bau khas minyak serai wangi, memiliki pH 6,03, daya sebar 6.8 cm, serta daya lekat 6,29 detik dan membentuk tipe M/A. memiliki sifat alir pseudoplastis tiksotropik dengan viskositas 4.000-40.000 cPs (seluruh pengujian pengambilan data dengan metode 3 replikasi). Variasi konsentrasi emulgator memberikan perbedaan pada hasil pH semakin banyak trietanolamin maka semakin basa sediaan pada dan mempengaruhi hasil daya sebar. Kesimpulan: Dari seluruh hasil uji evaluasi dapat disimpulkan bahwa formula 3 memiliki kestabilan yang optimal dengan konsentrasi asam stearat 1,5 persen dan trietanolamin 4 persen.
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Polimer HPMC pada Sediaan Patch Transdermal Ekstrak Buah Stroberi (Fragaria vesca L.) Syaputri, Fauzia Ningrum; Bethasari, Maulidwina; Triana, Aldi Muhammad
FARMASIS: Jurnal Sains Farmasi Vol 5 No 1 (2024): Farmasis: Jurnal Sains Farmasi Vol 5. No. 1 (2024)
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/farmasis.v5i1.8746

Abstract

Latar Belakang: Patch transdermal merupakan pengobatan yang ditempelkan pada kulit tanpa menyentuh secara langsung. Hal ini diperlukan dalam pengobatan luka terbuka pada kulit yang rentan terjadinya infeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus. Buah stroberi mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan infeksi pada luka. Maka dilakukanlah penelitian ekstrak buah stroberi sebagai zat aktif untuk sediaan farmasi patch transdermal. Tujuan: untuk mengetahui karakteristik fisik, menentukan formula sediaan patch ekstrak buah stroberi (Fragaria vesca L.) dengan variasi konsentrasi HPMC sebagai polimer dalam sediaan patch, dan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari patch ekstrak buah stroberi (Fragaria vesca L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode: Formulasi sediaan patch ekstrak buah stroberi menggunakan variasi konsentrasi HPMC 6, 8, dan 10 persen. Evaluasi terhadap sediaan patch meliputi organoleptis, keseragaman bobot, ketebalan, pH, ketahanan lipat, kelembapan dan stabilitas freeze thaw. Hasil: uji evaluasi diperoleh F1, F2, F3 patch transdermal ekstrak buah stroberi dengan karakteristik fisika dan kimia sediaan yang baik. Kesimpulan:  formula optimum sediaan patch pada formula 3 dengan konsentrasi HPMC 10 persen, dan patch ekstrak buah stroberi (Fragaria vesca L.) tidak memiliki aktivitas antibateri Staphylococcus aureus.
Aktivitas Gelatinase Bakteri Endogen Maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens) pada Hydrolyzed Collagen (HC) yang Berasal dari Limbah Pengolahan Ikan Tuna: Gelatinase Activity of Endogenous Bacteria of Maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens) on Hydrolyzed Collagen (HC) Derived from Tuna Fish Processing Waste Ismi, Alfita Ramdiyati; Aisah, Aisah; Sheptiriani, Amelia Firdia; Amelia, Rena Pitri; Nada, Qatrun; Syaputri, Fauzia Ningrum; Pertiwi, Wulan
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 7 No. 5 (2025): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v7i5.2451

Abstract

Hydrolyzed collagen (HC) is an enzymolyzed collagen or gelatin product and has a small molecular weight (0.3-8 kDa). HC can be produced enzymatically with protease enzymes. The methods used in HC production include isolation of gelatinase-producing bacteria from BSF maggots, gelatin extraction from tuna fish waste, gelatinase activity screening, gelatinase enzyme production, HC production, and confirmation analysis. Bacterial isolation resulted in 22 bacterial colonies, 3 of which had gelatinase activity as observed from the activity screening results. The yield of gelatin extract obtained was 9.36%. HC production was obtained as much as 10 mL with the addition of 5% crude gelatinase enzyme. The SDS-PAGE results can be determined that there is a band with a size of 31-42 kDa, it shows that the gelatinase can be isolated. Keywords:          hydrolyzed collagen, maggot BSF, tuna fish, gelatinase, gelatin   Abstrak Hydrolyzed collagen (HC) merupakan produk kolagen atau gelatin yang terenzimolisis dan memiliki ukuran berat molekul yang kecil (0,3-8 kDa). HC dapat diproduksi secara enzimatik dengan enzim protease. Metode yang digunakan dalam produksi HC antara lain adalah isolasi bakteri penghasil gelatinase dari maggot BSF, ekstraksi gelatin dari limbah ikan tuna, skrining aktivitas gelatinase, produksi enzim gelatinase, produksi hydrolyzed collagen, dan analisis konfirmasi. Isolasi bakteri didapatkan koloni bakteri sebanyak 22 koloni, 3 diantaranya memiliki aktivitas gelatinase yang diamati dari hasil skrining aktivitas, Rendemen ekstrak gelatin yang didapatkan adalah 9,36%. Produksi HC didapatkan sebanyak 10 mL dengan penambahan 5% crude gelatinase enzyme. Hasil SDS-PAGE dapat ditentukan bahwa terdapat pita pada ukuran 31-42 kDa, hal ini menunjukkan bahwa gelatinase dapat terisolasi. Kata Kunci:         hydrolyzed collagen, maggot BSF, ikan tuna, gelatinase, gelatin
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI UMBI LOBAK PUTIH (Raphanus Sativus L.) TERHADAP BAKTERI STAPHYLACOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO Putri, Nadian Jelita; Lestari, Dwintha; Rahayu, Anis Puji; Tugon, Titian Daru Asmara; Syaputri, Fauzia Ningrum
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 8, No 1 (2024): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v8i1.269

Abstract

Umbi lobak putih (Raphanus sativus L.) merupakan salah satu bahan alam yang memiliki senyawa aktif yang dapat berpotensi sebagai antibakteri. Pertumbuhan bakteri patogen yang berlebihan dapat mengakibatkan penyakit berupa infeksi pada tubuh. Dampak negatif dari pertumbuhan bakteri Staphylacoccus aureus dapat menyebabkan infeksi kulit dan saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri, KHM dan KBM ekstrak etanol dan fraksi umbi lobak putih terhadap bakteri Staphylacoccus aureus. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi umbi lobak putih diujikan menggunakan metode difusi cakram, Konsentrasi Hambah Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) ditentukan dengan metode dilusi padat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi umbi lobak putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri lemah pada konsentrasi 40 mg/mL dengan diameter hambatan 9,25 mm pada ekstrak etanol umbi lobak putih, 7,5 mm pada fraksi air, 8,5 mm pada fraksi etil asetat dan tidak terdapat daya hambat pada fraksi n-Heksan. Berdasarkan pengujian KHM dan KBM pada ekstrak etanol umbi lobak putih tidak terdapat nilai KHM dan KBM begitupun dengan fraksi air dan fraksi n-Heksan. Adapun pada fraksi etil asetat terdapat KHM pada konsentrasi 10 mg/mL dan KBM pada konsentrasi 20 mg/mL.
Inovasi Sediaan Oral Dissolving Film dengan Zat Aktif Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) sebagai Antipiretik: Innovation of Oral Dissolving Film with Active Turmeric Extract (Curcuma longa L.) as an Antipyretic Taufiqurahman, Taufiqurahman; Anggreini, Sinta Dewi Sri; Viviani, Vonny; Anisa, Yuniar Nur; Ambardhani, Nurul; Syaputri, Fauzia Ningrum
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 6 No. 5 (2024): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v6i5.2379

Abstract

Fever is a health problem that often occurs especially in children, and paracetamol is commonly used to treat fever in children. Turmeric is a rhizome that contains curcumin which is useful as medicine because it has antipyretic properties. Oral dissolving film (ODF) is a thin preparation that’s suitable for children who have difficulty taking medication because it dissolves easily. This research aims to develop an ODF with the active ingredient turmeric extract as an antipyretic. The organoleptic results showed a yellow color, a slight smell of turmeric, a slightly bitter sour taste, a thin square 2 2 cm, a smooth surface, slightly sticky and wet. The dissolve test was 47 seconds. The pH test obtained 4 using the universal indicator and 3.30 using the pH meter. The weight uniformity test found that 10 and 3 preparations deviated from column A and column B. The thickness test obtained an average of 0.213 mm. The concentration level of turmeric extract in the preparation was 11.7 ppm using spectrophotometric UV-Visible. Keywords:          turmeric, fever, ODF, film, antipyretic   Abstrak Demam merupakan permasalahan kesehatan yang sering terjadi terutama pada anak dan pemberian parasetamol umum digunakan untuk terapi demam pada anak. Kunyit adalah tanaman yang mengandung senyawa kurkumin yang berguna sebagai obat karena memiliki khasiat sebagai antipiretik. Oral dissolving film (ODF) merupakan sediaan tipis yang cocok untuk anak-anak yang sukar meminum obat karena mudah larut. Tujuan dari riset ini adalah melakukan pengembangan sediaan ODF dengan zat aktif ekstrak kunyit sebagai antipiretik. Hasil uji organoleptik didapat warna kuning, agak berbau kunyit, rasa asam sedikit pahit, kotak tipis berukuran 2 2 cm, permukaan halus, sedikit lengket dan basah. Uji waktu larut didapatkan waktu 47 detik. Uji pH didapat 4 dengan indikator universal dan 3,30 dengan pH meter. Uji keseragaman bobot didapat 10 sediaan menyimpang dari kolom A dan 3 sediaan menyimpang dari kolom B. Uji ketebalan didapat rata-rata ketebalan sebesar 0,213 mm. Kadar zat aktif ekstrak kunyit dalam sediaan ODF yaitu 11,7 ppm menggunakan spektrofotometri UV-Visible. Kata Kunci:         kunyit, demam, ODF, film, antipiretik