Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Pola Musik Karawitan di Tengah Era Digital Firman; Firdaus; Halim, M.; Alfalah; Sriyanto
The Indonesian Journal of Computer Science Vol. 13 No. 2 (2024): The Indonesian Journal of Computer Science (IJCS)
Publisher : AI Society & STMIK Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33022/ijcs.v13i2.3783

Abstract

Traditional arts, especially musical music, are facing challenges in the digital era and the influence of foreign cultures. Efforts continue to be made to combine technology with traditional arts. The method adopted in this research is library research, which involves collecting data and information in depth through various references such as books, magazines, other references, and research results. This research explains the adaptation of Karawitan music patterns to modern technology and its impact on the interests of the younger generation. Use of digital musical instruments to create innovative compositions that combine traditional elements with contemporary elements. The role of the community in supporting the preservation of Karawitan art is also emphasized, with active participation in traditional music events and efforts to promote the culture to others. In conclusion, this article emphasizes the complexity of the relationship between tradition and innovation in the context of Karawitan music in the era of modern technology.
Pelestarian Karawitan Melalui Teknologi Digital: Peluang dan Tantangan di Era Modern Zulfahmi, Muhammad; Alfalah, Alfalah; Halim, M.; Syafniati, Syafniati; Jufri, Jufri
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Vokasional Vol 7, No 1 (2025): Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Vokasional
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jptiv.v7i1.31540

Abstract

Karawitan, sebagai representasi kekayaan musik tradisional Indonesia, memainkan peran penting dalam membentuk identitas budaya dan sosial masyarakat. Namun, di tengah arus modernisasi dan perubahan gaya hidup, praktik karawitan mengalami tantangan serius seperti menurunnya minat generasi muda dan berkurangnya regenerasi. Munculnya teknologi digital memberikan peluang baru untuk pelestarian seni ini melalui dokumentasi audio-visual, aplikasi pembelajaran interaktif, perangkat lunak notasi, serta teknologi imersif seperti Virtual Reality dan Augmented Reality. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas dan jangkauan global karawitan, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar dan apresiasi terhadap nilai budaya. Di sisi lain, proses digitalisasi juga membawa risiko, seperti penyederhanaan bentuk, komersialisasi berlebihan, serta keterputusan antara karya dan konteks budaya aslinya. Hal ini dapat mengaburkan makna filosofis dan nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam karawitan. Oleh karena itu, pelestarian karawitan melalui teknologi digital memerlukan pendekatan kuratorial dan pedagogis yang peka budaya. Kesimpulannya, teknologi digital dapat menjadi jembatan penting dalam revitalisasi karawitan, asalkan diimbangi dengan kepekaan terhadap esensi tradisi. Dengan pendekatan yang seimbang antara inovasi dan nilai budaya, karawitan dapat tetap hidup, relevan, dan bermakna di era modern.Kata kunci: Inovasi tradisional, Karawitan, Pelestarian budaya teknologi digital, Pendidikan budaya
RATOK SI BUNSU: INTERPRETASI ILAU KE KOMPOSISI PENDEKATAN TRADISI Rahmadhani, Fitri; Asril, Asril; Halim, M.
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 12 No. 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.49076

Abstract

a tradition of the Solok people in the form of sadness or lamentation which can be found in the Kampai Tabu Karambia Village, Solok City. The function of the bailau was as a medium of information (notification) when a member of the community died overseas whose body could not be brought back to their hometown. Currently, bailau Ilau is only a performing art that is exhibited at certain traditional events so that it becomes bailau creations. Dendang ratok ilau is a source in the creation of new musical compositions, which has a musical phenomenon, namely there is a vocal technique called opmaat and also a tone mode which, if sequenced, can be found tones C, D, Dis, G, and A with intervals of 1, ½, 1 ½ , 1. Ratok Si Bunsu's work was worked on by the method of creating observation, discussion, exploration, realization, guidance, and completion using a traditional approach with the instruments saluang, rabab, canang, gong, ganto, karinding, and gandang tambua. The result of this work is that the creator divides the work into two parts. The first part of the artist's work on the dendang ratok ilau melody uses the principle of combining the two traditional vocals found in bailau art, but there are several tones used to enrich the form of the work. In the second part, the composer develops the melodies found in dendang ratok ilau into several forms of new melodies with vocals and melodic instruments and is reinforced with non-melodic instruments. It can be concluded that working on a composition based on traditional art is not an easy thing, but you have to study and understand the background of the traditional art itself.Keywords: ilau interpretation, ratok si bunsu. AbstrakIlau adalah tradisi masyarakat Solok berupa kesedihan atau ratapan yang bisa ditemui di Kelurahan Kampai Tabu Karambia Kota Solok. Fungsi bailau dahulunya sebagai media informasi (pemberitahuan) ketika salah seorang anggota masyarakat meninggal di perantauan yang jenazahnya tidak bisa dibawa pulang ke kampung halaman. Sekarang ini, bailau hanya sebagai seni pertunjukan yang dipertontonkan pada acara adat tertentu sehingga menjadi bailau kreasi. Dendang ratok ilau menjadi sumber dalam penggarapan komposisi musik baru, yang memiliki fenomena musikal yaitu terdapat teknik vokal yang disebut dengan opmaat dan juga modus nada yang jika diurutkan ditemui nada C, D, Dis, G, dan A dengan interval 1, ½, 1 ½, 1. Karya Ratok Si Bunsu digarap dengan metode penciptaan observasi, diskusi, eksplorasi, realisasi, bimbingan, dan penyelesaian menggunakan pendekatan tradisi dengan instrumen saluang, rabab, canang, gong, ganto, karinding, dan gandang tambua. Hasil dari karya ini adalah pengkarya membagi karya dalam dua bagian. Bagian pertama pengkarya menggarap melodi dendang ratok ilau menggunakan prinsip menggabungkan kedua vokal tradisi yang terdapat pada kesenian bailau, akan tetapi ada beberapa nada yang digunakan untuk memperkaya bentuk garapan. Pada bagian kedua, pengkarya mengembangkan melodi yang terdapat pada dendang ratok ilau menjadi beberapa bentuk melodi baru dengan vokal dan instrumen melodis serta diperkuat dengan instrumen non melodis. Dapat disimpulkan bahwa menggarap sebuah komposisi yang berangkat dari kesenian tradisi itu bukanlah hal yang mudah, melainkan harus mempelajari dan memahami latar belakang dari kesenian tradisi itu sendiri.Kata Kunci: interpretasi ilau, ratok si bunsu. Authors:Fitri Rahmadhani : Institut Seni Indonesia PadangpanjangAsril : Institut Seni Indonesia PadangpanjangM. Halim : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Arizal, A. (2023). œIstilah Ratok Si Bunsu. Hasil Wawancara Pribadi: 23 Januari 2023, Koto Baru Solok. Basrul, Y. (2023). œBailau di KTK Solok. Hasil Wawancara Pribadi: 22 Januari 2023, KTK Solok. Herdianto, F., Yusnelli, Y., & Antara, F. (2021). Komposisi Musik Badondong Baibo dalam Musik Instrmental. GORGA: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 115-124. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/24912/15760Malik, C. (2018). Makna Ratok Ilau pada Pertunjukan Bailau di Kampai Tabu Karambia Kota Solok Sumatera Barat. https://lib.pasca.isi.ac.id/index.php?p=show_detail&id=4334Neng, N. (2023). œBailau di KTK Solok. Hasil Wawancara Pribadi: 22 Januari 2023, KTK Solok.Supanggah, R. (2007). Garap Bothekan Karawitan II. Surakarta: ISI Press Surakarta.Syofia, N. (2010). Tari Ilau sebagai Identitas dalam Kehidupan Masyarakat di Kelurahan Kampai Tabu Karambia Kota Solok Sumatera Barat. Tesis Program Pasca Sarjana ISI Padangpanjang.Tegar, K. (2023). Deskripsi dan Transkripsi Bailau pada Laman Youtube Andi Jagger dan Bidang Promosi dan Kebudayaan Dispar Kota Solok (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).https://pustaka.fk.unand.ac.id/2016-04-11-15-04-06/skripsi-thesis-disertasi.
Memberdayakan Low-Carbon Behavior melalui Sustainable Leadership dan Green Intellectual Capital di Indonesia Halim, M.; Siswanti, Yuni; Amrina, Dania Hellin; Nisa, Risya Khaerun; Martini, Aldini Nofta; Sudirman, Wahyu Febri Ramadhan; Siahaan, Nur Halimah
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.3313

Abstract

Pemerintah di seluruh dunia menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menurunkan emisi karbon dan menyelaraskan diri dengan komitmen iklim global. Dalam konteks Indonesia, aparatur sipil negara (ASN) memegang peran strategis dalam mengimplementasikan kebijakan yang mendukung pembangunan rendah karbon di berbagai lembaga publik. Meskipun sustainable leadership (SL) diakui penting dalam mendorong perilaku pro-lingkungan, mekanisme spesifik yang menghubungkan kepemimpinan dengan low-carbon behavior (LCB) karyawan masih kurang mendapat perhatian empiris. Studi ini bertujuan mengisi kesenjangan tersebut dengan menguji peran mediasi green intellectual capital (GIC) dalam hubungan antara SL dan LCB. Penelitian ini menggunakan desain survei kuantitatif terhadap 348 ASN dari kementerian, pemerintah daerah, dan lembaga publik di Indonesia. Data dianalisis menggunakan partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) melalui SmartPLS 4, disertai serangkaian uji ketahanan untuk mengatasi common method bias, bias non-respons, serta memeriksa potensi endogenitas guna memastikan validitas temuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SL tidak berpengaruh langsung terhadap LCB, tetapi hubungannya sepenuhnya dimediasi oleh GIC. Temuan ini mengindikasikan bahwa kepemimpinan berkelanjutan mendorong perilaku pengurangan karbon terutama melalui pembentukan pengetahuan, kemampuan, nilai, dan sistem organisasi yang berorientasi pada keberlanjutan. Dengan demikian, studi ini memperluas perspektif berbasis sumber daya (resource-based view) dengan memberikan bukti bahwa SL dapat memperkuat aset intelektual hijau organisasi yang pada akhirnya mendorong perilaku karyawan menuju praktik rendah karbon. Secara praktis, penelitian ini menegaskan pentingnya investasi berkelanjutan dalam pengembangan kepemimpinan hijau, program pelatihan, serta manajemen pengetahuan lingkungan sebagai strategi kebijakan untuk mempercepat pencapaian target nol bersih Indonesia.