Articles
Peran Postaga Dalam Pemberdayaan Kesiapsiagaan Masyarakat Dalpenang Sampang
Nugroho Ari Wibowo
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (661.426 KB)
|
DOI: 10.30651/aks.v1i2.890
BNPB (2012) stated that casualties affected from the year 1815-2011 continue to increase. The disaster that struck Indonesia destroyed the development that has grown with great difficulty. Such conditions can cause both material and immaterial losses. The most disadvantaged are the marginalized and the poor. MLHPB (2016) states every rainy season Sampang is sure to be drowned by the flood. Data collected by MLHPB in Dalpenang and Rong Tengah were expressed as 35.4% of people suffering from leptospirosis, 60.3% of people suffering from pyoderma or ulceration, and the remaining 4.3% are inactive, lower, and diarrhea. This becomes a complex problem and there is no clear step to overcome the routine problem of it. In addition, interrupted, the distribution of drugs and. The established regulation is also considered ineffective. Need an active role of the community who are members of Posyandu Emergency Response to overcome the above problems. The methods undertaken in IbM's activities are posyandu building and disaster response. Disaster response programs ranging from the mitigation phase to the rehabilitation phase with extension and training approaches involving traditional leaders as mass mobilisers. The result of this IBM Service Activity is 80% of participants are able to understand the counseling about flood prevention and flood prevention, the cadres are able to do first aid in emergency disasters, and 80% of cadres are able to make prevention and mitigation efforts of flood. Awareness raising of disaster partners and natural disasters that are more capable and self-sufficient in facing the flood disaster each year.
Pengaruh Olesan Minyak Cengkeh (Syzygium Aromaticum L) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Insisi Pada Hewan Coba Mencit(Mus Musculus) Strain Balb/C
Nugroho Ari Wibowo
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 2, No 1 (2017): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (200.814 KB)
|
DOI: 10.30651/jkm.v2i1.903
Luka adalah rusaknya atau terputusnya sebagian atau seluruh jaringan tubuh. Peran perawat dalam manajemen luka dapat dilakukan dengan memberikan terapi keperawatan komplementer yang membantu mempercepat penyembuhan luka salah satunya dengan terapi herbal. Minyak cengkeh (Syzygium Aromaticum L) dengan kandungan eugenol sebagai antiseptik dipercaya dapat menyembuhkan luka pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian olesan minyak cengkeh terhadap proses penyembuhan luka insisi pada mencit. Desain penelitian ini menggunakan true eksperiment, post test only group design. Sampel penelitian adalah hewan mencit (mus musculus) sejumlah 18 ekor yang dibagi menjadi1 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol, dengan kriteria mencit (mus musculus) berjenis strain balb/c jantan, umur 2-2,5 bulan, dan berat badan 20-30 gram. Hasil analisis data penelitian menggunakan Uji Independent Samples Test dengan nilai ρ= 0,000 <α =0,05, maka ada pengaruh olesan minyak cengkeh terhadap pemendekan luka (cm) pada hewan coba mencit (mus mussculus). Pengaruh pemberian olesan minyak cengkeh (Syzygium Aromaticum L) terhadap proses penyembuhan luka insisi pada hewan coba mencit terjadi pemendekan luka insisi rata-rata terjadi pada hari ke-7 sebanyak 4 ekor (44,4%). Ada pengaruh proses penyembuhan luka insisi dengan menggunakan olesan minyak cengkeh (Syzygium Aromaticum L). Kata Kunci : Luka insisi, minyak cengkeh, mencit(mus mussculus).
EFEKTIFITAS TERAPI MUSCONG (MUSIK KERONCONG) UNTUK MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN ARTHITIS RHEMATHOID (STUDI KASUS PANTI WERDHA SURABAYA TIMUR)
Dede Nasrullah;
Nugroho Ari Wibowo
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 1, No 2 (2016): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (162.201 KB)
Pendahuluan Masalah lansia saat ini menjadi perhatian bukan saja dari pihak departemen kesehatan saja, tetapi juga menjadi perhatian masyarakat pada umumnya. Kesehatan lansia belum menjadi suatu trend di kalangan masyarakat secara merata. Sementara ini orang masih beranggapan bahwa penurunan kesehatan pada lansia merupakan suatu hal yang wajar, bilamana kesehatan lansia yang tinggi maka produktivitas lansia pun meningkat dan menjadi sejahtera. Nyeri arthritis (sendi) pada lansia merupakan permasalahan yang dapat mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari, dari hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Depkes, dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta selama 2006 (Yoga, 2006) menunjukkan angka kejadian gangguan nyeri musculoskeletal yang mengganggu aktifitas, merupakan gangguan yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar responden. Dari 1.645 responden laki- laki dan perempuan yang diteliti, peneliti menjelaskan sebanyak 70,9 % diantaranya pernah mengalami nyeri sendi.Tujuan dalam penelitian untuk menganalisis pengaruh teknik music keroncong untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien arthritis rheumatoid.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitan ini menggukan desain (One Group pretest-posttest) yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan uji coba terapi music keroncong. Jumlah populasi pada lansia yang menderita nyeri rematik sebanyak 20 responden, dengan pengambilan sampel sebanyak 17 responden menggunakan teknik random sampling. Setelah data terpenuhi kemudian dilakukan uji Analitik menggunakan Spearmen Rho.Hasil penelitan menunjukkan sebagian besar lansia sebelum diberikan perlakuan kriteria nyeri sedang dan setelah diberikan perlakuan kriteria nyeri ringan. Didapatkan adanya pengaruh tehnik music keroncong dalam menurunkan nyeri arthritis rematoid ᵖ = 0,000, ᵖ < α = 0,005.Kesimpulan penelitian menunjukkan adanya pengaruh tehnik imaginasi terbimbing dalam menurunkan nyeri arthritis rematoid, dengan demikian diharapkan penggunaan imaginasi terbimbing dapat diterapkan dalam perawatan lanjut usia dengan nyeri, baik pasien yang ada di panti atau di masyarakat
Pengaruh Getah Tunas Pisang (Musa Paradisiaca Var. Sapientum) Terhadap Perkembangan Koloni Luka Bakar Grade Ii Pada Mencit (Mus Musculus) Strain Balb/C
Nugroho Ari Wibowo
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 2, No 2 (2017): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (169.286 KB)
|
DOI: 10.30651/jkm.v2i2.920
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. WHO memperkirakan terjadi 195.000 kematian pertahun disebabkan karena luka bakar. Luka bakar menyebabkan fungsi kulit sebagai barier berkurang sehingga menyebabkan mikroorganisme masuk dan membentuk koloni sehingga menyebabkan infeksi. Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka bakar adalah perawatan luka yang tepat, salah satunya adalah penggunaan getah pisang sebagai bahan tradisional alternatif yang mengandung saponin, tanin dan flavonoid yang berfungsi untuk mempercepat penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian getah tunas pisang ambon terhadap koloni bakteri fase inflamasi luka bakar grade II pada mencit.Desain penelitian ini menggunakan true experiment post only control goup design dengan pemberian getah tunas pisang ambon pada mencit (mus musculus) strain balb/c berjenis jantan umur 2 sampai 2,5 bulan dan berat badan 20-30 gram dengan jumlah 18 mencit. Mencit diberikan luka bakar derajat II dan diobservasi jumlah koloni sesudah perawatan getah tunas pisang ambon dan dibandingkan dengan kelompok kontrol (silver sulfadiazine/ SSD)Hasil penelitian menunjukkan setelah dilakukan perawatan dengan getah tunas pisang ambon jumlah koloni bakteri rata-rata 52-381 dan setelah perawatan menggunakan SSD sebanyak 276-641 koloni. Hasil uji independent samples test dengan nilai p=0,000 (< 0,01), maka H1 diterima yaitu ada perbedaan pemberian getah tunas pisang ambon terhadap jumlah koloni bakteri antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrolGetah tunas pisang ambon mengandung saponin dan flavonoid yang berfungsi sebagai anti bakteri sehingga dapat menghentikan berkembangnya koloni bakteri pada luka. Diharapkan getah tunas pisang ambon bisa menjadi alternatif dalam mencegah infeksi pada luka.Kata Kunci : luka bakar, getah tunas pisang ambon, koloni bakteri
IDENTIFIKASI PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI DAERAH ERUPSI GUNUNG SEMERU DI DUSUN WONORENGGO KABUPATEN LUMAJANG
Nugroho Ari Wibowo;
Muhammad Rauf Elvandi
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 7 No 2 (2022): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30651/jkm.v7i2.17391
Pendahuluan: Di daerah yang telah terkena bencana seperti erupsi sangat penting halnya menjaga pola hidup bersih dan sehat untuk menjaga atau bahkan meningkatkan kualitas hidup dikarenakan dalam keadaan yang seperti ini risiko munculnya penyakit meningkat sehingga dapat mempengaruhi aktifitas masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) sangat penting terutama di kalangan keluarga dimana keluarga merupakan salah satu plopor kesehatan yang sangat penting adanya. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya keluarga yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan meskipun didalam keadaan post erupsi Semeru. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan sampel penelitian sebanyak 144 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah di tentukan. Hasil dan Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa prilaku responden terhadap 10 indikator PHBS di tatanan keluarga paling tinggi di indikator penggunaan air bersih, penggunaan jamban sehat, mencuci tangan dengan air dan sabun, dan makan buah dan sayur setiap hari. Sedangkan indikator yang paling rendah adalah tidak merokok di dalam rumah. PHBS dalam tatanan keluarga di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan, pengetahuan, status pernikahan, dan lain sebagainya.. Kesimpulan Dengan tercapainya PHBS tersebut, besar harapannya bahwa keualitas hidup masyarkat terdampak erupsi gunung Semeru dapat meningkat. Tentunya perlu upaya lebih lanjut disamping bekal PHBS yang telah dimiliki masyarakat seperti support eksternal dari lapisan masyarakat diluar kawasan terdampak bencana
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN VAP (VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA) PADA PASIEN YANG TERPASANG VENTILASI MEKANIK DI RUANG ICU RSU HAJI SURABAYA
Retno Sumara;
Nugroho Ari Wibowo
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 6 No 3 (2021): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30651/jkm.v7i3.15974
VAP adalah pneumonia nosokomial pada pasien yang telah dipasang ventilasi mekanik dengan pipa endotrakeal tube dan trakeostomy selama sedikitnya 48 jam.  Angka kejadian VAP di dunia cukup tinggi, bervariasi antara 9-27% dan angka kematiannya bisa melebihi 50%.Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi Faktor-faktor yang berhubungan dengan ventilator associated pneumonia (VAP) pada pasien yang terpasang Ventilasi Mekanik di ruang ICU RSU Haji Surabaya.Metode penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cros sectional.Jumlah populasi 30 responden dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling.Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa ada hubungan faktor Usia dengan kejadian VAP dengan Nilai Pearson Chi-Square Asymptotic Significance (2-sided) sebesar 0,001. Ada Hubungan  faktor oral hygiene dengan kejadian VAP dengan Nilai Pearson Chi-Square Asymptotic Significance (2-sided) sebesar 0,02.Ada hubungan faktor Lama Terpasang ventilasi mekanik dengan kejadian VAP dengan Nilai Pearson Chi- Square Asymptotic Significance (2-sided) sebesar 0,015. Tidak Ada Hubungan faktor penyakit penyerta dengan kejadian VAP dengan Nilai Pearson Chi-Square Asymptotic Significance (2-sided) sebesar 0,554.Kesimpulanya faktor umur,Oral hygiene, lama penggunaan ventilasi mekanik,sangat berpengaruh dengan kejadian VAP.
STUDI DESKRIPTIF TINGKAT RESILIENSI PENYINTAS LANSIA ERUPSI GUNUNG SEMERU DI DESA SUMBERMUJUR, LUMAJANG
Nugroho Ari Wibowo
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 7 No 3 (2022): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30651/jkm.v7i3.15923
Resiliensi merupakan sifat pribadi yang merujuk pada adaptasi positif dan mengurangi pengaruh negative dan stressor sehingga individu dapat memperbaiki mental dan memelihara kesehatan mereka meski masalah yang menimpa mereka berat. Namun pada lansia, resiliensi yang dimiliki dipengaruhi oleh penyesuaian terhadap lingkungan dan support yang diterima dari keluarga atau masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan mereka. Metode: Desain penelitian meenggunakan rancangan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini berjumlah 90 jiwa lansia penyintas erupsi Gunung Semeru dengan Teknik sampling menggunakan total sampling. Variabel peenelitian ini adalah Resiliensi pada penyintas lansia yang mengalami erupsi Gunung Semeru secara langsung. Hasil: Hasil penelilitian ini tingkat resiliensi penyintas lansia erupsi Gunung Semeru didominasi tingkat resiliensi sedang sebanyak 51 responden (56,7 %) didominasi perempuan usia 50-60 tahun. Selain itu, lansia yang meengalami resiliensi rendah sebanyak 23 responden (25,6 %) dan resiliensi tinggi sebanyak 16 responden (17,8 %). Dalam rentang pekerjaan, petani mengalami resiliensi sedang sebanyak 31 reesponden (31,2 %). Dalam rentang pengalaman, sebanyak 3 kali ereupsi yang pernah dirasakan lansia yang mengalami resiliensi tingkat sedang sebanyak 35 responden (34 %). Kesimpulan: Resiliensi meruepakan titik terpenting untuk bangkit dari kejadian traumatis. Masyarakat lansia pasca erupsi memerlukan bantuan dari lingkungan sekitar untuk mengembalikan kehidupan lansia pasca erupsi. Sehingga dapat meminimalisir gangguan psikologis maupun biologis lebih parah.
FAKTOR RESILIENSI PADA PASIEN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE: LITERATURE REVIEW
Ratna Agustin;
Nugroho Ari Wibowo;
Alvian Cholifatul Nubli
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 5 No 1 (2020): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30651/jkm.v5i1.17589
Penderita TB harus mengkonsumsi obat setiap harinya. Jika tidak maka individu tersebut akan jatuh pada keadaan resistensi obat, hal ini biasanya di sebut TB-MDR. Ketika individu jatuh dalam keadaan resistensi obat ia harus kembali pada pengobatan yang sudah seharusnya dilakukan agar bisa kembali seperti keadaan sedia kala. Perlu adanya keinginan dari dalam diri individu itu sendiri untuk mau melanjutkan kembali pengobatannya. Maka dari itu penderita Tuberkulosis harus memiliki kemampuan relisiansi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan hasil penelitian sebelumnya resiliensi pada pasien tuberkulosis dalam melanjutkan hidupnya dengan kondisi yang telah di diagnosa tuberkulosis dangan cara melakukan Literature Review.Sebuah tinjauan sistematis melalui review jurnal mengenani resiliensi pada pasien TB-MDR. Pecarian artikel diakses dari internet database yaitu proquest. Dari review resiliensi pada pasien TB-MDR, ditemukan 10 jurnal. Sistematik review dimuali dari tahun 2016-2020 dengan kesuluruhan jurnal berbahasa inggris, subjek yang diteliti pasien, Ketersediaan teks yaitu Full Text, dan membahas tentang resliensi pada pasien TB-MDR.Ditarik kesimpulan bahwa pada pasien TB-MDR ada beberapa faktor penentu yang dapat mempengaruhi resiliensi pada pasien TB-MDR untuk melanjutkan kembali pengobatannya yang belum terselesaikan. Faktor tersebut adalah dukungan sosial, emosi positif, self-esteem, dan faktor risiko.  Keyword: Resiliensi, Tuberkulosis MDR, dukungan sosial, emosi positif, self-esteem, dan faktor risiko.
IDENTIFIKASI PENYEBEB TERJADINYA PERDARAHAN AKUT SALURAN CERNA BAGIAN ATAS DI MEDICAL INTENSIVE CARE UNIT RSUD DR. M. SOEWANDHIE SURABAYA
Nugroho Ari Wibowo;
Widayati Widayati
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 7 No 1 (2022): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30651/jkm.v7i1.17387
Perdarahan akut saluran cerna bagian atas (SCBA) merupakan suatu kasus kegawatan dibidang gastrointestinal yang menjadi permasalahan dibidang kesehatan dan sering dijumpai di ruang gawat darurat dan ruang perawatan intensif dengan mortalitas yang cukup tinggi.Beberapa hal yang menyebabkan perdarahan akut SCBA yaitu Kelainan esophagus, lambung dan duodenum¸penyakit darah, penyakit sistemik, dan penggunaan obat ulsrogenik.  Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan perdarahan akut SCBA di Medical Intensive Care Unit RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya. Metode: Desainpenelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif pendekatan studi kasus yaitu memaparkan atau menggambarkan peristiwa- peristiwa yang terjadi saat penelitian.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 responden dengan penggumpulan data melaui wawancara dan observasi dari rekam medis dan mengisi kuisioner.Hasil penelitian :Penyebab tejadinya perdarahan akut SCBA di ruang MICU adalah  terdapat 5 orang ( 12,5%) dengan Varises Esofagus, 10 pasien (25 %) dengan tukak lambung dan duodenum, trombositopenia 1 (2,5%) orang dan Penyakit sistemik 24 orang ( 60 %) dan riwayat minum alkohol   3 pasien (7,5%), minum jamu/ obat-obatan 17 pasien (42,5 %) , dan minum kopi 1 orang (2,5%). Berdasarkan hasil penelitian ini, pasien dengan  perdarahan akut  saluran cerna bagian atasperlu diberikan edukasi kesehatan tentang penyebab, bahaya, pencegahan dan perawatan di rumah jika  terjadinya perdarahan akut SCBA
Efektivitas Getah Pohon Jarak Cina Terhadap Perkembangan Kolonisasi Bakteri Luka Insisi Pada Hewan Coba Mus Musculus Strain Balb/C
Suyatno Hadi Saputro;
Nugroho Ari Wibowo
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 5 No 1 (2020): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (216.819 KB)
|
DOI: 10.30651/jkm.v5i1.1981
The purpose of this study was to determine the effectiveness of Chinese jatropha sap on the development of incision wound bacteria colonization in experimental animals Mus musculus Strain Balb / cThe design of this study used a true experiment post only control group design by administering Chinese jatropha tree sap to male mice (bal mus / musculus) strains aged 2 to 2.5 months and weighing 20-30 grams with a total of 30 mice. Mice made incision wounds and observed the number of colonies in the inflammatory and proliferation phases of Chinese jatropha sap and compared with bioplacentonsThe results of the study in the treatment group were 410 bacteria on average while the control group were 585 bacteria in the inflammatory phase. Furthermore, in the proliferation phase the treatment group averaged 39 bacteria while in the control group there were an average of 79 bacteria. Independent t-test results in the inflammatory phase showed that р = 0.042 <α = 0.05 Furthermore, in the proliferation phase р = 0.041 <α = 0.05, in both phases there was an effect of giving Chinese jatropha tree sap to the amount of bacterial colonization in animals try Mus musculus Strains Balb / c.Chinese jatropha tree sap contains alkaloids, saponins, flavonoids, tannins, and anti-microbial β-lactams so as to stop the development of bacterial colonies in wounds. It is hoped that the Chinese jatropha sap can be an alternative in the initial treatment of open wounds and incisions in the limitations of medicine when a disaster occurs.