Enok Nurliawati, Enok
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DENGAN KEPUTUSAN IBU DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA IBU POST PARTUM DI RUANG 7 RSU DR. SOEKARDJO TASIKMALAYA Nurliawati, Enok
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.806 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v13i1.33

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan masih ditemukan ibu-ibu post partum yang belum bisa memutuskan untukpenggunaan alat kontrasepsi dengan alasan bingun atau tidak tahu alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi dengan keputusan ibu dalam  penggunaan alat kontrasepsi pada ibu post partum di ruang 7 RSU dr. Soekardjo Tasikmalaya. Jenis penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectinal. Jumlah sampel sebesar 98 ibu post partum dengan tehnik pengambilan sampel secara purposive sample. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang alat kontraspsi  dengan keputusan ibu dalam penggunaan alat kontrasepsi. Ibu post partum yang menjadi responden yang tingkat pengetahuan kurang mempunyai kecenderungan untuk memutuskan penggunaan alat kontrasepsi sebesar 0.019 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tingkat pengetahuannya baik (p-value=0.001).  Ibu post partum yang menjadi responden yang tingkat pengetahuan sedang mempunyai kecenderungan untuk memutuskan pegguanaan alat kontrasepsi sebesar  0.069  kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tingkat pengetahuannya baik  (p-value=0.012). Kata kunci: Pengetahuan, Alat Kontrasepsi, Keputusan, Ibu post partum
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN NEONATUS DINI DI RUANG PERINATALOGI RSUD TASIKMALAYA TAHUN 2012 Nurliawati, Enok
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : STIKes BTH Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.314 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v11i1.52

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan masih tingginya angka kematian bayi di Indonesia. Pada tahun 2012 di ruang Perinatalogi RSUD Tasikmalaya ada sebanyak 156 bayi dengan penyebab asfiksia, kelainan kongenital, BBLR dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor yang paling berpengaruh dalam kematian neonatal dini.  Jenis penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan kohort retrospektif. Jumlah sampel sebesar 368 bayi dengan tehnik pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang paling berhubungan atau yang mempunyai risiko paling tinggi adalah asfiksia dengan nilai p = 0.000, RR= 6.759 ,CI 95% = 3.688 – 12.387 yang berarti bahwa neonatal dengan asfiksia mempunyai risiko 7 kali dibandingkan dengan neonatal yang tidak mengalami asfiksia atau normal. Kata kunci : Kematian neonatal dini, asfiksia,berat badan lahir, usia kehamilan, paritas, cara melahirkan
HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 Nurliawati, Enok
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : STIKes BTH Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.825 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v12i1.62

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan masih tingginya angka kematian bayi di Indonesia. Salah satu penyebab  kematian langsung adalah asfiksia, komplikasi pada bayi Infeksi dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR dapat disebabkan oleh  preeklampsi. Pada kasus preeclampsi, tekanan darah yang meningkat menyebabkan perfusi uteroplacenta mengalami penurunan. Hal tersebut dapat menyebabkan sirkulasi darah ke janin menjadi menurun sehingga janin akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, dimana salah satu manifestasinya adalah BBLR. tujan untuk mengetahui hubungan antara preeklampsi berat dengan berat badan  bayi  baru lahir di RSU dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 304 diambil dengan cara simpel random sampling. Ada hubungan yang signifikan anatara  riwayat kehamilan ibu dengan PEB dengan BBLR dengan nilai p=0.000 dan nilai OR= 86.778 yang berarti bahwa ibu dengan riwayat kehamilan PEB mempunyai risiko 86.7 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat PEB.
EDUCATION AND SUPPORT INTERVENTION ON BREASTFEEDING TECHNIQUES IN POSTPARTUM MOTHERS: A CASE STUDY Nurliawati, Enok
Jurnal JKFT Vol 8, No 2 (2023): Jurnal JKFT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jkft.v8i2.10649

Abstract

Background: Breastfeeding is inherent to a woman, just as pregnancy and childbirth. However, not all women succeed in breastfeeding their infants. One of the factors influencing successful breastfeeding is the correct breastfeeding technique. Method: This research employs a descriptive-analytical design with a case study approach to explore nursing care for postpartum mothers. The focus is on education and support interventions for breastfeeding techniques. The study involves one subject receiving combined care. Data collection is conducted through interviews, physical examinations, and observations, using a nursing care format for postpartum mothers. Results: Based on the assessment, the established nursing diagnoses include postpartum discomfort related to  perineal trauma, knowledge deficit: breastfeeding technique related to lack of information, maternal infection risk related to skin integrity damage, and infant infection risk related to tissue integrity damage (umbilical cord). Interventions primarily address knowledge deficit: breastfeeding technique related to lack of information. After 2 days of education and support interventions, the knowledge level regarding breastfeeding techniques has improved. Conclusion: Education and support interventions for breastfeeding techniques can be implemented for postpartum mothers diagnosed with ineffective breastfeeding or knowledge deficit in breastfeeding techniques. Keywords: Education, support, breastfeeding techniques, postpartum.
Intervensi Pijat Oksitosin pada Ibu Post-Partum: Studi Kasus Nurliawati, Enok; Sambas, Etty Komariah; Suprapti, Betty
Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia (JIKI) Vol 7, No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia (JIKI): Maret - Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jiki.v7i2.12215

Abstract

Latar Belakang: Proses laktasi merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh seorang ibu setelah proses persalinan. Namum dalam dalam prosesnya ada berbagai faktor yang dapat menghambat proses produski ASI ataupun untuk pengeluaran ASI sehingga pada ibu postpartum mengalami masalah menyusui tidak efektif. Berdasarkan beberapa  hasil penelitian terdahulu bahwa salah satu tindakan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan pijat oksitosin. Tujuan studi kasus ini adalah untuk menggambarkan respon subjek terhadap intervensi pijat oksitosin. Metode: penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan, jumlah subjek satu orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, instrument menggunakan format asuhan keperawatan,  studi kasus dilaksanakan selama tiga hari, dua hari di ruamh sakit dan satu hari  di rumah subjek, Hasil: studi kasus menunjukan bahwa respon pasien setelah diberikan intervensi pijat oksitosin selama tiga hari atau 6 sesi menunjukan respon menyusui secara efektif yang dibuktikan dengan  kedua payudara teraba padat, ASI menetes, bayi menyusu dengan tenang, posisi bayi dan  perlekatan bayi pada payudara tepat, setelah menyusu bayi tertidur, menurut ibu,  pada  malam hari  bayi lebih sering menyusu  serta ganti diapers. Sehari semalam ganti diapers kurang lebih 7-8  kali dan  b.a.b 4 kali. Simpulan intervensi  pijat oksitosin dapat meningkatkan status menyusui pada ibu post partum. Kata Kunci : Pijat Oksitosin, Post Partum
SENAM AEROBIK DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS IMUNITAS DALAM MENGHADAPI PANDEMIK COVID-19 DI KAMPUNG GUNUNG BANGO KELURAHAN CIPAWITRA KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA Robby, Asep; Syafariah, Yayah; Nurliawati, Enok; Sambas, Etty Komariah; Hersoni, Soni
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Jupemas) Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jupemas.v5i1.1224

Abstract

AbstrakKondisi kesehatan masyarakat pada saat ini sedang mendapatkan ancaman dari pandemik Covid-19. Masalah kesehatan ini bisa mengenai siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Upaya dalam menjaga kesehatan yaitu dengan pola hidup sehat yaitu menjaga pola makan, pola aktivitas/olah raga, dan pola istirahat. Kebugaran jasmani merupakan modal yang baik dalam menghadapi pandemik Covid-19 saat ini. Mayoritas IRT tidak memiliki waktu yang khusus untuk berolahraga, mereka cukup sibuk dengan rutinitas sehari-hari dan kadang beranggapan bahwa pekerjaan sehari-hari sudah cukup membuat berkeringat. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan stimulasi dan edukasi sehingga terbentuk perilaku hidup sehat dalam upaya menangkal morbiditas dan mortalitas akibat Covid-19 di masyarakat dengan sasaran IRT dan remaja putri. Metode yang digunakan adalah pemeriksaan kesehatan dan intervensi senam aerobik. Hasil yang didapatkan dari 20 responden adalah 10 % mengalami hipertensi, seluruh responden memiliki rentang kadar gula darah sewaktu normal (<180 md/dL), 30% memiliki BB normal (IMT 18,5-22,9), 30 % memiliki BB gemuk (IMT 23-24,9), 40 % memiliki obesitas (IMT >= 25). Selama 1 bulan waktu intervensi dengan kegiatan sebanyak 5 kali senam aerobik, secara subyektif responden menyatakan kondisi tubuh lebih segar, istirahat lebih baik, keluhan fisik seperti nyeri kepala, nyeri badan/ pegal, badan lemas menurun. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini membawa dampak positif bagi responden dan disarankan agar kegiatan terus berkesinambungan dilakukan secara mandiri.Kata Kunci: imunitas, pendemik  covid-19, senam aerobikAbstractThe public health condition is currently under threat from the Covid-19 pandemic. This health problem can affect anyone, anytime and anywhere. Efforts to maintain health are with a healthy lifestyle, namely maintaining diet, activity/exercise patterns, and rest patterns. Physical fitness is a good asset in dealing with the current Covid-19 pandemic. The majority of IRT do not have a specific time to exercise, they are too busy with their daily routines and sometimes think that their daily work is enough to make them warm. This community service aims to provide stimulation and education so that healthy living behaviors are formed in an effort to prevent morbidity and mortality due to Covid-19 in the community, targeting IRT and young women. The method used is a health check and aerobic exercise intervention. The results obtained from 20 respondents were 10% had hypertension, all respondents had normal blood sugar levels (<200 md/dL), 30% had normal weight (BMI 18.5-22.9), 30% had fat weight (BMI 23-24.9), 40% were obese (BMI >= 25). During the 1 month intervention time with 5 aerobic exercise activities, respondents subjectively stated that their body condition was fresher, rested better, physical complaints such as headaches, body aches/aches, decreased weakness. It can be concluded that this activity has had a positive impact on the respondents and it is recommended that the activities continue to be carried out independently.Keywords: immunity, covid-19 pandemic, aerobic exercise
PELAKSANAAN SENAM NIFAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMULIHAN KESEHATAN IBU POSTPARTUM DI R. MELATI II A RSUD DR. SOEKARDJO TASIKMALAYA Sambas, Etty Komariah; Nurliawati, Enok
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Jupemas) Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jupemas.v5i2.1373

Abstract

Postpartum merupakan periode setelah melahirkan dimana ibu mengalami adaptasi terhadap perubahan berbagai sistem tubuhnya.  Masalah kesehatan dapat dialami oleh ibu postpartum apabila terdapat gangguan adaptasi fisiologis ini. Salah satu upaya untuk mencegah masalah kesehatan tersebut yaitu melalui senam nifas. Senam nifas merupakan serangkaian gerakan atau latihan fisik yang ditujukan untuk mengembalikan kekuatan otot dinding perut, otot punggung, otot  vagina dan perineum  serta   mempercepat involusi uterus. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan keterampilan senam nifas dan mengidentifikasi masalah kesehatan setelah melakukan senam nifas.  Metode kegiatan ini berupa demonstrasi senam nifas  yang didukung oleh media leaflet dan video. Sasaran adalah ibu-ibu yang baru melahirkan baik secara spontan maupun seksio sesaria yang dirawat di R. Melati IIA RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya. Kegiatan dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Februari – Mei 2024. Evaluasi dilaksanakan setelah demonstrasi untuk menilai keterampilan senam nifas dan status kesehatan.  Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah terdapat 80 orang ibu postpartum dengan usia minimal 19 tahu maksimal 34 tahun, sebagian besar multipara, dan merupakan postpartum hari ke-1-2. Setelah demonstrasi senam nifas, seluruh peserta (100%) dapat redemonstrasi senam nifas, 81%  merasakan nyeri ringan pada pinggang, 41% merasakan kontraksi uterus,dengan kekuatan sedang, 65% tinggi fundus uterus 1-2 jari bawah pusat,66% mampu miring kiri-kanan secara mandiri, 53 % mampu duduk secara mandiri, 50% mampu berjalan dengan dibantu  dan50% mampu berjalan secara mandiri. Simpulan kegiatan ini yaitu pelaksanaan senam  nifas dapat meningkatkan kemampuan ibu postpartum  dalam melaksanakan senam nifas dan menurunkan masalah kesehatan yang terjadi pada masa postpartum.  Kata Kunci: Postpartum, Senam Nifas
Medication Adherence and Lifestyle Modification in Pregnant Women with Hypertension Sambas, Etty Komariah; Nurliawati, Enok; Setyarini, Wahyu Ikka
JURNAL KESEHATAN STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS Vol. 12 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan (April 2025)
Publisher : LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52221/jurkes.v12i1.818

Abstract

Hypertension in pregnancy is a leading cause of maternal and fetal morbidity and mortality, contributing to 10% of global pregnancies and 412 maternal deaths in Indonesia in 2023. Proper management through medication and lifestyle changes is essential, but adherence remains low due to misinformation, fear of medication effects, and limited healthcare access. This study aimed to identify medication adherence and lifestyle modification in pregnant women with hypertension. A cross-sectional design was used with stratified random sampling. Data were collected through a validated questionnaire and analyzed descriptively. Results showed that 80.7% of respondents had high medication adherence and 77.2% had high lifestyle modifications. Significant associations were found between parity (p=0.042), history of hypertension (p=0.01), and ANC frequency (p=0.008) with medication adherence. Similarly, lifestyle modification was significantly associated with parity (p = 0.003), a history of hypertension (p = 0.000), and ANC frequency (p = 0.001). Multivariate analysis showed that ANC frequency predicted medication adherence (p=0.028), while history of hypertension predicted lifestyle modification (p=0.035). In conclusion, most pregnant women demonstrated high adherence levels. However, continuous health education, counseling, and family support are essential to maintain optimal maternal outcomes and reduce the risks associated with hypertensive disorders during pregnancy. Keywords : Hypertension, pregnancy, medication adherence, lifestyle modification.
Implementation of Kegel Exercises for Pregnant Women with Urinary Incontinence in the Third Trimester at Kahuripan Public Health Center, Tasikmalaya Sambas, Etty Komariah; Nurliawati, Enok; Salsabilla, Talitha Agripina; Yuningsih, Aneng
KIAN JOURNAL Vol 4 No 1 (2025): KIAN JOURNAL (March 2025)
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/kian.v4i1.613

Abstract

Introduction: Third trimester pregnancy is often accompanied by physical discomfort such as urinary incontinence, which affects the quality of life of pregnant women. Kegel exercises are one of the exercises that can help overcome this problem by strengthening the pelvic floor muscles and bladder sphincter. This study aims to determine the effect of Kegel exercises on urinary incontinence in third trimester pregnant women in the working area of Kahuripan Community Health Center, Tasikmalaya City. Objective: This study aimed to determine the response of changes in third trimester pregnant women who experience urinary incontinence after implementing Kegel exercises for three consecutive days. Methods: This study used a case study design with two pregnant women in their third trimester experiencing urinary incontinence. Data were collected through interviews, physical examinations, and observations before and after the Kegel exercise intervention. Kegel exercises were performed three times a day for three consecutive days. Data were analyzed descriptively by measuring changes in urinary frequency, nocturia, enuresis, and bladder distension. Results: Before the intervention, both subjects experienced an increase in urinary frequency, nocturia, enuresis, and bladder distension. After three days of Kegel exercises, there was a significant decrease in all these parameters, with increased control of the pelvic floor muscles and bladder sphincter. Conclusion: Regular Kegel exercises can effectively reduce urinary incontinence in pregnant women in the third trimester. This intervention can improve the quality of life of pregnant women by improving urinary frequency, nocturia, enuresis, and bladder distension. It is recommended that pregnant women independently perform Kegel exercises as a preventative and treatment measure for urinary incontinence during pregnancy.
Mobilisasi Dini Sebagai Intervensi Keperawatan Terhadap Proses Penyembuhan Luka Pasca Seksio Sesarea Nurliawati, Enok; Sambas, Etty Komariah; Shalehah, Livia Raissa
Jurnal Keperawatan Galuh Vol 7, No 2 (2025): Juli (on prosses)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jkg.v7i2.19814

Abstract

A cesarean section is a surgical procedure performed to deliver a baby through an incision in the abdomen and uterine wall. The prevalence of cesarean sections continues to rise both in Indonesia and worldwide. However, postoperative incisional wounds after cesarean delivery lead to various risks that can hinder the healing process. One nursing intervention that can help speed up wound healing is early mobilization. This study aimed to analyze the relationship between early mobilization and wound healing in post-cesarean section patients. A descriptive correlational design with a cross-sectional approach was used in this study. Respondents were selected through purposive sampling, with a total of 178 participants. Statistical analysis was conducted using the chi-square test. The results showed a significant association between early mobilization and wound healing (p = 0.025), indicating that patients with inadequate early mobilization had a 2.17 times greater risk of poor wound healing (OR = 2.17). Early mobilization was proven to speed up wound healing after cesarean section. Therefore, nurses should ensure and support early mobilization in post-cesarean section patients.