Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Ulasan Ilmiah: Karakteristik Mutu Nutrisi, Organoleptik dan Mikrobiologis Kefir Susu Kambing Ine Karni
Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan Vol 2 No 1 (2023): JTMP: Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan
Publisher : Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/jtmp.v2i1.3060

Abstract

Kefir merupakan produk olahan minuman yang diperoleh melalui proses fermentasi susu pasteurisasi menggunakan starter berupa biji kefir. Kefir dapat dibuat menggunakan susu kambing. Pengolahan susu kambing sebagai kefir merupakan metode yang digunakan untuk meningkatkan kandungan lemak, protein dan karbohidrat susu kambing. Terdapar beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dari kefir susu kambing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari kefir susu kambing berdasarkan parameter nutrisi, organoleptik dan mikrobiologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur yang berasal dari berbagai sumber data. Adapun pemilihan jurnal yang disitasi telah melalui proses skrining berdasarkan kriteria inklusi, khusus dan eksklusi. Berdasarkan bebrapa literatur pembuatan kefir susu kambing memerlukan proses fermentasi selama 12 sampai 36 jam dan menggunakan kosntrasi bibit kefir yang berkisar antara 2,5 – 5% menghasilkan produk kefir dengan karakteristik organoleptik yang baik dengan warna putih, aroma khas kefir, rasa asam, dengan tekstur lembut. Kefir susu kambing umumnya memiliki kandungan protein 2,96 – 3,66 %, lemak 2,02 – 5,35%, karbohidrat 2,45 – 5,6%, abu 0,42 – 0,80, etanol 0,72% dengan pH asam. kefir susu kambing memiliki konsentrasi laktosa lebih rendah 0,2-0,5% dari kandungan laktosa susu sapi. Serta mengangdung berbagai jenis mikroorganisme antara lain BAL dan ragi yang ada dalam bibit kefir sangat bervariasi dengan jumlah sekitar 6.4 x 104 hingga 8.5 x 108 dan 1.5 x 105 hingga 3.7 x 108 cfu/ml. Jumlah mikroba pada kefir tersebut telah memenuhi standart sebagai pangan fungsional.
Kajian Ilmiah Sifat Fungsional dan Pemanfaatan Rumput Laut Coklat Sargassum sp. Dibidang Pangan Husnita Komalasari; Ine Karni
Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan Vol 2 No 1 (2023): JTMP: Jurnal Teknologi dan Mutu Pangan
Publisher : Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/jtmp.v2i1.3112

Abstract

Sargassum sp. is a seaweed that belongs to the brown seaweed which is commonly found in Indonesian. This seaweed can be utilized in various industrial fields including in the food and health sectors. This study aims to determine the functional properties and utilization of Sargassum sp. in the food sector. The method of this research is literature studies from various sources such as Google Scholar, Science Direct, Pubmed and Research Gate and other. The selection of cited literature has gone through a screening process based on inclusion, special and exclusion criteria. In the health sector, Sargassum sp. has been widely used because of the content of functional compounds including alkaloids, phenolics, pigments, steroids and terpenoids, as well as fucosterols. These functional compounds have various health benefits such as antibiotics, anti-inflammatories, anti-obesity, anti-cancer, antioxidants, as well as lowering cholesterol, blood sugar and blood pressure. Meanwhile, in the food sector, Sargassum sp. can be used as a stabilizer, emulsifier, thickening and gelling agent. This is because Sargassum sp. has alginate content of 20-27%. Alginate is a polymer compound that is colloidal, forms a gel and is hydrophilic. Alginate is also known to have the ability to bind to polyvalent compounds which have better viscosity with better gel strength. Based on the literature review data that has been carried out, it is known that Sargassum sp. has a wide range of functional compound content that is beneficial to health and has various benefits in the food sector.
Jurnal Review : Daging Kambing/Domba Bukan Faktor Penyebab Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi): Journal Review: Goat and Lamb Meat Is Not a Causative Factor of High Blood Pressure (Hypertension) Aminurrahman; Ine Karni; Rezki Amalyadi; Zaid Al Gifari; I Gede Nano Septian; Musanip
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 5: Mei 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i5.7286

Abstract

Hypertension is a global health issue that often goes unnoticed due to its lack of symptoms and poses a risk of serious complications such as heart disease and stroke. One food frequently associated with elevated blood pressure is goat meat. This article aims to review various research findings regarding the relationship between goat meat consumption and the risk of hypertension. The method used is a literature review of 20 scientific articles published between 2001 and 2022, obtained from databases such as Google Scholar and PubMed. The findings indicate that consuming goat meat in moderation does not cause hypertension, primarily due to its lower saturated fat content compared to beef and chicken. Hypertension is more influenced by genetic factors, high-sodium diets, and unhealthy lifestyles. Excessive salt used in the preparation of goat meat dishes may trigger high blood pressure, particularly in individuals with impaired kidney function. From an Islamic perspective, moderate meat consumption was also exemplified by the Prophet Muhammad (peace be upon him) and his companions. Therefore, goat meat can serve as a nutritious food source if consumed wisely in appropriate portions and frequency.
Ternak Sehat Petani Sejahtera: Terapi Multivitamin Guna Meningkatkan Kesehatan Ternak Kambing Peranakan Ettawa di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga: Healthy Livestock, Prosperous Farmers: Multivitamin Therapy to Improve the Health of Ettawa Crossbreed Goats in Genggelang Village, Gangga District Ica Ayu Wandira; Muhammad Dohi; I Nyoman Sadia; Oscar Yanuarianto; Ine Karni
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 6: Juni 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i6.7687

Abstract

Kesehatan ternak menjadi indikator utama keberhasilan usaha peternakan rakyat, terlebih dalam meningkatkan produksi hasil ternak seperti daging dan susu. Di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, sebagian besar peternak kambing Peranakan Ettawa (PE) mengalami kendala dalam menjaga kesehatan dan produktivitas ternaknya. Hal ini dipicu oleh minimnya pengetahuan peternak tentang manajemen nutrisi, yang menyebabkan defisiensi vitamin dan mineral pada ternak mereka. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peternak terkait pentingnya nutrisi serta memberikan layanan terapi multivitamin secara langsung. Melalui metode penyuluhan dan praktik pemberian multivitamin, kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan, kesadaran, serta keterampilan peternak dalam pengelolaan kesehatan ternak. Hasil kegiatan menunjukkan adanya perubahan perilaku peternak yang lebih proaktif terhadap manajemen ternak, serta mulai dimanfaatkannya potensi susu kambing sebagai sumber pendapatan. Hal ini membuktikan bahwa intervensi berbasis edukasi dan pelayanan langsung dapat memperkuat kapasitas peternak dalam membangun usaha peternakan yang berkelanjutan dan berorientasi pada peningkatan ekonomi keluarga.
Peningkatan Produktivitas Ternak Melalui Manajemen Pemeliharaan dan Pelayanan Kesehatan Kambing Peranakan Etawa (PE) di Kelompok Ternak Kerta Bangkit Desa Gangga Muhammad Dohi; I Nyoman Sadia; Ica Ayu Wandira; Ine Karni; Ridwan Saedi
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 6 No. 4 (2025)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v6i4.2701

Abstract

Kambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan salah satu ternak unggulan yang berpotensi dalam meningkatkan kesejahteraan peternak melalui produksi susu dan daging. Namun, produktivitas kambing PE masih di bawah potensi optimal akibat manajemen pemaliharaan dan kesehatan yang buruk. Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Kelompok Ternak Kerta Bangkit, Desa Gangga, dengan tujuan meningkatkan produktivitas ternak melalui perbaikan manajemen pemeliharaan dan pelayanan kesehatan. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif yang melibatkan peternak dalam tiga tahap kegiatan, yaitu survei awal, pelaksanaan, serta pendampingan dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada aspek kesehatan dan produktivitas ternak. Kasus cacingan menurun 10,6%, diare menurun 8,2%, scabies menurun 10,6% dan defisiensi vitamin menurun 14,1 %. Selain itu, kambing dengan Body Condition Score (BCS) ≥ 3 meningkat 31,8%. Pada tingkat peternak, penerapan manajemen kandang higienis meningkat sebanyak 60%. Dengan demikian, program ini terbukti efektif dalam meningkatkan kapasitas peternak dan produktivitas kambing PE melalui pendekatan berbasis komunitas.