Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGUATAN EKONOMI PEREMPUAN KEPALA KELUARGA BERBASIS PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA SEBAGAI ECOENZYM DI DESA SIGAR PENJALIN LOMBOK UTARA Earlyna Sinthia Dewi; Muliatiningsih Muliatiningsih; Suhairin Suhairin; Karyanik Karyanik; Nur Annisa Istiqamah; Desy Ambar Sari
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.15970

Abstract

ABSTRAKPengabdian Penguatan Ekonomi Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Berbasis Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Sebagai Ecoenzym Di Desa Sigar Penjalin Lombok Utara. Pengabdian ini dilaksanakan di Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mitra mengenai pengolahan sisa-sisa makanan atau sampah rumah tangga menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan bernilai ekonomis. Selain itu, produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah tersebut juga dapat memberikan sumbangan pendapatan dalam perekonomian mitra. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan dengan dua metode yaitu metode pelatihan dan pendampingan dengan pemberian pre test sebelum kegiatan pelatihan dimulai dan post test setelah kegiatan pelatihan selesai. Pelatihan dan pendampingan dilakukan dengan praktek pembuatan ecoenzym oleh anggota mitra dengan pendampingan oleh tim pelaksana kegiatan hingga ecoenzym dapat dipanen, yaitu selama 3 bulan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa anggota mitra umumnya langsung membuang sampah rumah tangga tanpa diolah yaitu sebesar 76%. Hasil pelatihan pembuatan ecoenzym menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman anggota mitra mengenai ecoenzym sebesar 16% dibandingkan sebelum dilaksanakan kegiatan pelatihan, anggota mitra yang tidak mengetahui tentang ecoenzyme adalah 84%. Hal ini menunjukkan rendahnya pengetahuan dan pemahaman bahwa sampah dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis sehingga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup . Kegiatan pengabdian ini akan berlangsung selama 4 bulan sejak awal persiapan kegiatan hingga produk ecoenzym dapat dipanen. Kata kunci: ekoenzym; Limbah rumah tangga; PEKKA. ABSTRACTEconomic Strengthening Service for Women-Headed Households (PEKKA) Based on the Utilization of Household Waste as Ecoenzymes in Sigar Penjalin Village, North Lombok. This service was carried out in Sigar Penjalin Village, Tanjung District, North Lombok Regency. This service activity aims to increase partners' knowledge about processing food or household waste into products that have added value and economic value. In addition, the products produced from processing this waste can also contribute to the income of the partner's economy. The implementation of community service activities is carried out using two methods, namely training and mentoring methods by giving a pre-test before the training activities begin and a post-test after the training activities are completed. Training and mentoring are carried out by practising making eco enzymes by partner members with assistance from the activity implementation team until the eco enzymes can be harvested, which is for 3 months. The results of the activity show that partner members generally directly dispose of household waste without processing, which is 76%. The results of the training on making eco enzymes showed an increase in partner members' understanding of ecoenzymes by 16% compared to before the training activities were carried out, partner members who did not know about ecoenzymes were 84%. This shows the low knowledge and understanding that waste can be processed into economically valuable products so that it can become a source of income which will ultimately improve welfare and quality of life. This service activity will last for 4 months from the beginning of the preparation of activities until the eco enzyme products can be harvested.  Keywords: ecoenzyme; Household waste; PEKKA.
UTILIZATION OF COCONUT LEAVES WASTE TO BECOME INGKE STICK PLATE Muanah Muanah; Suwati Suwati; Nur Annisa Istiqamah; Suhairin Suhairin; Marianah Marianah; Basirun Basirun
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/qh.v9i2.8439

Abstract

West Lombok is one of the regencies with the largest coconut producer in West Nusa Tenggara. The prioritized priority is young coconuts and old coconuts, usually for the coconut milk to be taken and direct consumption for vegetables and wet snacks. In addition to the fruit that people rarely know that also has potential, namely the bones of the leaves or often called sticks, these leaves are both dry and wet at the same time they are also harvested but not utilized. So seeing its considerable potential, assistance is provided to improve the skills and income of the community in Taman Sari Village through the making of ingke (stick plates). The mentoring method consists of 3 stages, namely counseling, training, and evaluation. The main target of this mentoring activity is mothers who live in the village of Ataman Sari, West Lombok. The results of the mentoring show that the activity was attended by 25 people with a companion team of 5 people so that each handled 5 participants. After the activities were carried out it was proven to be able to increase the knowledge of 75% and the skills of the community by 70% and in addition to knowledge and skills they were also able to make ingke independently. Inke produced not only for personal use can also be sold for additional income. The results of the evaluation show that the community needs to be assisted in the creation of other ingke plates so that the production results are more diverse.
Ashitaba's instant chemical and sensory qualities (Angelica Keiskei) Istiqamah, Nur Annisa; Ihromi, Syirril
Jurnal Agrotek Ummat Vol 11, No 3 (2024): Jurnal Agrotek Ummat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jau.v11i3.24785

Abstract

Ashitaba (Angelica keiskei) is one of the introduced plants originating from Japan,precisely from the island of Hanchijojima which is not widely known in Indonesia. This plantis rich in beta-carotene, vitamins B1, B2, B3, B5, B6, B12, biotin, folic acid and vitamin C,and also contains several minerals such as calcium, magnesium, potassium, phosphorus,zinc and copper. can grow well on Mount Rinjani, East Lombok, West Nusa TenggaraProvince, which is located in Sembalum Village. This plant has potential as a medicinebecause the yellow sap contains chalcones such as xanthoangelols (Xas), 4-hydroxyderricin (4-HD) and isobavachalcone. The active substance contained inchalcone is useful for maintaining glucose homeostasis, increasing red blood cellproduction, increasing concentration power. Based on the description above, thisresearch raises the topic of making Ashitaba leaves into instant drinks in various typesand concentrations of sugar. The types of sugar used are brown sugar and granulatedsugar with concentrations of 20%, 30%, 40%, 50%, 60%. carried out several tests of thecontent of instant ashitaba powder, namely testing water content, reducing sugarcontent and organoleptic tests for color, aroma, taste and texture. Data analysis wasperformed using a completely randomized design (CRD) with two factors, consisting oftypes of sugar (brown sugar and granulated sugar). From the test results, it was foundthat the lowest water content of 2.76% was found in the treatment of granulated sugarwith a concentration of 60% (G1W5), Reducing sugar levels showed that the treatmentof granulated sugar with a concentration of 20% (G1W1) had the highest levels of 8.33%and 3.61 mg. In organoleptic testing (color, taste, aroma and texture) the results showedthat the treatment using granulated sugar with a concentration of 60% (G1W5) had thequality of color, taste, aroma and texture favored by the panelists.
Peningkatan keterampilan pengolahan hasil hutan bukan kayu bagi masyarakat lokal KHDTK UMMAT Romansyah, Erni; Fathoni, Ahmad; Nurhayati, Nurhayati; Ihromi, Syirril; Muliatiningsih, Muliatiningsih; Suhairin, Suhairin; Karyanik, Karyanik; Wahyuni, Ida; Istiqamah, Nur Annisa; Maliq, Nina; Zuliawan, Ikbal
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.27142

Abstract

Abstrak Kegiatan pengolahan HHBK memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar KHDTK UMMAT yang berlokasi di Desa Batu Layar Barat. Namun, keterbatasan keterampilan dan pengetahuan masyarakat lokal membuat potensi itu belum maksimal dimanfaatkan. Oleh karena itu, program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengolahan HHBK melalui pelatihan pengolahan HHBK. Pelatihan ini mencakup mulai dari pengenalan terhadap jenis-jenis HHBK yang memiliki nilai ekonomi tinggi, teknik pengolahan yang tepat, serta strategi pemasaran produk olahan. Dari program ini, keterampilan pengolahan masyarakat meningkat signifikan, demikian juga pemahaman mereka tentang peluang pasar dan kemampuan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan karakteristik permintaan pasar. Selain itu, program ini juga berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sumber daya alam. Kata kunci: keterampilan; HHBK; pengolahan; masyarakat local; KHDTK UMMAT Abstract The Non-Timber Forest Products (NTFPs) or HHBK processing activity has great potential to improve the economy of the community around the UMMAT KHDTK located in Batu Layar Barat Village. However, the limited skills and knowledge of the local community make this potential not maximally utilized. Therefore, this program aims to improve community skills in NTFP processing through NTFP processing training. This training includes an introduction to the types of NTFPs that have high economic value, proper processing techniques, and marketing strategies for processed products. From this program, community processing skills have increased significantly, as well as their understanding of market opportunities and the ability to produce products that match the characteristics of market demand. In addition, the program also succeeded in raising community awareness about the importance of natural resource management. Keywords: skills; HHBK; processing; local community; KHDTK UMMAT
Analysis of the biogas content of tofu solid waste with the addition of urea Darati, Almiatun Ratu; Suwati, Suwati; Istiqamah, Nur Annisa; Muanah, Muanah; Basirun, Basirun
Protech Biosystems Journal Vol 5, No 1 (2025): Protech Biosystem Journal
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/protech.v5i1.28998

Abstract

Biogas production by fermentation is a source of energy obtained from organic waste, one of which is waste from the tofu and tempeh industry. The aim of this study was to analyze the biogas content of tau waste by adding urea. The research method uses an experimental method with a Completely Randomized Design. There were four treatments, namely T1: 7 kg of tofu waste, T2: addition of 7 kg of tofu waste + 1.4 kg of urea starter, T3: addition of tofu waste + 2.8 kg of urea starter, and T4: addition of 7 kg of tofu waste + urea starter as much as 4.2 kg. Each treatment was repeated 3 times to obtain 12 experimental units. The statistical test results show that the biogas content, in this case carbon dioxide and methane gas, with the highest measurement results found in T1 was 3819.17 ppm, and methane gas was 558.08 mol.
Klasifikasi Tingkat Kematangan Buah Jeruk Menggunakan Sensor Warna TCS3200 Berbasis RGB Istiqamah, Nur Annisa
Protech Biosystems Journal Vol 4, No 2 (2024): Protech Biosystem Journal
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/protech.v4i2.31749

Abstract

Penentuan tingkat kematangan buah sangat penting dalam industri pertanian karena memengaruhi kualitas, rasa, nilai gizi, dan daya simpan. Metode manual dinilai kurang akurat karena bersifat subjektif. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem klasifikasi kematangan buah jeruk secara otomatis menggunakan sensor warna TCS3200 yang mendeteksi intensitas warna RGB (Red, Green, Blue). Metode penelitian eksperimental ini meliputi pembacaan nilai frekuensi warna pada sampel jeruk dengan tingkat kematangan berbeda, yaitu mentah, setengah matang, dan matang. Frekuensi diubah menjadi nilai RGB skala 0–255 dan dianalisis menggunakan rasio R/G untuk klasifikasi. Hasil menunjukkan bahwa buah mentah memiliki nilai R rendah dan G tinggi, sedangkan buah matang menunjukkan sebaliknya, dengan rasio R/G meningkat secara signifikan. Pola ini dapat dimanfaatkan untuk membedakan tingkat kematangan buah secara objektif dan efektif untuk di terapkan dalam bidang pertanian.
Analisis Kandungan Karbondiokasida (CO2) dan Gas Metan (CH4) Pada Pembuatan Biogas Berbahan Limbah Organik Muanah, Muanah; Suhairin, Suhairin; Istiqamah, Nur Annisa; Basirun, Basirun
Rona Teknik Pertanian Vol 17, No 1 (2024): Volume No. 17, No. 1, April 2024
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v17i1.32136

Abstract

Abstrak. Sumber energi terbarukan (biogas) merupakan jenis sumber energi yang bersifat ramah dan tidak mencemari lingkungan. Proses pembuatan biogas berasal dari dekomposisi bahan organik secara anaerob (tanpa udara). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis limbah organik terhadap suhu pada pembentukan gas metan (CH4) dan karbon dioksida (CO2) pada biogas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu P1 dengan menggunakan limbah ampas tahu sebanyak 4 kg dan air 4 liter, P2 menggunakan kotoran sapi sebanyak 4 kg dan air 4 liter, P3 menggunakan limbah pasar sebanyak 4 kg dan 4 liter air dan P4 menggunakan campuran limbah ampas tahu, kotoran sapi dan limbah pasar sebanyak 4 kg dan air 4 liter. Data hasil pengamatan dianalisa menggunakan ANOVA pada taraf nyata 0,05 (5%). Apabila antar perlakuan terdapat perbedaan yang nyata maka dilakukan uji lanjut BNJ (Uji Beda Nyata Jujur) pada taraf nyata 0,05 (5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Karbon dioksida (CO2) yang terukur pada pembuatan biogas tertinggi yaitu pada perlakuan bahan baku limbah ampas tahu sebesar 4801,7222 ppm dan yang terkecil pada perlakuan bahan baku kotoran sapi sebesar 2177,417 ppm. Gas metan (CH4) pada pembuatan biogas tertinggi terukur pada perlakuan dengan menggunakan bahan baku kotoran sapi yaitu sebesar 6442 mol dan yang terkecil pada perlakuan dengan bahan baku limbah ampas tahu sebesar 340,25 mol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan biogas terbaik ditemukan pada limbah organik kotoran sapi dengan kandungan CH4 tertinggi sebesar 6442 mol.Analysis of Carbon Dioxide and Methane Gas Content in Making Biogas From Organic WasteAbstract. Organic waste with unlimited sources and high volumes can cause environmental pollution, so optimal processing is needed. Processing that is considered capable of accommodating large-scale processing and whose output has high economic value is biogas. The manufacturing process uses an anaerobic fermentation method using a technology called a digester. The research aims to see the effect of different types of organic waste on the content of carbon dioxide and methane gas. The research design used a Completely Randomized Design (CRD) consisting of four treatments with 3 replications. The treatment in question is T1 with tofu dregs waste with water, T2 with cow dung plus water, T3 with market waste plus water, and T4 with a mixture of tofu dregs, cow dung and market waste with water. The research data were analyzed using ANOVA at a significance level of 0.05 (5%) with the help of SPSS. If significant data is found, a BNJ test with a real level of 5% is carried out. The results of the research showed that the highest carbon dioxide (CO2) content in tofu waste was 4801.72 ppm and the lowest was in cow dung at 2177.42 ppm, while the formation of methane gas (CH4) was highest in cow dung waste, namely 6742.12 mol and the lowest in waste. tofu dregs amounted to 352.65 mol. So it can be concluded that the best biogas content is found in cow dung organic waste with the highest CH4 content of 6742.12 mol
Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) melalui pelatihan pembuatan sabun cair ecoenzyme di desa Sigar Penjalin Lombok Utara Dewi, Earlyna Sinthia; Muliatiningsih, Muliatiningsih; Sari, Desy Ambar; Suhairin, Suhairin; Istiqamah, Nur Annisa; Rizka, Ziana Datul; Ramdani, Fitri
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.26647

Abstract

Abstrak Pengabdian Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) melalui Pelatihan Pembuatan Sabun Cair  Ecoenzyme di Desa Sigar Penjalin Lombok Utara. Pengabdian ini dilakukan di Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan dengan cara pelatihan dan pendampingan, dengan melakukan pre-test sebelum dimulainya pelatihan dan post-test setelah kegiatan pelatihan berakhir. Pelatihan dan pendampingan anggota mitra dilakukan oleh tim pelaksana kegiatan dengan praktek secara langsung membuat sabun cair dari ecoenzym sampai dengan pengemasannya. Hasil pelatihan pembuatan sabun  cair ecoenzyme menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman dan  ketrampilan anggota mitra mengenai pembuatan sabun cair ecoenzyme yaitu sebesar 20% sebelum dilaksanakan kegiatan dan setelah dilaksanakannya kegiatan meningkat menjadi  100%. Kegiatan pelatihan pembuatan sabun cair ecoenzyme ini berjalan dengan lancar,  dan dapat meningkatkan ketrampilan ibu2 anggota PEKKA dalam membuat turunan  ecoenzyme menjadi sabun cair ramah lingkungan. Peserta terlihat antusias mengikuti pelatihan ini karena produk sabun cair ecoenzyme ini langsung dapat digunakan untuk mencuci piring dan pakaian sehingga dapat menghemat pengeluaran sehari-hari untuk membeli sabun yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan anggota mitra. Kegiatan pengabdian ini berlangsung selama 2 bulan sejak awal persiapan kegiatan hingga pembuatan produk sabun cair ecoenzym Kata kunci: ecoenzyme; limbah; perempuan kepala keluarga; pelatihan; sabun cair Abstract Empowerment of Women Headed Households (PEKKA) through Ecoenzyme Liquid Soap Making Training in Sigar Penjalin Village, North Lombok. This service was carried out in Sigar Penjalin Village, Tanjung Subdistrict, North Lombok Regency. The implementation of the service activities was carried out by training and mentoring, by conducting a pre-test before the start of the training and a post-test after the training activities ended. Training and mentoring of partner members was carried out by the activity implementation team by directly practicing making liquid soap from ecoenzymes to packaging. The results of the training in making ecoenzyme liquid soap showed an increase in the understanding and skills of partner members regarding the making of ecoenzyme liquid soap, which was 20% before the activity was carried out and after the activity increased to 100%. The training activity on making ecoenzyme liquid soap ran smoothly, and could improve the skills of PEKKA members in making ecoenzyme derivatives into environmentally friendly liquid soap. Participants seemed enthusiastic about participating in this training because this ecoenzyme liquid soap product can be used directly to wash dishes and clothes so that it can save daily expenses for buying soap which can ultimately improve the welfare of partner members. This service activity lasted for 2 months from the beginning of the preparation of activities to the manufacture of ecoenzyme liquid soap products Keywords: ecoenzyme; waste; female headed household; training; liquid soap
INTRODUKSI TEKNOLOGI PEMBUATAN KOMPOS BAGI WARGA BERBASIS KOTORAN SAPI DI SEKITAR KHDTK UMMAT Romansyah, Erni; Suhairin, Suhairin; Muliatiningsih, Muliatiningsih; Junaidin, Junaidin; Istiqamah, Nur Annisa; Fathoni, Ahmad; Zuliawan, Ikbal; Malik, Abdul
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 6, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jadm.v6i2.32090

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengenalkan teknologi pembuatan kompos berbasis kotoran sapi sebagai solusi pengelolaan limbah organik yang ramah lingkungan. Kegiatan dilaksanakan di Dusun Batu Bolong Griya, Desa Batu Layar Barat, Kabupaten Lombok Barat, dengan sasaran petani dan peternak anggota Kelompok Tani Batu Bolong Sejahtera. Permasalahan utama yang dihadapi warga adalah penumpukan limbah kotoran ternak yang belum dimanfaatkan dan mencemari lingkungan sekitar. Metode kegiatan meliputi penyuluhan dan pelatihan langsung di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa program ini mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman teknis warga dalam mengolah limbah ternak menjadi kompos. Selain membangun kesadaran akan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan, kegiatan ini juga membuka potensi pengembangan ekonomi lokal berbasis pemanfaatan limbah organik.