Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pemahaman siswa sesudah diberikan layanan informasi kesehatan reproduksi remaja dibandingkan sebelum diberikan layanan informasi kesehatan reproduksi remaja  lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi kesehatan reproduksi remaja. Subjek penelitian ini berjumlah 27 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah angket tingkat pemahaman siswa. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif dan infrensial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yaitu uji t (satu ekor) pada taraf signifikan 95%. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa sebelum diberikan layanan informasi kesehatan reproduksi remaja yaitu 0% siswa yang memiliki pemahaman sangat baik tentang kesehatan reproduksi, 22,22% siswa memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi, 59,25% siswa yang memiliki pemahaman kurang baik tentang kesehatan reproduksi, dan 18,52% siswa memiliki pemahaman yang tidak baik tentang kesehatan reproduksi.Sedangkan sesudah diberikan layanan inforrmasi  kesehatan reprduksi remaja maka terjadi peningkatan pemahaman siswa  yaitu 44,44 % siswa memiliki pemahaman sangat baik tentang kesehatan reproduksi, 55,56% siswa memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi, dan 0% siswa yang memiliki pemahaman yang kurang baik serta tidak baik tentang kesehatan reproduksi. Dari hasil analisis infrensial menunjukan bahwa ada pengaruh positif layanan informasi kesehatan reproduksi remaja terhadap tingkat pemahaman kesehatan reproduksi remaja.