Claim Missing Document
Check
Articles

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI TIPE TALKING STICK (TONGKAT BERBICARA) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR Munifah, Munifah
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 2 No 2 (2016): Apotema: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika
Publisher : Penerbit STKIP PGRI Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Model pembelajaran Talking Stick merupakan suatu modelpembelajaran yang menggunakan alat yaitu tongkat, apabila tongkat dipegang salah satu dari anggota dari suatu kelompok maka kelompoktersebut harus menjawab pertanyaan dari guru. Model pembelajarankooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yangmembentuk kelompok heterogen dengan 2 tim yaitu tim asal dan timahli. Dengan belajar secara kooperatif, diharapkan prestasi belajar siswadapat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuibagaimanakah perbandingan model pembelajaran kooperatif tipeTalking Stick dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawterhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMPN 07 Bangkalan padamateri pecahan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan datakuantitatif, sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruhsiswa kelas VII SMPN 07 Bangkalan. Sebagai sampel terpilih kelasVII-A dan VII-B dengan ketentuan bahwa kelas VII-A sebagai kelaseksperimen (model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick)sedangkan kelas VII-B sebagai kelas kontrol (model pembelajarankooperatif tipe Jigsaw). Metode pengumpulan data yang digunakanadalah dengan metode tes. Dari hasil data yang diperoleh dan dianalisisdiketahui bahwa kedua sampel berasal dari kelas berdistribusi normaldengan varians homogen. Selanjutnya dengan uji-t diperoleh nilai thitung= 0,352 dan t1-α = 1,684 sehingga thitung t1-α sehingga dapatdisimpulkan prestasi belajar siswa pada kelas model pembelajarankooperatif tipe Talking Stick lebih baik dari pada kelas modelpembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
EFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU Nurhazanah, Baiq; Thalib, Mansyur; Munifah, Munifah
Jurnal Konseling dan Psikoedukasi Volume 1, Number 2, December 2016
Publisher : Jurnal Konseling dan Psikoedukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jkp.v0i0.9504

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan siswa yang sering kali melakukan pelanggaran disiplin. Tujuan penelitian ini adalah  untuk mendeskripsikan bagaimana perkembangan disiplin siswa di SMP Negeri 15 Palu sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk serta menjelaskan efektifitas layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk terhadap pengembangan perilaku disiplin siswa. Subjek penelitian ini berjumlah 30 siswa yang memiliki perilaku disiplin rendah. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pedoman wawancara perilaku disiplin. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukan  bahwa sebelum pemberian layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk yaitu siswa yang memiliki perilaku disiplin sedang yaitu 26,67% dan siswa yang memiliki perilaku disiplin rendah yaitu 73,33%. Sedangkan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk maka terjadi pengembangan perilaku disiplin yaitu 66,67 % siswa yang memiliki perilaku disiplin sedang, dan 33,33% siswa yang memiliki perilaku disiplin rendah. Dari hasil analisis inferensial menunjukan bahwa layanan informasi dampak negatif pelanggaran disiplin disertai media spanduk efektif dalam pengembangan perilaku disiplin siswa SMPN 15 Palu.
EFEKTIVITAS SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN POPULARITAS SISWA TERISOLIR KELAS VIII A SMP NEGERI 4 SIGI DM, Fadhila; Munir, Abd; Munifah, Munifah
Jurnal Konseling dan Psikoedukasi Volume 1, Number 2, December 2016
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jkp.v0i0.9508

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah tingkat popularitas siswa terisolir sesudah mengikuti sosiodrama lebih meningkat jika dibandingkan dengan sebelum mengikuti sosiodrama. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan efektivitas sosiodrama dalam meningkatkan popularitas siswa terisolir. Subjek penelitian ini berjumlah 6 orang siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket sosiometri. Data penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan rumus wilcoxon sign rank test. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa sebelum mengikuti layanan sosiodrama diperoleh -24,17% siswa yang memiliki popularitas makin ditolak kelompok. Sesudah mengikuti sosiodrama, terjadi peningkatan popularitas siswa menjadi 10,35% makin diterima kelompok. Hasil analisis inferensial diperoleh nilai T wilcoxon = 0,N=6 dengan taraf kepercayaan 95% (0,05), diperoleh nilai T wilcoxon = 2, sehingga 0 < 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa popularitas siswa sesudah mengikuti sosiodrama lebih meningkat jika dibandingkan sebelum mengikuti sosiodrama.
UPAYA MENGURANGI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK BEHAVIORAL TEKNIK PENGUATAN POSITIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALU Afrilian, Melda; Munir, Abd; Munifah, Munifah
Jurnal Konseling dan Psikoedukasi Volume 2, Number 2, December 2017
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jkp.v0i1.10924

Abstract

Permasalahan pokok pada penelitian ini adalah siswa sulit menolak ajakan teman untuk membolos dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengurangi perilaku membolos siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan dalam dua siklus menggunakan model Kemmis dan Taggart. Setiap siklusnya terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini terdiri dari 8 siswa kelas VIII, dengan pertimbangan subjek sulit menolak ajakan teman membolos yang mengakibatkan tingginya frekuensi perilaku membolos. Jenis tindakan yang dilakukan melalui pemberian layanan konseling kelompok behavioral dengan teknik penguatan positif. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga instrumen yaitu pedoman observasi, dokumentasi dan pedoman wawancara. Melalui pemberian layanan konseling kelompok behavioral dengan teknik penguatan positifyang dilaksanakan 2 siklus dan 6 tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan 1 minggu pratindakan frekuensi membolos kedelapan siswa sebanyak 78 kali, 1 minggu setelah pemberian layanan siklus I diberikan 3 tindakan frekuensi membolos berkurang menjadi 32 kali, pada siklus II diberikan 3 tindakan, frekuensi membolos berkurang menjadi 27 kali. Jadi konseling kelompok behavioral dengan teknik penguatan positif efektif mengurangi perilaku membolos siswa SMP Negeri 3 Palu.
PENGARUH LAYANAN INFORMASI PROFESI JURNALIS TERHADAP MINAT MENJADI JURNALIS SISWA KELAS XI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 5 PALU Perkasa, I Made; Thalib, Mansyur; Munifah, Munifah
Jurnal Konseling dan Psikoedukasi Volume 3, Number 1, June 2018
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jkp.v3i1.10980

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh positif layanan informasi profesi jurnalis terhadap minat menjadi jurnalis siswa kelas XI desain komunikasi visual SMK Negeri 5 Palu.  Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan pengaruh layanan informasi profesi jurnalis terhadap minat menjadi jurnalis siswa kelas XI desain komunikasi visual SMK Negeri 5 Palu. Subjek penelitian ini berjumlah 15 siswa. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah angket minat menjadi jurnalis. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa minat menjadi jurnalis sebelum dilaksanakan layanan informasi profesi jurnalis yaitu : 33,3% siswa yang memiliki minat menjadi jurnalis yang tinggi, 53,3% siswa yang memiliki minat menjadi jurnalis yang rendah, dan 13,3% siswa yang memiliki minat menjadi jurnalis sangat rendah. Setelah diberikan layanan informasi profesi jurnalis maka terjadi peningkatan minat menjadi jurnalis yaitu : 13,3% siswa memiliki minat menjadi jurnalis yang sangat tinggi, 73,3% siswa memiliki minat menjadi jurnalis yang tinggi, dan 13,3% siswa memiliki minat menjadi jurnalis yang rendah. Hasil analisis inferensial diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh positif layanan informasi profesi jurnalis terhadap minat menjadi jurnalis siswa kelas XI Desain Komunikasi Visual SMK Negeri 5 Palu. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh positif layanan informasi profesi jurnalis terhadap minat menjadi jurnalis siswa kelas XI desain komunikasi visual SMK Negeri 5 Palu.
EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK COGNITIVE RESTRUCTURING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PALU Krisdayanti, Selvi; Munir, Abd; Munifah, Munifah
Jurnal Konseling dan Psikoedukasi Volume 3, Number 1, June 2018
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jkp.v3i1.10985

Abstract

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah kemandirian belajar siswa setelah mengikuti konseling kelompok Cognitive Restructuring lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum mengikuti konseling kelompok Cognitive Restructuring. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan keefektivan pelaksanaan konseling kelompok Cognitive Restructuringdalam meningkarkan kemandirian belajar siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket kemandirian belajar  siswa. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan rumus wilcoxon sign rank test.Hasil analisis deskriptif sebelum pelaksanaan layanan konseling kelompok Cognitive Restructuring diperoleh data 3 siswa memiliki kemandirian belajar yang rendah dan 3 siswa memiliki kemandirian belajar yang sangat rendah sedangkan hasil analisis deskriptif sesudah pelaksanaan konseling kelompok Cognitive Restructuring diperoleh data 2 siswa memiliki kemandirian belajar yang rendah, 1 siswa memiliki kemandirian belajar yang tinggi dan 3 siswa memiliki kemandirian belajar yang sedang. Hasil analisis inferensial menunjukan bahwa kemandirian belajar sesudah mengikuti konseling kelompok Cognitive Restructuring lebih tinggi dibandingkan sebelum mengikuti konseling kelompok Cognitive Restructuring.
PENGARUH LAYANAN INFORMASI NILAI-NILAI PERSATUAN PADA MAKNA NOSARARA NOSABATUTU DALAM SUKU KAILI TERHADAP PENINGKATAN SIKAP PERSATUAN DIKALANGAN SISWA (STUDI KASUS SMA NEGERI 4 SIGI) Halim, Moh; Thalib, Mansyur; Munifah, Munifah
Jurnal Konseling dan Psikoedukasi Volume 3, Number 2, December 2018
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jkp.v3i2.11285

Abstract

Permasalahan utama penelitian ini adalah apakah ada pengaruh positif  layanan informasi nilai-nilai persatuan pada makna Nosarara Nosabatutudalam suku Kaili terhadap peningkatan sikap persatuan dikalangan siswa. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan pengaruh positif layanan informasi nilai-nilai persatuan pada makna Nosarara Nosabatutu dalam suku Kaili terhadap peningkatan sikap persatuan dikalangan siswa.Subjek penelitian ini berjumlah 30 siswa.Instrumen pengumpulan data adalah angket sikap persatuan.Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial.Teknik analisis inferensial yaitu uji t (satu ekor) pada taraf signifikan 95%.Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sikap persatuan sebelum mengikuti layanan informasi nilai-nilai persatuan pada makna Nosarara Nosabatutu yaitu: 46,7% siswa memiliki sikap persatuan positif, 46,7% siswa memiliki sikap persatuan negatif, dan 6,6% siswa memiliki sikap persatuan sangat negatif. Sedangkan sesudah mengikuti layanan informasi nilai-nilai persatuan pada makna Nosarara Nosabatutu, maka terjadi peningkatan sikap persatuan dikalangan siswa yaitu: 63,3% siswa memiliki sikap persatuan sangat positif, 36,7% siswa memiliki sikap persatuan positif.Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa ada pengaruh positif pemberian layanan informasi nilai-nilai persatuan pada makna Nosarara Nosabatutu dalam suku Kaili terhadap peningkatan sikap persatuan dikalangan siswa. Kata Kunci : Nilai-Nilai Persatuan, Nosarara Nosabatutu, Sikap Persatuan.
EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK BEHAVIORAL DALAM MENGURANGI PERILAKU AGRESIF VERBAL SISWA JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV) SMK NEGERI 5 PALU Linawati, Lusiana; Thalib, Mansyur; Munifah, Munifah
Jurnal Konseling dan Psikoedukasi Volume 2, Number 2, December 2017
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jkp.v0i1.10810

Abstract

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah tingkat perilaku agresif verbal siswa sesudah diberikan layanan konseling kelompok behavioral lebih rendah jika dibandingkan dengan sebelum mengikuti layanan konseling kelompok behavioral. Tujuan utama penelitian adalah menjelaskan efektivitas konseling kelompok behavioral dalam mengurangi perilaku agresif verbal siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah 5 orang siswa. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi perilaku agresif verbal siswa. Data penelitian selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan rumus wilcoxon signed rank test. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebelum mengikuti layanan konseling kelompok behavioral, siswa IN, W dan AK memiliki perilaku agresif verbal yang tinggi dan siswa FR dan AR memiliki perilaku agresif verbal yang sedang. sesudah mengikuti layanan konseling kelompok behavioral, terjadi penurunan perilaku agresif verbal yaitu siswa W memiliki perilaku agresif verbal yang tinggi, siswa IN memiliki perilaku agresif verbal yangsedang, dan siswa FR, AK dan AR memiliki perilaku agresif verbal yang rendah.Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa perilaku agresif verbal siswa di SMK Negeri 5 Palu  sesudah mengikuti layanan konseling kelompok behavioral lebih rendah jika dibandingkan sebelum mengikuti layanan konseling kelompok behavioral.
PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan, Irsan; Munir, Abd; Munifah, Munifah
Jurnal Konseling dan Psikoedukasi Volume 2, Number 1, June 2017
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jkp.v0i0.9514

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah tingkat perilaku prososial siswa sesudah diberikan layanan diskusi kelompok lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan layanan diskusi kelompok. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan keefektifan layanan diskusi kelompok dalam meningkatkan perilaku prososial siswa. Subjek penelitian ini berjumlah 7 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan rumus wilcoxon sign rank test. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebelum mengikuti layanan diskusi kelompok,  siswa MU, MR, dan VS memiliki perilaku prososial yang sangat rendah dan siswa AR, MI, MA, dan IN memiliki perilaku prososial yang rendah. Sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok, terjadi peningkatan perilaku prososial yaitu siswa MR memiliki perilaku prososial yang sangat rendah, siswa AR memiliki perilaku prososial yang rendah, siswa MU, MA, IN, dan VS memiliki perilaku prosoial yang tinggi, dan siswa MI memiliki perilaku prososial yang sangat tinggi. Hasil analisis inferensial menunjukan bahwa perilaku prososial siswa SMP Negeri 4 Palu sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok lebih tinggi dibandingkan sebelum mengikuti layanan diskusi kelompok.
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONFORMITAS NEGATIF TEMAN SEBAYA DENGAN KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SINDUE Novianti, Novianti; Munir, Abd; Munifah, Munifah
Jurnal Konseling dan Psikoedukasi Volume 2, Number 2, December 2017
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jkp.v0i1.10944

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini  adalah bagaimana Perilaku Konformitas Negatif Teman Sebaya dan bagaimana Kenakalan Remaja siswa serta apakah ada hubungan yang positif antara Perilaku Konformitas Negatif Teman Sebaya dengan Kenakalan Remaja siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sindue. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk  mengidentifikasi bagaimana perilaku konformitas negatif teman sebaya,  serta untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan positif antara perilaku konformitas negatif teman sebaya dan bagaimana kenakalan remaja siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 125 siswa. Adapun cara untuk mengumpulkan data penelitian ini dengan menggunakan angket perilaku konformitas negatif teman sebaya dan angket kenakalan remaja. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik presentase, sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan teknik korelasi product moment pada taraf signifikansi 95%. Berdasarkan hasil perhitungan secara deskriptif diperoleh 21.6% siswa yang memiliki perilaku konformitas negatif teman sebaya yang sangat tinggi, 36% siswa yang memiliki perilaku konformitas negatif teman sebaya yang tinggi, 22.4% siswa yang memiliki perilaku konformitas negatif teman sebaya yang rendah dan20% siswa yang memiliki perilaku konformitas negatif teman sebaya yang sangat rendah. Selanjutnya 43.2% siswa yang memiliki kenakalan remaja yang tidak nakal, 34.4% siswa yang memiliki kenakalan remaja yang kurang, 11.2% siswa yang memiliki kenakalan remaja yang nakal dan sangat nakal. Pengujian hipotesis, menunjukkan bahwa rhitung>r tabel atau 0,244> 0,176. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara Perilaku Konformitas Negatif Teman Sebaya dengan kenakalan remaja.