Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN KEPATUHAN DALAM KUNJUNGAN POSYANDU Komsiyah Komsiyah; Noni Widiawatie; Ikha Nurjihan
The Shine Cahaya Dunia S-1 Keperawatan Vol 8, No 01 (2023): THE SHINE CAHAYA DUNIA S-1 KEPERAWATAN
Publisher : Universitas An Nuur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35720/tscs1kep.v8i01.417

Abstract

Latar Belakang: Cakupan kunjungan Posyandu dari 4 dusun di salah satu Desa Wilayah Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan hanya mencapai 38% ibu hamil yang rutin memeriksakan kehamilannya. Hal ini dimungkinkan kurangnya pemahaman ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan selama hamil, dan dampak nya terhadap kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan, meskipun bidan setempat selalu memberikan informasi akan pentingnya kunjungan untuk memeriksakan kehamilan.Metode: Metodologi yang digunakan adalah diskriftif kuantitatif dengan pendekatan crossectional. Ada 30 responden yang diambil secara total sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil:Penelitian terdapat 16 responden (53,3%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang, 14 responden (46,7%) mempunyai tingkat pengtahuan baik. Dan ada 18 respjden (60,0%) tidak patuh berkunjung serta 12 responden (40,0%) patuh berkunjung di PosyanduKesimpulan: Mayoritas responden memiliki pengetahuan yang kurang mengenai tanda bahaya kehamilan dan mayoritas ibu hamil tidak patuh berkunjung di Posyandu. Semakin kurang pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan makan semakin kurang patuh dalam berkunjung ke pelayanan kesehatan selama ia hamil. Sebaliknya semakin baik tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan maka semakin ia patuh dalam memeriksakan kehamilanya untuk mencegah terjadinya bahaya pada janin dan dirinya, ibu akan semakin hati hati dalam merawat janin yang ada dikandungannya akan semakin memperhatikan kesehatannya karena akan berimbas pada kesehatan janin yang ia kandung
EFEKTIVITAS RENDAM HANGAT JAHE MERAH DAN KOMPRES HANGAT JAHE MERAH TERHADAP NYERI SENDI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA DI DESA KALIMARO Restiana Antonia Putri; Wahyu Riniasih; Noni Widiawatie
The Shine Cahaya Dunia S-1 Keperawatan Vol 8, No 02 (2023): THE SHINE CAHAYA DUNIA S-1 KEPERAWATAN
Publisher : Universitas An Nuur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35720/tscs1kep.v8i02.462

Abstract

Latar Belakang: Rhematoid Arthritis merupakan penyakit nyeri sendi  pada lansia yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tanda gejala meliputi rasa kaku atau pegal pada pagi hari kemudiaan timbul rasa nyeri pada sendi dimalam hari nyeri tersebut terjadi secara terus menerus. Dampak jangka panjang yang bisa terjadi akibat Rhematoid Arthritis, di antaranya peradangan pada pembulu darah, mata, jantung, dan paru-paru, kerusakan pada sendi. Terapi non-farmakologis  lebih aman digunakan karena efek samping yang ditimbulkan lebih rendah dibandingkan dengan obat-obatan karena terapi non-farmakologis menggunakan proses fisiologis, oleh karena itu untuk mengurangi tingkat nyeri dengan pengobatan non farmakologi salah satunya menggunakan  terapi rendam jahe merah dan kompres hangat jahe.Metode: Penelitian kuantitantif dengan metode pendekatan yang digunakan peneliti yaitu quasy eksperimental. Desain penelitian yang digunakan Two group pre test dan post test with control design, Teknik sempling yang digunakan adalah random Sampling dengan 46 responden.Hasil: Dari hasil diatas menunjukkan kelompok eksperimen bahwa data didapatkan nilai p value 0,000 dan hasil dari kelompok kontrol 0,002 dikarenakan <0,05 maka Ha diterima, Ho ditolak, yang artinya ada keefektivitasan rendam jahe merah dan kompres hangat jahe merah terhadap nyeri rheumatoid arthritis.Kesimpulan: Rendam hangat jahe merah dan kompres hangat jahe merah efektivitas terhadap nyeri sendi rheumatoid arthritis. Kata Kunci : Rendam hangat jahe merah, kompres hangat jahe merah, nyeri sendi rheumatoid arthritis.
Correlation between Language Screening Test and Frenchay Aphasia Screening Test for Aphasia Screening in Ischemic Stroke Febryanto, Dwi; Yudiatma, Muh. Firman; Widiawatie, Noni; Retnaningsih, Retnaningsih; Handayani, Fitria; Anggraini, Ria
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 22 No 1 (2024): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/infokes.Vol22.Iss1.991

Abstract

Aphasia is a communication disorder that occurs after brain damage. Delays in diagnosing aphasia can lead to depression, decrease quality of life, and raise hospital stays and costs. Ischemic stroke aphasia screening instruments have been widely developed but are still difficult to interpret.  Nowadays, the Language Screening Test (LAST) is reportedly quick, easy to understand, straightforward, and suitable for use by nurses. However, the LAST subtests are different from the Frenchay Aphasia Screening Test (FAST), which has been used in the past to evaluate aphasia. This study aims to determine the relationship between LAST and FAST in ischemic stroke aphasic patients for aphasia screening. The study used an analytic observational method with a cross-sectional approach. The population in this study were stroke patients at Tugurejo Semarang Hospital who had their CT Scan checked. The sample was taken using a purposive sampling technique. Bivariate data analysis with Spearman Rank Correlation test. We obtained 50 samples 19 male patients and 31 female patients with the highest age range of 51-60 years as many as 26 patients. The highest Education and profession is primary school and housewife. Patients who experienced aphasia with LAST and FAST scored as many as 27 and 29 people, while the rest not have aphasia. The Spearman's Rank test obtained p-values of 0,000 and < 0,05 respectively. Meanwhile, the correlation coefficients of LAST and FAST on aphasia were 0,678 and 0,678 respectively. There is a positive correlation between the LAST and FAST in ischemic stroke aphasic patients for aphasia screening. Nurses can use the LAST instrument to collect data and establish nursing diagnoses of verbal communication disorders.
Case Study: Midwifery Care for Elderly Women with Menopause Ningsih, Fitriani; Sefentina Agustin; Noni Widiawatie; Ika Mardiatul Ulfa; Harta
Miracle Journal Get Press Vol 1 No 4 (2024): November, 2024
Publisher : CV. Get Press Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69855/mgj.v1i4.81

Abstract

Background: Menopause is a natural phase in a woman's life marked by the cessation of menstruation and a decrease in estrogen and progesterone hormones. In older adults, menopause can lead to physical and emotional changes, such as hot flashes, mood swings, and an increased risk of osteoporosis and heart disease. Purpose: To provide appropriate care for elderly women experiencing menopause and its associated problems. Methods: This case study uses a descriptive observational approach with a Continuity of Care framework for a 62-year-old woman undergoing menopause. Data collection involved anamnesis, observation, physical examination, and documentation, with data analysis comparing the findings to existing theoretical frameworks. Results: The elderly woman reported frequent feelings of warmth in her face and neck, fatigue, and difficulty sleeping. She also experienced mood fluctuations, anxiety, and loneliness, although there were no significant signs of depression. Physical examination revealed a blood pressure of 120/80 mmHg, a pulse rate of 78 beats per minute, and a body temperature of 36.5°C. Laboratory tests showed a slight deficiency in vitamin D. Care interventions included menopause education, dietary advice rich in calcium and vitamin D, relaxation techniques for hot flashes, and follow-up visits. Implications: Interventions such as menopause education, a calcium and vitamin D-rich diet, and relaxation techniques can help elderly women manage menopause symptoms. Conclusion: The Continuity of Care approach can alleviate the physical and emotional complaints of elderly women, improve their quality of life, and help maintain optimal health.