Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Perkembangan Pembelajaran Sejarah Pasca Kemerdekaan-Reformasi Ulfah Nury Batubara; Aman aman
Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 8 No 1 (2019): JPS - Jurnal Pendidikan Sejarah, Volume 8 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.552 KB) | DOI: 10.21009/JPS.081.02

Abstract

Abstract: This article aims to examine the development of historical learning from post-independence Indonesia to the Reformation period. During that period, Indonesia has made 9 (nine) curriculum changes. Learning history at the beginning of independence was characterized by a spirit of nationalism, considering that this time, Indonesia still had to struggle to maintain its independence. Entering the Suharto government, historical learning directions and policies also changed along with political interests, namely strengthening the legitimacy of Suharto's power. Furthermore, the Reformation period marked by the end of Suharto's rule, the direction and purpose of historical learning also changed, namely preparing the younger generation to have human resources that are equal to other countries. Learning of the history of the reform era made many changes and reviewed various past events that did not exist in the history books of the New Order. The research method used is descriptive method, which describes the problem to obtain answers. The results of the study show that learning from time to time changes color following the color of government politics. This is because history learning has a very strategic role in supporting government programs. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan pembelajaran sejarah mulai dari pasca kemerdekaan Indonesia hingga masa Reformasi. Selama periode itu, Indonesia sudah melakukan perubahan kurikulum sebanyak 9 (sembilan) kali. Pembelajaran sejarah di awal kemerdekaan diwarnai dengan semangat nasionalisme, mengingat masa ini, Indonesia masih harus berjuang mempertahankan kemerdekaannya. Memasuki pemerintahan Soeharto, arah dan kebijakan pembelajaran sejarah juga berubah seiring dengan kepentingan politik, yakni memperkuat legitimasi kekuasaan Soeharto. Selanjutnya masa Reformasi yang ditandai dengan berakhirnya kekuasaan Soeharto, arah dan tujuan pembelajaran sejarah ikut berubah, yakni menyiapkan generasi muda untuk memiliki SDM yang sejajar dengan negara lain. Pembelajaran sejarah era reformasi banyak melakukan perubahan dan mengkaji berbagai peristiwa masa lalu yang tidak ada pada buku-buku sejarah masa Orde Baru. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu menggambarkan masalah untuk memperoleh jawaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dari masa ke masa berubah warna mengikuti warna politik pemerintah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran sejarah memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung program pemerintah.
TEKNIK PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Ulfah Nury Batubara; Ajat Sudrajat
Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Vol 22 No 2 (2019): DECEMBER
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teacher Training Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/lp.2019v22n2i15

Abstract

Abstrak:Instrumen penilaian HOTS sangat penting mengingat standar yang harus dicapai dalam kurikulum 2013. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji teknik penyusunan instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi yang terdiri dari menganalisis (C-4), mengevaluasi (C-5), dan mengkreasikan (C-6). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu menggambarkan masalah untuk memperoleh jawaban dengan berbagai kajian pustaka. Metode penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang terjadi saat sekarang. Teknik pengumpulan data penelitian berupa data-data kepustakaan yang telah dipilih, dicari, disajikan dan dianalisis berupa teknik penyusunan instrumen penilaian HOTS khususnya dalam pembelajaran sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik penyusunan instrumen penilaian berbasis HOTS dalam pembelajaran sejarah terdiri dari (1) menganalisa KD; (2) mengembangkan kisi-kisi; (3) memilih stimulus yang menarik dan konstektual; (4) menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal; (5) menentukan kunci jawaban/pedoman penskoran; (6) melakukan analisis kualitatif; dan (7) melakukan analisis kuantitatif.Abstract:HOTS assessment is very important considering the standard that must be achieved in the 2013 curriculum. The purpose of this research was to study the instrument drafting techniques to asses the students’ high-level thinking skills which consisted of analyzing (C-4), evaluating (C-5), and creating (C-6). The research method used was descriptive method which described the problems to obtain answers from various literature studies. Descriptive research tried to describe phenomenon that occured in that time. Data collection were through study literatures of drafting instruments of HOTS assessment which had been choosen, searched, presented, and analyzed especially in History learning. The results of this study showed that instrument drafting techniques base on HOTS assesment in learning History consisted of (1) analysing base competency, (2) developing the main points, (3) choosing the interested and contextual stimulus, (4) making questions base on the main points, (5) deciding the answer form/score form, (6) doing qualitative analysis, and (7) doing quantitative analysis.
EFEKTIVITAS TEKNIK RESTRUCTURING COGNITIVE DALAM MENGEMBANGAKAN PENALARAN MORAL Royhanun Siregar; Ulfah Nury Batubara; Nabilah Siregar
Jurnal Education and Development Vol 9 No 2 (2021): Vol.9.No.2.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.79 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i2.2531

Abstract

Penelitian bertitiktolak dari fenomena masih banyak remaja yang belum mencapai penalaran moral otonom yang mengakibatkan perilaku delinquent pada remaja. Secara umum penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendekatan konseling kognitif perilaku dalam mengembangkan penalaran moral peserta didik kelas VIII di SMP Dewi Sartika Kota Bandung tahun ajaran 2019/2020. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen, non-equivalent control-group design. Teknik pengambilan sampel dengan teknik homogeneous sampling pada 68 peserta didik kelas VIII di SMP Dewi Sartika Kota Bandung. Pengumpulan data menggunakan Instrumen penalaran moral berupa kuesioner (angket) berbentuk cerita. Hasil penelitian menunjukkan: 1) profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Dewi Sartika Bandung secara umum berada kategori tahapan semi otonom; 2) program intervensi konseling kelompok dengan teknik assertive training dan teknik restructuring cognitive untuk mengembangkan penalaran moral yang memadai terdiri dari komponen rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, sasaran, tujuan, sasaran, kompetensi guru bimbingan dan konseling, peran guru bimbingan dan konseling, struktur dan tahapan program, serta evaluasi dan indikator keberhasilan; 3) teknik restructuring cognitive efektif untuk mengembangkan penalaran moral, sedangkan teknik assertive training tidak efektif untuk mengembangkan penalaran moral.
LIBERALISME JOHN LOCKE DAN PENGARUHNYA DALAM TATANAN KEHIDUPAN Ulfah Nury Batubara; Royhanun Siregar; Nabilah Siregar
Jurnal Education and Development Vol 9 No 4 (2021): Vol.9 No.4 2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.657 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i4.3189

Abstract

Liberalisme adalah paham yang menjunjung kebebasan individu. Pemikiran ini lahir tidak terlepas dari perkembangan mutakhir Barat sejak era Renaissance/Aufklarung (zaman pencerahan), sebagai tolak belakang dari zaman dark ages (zaman kegelapan). Salah satu tokoh dalam pemikiran ini adalah John Locke. Berkat pengalaman masa lalunya yang hidup saat peperangan antara kaum puritan dengan Raja Charles I, menempa pribadi John Locke akan pentingnya penghargaan kebebasan, demokrasi, pembatasan kekuasaan politik sampai toleransi terhadap perbedaan keyakinan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian hanya menggambarkan bagaimana pandangan John Locke tentang Liberalisme dan pengaruhnya dalam tatanan kehidupan manusia. Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini yakni paham Liberalisme masih banyak diadopsi oleh masyarakat, padahal tokoh liberal seperti John Locke sudah lama meninggal. Pengaruh Liberalisme dalam bidang politik, lahirnya gagasan nasionalisme dan perubahan format politik maupun kehidupan sosial budaya yang dulunya bersifat kerajaan berubah konsep menjadi negara demokratis. Dalam bidang Ekonomi, kegiatan ekonomi berubah dari pertanian ke industri. Dalam bidang ilmu pengetahuan, kebebasan berfikir dan pengakuan hak-hak individu.
PENGGUNAAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENGEMBANGAKAN PENALARAN MORAL Royhanun Siregar; Ulfah Nury Batubara; Nabilah Siregar
Jurnal Education and Development Vol 10 No 2 (2022): Vol. 10 No. 2. 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.901 KB) | DOI: 10.37081/ed.v10i2.3760

Abstract

Masa remaja merupakan priode penting dalam perkembangan penalaran moral dan juga masa pencarian identitas diri. Sehingga, pada masa inilah remaja mudah terpengaruh oleh aktivitas-aktivitas negatif yang paling banyak didapatkan dari lingkungan sekitar remaja seperti, pergaulan bebas, penyalahgunaan obat terlarang, tawuran antar pelajar, aborsi dan tindakan-tindakan yang meresahkan masyarakat. pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan remaja menunjukkan akan rendahnya penanaman nilai moral dalam kehidupan, yang pada akhirnya remaja tidak mampu memilah mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas moral dan menghambat terjadinya perilaku amoral pada remaja adalah dengan mengembangkan penalaran moral dengan membenahi kembali kognitif atau cara berfikir sehingga mampu menolak akan perilaku amoral dan mengembangkan perilaku yg sesuai dengan aturan. Teknik assertive training merupakan salah satu teknik yang ada pada pendekatan konseling kognitif perilaku yang berfungsi menyadarkan remaja akan perilaku yang keliru dan dapat mengelola kembali perilaku sesuai dengan nilai-nilai norma.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA 6 SUBTEMA 1 AKU DAN CITA-CITAKU MENGGUNAKAN MODEL SCRAMBLE DI KELAS IV SDN 100111 HUTA TUNGGAL Hairani, Susi; Samakmur, Samakmur; Nasution, Sartika Rati Asmara; Batubara, Ulfah Nury
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar (JIPDAS) Vol 4 No 3 (2024): Vol. 4 No. 3 Edisi Agustus 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/jipdas.v4i3.1574

Abstract

This study aims to determine the improvement and student learning outcomes in theme 6 subthemes 1 me and my ideals using the Scramble model in class IV SDN 100111 Huta Tunggal. The type of research used is Classroom Action Research (CAR). The subjects of this study were fourth grade students at SDN 100111 Huta Tunggal. The instruments used were observation and tests to collect data. The results showed that student learning outcomes in the first cycle of scramble  were 51,53, which was in the less category. Then the second cycle of learning from observations of learning activities using the Problem Based Learning learning model obtained an average value of 77,69 which is in the good category. This achievement shows that the learning process has been going well. the learning outcomes of cycle I found that the highest score achieved by students was 90 while the lowest score was 0. The number of students who completed was 5 students or around 38%. While participants did not complete as many as 8 students or as much as 62%. Then learning cycle II is known that the highest score achieved by students is 95 while the lowest score is 40. It is known that the percentage level is 77% where there are as many as 11 students complete in cycle II learning. The number of incomplete students is 3 students or as much as 23%. This shows an increase in student outcomes from cycle I to cycle II.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CHOTS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH Nury Batubara, Ulfah; Siregar, Royhanun; Trisna, Ayu
JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT Vol 13 No 1 (2025): Vol 13 No 1 Januari 2025
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/ed.v13i1.3187

Abstract

Abad 21 merupakan era Revolusi Industri generasi 4.0 yang ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi serta perkembangan sistem digital, kecerdasan buatan dan virtual. Dengan demikian kehidupan manusia mengalami banyak perubahan yang fundamental dan sangat berbeda dari kehidupan abad sebelumnya. Dunia Pendidikan memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi agar mampu menghadapi tantangan tersebut. Pendidikan abad 21 mengharuskan siswa untuk memiliki keterampilan 4C (Critical Thinking, Creativity, Communication, and Collaboration) sehingga pendidik memiliki tantangan dan tanggung jawab besar dalam menyiapkan siswa agar memiliki keterampilan tersebut dan mampu bersaing secara global. Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang menuntut seseorang berpikir kritis, kreatif, analitis terhadap informasi dan data dalam memecahkan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar CHOTS dalam pemeblajaran sejarah agar siswa memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi. Adapun tempat penelitian dilakukan di MAS At-Twoifi Padang Bolak. Setelah dilakukan uji coba lapangan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tingkat pencapaian 94%. Dengan demikian, Ho ditolak dan H1 diterima, karena nilai T hitung 5,44 dan nilai T tabel 2,14. Hipotesis H1 yakni terdapat perbedaan nilai hasil belajar pada siswa yang memperoleh pembelajaran tanpa bahan ajar CHOTS dalam meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi dengan nilai hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar CHOTS dalam meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi (diterima).
Sejarah Peradaban Islam di Kecamatan Natal Amliansyah, Amliansyah; Sandi, Deka Maita; Harahap, Henri; Batubara, Ulfah Nury
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan studi mengenai sejarah peradaban dan kebudayaan islam di kecamatan Natal. Penelitian ini menggambarkan tentang sejarah dan perkembangan agama Islam di kecamatan Natal yang bertujuan untuk menganalisis keunikan dari proses masuknya agama islam di kecamatan Natal yang dilihat dari tokoh pembawa, ajaran yang disampaikan serta media yang digunakan dalam proses pengislaman, kemudian untuk menganalisis bagaimana perkembangan agama Islam di kecamatan Natal. Adapun informan dalam penelitian ini adalah para sejarawan dan budayawan kecamatan Natal. Metode yang digunakan adalah Kualitatif dengan kajian study history. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengislaman di Natal bermula sebelum adanya gerakan pembaharuan di Minangkabau. Proses pengislaman tersebut berlangsung pada abad ke 18 Masehi dibawa oleh ulama dari Minangkabau Syekh Abdul Fattah, Syekh Abdul Rauf, kemudian dilanjutkan oleh murid dari Syekh Abdul Fattah yang bernama Syekh Abdul Malik yang dikenal dengan sebutan Baleo Natal.
PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS IV SD NEGERI 157019 PINANGSORI 12 Manalu, Eigten Febiola; Ilahi, Afdhal; Batubara, Ulfah Nury; Nurbaiti, Nurbaiti; Safitri, Reviva
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar (JIPDAS) Vol 5 No 1 (2025): Vol. 5 No. 1 Edisi Februari 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/jipdas.v5i1.1968

Abstract

  This research aims to: 1) determine the character of fourth grade students at SD Negeri 157019 Pinangsori 12, 2) Find out the role of teachers in shaping the character of students at SD Negeri 157019 Pinangsori 12. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive approach. Data collection using observation methods, interview methods, and documentation. Meanwhile, data analysis uses descriptive analysis which consists of: data reduction, data presentation and drawing conclusions/verification. The object of this research is the role of teachers in shaping the character of students at SD Negeri 157019 Pinangsori 12. The subjects in the research are the class IV teacher, Study teacher, class IV students. From this research, the following findings were produced: 1) The character of students at SD Negeri 157019 Pinangsori 12 is good, because most students are able to do their own assignments without having to copy their friends, obey the rules, complete assignments well, and have self-confidence and never give up. 2) The role of teachers at SD Negeri 157019 Pinangsori 12 in shaping student character has been carried out by being role models, communicators, motivators, mentors and class managers.  
ANALISIS BUDAYA MAKKOBAR (BERPIDATO) DALAM PESTA ADAT PABAGAS BORU DI TAPANULI SELATAN Lubis, Mina Syanti; Batubara, Ulfah Nury; Lubis, Ilham Sahdi; Harahap, Sri Mahrani
JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT Vol 13 No 1 (2025): Vol 13 No 2 Mei 2025
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/ed.v13i1.6918

Abstract

Pesta perkawinan merupakan salah satu kegiatan yang bernuansa adat dan kebiasaan di sekitar lingkungan Tapanuli Selatan. Kegiatan pesta perkawinan di Tapanuli Selatan disebut dengan horja pabagas boru (pesta menikahkan anak perempuan). Hal yang paling penting dalam marhorja pabagas boru adalah makkobar. Di beberapa daerah di Tapanuli Selatan kegiatan makkobar adalah penghargaan yang diberikan kepadanya pada saat acara pesta adat tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis budaya makkobar (berpidato) dalam pesta pernikahan di Kabupaten Tapanuli Selatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis terhadap 27 data yang bersumber dari 14 sampel, bahwa setiap sampel berpidato secara sistematis dengan mengikuti sistematika penyampaian pidato pada umumnya. Adapun sistematika berpidato pada umumnya tersebut terdiri dari pendahuluan, isi dan penutup. Dari 14 sampel tersebut pembukaan, isi dan penutup hampir ditemukan di kegiatann makkobar. Maka dapat disimpulkan bahwa struktur makkobar di dalam adat pabagas boru batak angkola memiliki struktur pidato yang baik dan terstrutur.