Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pemisahan dan Pemurnian Senyawa Sulforaphane pada Brokoli (Brassica oleracea L.) dan Aktivitas Sitotoksik terhadap Sel Kanker T47D Muladi Putra Mahardika; Azis Saifudin
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 18 No. 01 Juli 2021
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v18i1.9295

Abstract

Brokoli (Brassica oleracea L.) merupakan sayuran dalam keluarga Brassicaceae (Cruciferae) yang kaya akan senyawa bioaktif, salah satunya adalah sulforaphane. Penelitian menunjukan bahwa senyawa sulforaphane dalam brokoli memiliki potensi sebagai agen anti kanker. Metode isolasi dan analisa sulforaphane secara sederhana dan murah dibutuhkan untuk mendapatkan sulforaphane murni dengan mengoptimalkan jenis pelarut dan fase gerak dalam proses ekstraksi dan pemisahannya. Senyawa sulforaphane diperoleh melalui proses ekstraksi, fraksinasi dan purifikasi serta proses identifikasi menggunakan NMR dan FT-IR. Isolat hasil purifikasi diuji aktivitas antikanker dengan metode 3-(4,5-dimethyl thiazolyl-2 - yl)-2, 5- diphenyl tetrazolium bromide (MTT) terhadap sel T47D. Hasil penelitian menunjukan sulforaphane dapat di isolasi dan di analisis dengan FTIR serta H-NMR dengan metode ekstraksi yang sederhana. Hasil isolasi dan identifikasi senyawa diperoleh satu isolat, yaitu sulforaphane yang merupakan senyawa golongan isothiocyanate. Nilai IC50 terhadap sel T47D dari ekstrak brokoli, fraksi etil esetat brokoli, dan isolat masing-masing sebesar 46.853,00; 25.559,00; dan 109.950,00 µg/ml.
Uji Aktivitas Antikolesterol Kombinasi Ekstrak Teh Oolong, Buncis Dan Kayu Manis Ahmad Fauzi; Tanti Azizah Sujono; Azis Saifudin; Arifah Sri Wahyuni
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 19, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v19i1.18193

Abstract

Hyperlipidemia has an important role in the occurrence of cardiovascular, cerebrovascular, and peripheral vascular diseases. High cholesterol and LDL levels in the blood are at risk of causing various diseases such as atherosclerosis, pancreatic dysfunction and kidney disorders. Meanwhile, high triglyceride levels can cause impaired liver, pancreas and kidney function. Green bean, oolong tea and cinnamon are plants that can lower cholesterol levels. Oolong tea contains catechins, Green Bean contain phytosterols and cinnamon contains cinnamaldehyde. Determination of secondary metabolite levels of extracts was carried out using the Liquid Chromatography – Mass Spectroscopy (LC-MS) method. The activity test was carried out with 30 Wistar white rats which were divided into 6 test groups. The normal control group was treated with CMC-Na without feeding hypercholesterolemia, the positive control group was treated with simvastatin 0.4 mg/KgBW, the negative control group was treated with CMC-Na, the test groups 1, 2 and 3 were treated with cinnamon extract, oolong tea and green bean, respectively (150:50:50 mg/KgBW), (50:150:50 mg/KgBW) and (50:50:150 mg/KgBW). The detected metabolite content was cinnamaldehyde in cinnamon up to 10%, catechins in oolong tea up to 12% and stigmasterol in beans as much as 3.4%.The results obtained by test group 1 and test group 2 can reduce cholesterol and triglyceride levels (p0.05). All test groups had no significant effect on HDL and LDL levels.
AKTIVITAS ANTIVIRUS EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP MODEL NEWCASTLE DISEASE Sania Nur Azizah; Azis Saifudin
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i3.116

Abstract

Bahan alam, baik sebagai senyawa murni atau ekstrak dari tanaman memberikan peluang sebagai agen antivirus. Bawang putih merupakan tanaman herba yang dikonsumsi di seluruh dunia yang memiliki kandungan senyawa aktif di dalamnya yang telah diteliti memiliki aktivitas farmakologi seperti antibakteri, antivirus, antijamur, antiprotozoal, antioksidan, antiinflamasi, antikanker. Senyawa aktif dalam bawang putih yang dilaporkan berperan besar sebagai antivirus yaitu ajoene, alisin, alil metil thiosulfinat, dan metil alil thiosulfinat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas antivirus ekstrak etanol bawang putih terhadap model Newcastle Disease. Uji antivirus dilakukan dengan media telur ayam berembrio (TAB) usia 9-12 hari yang diinokulasi virus aktif ND La Sota dan ekstrak etanol bawang putih dengan variasi konsentrasi 1 µg/mL, 10 µg/mL, dan 100 µg/mL dengan metode in ovo. Validitas uji didasarkan atas hidupnya virus yang tampak adanya kejernihan pada larutan kultur pasca perlakuan. Aktivitas antivirus dievaluasi menggunakan uji hemaglutinasi dengan bahan uji cairan alantois yang sudah dipanen untuk mendapatkan titer virus yang digunakan untuk menghitung persen penghambatan virus. Hasil menunjukkan bahwa tidak adanya aktivitas antivirus pada ekstrak dengan variasi konsentrasi 1 µg/mL, 10 µg/mL, dan 100 µg/mL dengan persen penghambatan virus ketiga seri konsentrasi 0%.
UJI ANTI VIRUS SENYAWA ETIL 4-(3,5-DIMETILFENIL)-6-METIL-2-OKSO-1,2,3,4-TETRAHIDROPIRIMIDIN-5-KARBOKSILAT DENGAN MODEL NEWCASTLE DISEASE Muhammad Reza Fatkhurohman; Azis Saifudin
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 2 (2022): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i2.120

Abstract

Penemuan senyawa baru penuntun antivirus diperlukan untuk mengantisipasi munculnya penyakit-penyakit baru yang disebabkan oleh virus varian baru. Dihidropirimidinon (DHMPs) dengan gugus inti cincin pirimidin, dilambangkan sebagai senyawa Biginelli dengan aktivitas farmakologis yang memiliki efektivitas tinggi. Aktivitas yang dimiliki diantaranya antibakteri, antivirus, antitumor, antiinflamasi dan antioksidan. Newcastle Disease adalah virus yang termasuk dalam famili paramyxoviridae, genus Para-myxovirus. Pada manusia, virus ini menyebabkan suatu peradangan konjungtiva. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas antivirus senyawa Etil 4-(3,5-dimetilfenil)-6-metil-2-okso-1,2,3,4-tetrahidropirimidin-5-karboksilat. Penelitian ini menggunakan telur ayam KUB berusia 9-11 hari. Penelitian ini menggunakan ruang allantonis yang berisi cairan alantonis yang terus diproduksi seiring perkembangan embrio. Pengamatan penghambatan virus menggunakan uji Hemaglutinasi. Perhitungan persentase penghambatan didapatkan pada kelompok kontrol menunjukkan hasil 0%, pada kelompok 1 (1 µg/mL) adalah 0%, kelompok 2 (10 µg/mL) 92,3% dan kelompok 3 (100 µg/mL) adalah 99,6%. Data yang didapat menunjukkan hasil yang linear, peningkatan pemberian konsentrasi senyawa menyebabkan peningkatan persen penghambatan yang tinggi pula.
UJI AKTIVITAS ANTIVIRUS FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOL KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix) DENGAN MODEL NEWCASTLE DISEASE Audina Putri Pratiwi; Azis Saifudin
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 4 (2022): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i4.138

Abstract

Jeruk purut merupakan salah satu tanaman herbal yang dapat tumbuh dengan mudah di wilayah Indonesia. Senyawa yang terdapat di dalam jeruk purut sangat beragam. Limonine merupakan senyawa yang dipercaya memiliki aktivitas antivirus dari jeruk purut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antivirus fraksi etil asetat ekstrak metanol jeruk purut terhadap virus Newcastle. Jeruk purut diekstraksi dengan metode maserasi dan difraksinasi cair-cair. Hasil fraksinasi kemudian diinokulasikan kedalam telur ayam berembrio (TAB) berumur 9-11 hari dan diinkubasi selama 3 hari. Terdapat 3 seri konsentrasi dalam penelitian ini yaitu, 1 µg/mL, 10 µg/mL dan 100 µg/mL. Selama proses inkubasi, dilakukan pengecekan untuk melihat kematian embrio. Metode yang digunakan dalam melihat aktivitas antivirus dalam penelitian ini adalah uji hemaglutinasi. Hasil uji hemaglutinasi menunjukkan adanya aktivitas antivirus dari fraksi etil asetat ekstrak metanol jeruk purut dengan ditandai menurunnya jumlah titer virus pada pemberian senyawa dengan konsentrasi yang meningkat. Kelompok konsentrasi senyawa yang memiliki efek antivirus yang baik adalah 10 µg/mL dan 100 µg/mL dengan persentase penghambatan 99,93%.
AKTIVITAS ANTIVIRUS EKSTRAK ETANOL DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides) TERHADAP VIRUS NEWCASTLE DISEASE Miftah Muhayaroh; Azis Saifudin
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i2.152

Abstract

Virus Newcastle disease merupakan avian paramyxovirus yang bisa menyerang sistem pernapasan. ND memiliki protein HN (hemagglutinin neuraminidase) mengaglutinasi sel darah merah. Secara umum pengobatan antivirus diatasi dengan beberapa hal, seperti penggunaan tanaman herbal. Ageratum conyzoides termasuk tanaman herbal yang dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional masyarakat. Ageratum conyzoides mengandung senyawa kimia yaitu quercetin (flavonoid). Pada dosis sedang, daun bandotan dengan esktrak etanol dapat menghambat aktivitas antivirus yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antivirus ekstrak etanol daun bandotan terhadap virus ND. Ageratum conyzoides diekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut apa?. Uji antivirus dilakukan dengan metode uji hemaglutinasi. Hasil ekstraksi diinokulasikan ke dalam telur ayam berembrio (TAB) berumur 9-12 hari dan diinkubasi selama 3 hari. Sebanyak 12 telur ayam dibagi menjadi 4 kelompok (kontrol virus, 1µg/mL, 10µg/mL dan 100µg/mL). Selama proses inkubasi, dilakukan pengecekan telur untuk melihat kematian embrio. Hasil uji hemaglutinasi menunjukkan tidak adanya aktivitas antivirus dari ekstrak etanol daun bandotan yang ditandai dengan tidak terbentuknya dot pada sumuran mikroplate. Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan seperti, lama penyimpanan dan suhu. Pada lama penyimpanan akan sangat berpengaruh terhadap ekstrak daun bandotan karena semakin lama penyimpanan maka semakin banyak meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang dapat menyebabkan kegagalan.
PENDAMPINGAN EVALUASI RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN (CPL) BEBERAPA PROGRAM STUDI S1 FARMASI Azis Saifudin
Jurnal Abdimas Bina Bangsa Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Abdimas Bina Bangsa
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jabb.v5i1.920

Abstract

Tremendous growth in the number of undergraduate pharmacy programs in Indonesia between 2015 and 2020 has resulted in incapacities in many aspects of institutions, in particular academic staff numbers, educational supporting facilities and infrastructure quality, and curriculum design capability to fulfill the outcome-based education (OBE) era in Indonesia. Even in the initial stage, creating program learning outcomes (PLO) is becoming a hurdle in many pharmacy study programs. On the other hand, a firm PLO formulation of a study program will propel many downstream aspects in the educational management cycles. Based on several PLOs designing supervision, it can be revealed that some competence leveling statements, standardization according to higher education order, and wording choices are critical. Based on the real experience, in this review, the inaccuracies in PLO arrangements will be defined and clarified
Evaluasi Penyusunan Profil Lulusan Program Studi Kefarmasian Berbasis Locus dan Body of Knowledge Saifudin, Azis
Jurnal Pharmascience Vol 11, No 1 (2024): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v11i1.17599

Abstract

Program studi farmasi baik sarjana dan diploma sudah berdiri ratusan program studi. Di sisi lain, jumlah program profesi apoteker juga makin meningkat saat ini. Profil lulusan diperlukan sebagai dasar penyusunan kurikulum masih menjadi problem di banyak institusi pendidikan farmasi, terutama pada saat menghadapi akreditasi. Rumusan profil lulusan yang dijumpai di banyak program studi disusun berdasarkan acuan yang belum merujuk pada prioritas keilmuan (body of knowledge) dan wadah keilmuan (locus of knowledge). Studi ini dilakukan untuk menganalisis ketepatan penyusunan profil lulusan dari 4 sampel program studi sarjana farmasi menurut area praktek kefarmasian, regulasi dan kerangka kualifikasi. Perumusan profil lulusan yang koheren dengan tuntutan kompetensi praktek akan menjadi pengarah lebih lanjut pada capaian pembelajaran lulusan (CPL) dan diturunkan menjadi kurikulum mata kuliah yang logis dan koheren. Elaborasi lebih lanjut dilakukan berdasarkan pengalaman mendampingi banyak program studi dalam meninjau dan menyusun kurikulum yang ditujukkan untuk meningkatkan ketepatan penyusunan profil lulusan dan mencegah potensi kebuntuan pola keruntutan produk kurikulum dari profil lulusan yang disebabkan karena pernyatan-pernyataan rumusan yang kurang mengacu pada locus dan body of knowledge dan skill dari praktek kefarmasian. Berdasarkan analisa temuan sampel rumusan dari beberapa program studi terpilih dapat disimpulkan bahwa profil lulusan yang disusun masih banyak bersifat umum dan belum mencerminkan kompetensi khusus rumpun keilmuan. Di sisi lain, banyak profil lulusan yang belum mengandung unsur penciri institusi. Kata Kunci: Body of Knowledge, Kurikulum, Profil Lulusan, Farmasi, Program Studi  Hundreds of pharmacy study programs, both undergraduate and diploma, have been established. On the other hand, the number of professional pharmacist programs is also increasing at this time. The graduate profile required as a basis for curriculum preparation is still a fundamental issue in many pharmaceutical education institutions, especially when facing accreditation. The formulation of graduate profiles found in many study programs is prepared based on references that do not refer to scientific priorities (body of knowledge) and scientific container (locus of knowledge). This study was conducted to analyze the accuracy of preparing graduate profiles from 4 samples of undergraduate pharmacy study programs according to pharmaceutical practice areas, regulations and qualification frameworks. The formulation of a graduate profile that is coherent with the demands of practical competency will be a further guide to graduate learning outcomes (CPL) and be reduced to a logical and coherent course curriculum. Further elaboration was carried out based on the experience of assisting many study programs in reviewing and compiling curricula aimed at increasing the accuracy of preparing graduate profiles and preventing potential incoherence in the pattern of curriculum product sequence from graduate profiles caused by formulated statements that do not refer to the locus and body of knowledge. and skills from pharmacy practice. Based on the analysis of the findings of selected study programs, it can be concluded that the graduate profiles prepared are still largely general in nature and do not reflect the specific competencies of scientific groups. On the other hand, many graduate profiles do not contain institutional characteristics.
AKTIVITAS ANTIVIRUS EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP MODEL NEWCASTLE DISEASE Sania Nur Azizah; Azis Saifudin
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i3.116

Abstract

Bahan alam, baik sebagai senyawa murni atau ekstrak dari tanaman memberikan peluang sebagai agen antivirus. Bawang putih merupakan tanaman herba yang dikonsumsi di seluruh dunia yang memiliki kandungan senyawa aktif di dalamnya yang telah diteliti memiliki aktivitas farmakologi seperti antibakteri, antivirus, antijamur, antiprotozoal, antioksidan, antiinflamasi, antikanker. Senyawa aktif dalam bawang putih yang dilaporkan berperan besar sebagai antivirus yaitu ajoene, alisin, alil metil thiosulfinat, dan metil alil thiosulfinat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas antivirus ekstrak etanol bawang putih terhadap model Newcastle Disease. Uji antivirus dilakukan dengan media telur ayam berembrio (TAB) usia 9-12 hari yang diinokulasi virus aktif ND La Sota dan ekstrak etanol bawang putih dengan variasi konsentrasi 1 µg/mL, 10 µg/mL, dan 100 µg/mL dengan metode in ovo. Validitas uji didasarkan atas hidupnya virus yang tampak adanya kejernihan pada larutan kultur pasca perlakuan. Aktivitas antivirus dievaluasi menggunakan uji hemaglutinasi dengan bahan uji cairan alantois yang sudah dipanen untuk mendapatkan titer virus yang digunakan untuk menghitung persen penghambatan virus. Hasil menunjukkan bahwa tidak adanya aktivitas antivirus pada ekstrak dengan variasi konsentrasi 1 µg/mL, 10 µg/mL, dan 100 µg/mL dengan persen penghambatan virus ketiga seri konsentrasi 0%.
UJI ANTI VIRUS SENYAWA ETIL 4-(3,5-DIMETILFENIL)-6-METIL-2-OKSO-1,2,3,4-TETRAHIDROPIRIMIDIN-5-KARBOKSILAT DENGAN MODEL NEWCASTLE DISEASE Muhammad Reza Fatkhurohman; Azis Saifudin
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 2 (2022): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i2.120

Abstract

Penemuan senyawa baru penuntun antivirus diperlukan untuk mengantisipasi munculnya penyakit-penyakit baru yang disebabkan oleh virus varian baru. Dihidropirimidinon (DHMPs) dengan gugus inti cincin pirimidin, dilambangkan sebagai senyawa Biginelli dengan aktivitas farmakologis yang memiliki efektivitas tinggi. Aktivitas yang dimiliki diantaranya antibakteri, antivirus, antitumor, antiinflamasi dan antioksidan. Newcastle Disease adalah virus yang termasuk dalam famili paramyxoviridae, genus Para-myxovirus. Pada manusia, virus ini menyebabkan suatu peradangan konjungtiva. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas antivirus senyawa Etil 4-(3,5-dimetilfenil)-6-metil-2-okso-1,2,3,4-tetrahidropirimidin-5-karboksilat. Penelitian ini menggunakan telur ayam KUB berusia 9-11 hari. Penelitian ini menggunakan ruang allantonis yang berisi cairan alantonis yang terus diproduksi seiring perkembangan embrio. Pengamatan penghambatan virus menggunakan uji Hemaglutinasi. Perhitungan persentase penghambatan didapatkan pada kelompok kontrol menunjukkan hasil 0%, pada kelompok 1 (1 µg/mL) adalah 0%, kelompok 2 (10 µg/mL) 92,3% dan kelompok 3 (100 µg/mL) adalah 99,6%. Data yang didapat menunjukkan hasil yang linear, peningkatan pemberian konsentrasi senyawa menyebabkan peningkatan persen penghambatan yang tinggi pula.