Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Journal of Life Science and Technology

Analisis Kualitas Air Minum Ditinjau dari Parameter TDS dan pH Pada Air Minum Dalam Kemasan Anindita Rizkia Mayori; Izzul Islam
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 2 No 1 (2024): BIOMARAS : Vol 2, No 1 Februari 2024
Publisher : BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air adalah sumber kehidupan, dan sekitar 50–70% massa tubuh terdiri dari air, termasuk jaringan tubuh, sel, dan organ. Masyarakat biasanya memperoleh air minum dengan memanaskan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), namun kualitas air baku dari PDAM kurang baik karena rawan pencemaran. Sehingga produk air minum dalam kemasan (AMDK) menjadi salah satu pilihan untuk dikonsumsi, dengan tujuan agar masyarakat lebih praktis dalam mengkonsumsi air minum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengecekan total padatan terlarut (TDS) dan Potensial Hidrogen (pH) pada sampel air yang akan dikelola. Hasil yang diperoleh adalah kualitas air yang diperoleh dari PT. Samawa Tirta Alam dengan parameter TDS dan pH masih dalam ambang batas yang ditetapkan pemerintah yaitu kualitas baik. Perlu dikembangkan lebih lanjut parameter fisik (suhu, kekeruhan, elektrokonduktivitas, TDS, dan kekeruhan) dan kimia (keasaman dan bahan organik lainnya) agar kualitas air minum dalam kemasan yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk nasional.
Analisis Kadar Polifenol Total dan Flavonoid Total Propolis Asal Tanah Laut dan Soppeng Dwi Anggar Yusika; Izzul Islam; Muhamad Sahlan
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 1 No 1 (2023): BIOMARAS (Vol.1, No.1 Agustus 2023)
Publisher : BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Propolis biasa dikenal sebagai lem lebah, adalah zat yang dibuat oleh lebah dari resin, serbuk sari, dan lilin tanaman yang dikumpulkan lebah dari berbagai jenis tanaman. Propolis dapat dijadikan sebagai natural produk atau alternatif pengobatan karena memiliki banyak manfaat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  kandungan polifenol dan flavonoid total dari sampel propolis Heterotrigona itama, Tetragonula laeviceps dari Tanah Laut, dan Tetragonula sapiens dari Soppeng. Metode penelitian meliputi preparasi sampel, ekstraksi, dan pengujian total kandungan polifenol dan flavonoid dari tiap-tiap sampel propolis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total kandungan polifenol H. itama memiliki nilai 1440,04±353,99 mg GAE/g propolis, T. laeviceps 824,32±59,44 mg GAE/g propolis, dan nilai T. sapiens 786,65±473,45 mg GAE/g propolis. Total kandungan flavonoid T. laeviceps memiliki nilai 434,50±15,89 mg QE/g propolis, H. itama 425,23±24,71 mg QE/g propolis, dan nilai T. sapiens 143,44±6,49 mg QE/g propolis. Dari hasil yang didapatkan disimpulkan bahwa tiap sampel propolis memiliki karakteristik warna yang berbeda serta nilai total kandungan polifenol tertinggi dihasilkan oleh propolis H. itama asal Tanah Laut, sedangkan nilai total kandungan flavonoid tertinggi dihasilkan oleh propolis T. laeviceps asal Soppeng. Perbedaan hasil ekstrak propolis serta nilai total polifenol dan flavonoid tersebut dipengaruhi oleh jenis tanaman yang dijadikan sumber pakan oleh lebah
Identifikasi Cendawan pada Jagung (Zea Mays) Dengan Metode Blotter Test Dibalai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian NTB Ika Sari; Izzul Islam; Baiq Niitisari
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 2 No 1 (2024): BIOMARAS : Vol 2, No 1 Februari 2024
Publisher : BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung (Zea mays) merupakan bahan pangan penting dengan memiliki kandungan karbohidrat tinggi dengan diproduksi jumlah terbanyak ke-4 di dunia sekitar 800 juta ton. Dari data kebutuhan industry agro, (badan ketahanan pangan 2018) kebutuhan jagung untuk industri ialah 30 juta ton, 28% diantaranya untuk industry pakan, 2,5 % untuk industri pati jagung dan sweetener, 10% untuk industri corn grits dan tepung jagung, dan 3,3% untuk industri snack. Pada tahun 2012 jagung mengalami peningkatan produksi 9.9% sebanyak 19.39 juta ton pipilan kering. Dibandingkan pada tahun 2011 produksi jagung mengalami penurunan dengan hanya memproduksi sebesar 0.55 juta ton (2.8%).  Akan tetapi jagung juga sangat rentan oleh serangan Organisme Penganggu Tanaman. Kontaminasi jamur pada benih menghasilkan senyawa mikotoksin pada biji tanaman pangan, yang dapat membahayakan Kesehatan manusia dan juga ternak. Preparasi sampel, Penaburan benih jagung dan Identifikasi Cendawan pada benih jagung (Zea mays ) Adapun cendawan yang menginfeksi benih pada setiap varietas jagung yaitu, Fusarium sp, Penicillium sp, Aspergillus Flavus, A.Niger, Aspergillus sp. Cendawan fusarium sp, memiliki angka lebih tinggi dan yang rendah ialah penicillium. Fusarium sp ialah jamur yang ditemui menginfeksi varietas pascapanen dalam proses penyimpanan yang dapat menyebabkan mikotoksin yang berbahaya pada kesehatan. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada benih jagung Di Balai pengawasan dan sertifikasi pertanian dengan 4 varietas jenis jagung didapatkan 5 cendawan yang terinfeksi pada benih jagung yaitu : Fusarium sp, Aspergillus sp, Aspergillus niger, A.Flavus dan penicillium sp. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait pengujian dalam pengendalian cendawan terbawa benih.
Isolasi Bakteri Xerofilik dari Tanah Olat Maras untuk Pembuatan Starter Pupuk Lahan Kering di Sumbawa Lesti Sagita; Izzul Islam; Leggina Rezzy Vanggy
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 2 No 1 (2024): BIOMARAS : Vol 2, No 1 Februari 2024
Publisher : BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi lahan kering di NTB yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian berkisar seluas 600.000 ha. Sumbawa termasuk salah satu kabupaten yang memiliki penggunaan luas lahan jagung yang terluas. Sumbawa sebagian besar didominasi dengan wilayah kering sehingga menimbulkan beberapa kendala terkait produksi pertanian seperti ketersedian air yang hanya bersumber dari curah hujan, tingkat kesuburan tanahnya semakin menurun, dan menyebabkan kendala produksi. Pemanfaatan bakteri untuk dijadikan sebagai pupuk telah banyak dihasilkan. Namun perlu adanya suatu penelitian terkait kemampuan penggunaan bakteri untuk dijadikan sebagai starter yang mampu bertahan pada kondisi lahan kering. Bakteri xerofilik merupakan bakteri yang mampu bertahan hidup di lingkungan dengan kadar air yang rendah. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan isolasi bakteri xerofilik dari tanah bukit Olat Maras sebagai kandidat starter pupuk lahan kering di Sumbawa. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan isolasi bakteri xerofilik dari tanah olat maras untuk pembuatan starter pupuk lahan kering di sumbawa. Penelitian ini dimulai dari preatretment dari tanah olat maras, dilanjutkan dengan isolasi dan purifikasi bakteri xerofilik, dilakukan beberapa pengujian PGPR (uji produksi IAA, uji pelarut fosfat, uji produksi enzim protease, uji pelarut potasium, uji penambat nitrogen), uji ketahanan terhadap radiasi UV, dan identifikasi bakteri dengan sequensing 16S rRNA. Hasil isolasi bakteri xerofilik dari tanah olat maras didapatkan 8 isolat murni bakteri xerofilik. Kemampuan bakteri xerofilik dari tanah olat maras untuk dijadikan sebagai starter pupuk lahan kering dengan pengujian PGPR didapatkan isolat dengan kode STP-T-Trehalose-008 dengan hasil terbaik dari semua pengujian. Berdasarkan hasil sekuensing dengan menggunakan 16S rRNA isolat dengan kode STP-T-Trehalose-008 termasuk ke dalam spesies Streptomyces sp. yang merupakan bakteri gram positif kelas Actinomycetes.
Pengaruh Biji Pepaya sebagai Koagulan terhadap Limbah Cair Industri Tahu di Kota Mataram Yuni Astuti, Nisda; Islam, Izzul
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 2 No 2: BIOMARAS : Vol 2, No 2 Agustus 2024
Publisher : BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah tahu merupakan limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu dan mengandung kadar bahan organik yang sangat tinggi. Limbah tersebut dapat menyebabkan pencemaran sungai yang sangat besar karena membutuhkan kadar air yakni 75 – 150 liter per kg kedelai, dan sebagian besar dibuang sebagai limbah. Jika limbah cair industri tahu tidak diolah dengan baik dan dibuang ke perairan, maka akan berdampak pada sifat fisik dan kimia air yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme perairan dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan limbah tahu sebelum dibuang ke lingkungan. Biji pepaya merupakan salah satu biokoagulan yang biasa digunakan dalam penanganan masalah limbah, karena mengandung protein yang cukup tinggi dan tidak berbahaya bagi ekosistem. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menemukan bahan menemukan bahan pengolahan limbah yang lebih terjangkau dari sumber hayati di Indonesia seperti biji pepaya, dan untuk mengetahui perbedaan penurunan TSS, COD, BOD, dan pH setelah pemberian dosis koagulan biji pepaya pada limbah industri tahu. Metode yang digunakan adalah koagulasi untuk menurunkan kadar senyawa organik pada limbah limbah cair industri tahu. Didapatkan hasil bahwa pemanfaatan biji pepaya dalam siklus koagulasi efektif dalam menurunkan pengelompokan air limbah industri tahu. Dalam penelitian ini, dosis perlakuan koagulan biji pepaya dengan dosis 3 gram/500 ml hingga 7 gram/500 ml telah berhasil mengurangi konsentrasi akhir Total Suspended Solid (TSS), Chemical Oxygen Demand (COD), Biochemical Oxygen Demand (BOD), dan meningkatkan pH pada sampel limbah cair industri tahu yang diuji. Dosis koagulan biji pepaya yang ideal untuk menurunkan kadar TSS, COD, BOD, pada air limbah industri tahu adalah sebesar 7 gram/500 ml sedangkan untuk penurunan terbaik pada pH didapatkan pada dosis 3 gram/500 ml.