Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Fidusia Dalam Lingkup Hukum Jaminan Dilihat Dari Sudut Pandangan Islam Rizka Syafriana
EDUTECH Vol 2, No 1 (2016): EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial
Publisher : EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.837 KB) | DOI: 10.30596/edutech.v2i1.577

Abstract

Undang-undang RI Nomor 42 Tahun 1999 menyatakan bahwa fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya itu dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda. Selanjutnya jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu.            Mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam secara otomatis membawa pula hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang, termasuk dalam kegiatan ekonomi. Jaminan fidusia dimungkinkan untuk dilakukan dalam akad murabahah apabila perusahaan pembiayaan berperan sebagai penjual (pedagang) yang menjual barang secara kredit kepada konsumen, jadi bukan sebagai penyedia dana yang menghutangkan kepada konsumen. Konsekuensinya barang yang diperjualbelikan tersebut harus atas nama penjual (dalam hal ini perusahaan pembiayaan) sebelum terjadi kontrak jual beli dengan konsumen. Keyword : Fidusia, Hukum Islam
PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK Rizka Syafriana
DE LEGA LATA: JURNAL ILMU HUKUM Vol 1, No 2 (2016): Juli - Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.843 KB) | DOI: 10.30596/dll.v1i2.803

Abstract

Consumer protection is a matter of human interest, therefore, a hope for all nations in the world to be able to make it happen. In Indonesia obstacles that hinder the development of trade via the Internet is in inadequate facilities that are needed for electronic dispute resolution institutions to cope.
Principles of Legal Settlement in Sharia Contracts Rizka Syafriana
Randwick International of Social Science Journal Vol. 3 No. 4 (2022): RISS Journal, October
Publisher : RIRAI Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47175/rissj.v3i4.550

Abstract

Contracts in Fiqh Law have several terms, the focus of which is on a complete understanding of the concept of contract (al-'aqd). The term al-'aqd is defined as an agreement or contract in Islamic civil law. The contract referred to here is the nature of the given syarak for the contract based on the fulfillment of the pillars and their conditions, so that resolving the dispute problem can be done using Litigation (Religious Court) or by non-litigation. The Religious Courts are Case Settlement Institutions if there is a dispute in this Sharia contract which is detrimental to one of the parties.
Kajian Hukum Pengembangan Usaha Sektor Agribisnis dengan Sistem Syariah pada Era Globalisasi Anggita Fahrani; Rizka Syafriana
Ahmad Dahlan Legal Perspective Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/adlp.v3i2.9706

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian mendalam terkait dengan bagaimana hukum pengembangan usaha di sektor agribisnis melalui sistem syariah. Agribisnis adalah kegiatan yang menghasilkan produk yang berguna bagi masyarakat, terutama untuk memerangi kemiskinan dan ketidaksamaan, karena banyaknya tantangan dan masalah lingkungan hidup yang dihadapi dunia saat ini, pertanian akan menjadi bisnis yang lebih baik karena proses produksinya relatif rendah polusi. Setiap aspek kehidupan manusia telah diatur oleh Islam, seperti halnya agribisnis yang merupakan bagian dari kehidupan manusia. Permasalahannya terletak pada rendahnya daya saing produk yang dihasilkannya, baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk ekspor, untuk memenuhi kebutuhan domestik dan mengantisipasi perubahan lingkungan strategis internasional Metode dalam penelitian ini menggunakan hukum normatif, artinya menggunakan sumber data sekunder (bahan kepustakaan), dengan pendekatan perundang-undangan lalu menggunakan analisis kualitatif.  Hasil penelitian bahwa transformasi ekonomi yang sedang berlangsung masih menjadikan Indonesia sebagai negara bercorak agribisnis dan Indonesia harus memiliki komoditas andalan dengan daya saing tinggi, seperti agribisnis, untuk menghadapi persaingan ekonomi global, sehingga dapat disimpulkan bahwa Agribisnis yang dikelola secara syariah sangat potensial karena luasnya lahan pertanian dan partisipasi pelaku usaha yang mayoritas beragama Islam.
KARAKTERISTIK FILSAFAT HUKUM Syafriana, Rizka
BULETIN KONSTITUSI Vol 5, No 1 (2024): Vol. 5, No. 1
Publisher : BULETIN KONSTITUSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/konstitusi.v5i1.19729

Abstract

AbstrakDalam filsafat, tujuan utama adalah untuk mempelajari dan mengungkapkan gambaran mendasar tentang bagaimana manusia berperilaku di dunia ini. Objektifnya formal dan materil. Segala sesuatu yang ada, bahkan yang mungkin ada, sering disebut sebagai objek materi. Ini adalah beberapa masalah yang dibahas dalam lingkup filsafat hukum: 1) Hakikat hukum; 2) Tujuan hukum; 3) Alasan orang untuk mengikuti hukum; 4) Alasan negara untuk melakukan hukuman; dan 5) Hubungan hukum dengan kekuasaan. Diharapkan bahwa karakteristik dasar filsafat hukum terdiri dari setidaknya lima sifat: berpikir radikal, mencari asas, memburu kebenaran, mencari kejelasan, dan berpikir rasional. Dari sifat-sifat ini diharapkan dapat diamati dinamika dari berbagai jenis pemikiran tentang hukum. Jika tidak, kompleksitas hukum dengan berbagai perspektifnya mungkin juga akan terungkap.
Analisis Implementasi Pensertifikatan Aset Tanah Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat Medaline, Onny; Nurhilmiyah; Syafriana, Rizka
Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum Vol. 11 No. 1 (2024): JURNAL ILMIAH PENEGAKAN HUKUM JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiph.v11i1.11830

Abstract

Regional property is regional assets obtained from the APBD or other acquisitions. The security of state/regional property only started in 2004, marked by the promulgation of the State Treasury Law. State/regional property in the form of land controlled by the Central/Regional Government must be certified in the name of the Government/Regional Government. The research results in this paper include a study of regional asset certification in the land law regime and regional government, as well as a description of the implementation of land asset certification in the Langkat Regency regional government. The aim of this research is to determine the normative and implementation context of certifying regional assets in the form of land in Langkat Regency. The research method used is empirical research with an approach that emphasizes collecting data obtained from facts in the field. The results of this research indicate that land law and state treasury law in the study of state and regional assets in the form of land need to complement each other to create legal certainty. Regional asset certification in Langkat Regency has been implemented, but has not yet reached 50% of the land plots. In the process of certifying BMD land rights, BPKAD found several obstacles related to other ministries, for example: the process of releasing HGU land from PTPN II is still hampered, which must comply with several provisions from the Ministry of BUMN regarding the transfer of BUMN fixed assets
THE APPLICATION OF BANK GUARANTEE EXECUTION IN SHARIA CONCEPT Syafriana, Rizka; Ginting, Lilawati
Proceeding International Seminar of Islamic Studies INSIS 6 (February 2024)
Publisher : Proceeding International Seminar of Islamic Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One sector that helps a country's economic growth is banking. The types of guarantee institutions as they are known in the Indonesian legal system, can be classified according to the way they occur, according to their nature, according to their objects, according to the authority to control them. Initially, Indonesian banks preferred the conventional banking system to a banking system based on Islamic sharia. With the establishment of Bank Muamalat Indonesia in 1991, which was the first bank based on Islamic sharia. In addition, the enactment of Law Number 21 of 2008 concerning Sharia Banking shows a strong commitment to the development of Islamic banking. Article 19 paragraph (1) of the Law regulates business activities carried out by Islamic banks, including sharia contracts such as mudharabah, murabahah, ijarah, kafalah, and others. In sharia bank guarantee products, kafalah is a contract, if there is a default, execution will be carried out on the object of the guarantee, execution is an attempt by a party won in a decision to obtain what is rightfully entitled to him with the help of legal force.  Therefore, this study uses a statute approach and conceptual approach where there are rules regarding kafalah in Islamic banks which will then be seen as appropriate or not with what has been applied in Islamic banks in Indonesia. 
The Role of Technology in Modernizing Notary Services in the Era of Globalization Syafriana, Rizka
Indonesian Journal Education Vol. 3 No. 4 (2024): Indonesian Journal Education (IJE)
Publisher : Lembaga Riset Mutiara Akbar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56495/ije.v3i4.804

Abstract

Currently it is the era of globalization, with the development of the digital era, the way people search for information has changed. With high intellectual ability and professionalism, it will allow democratization, openness, freedom of speech, free trade, and free competition. In the increasingly evolving digital era, information technology has changed the way people work, interact, and transact. The legal sector and legal agreements are also influenced by technology. The process of creating traditional legal documents, such as notary deeds, has changed with the advent of the concept of cyber notary. Especially in Indonesia, the spread of information technology to every aspect of people's lives is currently a problem. Because they are different from conventional agreements, electronic agreements can be carried out digitally even if the two parties do not meet in person, In order to obtain an adequate legal basis for the existence of a cyber notary, Indonesia needs to make changes to various regulations, namely the law on the position of a notary, Article 1868 of the Civil Code, and Article 5 paragraph (4) letter b of the Law on Information and Electronic Transactions to support the digitization of services best.
Pengaturan Sistem Hukum Jaminan di Indonesia Prayitno, Eko Nurrahmat; Syafriana, Rizka
EduYustisia Vol 3, No 2 (2024): Oktober-Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hukum perjanjian sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat karena erat kaitannya dengan kerja sama dalam segala interaksi antara orang perseorangan, perseorangan dan badan hukum, serta badan hukum. Kerjasama merupakan salah satu contoh hubungan hukum atau perbuatan hukum yang berisikan hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban biasanya dituangkan dalam suatu akta atau surat perjanjian. Surat perjanjian berdasarkan asas kebebasan berkontrak dalam Pasal 1338 Kitab Undang Undang Hukum Perdata yang berbunyi; “para pihak dalam membuat kontrak bebas untuk membuat suatu perjanjian, apapun isi dan bagaimana bentuknya.” Meskipun demikian, adanya asas kebebasan berkontrak tetap tidak boleh melanggar syarat-syarat sahnya perjanjian dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Syarat sah perjanjian dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diatur dalam Pasal 1320 – Pasal 1337 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Hukum jaminan yang merupakan terjemahan dari istilah security law atau zekerheidsrechten adalah merupakan ketentuan hukum yang mengatur hubungan hukum antara pemberi jaminan (debitur) dan penerima jaminan (kreditur) sebagai akibat pembebanan suatu utang tertentu (kredit) dengan suatu jaminan (orang tertentu). Hukum jaminan menjadi penting karena memiliki fungsi sebagai penunjang kemajuan ekonomi dan kemajuan pembangunan pada umumnya. Hukum jaminan yang didalamnya merupakan persoalan kredit yang bersangkut paut atau berkaitan dengan pihak bank, dimana jaminan adalah benda yang dijadikan tanggungan bagi sebuah perjanjian hutang piutang antar kreditur dan debitur.
PERBANDINGAN SISTEM PEMBAGIAN WARISAN DALAM WARIS PERDATA, WARIS ISLAM DAN WARIS ADAT (BATAK TOBA) Sarah, Ester Yuspita; Zannah, Miftahul; Syafriana, Rizka
BULETIN KONSTITUSI Vol. 5, No. 2 (2024): Vol 5, No 2
Publisher : BULETIN KONSTITUSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/konstitusi.v5i2.22771

Abstract

AbstrakPenelitian ini membandingkan sistem pembagian warisan dalam waris perdata, waris Islam, dan waris adat Batak Toba. Waris perdata mengutamakan hukum positif dengan pembagian proporsional, waris Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis dengan ketentuan yang rinci, sementara waris adat Batak Toba lebih mengutamakan prinsip patrilineal. Perbandingan ini mengungkapkan perbedaan mendalam antar sistem hukum dalam pembagian warisan yang dipengaruhi oleh faktor hukum, agama, dan budaya.