Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Sociodemographic and Health-related Determinants of COVID-19 Prevalence and Case Fatality Rate in Indonesia Izzy Suraya; Mochamad Iqbal Nurmansyah; Nia Musniati; Elia Nur Ayunin; Catur Rosidati; Ibrahim Isa Koire
Populasi Vol 29, No 1 (2021)
Publisher : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jp.67195

Abstract

Indonesia is a country with the highest COVID-19 confirmed cases and mortality rate among southeast Asian countries. This study was conducted to identify the correlation between sociodemographic factors and the number of confirmed cases and mortality rates due to COVID-19 in Indonesia. This research is an ecological study where secondary data published by the Indonesian government was used. Spearman correlation were used in this study. This study showed that sociodemographic conditions in Indonesia varied greatly. Spearman correlation test results showed that a significant relationship (p-value < 0.05) between the number of COVID-19 confirmation cases with population density, population growth, decreased mobility outside the home, hypertension and diabetes prevalence, number of health workers (general practitioners, specialist doctors, and nurses) as well as the number of COVID-19 specialized hospitals. Significant correlations (p-value < 0.05) were also shown by the relationship between COVID-19 mortality rates and a dense population, a large decrease in mobility to the workplace, number of smokers, and number of health workers. Equitable development is expected to reduce sociodemographic and health disparities so that each region has good preparedness in dealing with outbreaks without the occurrence of areas that are more severely affected by outbreaks compared to other regions.
Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Remaja Mariatul Qibtiyah; Catur Rosidati; Mukhlidah Hanun Siregar
Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas Vol 2, No 2 (2021): November
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52742/jgkp.v2i2.12760

Abstract

Buah-buahan dan sayuran mengandung banyak vitamin, mineral dan sumber serat. Konsumsi  buah dan sayur penting sekali untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja. Selain itu, konsumsi buah dan sayur memberikan keuntungan bagi kesehatan remaja pada masa yang akan datang seperti halnya mengontrol berat badan atau kegemukan, serta  mencegah resiko dari berbagai penyakit seperti kardiovaskuler, kanker dan lain sebagainya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang melandasi terbentuknya perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja berdasarkan theory of planned behavior. Adapun variabel yang diteliti antara lain sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap niat untuk berperilaku. Pengambilan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dan food frequency questionaire. Hasil penelitian menunjukan empat dari enam remaja kurang konsumsi buah dan sayur atau tidak sesuai anjuran harian. Selain itu, berdasarkan frekuensi makan rata-rata konsumsi buah pada informan yaitu satu porsi per hari dan rata-rata konsumsi sayur yaitu satu setengah porsi per hari, dengan frekuensi satu kali per hari konsumsi buah, dan satu kali per hari konsumsi sayur. Secara keseluruhan remaja memiliki niat untuk mengonsumsi buah dan sayur sesuai kebutuhan harian dengan dipengaruhi oleh sikap yang positif terhadap konsumsi buah dan sayur, dengan norma subjektif dari hal dan orang-orang yang mendukung terhadap perilaku konsumsinya, dan kontrol perilaku untuk menampilkan perilaku konsumsi buah dan sayur.
DETERMINAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI INDONESIA (Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017) Hulwatullaini Hulwatullaini; Catur Rosidati
Journal of Religion and Public Health Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Health Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jrph.v5i1.36713

Abstract

AbstractDelivery complictions are conditions that can harm health on mother and her infant in delivery. The purpose of this study was to determine the factors that most influence the delivery complications in Indonesia. This study used the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data in 2017. The research design used was a cross sectional design. The data analysis used was a multivariate logistic regression prediction model. The number of samples was 13,261 mothers who had given birth with the last birth occurred in the five years preceding the survey.The results showed nine variables were determinants of delivery complication. The most determinant factor affecting delivery complications was the pregnancy complications with an odds ratio of 1,742 (95% CI 1,519-1,999). For this reason, it is necessary to collaborated with various parties and strengthen policies in an effort to detect high risk pregnancies to prevent delivery complications.Keywords: complications, delivery, determinants of IslamAbstrakKomplikasi persalinan merupakan keadaan yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui factor yang paling berpengaruh terhadap kejadian komplikasi persalinan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Analisis data yang digunakan multivariat dengan regresi logistik model prediksi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 13.261 responden yang pernah melahirkan dengan persalinan terakhir terjadi dalam lima tahun sebelum survei.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sembilan variabel yang menjadi determinan kejadian komplikasi persalinan di Indonesia tahun 2017. Adapun faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian komplikasi persalinan adalah variabel komplikasi kehamilan dengan nilai odds ratio sebesar 1,742 (95% CI 1,519-1,999). Untuk itu, perlu adanya kerjasama berbagai pihak serta penguatan kebijakan dalam upaya deteksi dini kehamilan risiko tinggi guna mencegah terjadinya komplikasi persalinan.Kata Kunci: komplikasi, persalinan, determinan, Islam
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stres pada Mahasiswa FIKES UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat Kuliah Daring Febriany, Sekar Elok; Alkaff, Raihana Nadra; Rosidati, Catur; Lubis, Siti Rahmah Hidayatullah; Hananingtyas, Izza
Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia Vol. 1 No. 02 (2022): Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia
Publisher : Yayasan Masyarakat Peduli Anak Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70304/jmsi.v1i02.9

Abstract

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat Kemendikbud menetapkan kebijakan pembelajaran secara daring agar dapat mengurangi penularan COVID-19. Kuliah daring merupakan hal yang baru bagi mayoritas mahasiswa sehingga perlu adaptasi dalam penerapannya. Terdapat hambatan yang dihadapi mahasiswa selama kuliah daring, seperti internet yang tidak stabil, sulit untuk menyerap pelajaran, dan pemberian tugas yang banyak. Apabila mahasiswa tidak dapat beradaptasi dengan kuliah daring akan menimbulkan stres. Stres timbul akibat ketidakmampuan mahasiswa dalam adaptasi dengan kuliah daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres pada mahasiswa FIKES UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat kuliah daring. Peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 141 responden yang diambil dengan teknik simple random sampling. Analisis yang digunakan adalah uji Chi- Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 56,7% (80 orang) mahasiswa mengalami stres tingkat sedang. Adapun faktor yang berhubungan dengan stres mahasiswa pada penelitian ini adalah jenis kelamin (p value=0,013) dan tekanan berprestasi (p value=0,022). Faktor yang tidak berhubungan yaitu efikasi diri (p value= 0,501), prokrastinasi akademik (p value= 0,055), dukungan sosial (p value= 0,701), dan beban kuliah (p value = 0,061). Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stres saat kuliah daring, mahasiswa harus menyempatkan diri untuk rutin melakukan olahraga serta peregangan setiap dua jam sekali selama 10-15 menit, melaksanakan shalat secara teratur dan khusyuk, serta mahasiswi perlu mengetahui manajemen emosi yang baik.
Determinan Psychological Distress Pekerja Perusahaan Logistik pada Masa Pandemi COVID-19 Khotimah, Khusnul; Rosidati, Catur
Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia Vol. 2 No. 02 (2023): Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia
Publisher : Yayasan Masyarakat Peduli Anak Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70304/jmsi.v2i02.36

Abstract

Kedaruratan kesehatan masyarakat akibat pandemi COVID-19 berdampak pada kesehatan mental masyarakat, terutama para pekerja yang harus tetap bekerja di masa pandemi COVID-19. Bidang logistik merupakan salah satu aktifitas yang tetap beroperasi selama masa pandemi COVID-19. Kekhawatiran dan tekanan bekerja di masa pandemi COVID-19 bagi pekerja perusahaan logistik merupakan salah satu faktor resiko yang dapat memicu gangguan kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pschological distress pada pekerja perusahaan logisti pada masa pandemi COVID-19. Desain studi yang digunakan adalah potong lintang dengan jumlah responden 62 pekerja yang dilakukan pada bulan Maret-Oktober 2021. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik kai kuadrat dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan pekerja yang mengalami depresi sebanyak 27 orang (43,5%), cemas 30 orang (48,4%), dan stres 28 orang (45,2%). Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan siginifikan antara jenis kelamin, masa kerja,  riwayat penyakit, interaksi dengan kasus COVID-19 orang sekitar, tuntutan pekerjaan,  serta kebijakan pembatasan wilayah dengan psychological distress (nilai p < 0,05). Perusahaan logistik sebaiknya mendukung penuh protokol pencegahan penularan COVID-19 di tempat kerja, penyuluhan atau konseling untuk pekerja terkait bahaya kesehatan mental di tempat kerja selama pandemi, menyesuaikan waktu kerja dengan beban kerja, meningkatkan budaya dukungan positif di tempat kerja, mengadakan acara untuk meningkatkan solidaritas antar tim, dan menyediakan kotak saran bagi pekerja.
Risiko Ergonomi Pekerja Perkantoran di Rumah Sakit X Pratiwi, Tiara Amanda; Rosidati, Catur
Journal of Religion and Public Health Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Health Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jrph.v6i2.41134

Abstract

Poor  working posture  and  non-ergonomic  chairs  for  office  workers  have  the potential to cause ergonomic hazards. This research aims to identify complaints and the level of ergonomic risk among office workers in the medical administration department of the X Hospital.  The  research  used  observation  and  interview  methods  on  10  respondents using  the  Nordic  Body  Map  (NBM)  and  the  Rapid  Office  Strain  Assessment  analysis technique.  (ROSA).  Based  on  the  research  results,  workers  with  adjustable  and  non-adjustable  chairs  reportedsignificant  pain  in  the  upper  neck,  lower  neck,  waist,  and buttocks.  Additional  complaints  were  noted  by  workers  using  non-adjustable  chairs, including considerable pain in the left shoulder, right shoulder, left calf, and right calf. A  high  level  of  ergonomic  risk  was  found  among  workers  using  non-adjustable  chairs with  a  score  of  6.  The  lowest  level  of  risk  was  found  among  workers  using  adjustable chairs with a score of 3. To reduce ergonomic complaints and lower ergonomic risk, it is necessary to designchairs and desks that match body posture, provide training on the correct use of office equipment, implement regular ergonomic assessments, and provide office facilities that support health.Keywords: Ergonomic, Office workers, Rapid Office Strain Assessment (ROSA)
Hubungan antara Konsumsi Ultra-Processed Food dengan Status Gizi: Studi Potong Lintang pada Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta: The Relationship between Ultra-Processed Food Consumption and Nutritional Status: A Cross-Sectional Study on Public Health Students at UIN Jakarta Mutawakillah, Haziroh; Sari, Ratna; Afiva, Nur; Thahara, Annisa; Nurchalizah, Reyna; Rosidati, Catur; Yustiyani, Yustiyani
Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB dan PERGIZI PANGAN Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25182/jigd.2025.4.1.9-14

Abstract

Prevalensi obesitas di Indonesia terus meningkat, termasuk di kalangan penduduk usia >18 tahun, dengan kenaikan sebesar 1,6% pada tahun 2023 dibandingkan 2018. Mahasiswa merupakan kelompok yang rentan mengalami masalah gizi akibat pola makan yang tidak sehat, termasuk konsumsi ultra-processed food (UPF). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi UPF dengan status gizi mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada November-Desember 2024 dengan 120 subjek yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Variabel konsumsi UPF diukur menggunakan kuesioner food frequency questionnaire (FFQ), sedangkan variabel status gizi diukur berdasarkan skor indeks massa tubuh (IMT) yang dihitung dari tinggi dan berat badan subjek. Analisis menggunakan uji korelasi Spearman. Rata-rata frekuensi konsumsi UPF subjek adalah sebanyak 6 kali per hari, 53,2% subjek menyatakan bahwa akses terhadap UPF di lingkungan tempat tinggal mereka sangat mudah, dan 68,9% subjek membeli UPF dengan alasan praktis dan cepat disajikan. Uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa konsumsi UPF tidak memiliki hubungan signifikan dengan status gizi mahasiswa (p-value=0,160; r= 0,129).
Bridging TAM and e-Puskesmas: Measuring Perceived Ease of Use in Digital Health Elia Hamda Humairo; Ciptaningtyas, Ratri; Riastuti Kusumawardani; Fajar Ariyanti; Catur Rosidati
SAGA: Journal of Technology and Information System Vol. 2 No. 4 (2024): November 2024 (IN PRESS)
Publisher : CV. Media Digital Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58905/saga.v2i4.415

Abstract

e-Puskesmas is an information system based on data and communication innovation in giving wellbeing administrations which is essential for the benefit of both patients and health care providers. However, the use of e-Puskesmas is still a challenge because some Puskesmas officers have difficulty in using e-Puskesmas. E-Puskesmas was introduced in 2016 and began to be used in Bekasi City Puskesmas in 2019. This study aimed to determine the intensity of e-Puskesmas use as reviewed from sociodemographic and user perception perspectives using the Technology Acceptance Model (TAM) concept. This study was a quantitative research with a cross-sectional design. The sampling method used was multistage random sampling, with a sample consisting of 214 health center officers from five health centers. The research instrument used was a Google Forms questionnaire. The data obtained were statistically tested using the chi-square test. The results showed that sociodemographic factors had a significant relationship with the intensity of e-Puskesmas use. In addition, there was a significant relationship between the perceived usefulness variable (0.018), perceived ease of use (0.014), and intensity of e-Puskesmas use.
DETERMINAN INISIASI MENYUSUI DINI PADA WANITA USIA SUBUR DI PROVINSI SUMATRA UTARA (Analisis Data SDKI 2017) Fajriyah, Endah Nur; Rosidati, Catur
Journal of Religion and Public Health Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Health Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jrph.v3i1.28810

Abstract

Early initiation of breastfeeding (EIBF) is the process of placing the baby on the mother's chest or stomach immediately after birth to make it easier for the baby to initiate the breastfeeding process which lasts for at least one hour. EIBF is highly recommended in addition to preventing the cause of death in infants as well as supporting the success of the exclusive breastfeeding program and allowing babies to get colostrum. Based on the Indonesian Demographic and Health Survey in 2017, the implementation of EIBF in Indonesia is relatively low, namely 57%. North Sumatra is the province with the lowest EIBF coverage in Indonesia, namely 24.2%. This coverage is still far from the target of the Ministry of Health’s Strategic Plan which targets the percentage of newborns receiving EIBF of 50%. The purpose of this study was to determine the factors that most influence the early initiation of breastfeeding in North Sumatra. The research design used was a cross-sectional design. This study used secondary data that was the Indonesian Demographic and Health Survey data in 2017. The data analysis used was a multivariate logistic regression with determinant factors. The number of samples in this study was 669 mothers who had given birth with the last birth occurred in the five years before the survey. The results showed three variables were determinants of early initiation of breastfeeding. The most dominant factor affecting early breastfeeding was the type of childbirth variable with an odds ratio of 5.060 (95% CI 2.714-9.435), it’s means respondents who had caesarean section were 5 times more likely to not EIBF as compared to respondents who had vaginal delivery. Therefore, it is recommended health workers provide counseling to mothers about the importance of EIBF. Additionally, health workers who assist in the childbirth process are expected to provide opportunities for mothers to carry out EIBF and help mothers so that the EIBF process runs well.Keyword: Early initiation of breastfeeding, women of childbearing age, and determinants factorAbstrakInisiasi menyusui dini (IMD) merupakan proses meletakkan bayi di dada atau perut ibu segera setelah lahir untuk memudahkan bayi dalam memulai proses menyusui yang berlangsung selama sedikitnya satu jam. IMD sangat dianjurkan selain untuk mencegah penyebab kematian pada bayi juga sebagai pendukung keberhasilan program ASI eksklusif serta memberi kesempatan kepada bayi untuk mendapatkan kolostrum. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 pelaksanaan IMD di Indonesia relatif rendah, yaitu 57%. Sumatera Utara merupakan provinsi dengan cakupan IMD terendah di Indonesia, yaitu 24,2%. Cakupan tersebut masih jauh dari target Renstra Kemenkes yang menargetkan persentase bayi mendapat IMD sebesar 50%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap inisiasi menyusui dini di Sumatera Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Analisis data yang digunakan adalah multivariat regresi logistik faktor determinan. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 669 ibu yang pernah melahirkan dengan persalinan terakhir terjadi dalam lima tahun sebelum survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang menjadi determinan terhadap inisiasi menyusui dini. Adapun faktor yang paling dominan memengaruhi inisiasi menyusui dini adalah variabel jenis persalinan dengan nilai odds ratio sebesar 5,060 (95%CI 2,714-9,435), yang artinya responden yang melahirkan dengan operasi sesar berpeluang 5 kali lebih besar untuk tidak IMD dibandingkan dengan responden yang melahirkan secara normal. Oleh karena itu, disarankan kepada tenaga kesehatan agar memberikan konseling kepada ibu mengenai pentingnya IMD. Selain itu, bagi tenaga kesehatan yang membantu proses persalinan diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada ibu untuk melakukan IMD serta membantu ibu agar proses IMD berjalan dengan baik.Kata Kunci: Inisiasi menyusui dini, wanita usia subur, dan faktor determinan
FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI PROVINSI SULAWESI TENGAH (ANALISIS DATA RISKESDAS TAHUN 2018) Ummah, Syifaa Ul; Rosidati, Catur
Journal of Religion and Public Health Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Health Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jrph.v2i2.28752

Abstract

AbstractLow Birth Weight (LBW) is still being a serious health problem in Central Sulawesi. LBW can cause health problems in the future. Based on Riskesdas 2007-2018, Central Sulawesi is always in 10 provinces with the highest prevalence of LBW in Indonesia. Based on Riskesdas 2013 and 2018, Central Sulawesi ranked first with a LBW prevalence of 16.9% and 8.9%. Despite a significant decrease, LBW in Central Sulawesi still exceeds national LBW rates of 10.2% and 6.2% in 2013 and 2018. The purpose of this study is to determine the most influence factor the incidence of LBW in Central Sulawesi Province. This study aimed to determine the most influential factor of LBW in Central Sulawesi. This study was conducted in July-December 2019 using a cross-sectional study design. This study used Riskesdas 2018 data and analyzed with a multiple logisctic regression with sample of 651 toddlers. The result of this study showed there was a significant relationship between maternal age at delivery, maternal education level, gestational age, parity, and iron tablet consumption on LBW. The most influential factor on LBW in Central Sulawesi Province was consumption of Fe tablets with OR 5.471 (95% CI 1.537-19.473), meaning those mothers who did not consume Fe tablets during their pregnancy were 5.471 times more likely to deliver babies with low birth weight than mothers who consumed ≥90 Fe tablets. Suggestions to Central Sulawesi Provincial Health Office to increase the amount of Fe tablets given and create a program to improve the compliance of pregnant woman in consuming Fe tablets.Keywords: LBW, iron supplementation, Central SulawesiAbstrakBayi berat lahir rendah (BBLR) masih menjadi permasalahan kesehatan yang cukup serius di Provinsi Sulawesi Tengah. BBLR dapat menimbulkan masalah kesehatan di masa mendatang. Berdasarkan data Riskesdas 2007-2018, Provinsi Sulawesi Tengah selalu berada pada 10 provinsi dengan prevalensi BBLR tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 dan 2018, Sulawesi Tengah berada pada urutan pertama dengan prevalensi BBLR yaitu sebesar 16,9% dan 8,9% dan masih melebihi angka BBLR secara nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian BBLR di Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilakukan pada Juli-Desember 2019. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2018 dengan desain studi cross sectional dan dianalisis dengan analisis regresi logistik berganda model determinan dengan sampel sebanyak 651 balita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, usia kehamilan, paritas, dan konsumsi tablet Fe terhadap BBLR. Faktor yang paling berpengaruh terhadap BBLR di Provinsi Sulawesi Tengah adalah konsumsi tablet Fe dengan OR 5,471( CI 95% 1,537-19,473) yang artinya ibu yang tidak mengkonsumsi tablet Fe selama masa kehamilannya berpeluang 5,471 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dibandingkan ibu yang mengkonsumsi ≥90 tablet Fe. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah meningkatkan jumlah pemberian tablet Fe dan membuat suatu program untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.Kata Kunci: BBLR, konsumsi tablet Fe, Sulawesi Tengah