Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

ANALISIS EFEK SAMPING PENGGUNAAN OBAT HIPERTENSI CAPTOPRIL PADA PASIEN RSUD KABUPATEN ENREKANG Yusnita Usman
Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol. 5 No. 1 (2020): Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan antihipertensi Captopril dengan variabel penelitian berdasarkan umur, jenis kelamin dan pendidikan pasien. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan instrumen kuesioner untuk pengumpulan data penelitian. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel diambil sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti, yang menjadi responden pada penelitian ini sebanyak 34 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efek samping dari penggunaan antihipertensi Captopril pada pasien di RSUD Enrekang Kabupaten Enrekang termasuk kategori tinggi yaitu dengan presentase skor 67,58%.
PERBANDINGAN JENIS FLAVANOID EKSTRAK ETANOL DAUN PACAR AIR (Impatiens balsamina .L) YANG BERASAL DARI KABUPATEN MAROS DAN KOTA MAKASSAR Hasma Bakkareng; Yusnita Usman
Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol. 6 No. 1 (2021): Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jpsht.v6i1.510

Abstract

Daun pacar air merupakan genus Impatiens balsamina yang juga mengandung senyawa flavanoid. Flavanoid merupakan salah satu golongan senyawa fenol alam yang terbesar dalam tanaman. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui jenis flavanoid yang terdapat di dua tempat berbeda yang meliputi uji reaksi warna, uji kromatografi lapis tipis (KLT) dan uji identifikasi hubungan antara warna bercak dan tipe flavanoid menggunakan sinar UV 366 nm. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol 70%. Eluen yang digunakan adalah etil asetat : n-heksan (7:3). Hasil penelitian uji reaksi warna pada sampel A berwarna merah bata. Sedangkan pada sampel B berwarna merah kecokelatan. Uji KLT pada sampel A terdapat 5 bercak noda dengan nilai Rf yaitu 0,2 cm, 0,3 cm, 0,5 cm, 0,7 cm dan 0,8 cm. Sedangkan pada sampel B terdapat 5 bercak noda dengan nilai Rf 0,1 cm, 0,3 cm, 0,5 cm, 0,7 cm dan 0,8 cm. Uji sinar UV 366 nm pada sampel A daun pacar air dari Maros merupakan flavanoid tipe dihidroflavonol. Sedangkan sampel B daun pacar air dari Makassar merupakan flavanoid tipe flavanol.
UJI KUALITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA KULIT PANGSIT YANG BEREDAR DI BEBERAPA PASAR KOTA MAKASSAR Yusnita Usman
Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol. 6 No. 1 (2021): Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jpsht.v6i1.777

Abstract

Boraks memiliki dampak negatif terhadap kesehatan karena memiliki efek toksik yang dapat membahayakan sistem metabolisme kesehatan manusia seperti iritasi saluran pernafasan, kulit, mata, ginjal, jantung, dan system reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji senyawa boraks secara kualitatif pada kulit pangsit di pasar A, B, dan C di Kota Makassar. Penelitian inimenggunakan analisis kualitatif dengan menggunakan 2 metode yakni uji nyala api dan uji warna pada paper test kit sederhana dengan kunyit. Penelitian dengan menggunakan metode uji nyala api dilakukan dengan menambahkan asam sulfat dan metanol pada sampel yang sebelumnya telah dipanaskan di oven dengan suhu 1200C selama 6 jam dan dipijarkan dengan Bunsen kemudian dibakar dan diamati perubahan warna api. Pengujian dengan paper test kit sederhana dilakukan menggunakan air kunyit pada paper test kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Pengujian dengan uji warna kunyit dilakukan dengan membuat ekstrak dari sampel kemudian di teteskan ke paper test kit dan diamati perubahan warnanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel A, B, dan C dengan menggunakan metode uji nyala api dan dengan uji paper test kit dinyatakan tidak mengandung boraks.
Uji Aktivitas Salep Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) untuk Luka Bakar pada Kelinci Yusnita Usman; hasma hasma; Andi Nurpati Panaungi
Jurnal MIPA Vol. 13 No. 2 (2024): Cover
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.v13i2.56352

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penyembuhan luka bakar dari sediaan salep yang diformulasi menggunakan bahan aktif dari ekstrak daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.). Penelitian  diawali dengan melakukan maserasi sampel menggunakan etanol 96%. Ekstrak kental kemudian diuji fitokimia dan diformulasi menjadi sediaan salep lalu diuji aktivitasnya untuk luka bakar pada kelinci jantan. Diameter luka pada hewan coba dibuat sebesar 2 cm menggunakan pelat besi panas selama 5 detik. Perlakuan pada hewan coba dikelompokkan menjadi 5 yakni kontrol positif (bioplasenton), Formula salep yang terdiri atas 3 dengan konsentrasi ekstrak F1( 25%), F2(35%)  F3 (45%) dan kontrol negatif (basis salep). Pengolesan sediaan tiap kelompok dilakukan sekali sehari pada daerah luka bakar selama 14 hari kemudian diamati ukuran luka. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun ubi jalar ungu positif mengandung saponin, polifenol dan flavonoid. Hasil uji aktivitas menunjukkan persentase penyembuhan luka setelah hari ke-14 antara kontrol positif; F1, F2, F3 dan kontrol negatif berturut-turut adalah 95,83%; 40,83%; 55,83%; 72,50% dan 31,67%. Jadi, dapat disimpulkan F3 memiliki aktivitas yang paling baik karena aktivitasnya hampir menyamai kontrol positif yang merupakan salep pembanding di pasaran. This study aims to investigate the burn wound healing activity test of an oinment formulated using the active ingredient from purple potato leaves extract (Ipomoea batatas L.). This type of research is experimental with a posttest only control group design method. The research began with sample extraction using the maceration method with 96% ethanol. The extract was then tested for phytochemistry and formulated into an ointment preparation with 3 variations in extract concentration, namely F1 (25%), F2 F2 (35%) and F3 (45%). Test activity of the preparation was measured based on the percentage of healing of burn wounds on the backs of experimental animals, where the initial wound was considered to be 2 cm according to the diameter of the iron plate. Treatments on experimental animals were grouped into 5, namely positive control (KP), namely bioplacenton, ointment formulas F1, F2 and F3, and negative control (KN), namely ointment base. The preparations for each group were applied twice a day to the burn area for 14 days and then the diameter of the wound was observed. The results showed that the ethanol extract of purple sweet potato leaves positively contained saponins, polyphenols and flavonoids. The activity test results showed the percentage of wound healing after the 14th day between KP; F1, F2, F3 and KN respectively are 95.83%; 40.83%; 55.83%; 72.50% and 31.67%. So, it can be concluded that F3 has the best activity because its activity is almost the same as KP, which is a burn ointment on the market.  
Pelatihan Pembuatan Simplisia Daun Sirsak (Annona muricata) Pada Ibu Rumah Tangga Desa Mangngeloreng Kecamatan Bantimurung Rahmatullah; Muthmainna B; Yusnita Usman; Hasma
Indonesian Journal of Community Dedication Vol. 6 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Community Dedication (IJCD)
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/community.v6i1.1542

Abstract

Salah satu jenis tanaman yang dapat yang memiliki aktivitas sebagai agen kemopreventif adalah sirsak, terutama pada daunnya. Zat aktif dalam tanaman sirsak yang mampu berperan sebagai antikanker adalah Annonaceous acetogenins. Acetogenins merupakan inhibitor kuat dari kompleks I mitokondria atau NADH dehidrogenase. Zat ini akan mengakibatkan penurunan produksi ATP yang akan menyebabkan kematian sel kanker, lalu kemudian memicu terjadinya aktivasi jalur apoptosis serta mengaktifkan p53 yang dapat menghentikan siklus sel untuk mencegah terjadinya proliferasi tak terkendali. Selain itu, senyawa triterpenoid dan flavonoid di dalam daun sirsak juga memiliki efek antikarsinogenesis. Tujuan kegiatan ini dilakukan untuk melatih masyarakat unutk membuat sediaan sederhana dalma bentuk  rebusan daun sirsak bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya bagi mereka yang sering menggunakan obat tradisional untuk mencegah kanker. Target pengadian ini adalah ibu rumah tangga Desa Mangeloreng Kec Bantimurung Kab Maros. Pelatihan Pembuatan Simplisia Daun Sirsak (Annona muricata L) Pada Masyarakat Desa Mangeloreng Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros dilaksanakan pada Tanggal 15 Januari 2022. Hasil menunjukkan bahwa ibu rumah tangga Desa Mangeloreng Kab Maros sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan serta mampu membuat sendiri. Setelah melakukan sosialisasi dan cara pelatihan pembuatan simplisia daun bidara sebagai salah satu tanaman obat, akhirnya masyarakat setempat dapat mengetahui bagaimana cara yang benar dalam pembuatan simplisia khususnya daun sirsak agar simplisia yang dibuat dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, serta mendapatkan mutu simplisa yang berkualitas dan terjamin.
UJI KUALITATIF DAN PERHITUNGAN NILAI RF SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK DAUN GULMA SIAM : UJI KUALITATIF DAN PERHITUNGAN NILAI RF SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK DAUN GULMA SIAM Usman, Yusnita; Muin, Rahmatullah
Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol. 8 No. 2 (2023): Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jpsht.v1i1.1433

Abstract

The gulma siam leaves are nuisance plants but are beneficial to human life. In health it is useful as a medicine for wounds, diabetes, coughs and as an antioxidant. It is known that compounds that can heal wounds and antioxidant activity are flavonoid compounds. Research has been carried out to identify the flavonoid compounds of gulma siam leaf extract (Chromolaena odorata L.) by qualitative test and calculation of the retention factor (Rf) value using the thin layer chromatography (TLC) method. This study aims to identify the presence or absence of flavonoid compounds contained in siam weed leaf extract (Chromolaena odorata L.). The gulma siam leaves were dissolved using 70% ethanol solvent with the maceration method which aims to extract the chemical content contained in the Siamese weed leaves. Determination of compounds using two methods, namely qualitative test (reagent test) and calculation of the RF value by thin layer chromatography (TLC). The results showed that Siamese weed leaves contain flavonoid compounds which are marked with a red color change after a qualitative test (reagent test). As for thin layer chromatography (TLC) using ethyl acetate as an eluent: n-hexan (1:1) ethanol extract with Rf value (0.3 cm, 0.55 cm), N-Hexan extract with Rf value (0.27 cm , 0.36 cm) and the H2O extract with an Rf value (0.61 cm, 0.67 cm) positively contained flavonoids marked with blue and green color spots and identified with an Rf Flavonoid value of 0.2-0.75 cm.
FORMULASI MASKER GELL FEEL-OFF DARI EKSTRAK DAUN MANGGIS (Garcinia mangostana) Muthmainnah B; Usman, Yusnita; Rachman, Afifah
Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol. 10 No. 1 (2025): Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun manggis banyak mengandung flavanoid, saponin, tanin. Daun manggis dapat digunakan sebagai antioksidan, Daun Manggis diketahui mengandung quersetin Quersetin diindikasikan sebagai flavonoid yang mempunyai kemampuan antioksidan paling kuat. Masker gell feel-off merupakan sediaan kosmetika perawatan kulit yang berbentuk gel dan setelah diaplikasikan ke kulit dalam waktu tertentu hingga mengering, sediaan ini akan membentuk lapisan film transparan yang elastis, sehingga dapat dikelupas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan dan pengujiaan masker gell feel-off dari ektrak daun manggis (Garcinia mangostana). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen dengan menggunakan metode maserasi untuk mendapatkan ekstrak kental daun manggis (Garcinia mangostana) kemudian dibuat dalam sediaan masker gell feel-off. Dalam penelitian ini di buat 3 formula dengan konsentrasi ektrak kental daun manggis yang berbeda-beda dengan variasi konsentrasi F1 2%, F2 4% ,F3 6%, dengan melakukan pengujian uji fisik, meliputi pengujian organoleptic, pH, homogenitas, dan waktu kering. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sediaan masker gell feel-off yang memenuhi syarat standar berdasarkan SNI adalah formulasi 2 dengan konsentrasi daun manggis sebanyak 2g yang memiliki warna coklat kehitaman, bentuk kental, merekat,aroma oleum citrus,pH 6, sediaan homogeny dan waktu kering 20 menit 22 detik
Inovasi Produk Sediaan Sabun Cuci Tangan Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) Muin, Rahmatullah; Reosi, Karina; Usman, Yusnita
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 20 No. 3 (2025): Diagnosis : Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/dijk.v20i3.2799

Abstract

Kelor merupakan jenis tumbuhan yang sangat berpotensi sebagai bahan tambahan pembuatan kosmetik karena memiliki aktivitas antibakteri khususnya pada bagian daunnnya.Kandungan bahan aktif daun kelor (Moringa oleifera L.) yang dimanfaatkan sebagai antibakteri adalah hasil metabolisme sekunder dari tanaman tersebut. Senyawa aktif flavaniod yang terkandung dalam daun kelor berperan sebagai zat antibakteri dengan merusak membran sel bakteri. Adanya kandungan yang terdapat dalam daun kelor maka dapat dikembangkan dalam sediaan kosmetik yaitu sabun cuci tangan. Sabun cuci tangan padat merupakan pembersih yang dibuat dari bahan aktif detergen sintetik melalui proses saponifikasi dengan atau tanpa penambahan zat lain serta tidak menimbulkan iritasi pada kulit tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dan konsentrasi ekstrak etanol sabun cuci tangan dari daun kelor yang memenuhi syarat SNI. Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan metode maserasi untuk menghasilkan ekstrak kental daun kelor, sabun cuci tangan dibuat sebanyak 3 formula yang bervariasi yaitu FI (2,5%), FII (5%), FIII (7,5%). Pengujian sediaan sabun cuci tangan meliputi uji organoleptik, tinggi busa, homogenitas iritasi dan pH. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sabun cuci tangan ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) F2 (5%) memenuhi persyaratan sesuai dengan standar yang ditetapkan (SNI 2797-8133) ialah uji organoleptik, uji tinggi busa, uji homogenitas, uji pH, uji iritasi.
Evaluasi Sediaan Obat Kumur Ekstrak Etanol Kulit Batang Jambu Mete (Anacardium Occidentale) B, Muthmainna; Usman, Yusnita; Andira, Ayu
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 20 No. 3 (2025): Diagnosis : Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/dijk.v20i3.2801

Abstract

Kulit batang jambu mete (Anacardium occidentale) merupakan salah satu jenis tanaman dari familia Anacardiaceae yang telah menyebar di Indonesia dan merupakan bahan obat tradisional yang memiliki multi khasiat. Salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan Masyarakat sebagai obat kumur adalah kulit batang jambu mete. Kulit batang jambu mete mengandung senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, asam fenolik, dan saponin merupakan senyawa polifenol yang terdapat pada tumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan ekstrak etanol kulit batang jambu mete (Anacardium occidentale) menjadi sediaan obat kumur (Mouthwash) sebagai obat kumur. Formulasi obat kumur dibuat dalam 3 formula dengan konsentrasi kulit batang jambu mete yang berbeda yaitu 1%, 3% dan 5%. Namun mengandung Sodium Lauryl Sulfate dengan konsentrasi yang berbeda yaitu F1 (0,5%), F2 (1,25%), F3 (2,5%). Evaluasi obat kumur yang dilakukan adalah uji organoleptic (bentuk, bau, warna, dan aroma), uji pH, dan uji homogenitas. Dari hasil penelitian ini, dengan adanya variasi ekstrak dan kadar pelarut kulit batang jambu mete (Anacardium occidentale L.) mempengaruhi sifat fisik dari sediaan obat kumur pada uji organoleptic dan uji pH.
Formulasi dan Uji In Vivo Krim Luka Bakar dari Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana Mill.) pada Mencit (Mus musculus) Usman, Yusnita; Muin, Rahmatullah; Muthmainna B
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 9 No 2 (2025): Borneo Journal Of Pharmascientech
Publisher : Universitas Borneo Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59053/bjp.v9i2.600

Abstract

The flavonoid content of avocado leaves (Persea americana Mill.) supports its activity in healing burns. This research aims to make a cream formula from avocado leaf extract (Persea americana Mill.) and test the activity of this preparation in vivo using mice with 1x1 cm2 burn wounds. The cream formula is made with 4 different extract concentrations, namely F0 (cream base), F1 (1%), F2 (5%), and F3 (10%). Then, the physical characteristics of the preparation are evaluated, namely organoleptic, pH, homogeneity, spreadability, adhesive power and emulsion type. Next, an activity test was carried out using 12 mice which were divided into 4 groups treated according to the cream formula that had been made with observation for 14 days. The physical characteristics test results were analyzed based on the physical condition of the cream preparation according to the test category, while the activity test results were analyzed based on the percentage of wound healing area. The results showed that the formulation was an O/W type, semi-solid, with a greenish color, consistent with the extract concentration, and all physical parameters met the requirements. Activity testing demonstrated the highest burn wound healing percentage at F4, at 76%. Therefore, it was concluded that avocado leaf extract can be formulated into a cream with good in vivo activity for healing burns in mice.