Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

An Integrated Performance Index for Decentralized Water Supply Systems: A Case Study of SiPAS in the Brantas River Basin Andawayanti, Ussy; Asmaranto, Runi; Sajali, M. Amar; Suhartanto, Ery; Hidayat, Mustafa Mukti; Utami, Rizki Tri
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 8 (2025): August
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i8.12137

Abstract

To develop and validate an Integrated Performance Index Model (IPIM) for evaluating Simple Water Supply Systems (SiPAS) in the Brantas River Basin, Indonesia. We surveyed, audited, and interviewed stakeholders at 31 SiPAS sites. Latent constructs were tested using SEM–PLS, and dimension weights were optimized with the Generalized Reduced Gradient method. The model explained system performance well (R² = 0.95) and showed high predictive reliability. The technical dimension exerted the strongest influence (72.10%), followed by managerial (26.70%) and social (15.10%) factors. The index differentiated low and high performing sites and was consistent with field audit findings. A companion mobile application enabled real time reporting and feedback to strengthen community participation. IPIM provides a concise, scalable framework for assessing decentralized water supply, prioritizing technical improvements while supporting managerial and social strengthening, and can inform investment and governance decisions for rural water services.
Integrating Irrigation and Potable Water via a Pump-Fed Reservoir: Operational Scenarios and Economic Feasibility in Sukodono Lufira, Rahmah Dara; Marsudi, Suwanto; Andawayanti, Ussy; Sajali, M. Amar; Utami, Rizki Tri; Sari, Santi; Pratama, Rizki Ramadani
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 10 (2025): October
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i10.12607

Abstract

The Sukodono Reservoir (Gresik, East Java, Indonesia) is a pump-fed, multi-compartment system integrating irrigation and potable supply. We assess scenario-based operations and an economic appraisal. Three vertical-turbine pumps are installed (3×150 L/s); routine operation uses two units at 81% efficiency, yielding 243 L/s for 12 h/day (10.498 m³/day), with the third unit as standby/peak. By 2039, the population is projected at 30.801, requiring 22 L/s, supplied by a 30 L/s WTP. Irrigation storage targets are 120.000 m³ (250 ha core plantation), 270.000 m³ (2.250 ha inter-cropping), and 546.750 m³ (secondary crops). Six phased-expansion scenarios over six years were evaluated. Results show the designed operation reliably meets the 22 L/s potable demand while achieving the irrigation storage targets across scenarios. Base-case economics at a 5.50% discount rate (WACC) indicate IRR 18.50%, BCR ≈ 1.00 (break-even), and payback 7.10 years. We conclude that pump-fed reservoirs can integrate rural water supply and dryland irrigation effectively, although economic performance is marginal under the base case; viability improves with efficiency gains and prudent O&M/Fuel-Cost control.
Analisis Sebaran Genangan Banjir Pada Muara DAS Lamong Dengan Menggunakan Program SFINCS (Super-Fast Inundation of Coasts) Adilah, Ahmad Daffa; Dermawan, Very; Sajali, Muhammad Amar
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 6 No. 1 (2026): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA) - Inpres
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2026.6.1.49

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Lamong yang berada pada Jawa Timur memiliki potensi terhadap bahaya banjir yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut serta tingginya volume presipitasi. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui risiko banjir gabungan atau compound flooding pada wiliyah hilir DAS Lamong, yang diketahui bahwa wilayah pesisir merupakan daerah dataran rendah dan memiliki potensi terhadap genangan. Pemodelan banjir pada studi ini didasarkan pada analisis frekuensi dengan menghitung Debit banjir rancangan dianalisis menggunakan pendekatan hidrograf satuan sintesis, sedangkan simulasi banjir akibat curah hujan memanfaatkan intensitas hujan hasil analisis frekuensi. Adapun untuk memodelkan gelombang laut digunakan data pasang surut. Pemodelan studi ini menggunakan model SFINCS (Super-Fast INundation of CoastS) serta dapat membantu untuk memodelkan genangan yang disebabkan oleh sungai, hujan, ataupun genangan yang disebabkan gelombang laut sekaligus (compound flooding). Berbagai upaya mitigasi struktural dilakukan, seperti normalisasi sungai, pembangunan tanggul, serta tanggul laut, turut dianalisis guna mengurangi risiko banjir yang ditimbulkan. Studi ini memberikan dukungan bagi pengelolaan risiko banjir pada DAS Lamong serta berperan dalam penguat strategi dan mitigasi dari dampak perubahan iklim di wilayah sungai dan pesisir yang rentan di Indonesia.
Analisis Sebaran Genangan Banjir Pada Muara DAS Welang Dengan Menggunakan Program SFINCS (Super-Fast Inundation of Coasts) Vareza, Ervisto Thama; Dermawan, Very; Sajali, Muhammad Amar
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 6 No. 1 (2026): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA) - Inpres
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2026.6.1.51

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Welang di Jawa Timur semakin rentan terhadap banjir akibat curah hujan ekstrem dan kenaikan muka air laut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran genangan compound flooding, yaitu banjir yang terjadi akibat kombinasi faktor fluvial, pluvial, dan pasang surut laut, menggunakan model numerik SFINCS (Super-Fast INundation of CoastS). Metodologi penelitian meliputi analisis hidrologi berupa uji kualitas data, analisis frekuensi curah hujan dan debit sungai, serta penentuan intensitas hujan jam-jaman. Kondisi batas laut dimodelkan menggunakan data pasang surut ekstrem untuk menggambarkan pengaruh kenaikan muka air laut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa skenario compound flooding menghasilkan luas dan kedalaman genangan yang lebih besar dibandingkan skenario tunggal. Selain itu, penerapan upaya mitigasi seperti normalisasi alur sungai, pembangunan tanggul sungai, dan tanggul laut terbukti mampu mengurangi area terdampak secara signifikan. Temuan ini dapat menjadi dasar dalam perencanaan mitigasi banjir dan adaptasi perubahan iklim di wilayah pesisir dan DAS Welang.
Studi Alternatif Perencanaan Pengendalian Banjir Sungai Petung di Pasuruan Setiawan, Dodi Bagus; Prasetyorini, Linda; Sajali, M. Amar
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 6 No. 1 (2026): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA) - Inpres
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2026.6.1.50

Abstract

Banjir merupakan peristiwa meluapnya air yang melebihi kapasitas normal saluran, sehingga menggenangi wilayah daratan. Provinsi Jawa Timur, menurut data BNPB tahun 2024, menempati peringkat kedua dalam kejadian banjir terbanyak di Indonesia. Salah satu wilayah terdampak adalah Sungai Petung yang mengalir melalui Kota dan Kabupaten Pasuruan. Kejadian banjir signifikan terjadi pada 6 Mei 2023 dengan genangan setinggi 0,6 meter. Studi ini bertujuan merancang upaya pengendalian banjir di Sungai Petung melalui normalisasi sungai dan pembangunan tanggul. Tahapan perencanaan meliputi analisis debit banjir rancangan menggunakan HEC-HMS, pemodelan banjir dan pengendaliannya menggunakan HEC-RAS, serta estimasi rencana anggaran biaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa debit banjir rancangan untuk kala ulang 25 tahun (Q25) sebesar 122,59 m³/s dan kala ulang 50 tahun (Q50) sebesar 154,92 m³/s. Hasil pemodelan menunjukkan adanya luapan di beberapa titik, sehingga dibutuhkan normalisasi dan pembangunan tanggul. Tanggul direncanakan dengan dua pendekatan, yaitu konvensional dan Building with Nature (BWN). Estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk skenario normalisasi dan tanggul konvensional adalah Rp11.685.730.000, sedangkan untuk normalisasi dan tanggul BWN adalah Rp7.546.420.000.
Comparative Analysis of Rainfall Patterns in Jatigede Watershed Using the Huff Method Setiyowati, Yunita Ayu; Harisuseno, Donny; Sajali, M. Amar
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 16 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2025.016.02.5

Abstract

The temporal distribution of rainfall plays a vital role in hydrological analysis, particularly in estimating peak flood discharge, which significantly impacts the design of flood control infrastructure. Understanding rainfall distribution patterns is essential for improving flood forecasting and water resource management. This study aims to compare the rainfall distribution patterns in the Jatigede Watershed (DAS Jatigede) using the Huff Quartile 1 to 4 method. Hourly rainfall data were collected from six rainfall stations: Bayongbong, Cikajang, Darmaraja, Jatigede, Leuwigintung, and Sadawangi, with Ground Station data used for validation. The analysis revealed that rainfall in the Jatigede Watershed is steeper than Huff Quartile 1, with peak intensity occurring earlier during events, indicating a high concentration of rainfall at the beginning of storms, which may affect flood peak formation and watershed response time. These findings underscore the need to adjust hydrological models to better reflect actual rainfall distribution. However, the study has limitations, including a relatively small number of observation stations, potential inaccuracies in rainfall measurements, and the Huff method’s limited ability to capture spatial rainfall variability. Addressing these limitations in future research is essential for enhancing flood risk assessment and hydrological modeling accuracy in the Jatigede Watershed.