Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pembuatan Carboxymethyl Cellulose (CMC) Dari Pelepah Kelapa Sawit Razita Hariani; Adhy Prayitno; Bahruddin Bahruddin
Jurnal Sains dan Ilmu Terapan Vol. 3 No. 1 (2020): Juli : Jurnal Sains dan Ilmu Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.147 KB) | DOI: 10.59061/jsit.v3i1.13

Abstract

Pelepah kelapa sawit mempunyai kandungan selulosa sebesar 40,96%. Selulosa merupakan bahan baku utama sintesis karboksi metil selulosa (CMC). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum sintesis CMC dari pelepah kelapa sawit menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Sintesis CMC terdiri dari dua tahap yaitu alkalisasi dan eterifikasi. Faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah rasio Natrium Monokloroasetat (NaMCA) : selulosa, dan waktu eterifikasi. Respon yang dioptimasi pada CMC yang dihasilkan adalah derajat substitusi (DS), viskositas, pH dan kemurnian. Kondisi optimum sintesis CMC dari selulosa pelepah kelapa sawit didapatkan pada berat NaMCA 8 g dan waktu eterifikasi 4 jam. Hasil dari perhitungan RSM menunjukkan CMC dengan kondisi optimum memiliki nilai DS sebesar 0,81, viskositas 5,72 cP, pH 7,67 dan kemurnian 99,56% sedangkan uji verifikasi menunjukkan nilai DS sebesar 0,83, viscositas 5,81 cP, pH 7,56 and kemurnian 99,67%.
Pemanfaatan Bungkil Jarak Pagar (Jatropha curcas Linnaeus) sebagai Bahan Baku Kompos Razita Hariani
Jurnal Sains dan Ilmu Terapan Vol. 3 No. 1 (2020): Juli : Jurnal Sains dan Ilmu Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.553 KB) | DOI: 10.59061/jsit.v3i1.38

Abstract

Bungkil Jarak Pagar merupakannsalah satu bahan baku yang cukup potensial untuk dijadikan kompos. Pengomposan dapat dipercepat dengan penambahan bioaktivator. Bioaktivator yang digunakan pada penelitian ini adalah Effective Microorganism (EM4). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengomposan dan konsentrasi EM4 terhadap kadar nitrogen, kadar C-organik, rasio C/N dan kadar air yang dihasilkan. Pengomposan dilakukan selama 7, 14 dan 21 hari dan konsentrasi EM4 1%, 1,5%, 2% dan 2,5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk menghasilkan hasil terbaik pada waktu pengomposan 14 hari dengan konsentrasi 2,5% dengan kadar Nitrogen 1,38%, C-organik 25,88% dan rasio C/N 18,75
Pembuatan Papan Komposit dari Serat Ampas Tebu Fatmayati Fatmayati; Razita Hariani; Sri Wahyuni
Jurnal Sains dan Ilmu Terapan Vol. 4 No. 2 (2021): Desember : Jurnal Sains dan Ilmu Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.656 KB) | DOI: 10.59061/jsit.v4i2.46

Abstract

Komposit merupakan gabungan dari dua atau lebih material yang berbeda menjadi suatu bentuk produk dimana kualitas hasil akhir lebih baik dari penyusunnya, yang terbuat dari bermacam-macam kombinasi atau gabungan antara serat dan matriks.Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan serat ampas tebu (Baggase) yang keberadaannya melimpah dan murah sebagai bahan baku pembuatan papan komposit. Penelitian ini memakai serat ampas tebu (Baggase) sebagai penguat komposit dengan matriks berjenis Polyester Yukalac BQTN 157-EX dengan campuran katalis Methyl Ethyl Keton Peroxide (MEKPO). Proses pembuatan spesimen komposit dengan perlakuan perendaman NaOH pada serat dengan konsentrasi 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%. Serat ampas tebu direndam menggunakan variasi konsentrasi NaOH yang telah ditentukan untuk mengurangi komponen penyusun serat yang kurang efektif dalam menentukan kekuatan antar muka yaitu hemiselulosa, lignin atau pektin. Penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi NaOH yang paling optimal dalam pembuatan papan komposit. Dalam penelitian ini spesimen akan diuji bending dengan standar ASTM D790-03 dan uji tarik dan uji kadar air. Kualitas papan komposit terbaik diperoleh pada konsentrasi NaOH 10% yaitu kadar air 2,74%, uji tarik 152,2% dan uji bending 124,91%. Nilai tersebut sudah memenuhi mutu SNI 03-2105-1996.
Uji Sifat Fisik dan Kimia Pulp dari Pelepah dan Tandan Kosong Kelapa sawit Razita Hariani; Hanifah Khairiah
Jurnal Sains dan Ilmu Terapan Vol. 5 No. 1 (2022): Juli : Jurnal Sains dan Ilmu Terapan
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.037 KB) | DOI: 10.59061/jsit.v5i1.57

Abstract

— Pelepah dan tandan kosong keapa sawit merupakan limbah organik utama yang banyak dihasilkan dari aktifitas pruning di perkebunan sawit. Kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin pada pelepah kelapa sawit yang tertsedia memiliki potensi yang tinggi untuk dijadikan produk yang bernilah tambah. Salah satunya adalah sebagai bahan baku pengganti kayu untuk membuat pulp. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik dan kimia pulp yang terbuat dari pelepah dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Variabel pada penelitian ini yaitu perbandingan pelepah dan TKKS yaitu 20:40 ; 30:30 dan 40:20. Penelitian ini dilakukan dengan mendelignifikasi pelepah dan TKKS dengan NaOH 9%, serta proses bleaching dengan CaClO2 0,005 M. Dilakukan uji kualitas pulp dengan menggunakan uji rendemen pulp, kadar lignin, kadar air, kadar abu dan bilangan Kappa. Hasil penelitian menunjukkan rasio optimum 40 : 20 dimana rendemen pulp sebesar 45,88%, kadar lignin 2,38%, bilangan Kappa 0,31%, kadar air 10,18% dan kadar abu 3,39%. Nilai diatas menunjukkan bahwa pelepah dan TKKS berpotensi sebagai bahan baku pembuatan pulp.
Pelatihan pembuatan pupuk kompos dari limbah biomassa serai wangi di UMKM Tawa Wangi Razita Hariani; Sri Wahyuni; Widya Sinta Mustika; Merlia Rahmayani
Journal of Community Service in Science and Engineering (JoCSE) Vol 1, No 1 (2022): Available Online in October 2022
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jocse.v1i1.16887

Abstract

Pengolahan limbah padat hasil produksi sangat diperlukan pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sebagian besar UMKM serai wangi hanya fokus untuk proses penyulingan untuk menghasilkan minyak atsiri. UMKM Tawa Wangi merupakan salah satu UMKM yang belum melakukan pengolahan limbah padat hasil produksi yaitu biomassa serai wangi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dalam pengolahan limbah biomassa serai wangi sebagai bahan baku kompos. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui diskusi dan demo pembuatan kompos. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan antusias dan tingkat kepuasan yang tinggi dari mitra. Hasil lainnya, mitra dapat menghasilkan kompos dari limbah biomassa serai wangi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menjadi sebuah solusi untuk mengurangi volume limbah biomassa serai wangi. Selain itu, pemanfaatan serai wangi sebagai bahan baku kompos dapat meningkatkan nilai guna dan ekonomis limbah padat hasil produksi penyulingan serai wangi. Processing solid waste produced is essential for micro, small, and medium enterprises (MSMEs). Most citronella MSMEs only focus on distillation to produce essential oils. Tawa Wangi MSME is one of the MSMEs that has not processed the solid waste produced, namely citronella biomass. This community service activity aims to provide training in processing citronella biomass waste as compost raw material. The activities were carried out through discussions and demonstrations on composting. The evaluation of activities showed enthusiasm and a high level of satisfaction from partners. Another result, partners can produce compost from citronella biomass waste. This community service activity is a solution to reduce the volume of citronella biomass waste. In addition, using citronella as a raw material for compost can increase the use and economic value of solid waste produced by citronella distillation.
Counseling on the handling of tofu and tempe industrial waste in Bangkinang Kota District, Kampar Regency Fatmayati Fatmayati; Sri Wahyuni; Hanifah Khairiah; Nur Asma Deli; Razita Hariani
Journal of Community Service in Science and Engineering (JoCSE) Vol 2, No 1 (2023): Available Online in April 2023
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jocse.v2i1.19402

Abstract

The development of the tofu and tempe industrial business in Bangkinang Kota District, Kampar Regency, is mainly carried out on a small and medium scale business, so in production and management, it experiences several limitations such as limited production equipment, production processes carried out traditionally, and limited knowledge in terms of management and treatment of waste. This community service activity aims to carry out activities to assist soybean grinding machine equipment and diesel motors in the Tofu-Tempe Industry Mrs. Helma and Mr. Ayusman to assist partners in the production process so that production activities can be carried out more effectively and economically with maximum results. In addition, this activity aims to provide information and training to the two partners on the handling and processing the resulting waste, which can be processed into organic liquid fertilizer. The results of this dedication show that the two tofu-tempe industry partners feel very useful with the activities that have been carried out because of the assistance of production equipment in the form of soybean milling machines and diesel motors as well as training on handling and processing the resulting waste into organic liquid fertilizer. It is hoped that this activity will create a positive synergy between tofu and tempe businesses and agricultural businesses around the tofu and tempe industry. Perkembangan usaha industri tahu dan tempe di Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar banyak dilakukan dalam skala usaha kecil dan menengah sehingga dalam produksi dan pengelolaannya mengalami beberapa keterbatasan seperti keterbatasan peralatan produksi, proses produksi dikerjakan secara tradisional, serta keterbatasan pengetahuan dalam hal pengelolaan dan pengolahan terhadap limbah yang dihasilkan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk melakukan kegiatan bantuan peralatan mesin giling kedelai dan motor diesel di Industri Tahu-Tempe Bu Helma dan Pak Ayusman untuk membantu mitra dalam proses produksi sehingga kegiatan produksi bisa dilaksanakan lebih efektif dan ekonomis dengan hasil yang maksimal. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pelatihan kepada kedua mitra tentang penanganan dan pengolahan limbah yang dihasilkan yang dapat diproses menjadi pupuk cair organik.  Hasil pengabdian ini menunjukkan kedua mitra industri tahu-tempe merasa sangat bermanfaat dengan kegiatan yang telah dilaksanakan karena adanya bantuan peralatan produksi berupa mesin giling kedelai dan motor diesel serta adanya pelatihan tentang penanganan dan pengolahan limbah yang dihasilkan  menjadi pupuk cair organik. Kegiatan ini diharapkan munculnya suatu sinergi positif antara usaha tahu-tempe dengan usaha pertanian di sekitar industri tahu dan tempe.
Isolasi Pektin dari Kulit Kakao Menggunakan Metode Ektraksi dengan Variasi Konsentrasi HCl Razita Hariani; Anna Dhora; Sri Wahyuni
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITPA/2024.v09.i01.p01

Abstract

Cacao pod husk contains 6 - 30% pectin, the amount is affected by the ripeness and freshness of the cocoa pods. In the food industry, pectin acts as the main ingredient for making jellies, jams and marmalade. Pectin in the pharmaceutical industry as a gelling agent, thickener, stabilizer and emulsifier. Pectin can also be used as a therapeutic agent for diarrhea, constipation and obesity. This study aims to determine the effect of varying HCl concentrations on the isolation of pectin from cocoa shells by the extraction method. The variation of HCl solvent concentration was 0.02 N, 0.04 N, 0.06 N, 0.08 N and 0.10 N with a temperature of 80°C for 90 minutes. The pectin produced was analyzed for its characteristics including yield, equivalent weight, methoxyl content and galacturonic content. The results of this study showed that the highest yield was produced at a solvent concentration of 0.08 N, namely 10.59%. The water content of the pectin produced ranges from 10% - 13.33%, the lowest water content is at a solvent concentration of 0.1N. The water content of pectin at a concentration of 0.1 N meets the standard. The equivalent weight produced ranged from 3,012 mg – 10,869 mg, the pectin equivalent weight did not meet the standard. Methoxyl pectin levels obtained ranged from 2.51%-4.34%, methoxyl pectin levels included low methoxyl levels. Pectin galacturonic content ranged from 61.95% -113.34%. The chemical characteristics of the pectin extracted from cocoa pod husks indicated that the methoxyl and galacturonic levels met the standards. Abstrak Kulit buah kakao mengandung pektin antara 6 - 30%, jumlahnya dipengaruhi oleh tingkat kematangan dan kesegaran buah kakao. Jika buah kakao masih mentah kandungan pektin pada kulitnya berkisar 25 - 30%, sedangkan untuk buah kakao yang sudah matang kandungan pektin pada kulitnya berkisar diantara 6 - 12%. Dalam industri pangan, pektin berperan sebagai bahan pokok pembuatan jeli, selai, dan marmalade. Pektin dalam industri farmasi sebagai agen pembentuk gel, pengental, penstabil dan pengemulsi. Pektin juga dapat digunakan sebagai bahan terapi diare, sembelit, dan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi HCl pada isolasi pektin dari kulit kakao dengan metode ekstraksi. Variasi konsentrasi pelarut HCl adalah 0.02 N, 0.04 N, 0.06 N, 0.08 N dan 0.10 N dengan suhu 80 0C selama 90 menit. Pektin yang dihasilkan dianalisa karakteristiknya meliputi rendemen, berat ekivalen, kadar metoksil dan kadar galakturonat. Hasil penelitian ini menunjukkan rendemen tertinggi di hasilkan pada konsentrasi pelarut 0,08 N yaitu 10,59%. Kadar air pektin yang di hasilkan berkisar antara 10%- 13,33%, kadar air terendah pada konsentrasi pelarut 0,1N. Kadar air pektin pada konsentrasi 0,1 N sudah memenuhi standar. Berat ekivalen yang di hasilkan berkisar antara 3.012 mg – 10.869 mg, berat ekivalen pektin belum memenuhi standar. Kadar metoksil pektin yang di peroleh berkisar antara 2,51% – 4,34%, kadar metoksil pektin termasuk kadar metoksil rendah. Kadar galakturonat pektin berkisar antara 61,95% - 113,34%. Karakteristik kimia dari pektin hasil ekstraksi dari kulit kakao menunjukkan bahwa kadar metoksil dan kadar galakturonat sudah memenuhi standar.
Pengaruh Rasio Lemak Padat Dan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) Pada Pembuatan Shortening Hariani, Razita; Nur Asma Deli
JINGLER : Jurnal Teknik Pengolahan Pertanian Vol. 1 No. 1 (2023): Juni : JINGLER : Jurnal Teknik Pengolahan Pertanian
Publisher : Politeknik Kampar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59061/jingler.v1i1.336

Abstract

Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) is an oil produced from fresh fruit of the oil palm (Elais guineensis Jacq.) by going through an oil refinery process. RBDPO consists mostly of C16 palmitate fat of 44% which can be applied to shortening products. Shortening is a product derived from RBDPO oil, shortening is a processed product of semi-solid oil emulsions. This study aims to determine the process of making shortening, to find out the results of the analysis of shortening quality, to find out the optimum ratio for making shortening. The ratio of solid fat:RBDPO used in the manufacture of this shortening is 100:0, 80:20, 60:40, 40:60, 20:80, 0:100. Optimum results in the manufacture of shortening based on physical and chemical analysis, obtained with a ratio of 80% solid fat: 20% RBDPO with a moisture content of 0.29%, free fatty acid content of 0.54% and a peroxide value of 0.115 mek O2/kg.
Pemanfaatan Karbon Aktif Biomassa sebagai Bahan Dasar Filter Air Lahan Gambut di SMKN 1 UKUI Mustika, Widya Sinta; Patitis, Niken Ellani; Hariani, Razita; Pratomo, Fahcri Legi; Andriansyah, Denny; Habibullah, Habibullah
JPP IPTEK (Jurnal Pengabdian dan Penerapan IPTEK) Vol 8, No 2 (2024): November
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jpp-iptek.2024.v8i2.6747

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk juga meningkatkan kebutuhan konsumsi air bersih yang umumnya diperoleh dari air tanah seperti sumur. Namun, daerah lahan gambut memiliki air dengan kualitas yang tidak memenuhi standar baku mutu, ditandai dengan air yang berwarna dan berbau, seperti di SMKN 1 UKUI, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemanfaatan karbon aktif dari biomassa sebagai media filter air. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini diselenggarakan untuk meningkatkan kompetensi siswa SMKN 1 dalam penyediaan air bersih secara mandiri. Kegiatan PkM dilaksanakan dalam bentuk pelatihan/workshop yang terbagi atas dua sesi, yaitu penyampaian materi dan praktik perakitan filter air sederhana. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta mampu merakit alat filter air sederhana dan melakukan uji filtrasi air, serta mampu membuat analisis dasar kualitas air sebelum dan sesudah filtrasi, yaitu warna dan bau. Umpan balik kegiatan menunjukkan tingkat kepuasan sebesar 97,1%. Keseluruhan kegiatan PkM telah berhasil dilaksanakan dengan tingkat kepuasan mitra yang tinggi.
Hydroxylation Reaction on Bio-lubricant Characteristics : A Case Study on Palm Kernel Oil Fatmayati Fatmayati; Razita Hariani; Nur Asma Deli
G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan Vol 9 No 1 (2025): G-Tech, Vol. 9 No. 1 January 2025
Publisher : Universitas Islam Raden Rahmat, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70609/gtech.v9i1.5835

Abstract

Historically, lubricants have relied on petroleum derivatives, but depleting resources necessitate alternatives. Vegetable oils are unstable for use due to oxidation but can be improved via chemical modification. This study examines bio-lubricant production from palm kernel oil, focusing on hydroxylation reaction time and compliance with SNI 06.7069:2012 standards. The production of bio lubricants in this study comprised three distinct stages: hydrolysis, epoxidation, and hydroxylation. Hydrolysis involves the processing of palm kernel oil to yield fatty acids and glycerol. Subsequently, the fatty acids produced during the hydrolysis reaction were epoxidized to yield the epoxy compounds. Subsequently, the epoxy compound is subjected to hydroxylation, resulting in the formation of a polyol compound that serves as the fundamental building block for the bio lubricants. Optimal bio lubricants outcomes were achieved with a hydroxylation reaction time of 240 min, resulting in a bio lubricants yield of 92.67, a kinematic viscosity value of 48.54 Cst at 313.15°K/40°C, a kinematic viscosity value of 10.89 Cst at 373.15°K/100°C, a viscosity index of 224, and a corrosion rate of 0.1496 mpy. The quality of the bio lubricants produced in this study was in accordance with the SNI 06.7069:2012 standard.