Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

A Aplikasi Media Kit Seri Kebhinekaan dalam Meningkatkan Pemahaman Kearifan Lokal Indonesia pada Mata Pelajaran PPKn Arik Cahyani; Sunan Trioko; Minto Santoso
Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual Vol 8 No 3 (2024): Volume 8, Nomor 3, 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/riset_konseptual.v8i3.1018

Abstract

Saat ini, Kurikulum 13 disempurnakan atau dibuat menjadi Kurikulum Merdeka yang merupakan gagasan dalam menciptakan pendidikan generasi muda yang unggul di Indonesia. Dengan adanya pemerintahan yang baru dalam penyempurnaan Kurikulum karena adanya suatu tuntutan di masa kini bahwa integrasi teknologi dalam pendidikan sejak dilanda pandemi Covid-19 agar tidak tertinggal. Kurikulum Merdeka terbentuk dari gagasan pemerintah baru oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi (Mendikbudristek). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) adalah salah satu mata pelajaran wajib yang ada di setiap jenjang pendidikan tentang materi nilai-nilai Pancasila dan pentingnya siswa untuk mempelajari materi PPKn untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme, rasa penuh gotong royong dan toleransi. Dengan belajar PPKn dapat menumbuhkan generasi muda sebagai penerus bangsa yang berkarakter Pancasila. Penelitian mengenai media kit seri kebhinekaan dalam meningkatkan pemahaman kearifan lokal Indonesia pada mata pelajaran PPKn, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah triangulasi. Adapun penggunaan triangulasi dengan sumber, peneliti melakukan perbandingan atas hasil wawancara yang telah peneliti peroleh melalui proses wawancara dengan informan sebagai pembanding dalam mengecek kebenaran informasi yang telah diperoleh dalam penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan pengecekan derajat kepercayaan dengan triangulasi dengan metode. Metode ini dilakukan dengan melakukan pengecekan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data yang telah diperoleh melalui kegiatan observasi di SMA kota Blitar. produk yang dihasilkan adalah media yang berbentuk kartu Kit Seri Kebhinnekaan untuk pembelajaran PPKn kelas X SMA pada materi Kearifan lokal. Hasil dari kelas kecil dengan metode wawancara mendalam, media Kit Seri bisa diterima dan siswa sangat antusian sehingga media Kit seri masuk kategori sangat baik diterapkan dalam pembelajaran.
Implementasi Pembelajaran Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Merdeka SMP di Kota Blitar Minto Santoso; Arik Cahyani; M. Iqbal Baihaqi
Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual Vol 8 No 1 (2024): Volume 8, Nomor 1, 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/riset_konseptual.v8i1.911

Abstract

Implementasi kurikulum Merdeka memberikan dampak yang beragam di masyarakat, salah satunya adalah mata pelajaran Pancasila yang terintegrasi dengan mata pelajaran PPKN yang memiliki empat komponen yakni Bhineka Tunggal Ika, NKRI Pancasila, dan undang-undang Dasar 1945. Setiap komponen ini memiliki capaian pembelajaran yang berbeda meskipun dapat diintegrasikan. Di samping itu capaian kompetensi peserta didik tidak lagi berdasarkan tingkatan atau kelas tetapi berdasarkan pada fase peserta didik. Capaian pembelajaran peserta didik usia SMP masuk dalam fase D dan E. Beberapa SMP di Kota Blitar telah resmi menerapkan IKM.Namun demikian masih banyak hal yang perlu dikaji untuk ditingkatkan kembali efektivitas dan efisiensinya.Dengan pendekatan kualitatif penelitian ini berusaha untuk menggali informasi mengenai implementasi pembelajaran Pancasila di SMP di Kota Blitar pada kurikulum merdeka seinggah menghasilkan suatu model implementasi pembelajaran Pancasila yang bisa menjadi rujukan bersama untuk diterapkan dan dikembangkan di sekolah. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai November dengan narasumber guru-guru PPKn. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga komponen besar yang mendukung terlaksananya implementasi Merdeka belajar khususnya pembelajaran Pancasila yang pertama kebijakan yang kedua stakeholder yang meliputi pimpinan/kepala sekolah guru komite atau wali murid Mitra/komunitas sosial dan yang ketiga peserta didik sebagai objek dari output pembelajaran.
MANIFESTASI MASYARAKAT BERAGAMA DAN IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM TRADISI BERSIH DESA BULAN MUHARAM DI BLITAR Arik Cahyani; Oktafiana, Andi Nur; Chandra, Afry Adi
Jurnal Lektur Keagamaan Vol 21 No 2 (2023): Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 21 No. 2 Tahun 2023
Publisher : Center for Research and Development of Religious Literature and Heritage, Agency for Research and Development and Training, Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31291/jlka.v21i2.1118

Abstract

ABSTRACTThe primary objective of this study is to explore the manifes-tations of religious communities and the implementation of Pancasila values within the "Bersih Desa" tradition during Muharram in Blitar, East Java. This field research was conducted with the residents of Kendalrejo Village, Duren Village, and Jabung Village in the Talun District, Blitar Regency, East Java, who participated in the "Bersih Desa" tradition during Muharram. These villages were chosen as research sites due to the unique characteristics of the "Bersih Desa" tradition in these locales, which are absent elsewhere. The traditional procession engages all governing bodies and village commu¬nities, and its execution prominently embodies Pancasila values. Data collection was conducted through observation, interviews and documenta¬tion techniques. Observational data was obtained from event of the "Bersih Desa". Interviews were held with leaders, religious leaders, or traditional heads from each region, as well as members of the community involved in the tradition. The collected data was subsequently analyzed using a qualita¬tive descriptive method. The findings of the study indicate that the "Bersih Desa" tradition during Muharram in the Blitar region serves as a manifes¬tation of a religious community and a means of imple¬menting Pancasila values. These findings encompass (1) the procession of the "Bersih Desa" tradition, (2) the correlation between the "Bersih Desa" tradition and Pancasila values, (3) the unique aspects of Muhar¬ram, and (4) restrictions associated with the "Bersih Desa" tradition. Consequently, based on these findings, the primary topic of discussion was determined to be the manifestation of a religious community's presence and the implementation of Pancasila values. Keywords: religious community, "Bersih Desa" tradition, Muharam, Pancasila ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manifestasi masyara¬kat beragama dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam tradisi Bersih Desa bulan Muharam di Blitar. Jenis penelitian ini adalah field research. Subjek penelitian yaitu warga di desa Kendalrejo, desa Duren, dan desa Jabung, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang melaksana¬kan tradisi Bersih Desa bulan Muharam. Subjek penelitian dipilih, karena pelaksanaan tradisi Bersih Desa di tiga desa tersebut memiliki ciri berbeda yang tidak ditemukan di tempat lain. Prosesi tradisi berjalan dengan melibatkan seluruh elemen pemerintah maupun masyarakat desa. Pelaksa¬na¬anya juga sangat mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Penelitian dilaksa¬nakan pada malam 29 Juli 2022. Data dikumpulkan melalui teknik obser¬vasi, wawancara, maupun dokumentasi. Peneliti melakukan observasi terha¬dap pelaksanaan tra-disi Bersih Desa. Wawancara dilakukan kepada pimpinan, imam, atau kepala adat masing-masing daerah maupun masyarakat yang terlibat dalam tradisi Bersih Desa. Hasil pengambilan data kemudian dideskrip-sikan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa tradisi Bersih Desa bulan Muharam di daerah Blitar merupakan manifestasi masyarakat beragama dan sarana meng¬im-plementasikan nilai-nilai Pancasila. Adapun temuan yang diperoleh meliputi: (1) prosesi pelaksanaan tradisi Bersih Desa, (2) keterkaitan antara Bersih Desa dengan nilai-nilai Pancasila, (3) keistimewaan bulan Muharam, dan (4) pantangan dalam Bersih Desa. Sehingga dari beberapa temuan penelitian, peneliti mengkaji dan menentukan pokok pembahasan yaitu Manivestasi adanya masyarakat beragama dan implementasi nilai-nilai Pancasila melalui tradisi “Bersih Desa” bulan Muharam di Blitar. Kata Kunci: masyarakat beragama, Bersih Desa, Muharam, Pancasila
Literature Review: Pemanfaatan Teknologi Augmented Reality dalam Pembelajaran PPKn dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Nilai Kewarganegaraan Dian Permata Sari; Bayu Saputra; Hardo Adriyanto; Mahmuda Ma’arif; Arik Cahyani
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 5 No. 1 (2025): Februari-Mei 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v5i1.912

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menelaah secara sistematis penerapan teknologi Augmented Reality (AR) dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) melalui pendekatan kajian literatur. Kajian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan transformasi pendidikan yang sejalan dengan perkembangan teknologi digital, serta tantangan rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran PPKn yang masih cenderung konvensional. Penelitian dilakukan dengan metode literature review terhadap artikel ilmiah yang diterbitkan pada periode 2020 hingga 2025, menggunakan database seperti Google Scholar, Scopus, ERIC, dan ScienceDirect. Seleksi artikel dilakukan secara sistematis melalui proses penyaringan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, serta dilakukan analisis tematik terhadap hasil-hasil penelitian terpilih. Hasil kajian menunjukkan bahwa teknologi AR memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan motivasi belajar, keterlibatan siswa, pemahaman terhadap nilai-nilai kewarganegaraan, serta penguatan pendidikan multikultural. Namun demikian, terdapat sejumlah hambatan implementatif seperti keterbatasan infrastruktur, rendahnya literasi digital guru, serta minimnya konten AR yang sesuai dengan kurikulum nasional. Dengan demikian, artikel ini merekomendasikan perlunya dukungan kebijakan, pelatihan guru, dan pengembangan media AR yang kontekstual untuk mengoptimalkan integrasi teknologi ini dalam pembelajaran PPKn di Indonesia.
Pola Penanaman Nilai-Nilai Kemanusiaan di Perguruan Silat Ki Ageng Pandan Alas Ranting Kademangan Blitar Reana Oktiana Putri; Miranu Triantoro; Minto Santoso; Arik Cahyani
Jurnal Pendidikan dan Kewarganegara Indonesia Vol. 2 No. 3 (2025): September : Jurnal Pendidikan dan Kewarganegara Indonesia
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/jupenkei.v2i3.682

Abstract

This study aims to describe the pattern of instilling human values at Ki Ageng Pandan Alas Martial Arts School, Kademangan Branch, Blitar. The research employed a descriptive qualitative approach with a phenomenological design. Data were collected through participatory observation, in-depth interviews using snowball sampling, and documentation, then analyzed using Miles & Huberman’s interactive model. The findings reveal that value transmission is carried out gradually through regular training, the trilogy of spirituality (hablum minallah, hablum minannas, rahmatan lil alamin), and the school’s greeting symbolized by the keris sigar penjalin. Methods applied include lectures, exemplary behavior, habituation, games, reward and punishment, value discussions, internalization, and real-life activities. The media consist of physical elements (uniforms, belts, symbols, and training equipment) and non-physical ones (teachings, role models, traditions). The study confirms that martial arts schools can serve as a medium for character education, particularly in fostering religiosity, empathy, respect, self-control, and social care. These findings enrich the discourse on value education and provide references for educational institutions, families, and communities.
Upaya Membangun Sikap Moderasi Beragama Melalui Pendidikan Kewarganegaraan berbasis Civic Engagement Pada Mahasiswa PTKI Marsudi, Kenlies Era Rosalina; Arik Cahyani; Bekti Galih Kurniawan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 12 No. 1 (2025): Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Prodi PPKn FKIP Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jurnalpkn.v12i1.46463

Abstract

Mahasiswa perguruan tinggi merupakan salahsatu sasaran yang paling digemari oleh kelompok ekstremis dan radikalis dalam menyebarkan pandangan ideologis dan perekrutan anggota baru. Berdasarkan temuan berbagai organisasi penanggulangan ekstremisme seperti BIN dan BNPT, menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki potensi yang cukup tinggi dan rentan terhadap gerakan ekstemisme. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sikap moderasi beragama yang kuat di kalangan mahasiswa PTKI, khususnya dalam menghadapi tantangan masyarakat yang heterogen setelah lulus, di mana interaksi antar kelompok heterogen tersebut seringkali minim di lingkungan kampus yang homogen. Pendidikan kewarganegaraan berbasis civic engagement diharapkan dapat menjadi sarana efektif dalam membentuk sikap moderasi beragama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pendidikan kewarganegaraan berbasis civic engagement dapat membangun sikap moderasi beragama yang kuat melalui kegiatan seperti kunjungan organisasi sosial dan keagamaan, diskusi dan forum terbuka mengenai isu keberagaman, program dialog antar agama, program pengabdian masyarakat (community service), dan kolaborasi sosial lintas agama. Kegiatan-kegiatan ini memberikan mahasiswa kesempatan untuk tidak hanya memahami teori kewarganegaraan, tetapi juga terlibat langsung dalam memecahkan isu-isu sosial di masyarakat. Dengan demikian, pembelajaran berbasis civic engagement berperan penting dalam mengembangkan sikap toleransi, moderasi beragama, dan partisipasi aktif dalam kehidupan sosial, politik, dan budaya yang plural.
Peranan Tata Tertib Sekolah Terhadap Pembentukan Karakter Pancasila Siswa Di Madrasah Aliyah Bustanul Muta’allimin Kota Blitar Laila Rofi’atun Nisa; Arik Cahyani; Ida Putri Rarasati
SILABUS: Jurnal Ilmu dan Inovasi Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2024): SILABUS: Jurnal Ilmu dan Inovasi Pendidikan, Agustus 2024
Publisher : Berugak Baca

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62667/silabus.v1i2.130

Abstract

Education is something that never stops developing and always raises many different problems. As technology and communication develop, school-age children, especially teenagers at the SMA/MA level who are still searching for their identity, are very vulnerable to the problems of globalization and the decline in morality. There are 3 data collections used in this research plan, namely interviews, observation and documentation. From the results of research using descriptive analysis, it was found that students at MA Bustanul Muta'alimin, Blitar City, still lack aspects of time discipline and often ignore school rules. So the implementation of school rules and regulations at MA Bustanul Muta'allimin Blitar City is in the medium category.4. MA Bustanul Muta'allimin Blitar City. Teachers play an important role in enforcing rules and regulations at school and are responsible for educating students to make them better. Everything a teacher does at school should be interpreted as part of the educational process, teachers as examples and role models for students.
ANALISIS PEMBELAJARAN PENDIDIDKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DAN PENANAMAN KARAKTER SISWA DI MTs MA’ARIF NU 2 SUTOJAYAN Binti Lailatul Faizah; Minto Santoso; Arik Cahyani
SILABUS: Jurnal Ilmu dan Inovasi Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2024): SILABUS: Jurnal Ilmu dan Inovasi Pendidikan, Agustus 2024
Publisher : Berugak Baca

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62667/silabus.v1i2.132

Abstract

Learning is a combination of two activities, learning and teaching. Methodological learning activities tend to be more dominant among students, while instructional teaching is carried out by teachers. So, the term learning is a summary of the words learning and teaching. Learning is usually provided by educators so that the process of acquiring knowledge and knowledge, mastering skills and habits, as well as forming attitudes and beliefs in students can occur. In other words, learning is a process to help students learn well. Pancasila and Citizenship Education (PPKn) is an important component of learning in schools, both formal and informal schools. We can see this from the existence of PPKn subjects at various levels of education, from elementary school (SD), junior high school (SMP). High School (SMA) or college. In accordance with the opening words of the 1945 Constitution, "to make the life of the nation intelligent" which is the ideal of the Indonesian nation, is one of the drivers that Pancasila and Citizenship Education is very important in learning. Pancasila and citizenship education is an important part of the education curriculum in Indonesia. MTs Ma'arif NU 2 Sutojayan integrates Pancasila and citizenship learning into existing subjects. This learning aims to teach the basic values ​​of Pancasila, the rights and obligations of citizens, as well as knowledge about the Indonesian government system. The importance of learning Pancasila and citizenship education is to form citizens who have a good understanding of their duties and responsibilities in society and government.