Dwi Utari Rahmiati
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Laporan Kasus: Studi Morfopatologi Demam Babi Afrika pada Babi di Bogor, Jawa Barat Rahayu Woro Wiranti; Dwi Utari Rahmiati; Aldo Yanuar Wuriyantara; Okti Nadia Poetri; Ekowati Handharyani
Jurnal Veteriner Vol 24 No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.4.564

Abstract

Demam Babi Afrika atau African swine fever (ASF) adalah penyakit menular yang dapat terjadi pada ternak babi dan babi liar. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus ASF. Gejala klinis sangat bervariasi dari kasus yang terjadi perakut, akut, subakut dan kronis tergantung pada virulensi virus. Kejadian ASF dapat menyebabkan angka kematian tinggi pada babi, penurunan kondisi sosial, dan ekonomi termasuk kontaminasi lingkungan. Berdasar beberapa pertimbangan masalah tersebut, maka akan sangat bermakna bila dilakukan studi morfopatologi dan klarifikasi terhadap kejadian ASF pada babi (Sus scrofa domesticus). Kajian saat ini dilaksanakan dengan melakukan prosedur nekropsi terhadap dua ekor babi umur empat bulan, yaitu dengan melakukan pemeriksaan kondisi tubuh dan organ-organ interna. Sampel organ diambil untuk pemeriksaan histopatologi yang selanjutnya diwarnai dengan hematoksilin-eosin (HE). Pemeriksaan lanjut dilakukan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) menggunakan primer universal (p72 dan p54). Hasil pemeriksaan makroskopik menunjukkan bahwa beberapa bagian kulit mengalami erythema, terjadi splenitis hemoragi, enteritis hemoragi disertai dengan lymphadenopathy pada limfonodus mesenterika dan terjadi hemoragi pada meningen dan pembuluh darah di otak. Hasil pemeriksaan histopatologimenunjukkan lesi pada organ limforetikuler seperti limpa dan limfonodus mesenterika, yaitu radang limfositik disertai hemoragi. Pemeriksaan pada otak menunjukkan lesi radang limfositik disertai hemoragi pada selaput meningen. Hasil pemeriksaan molekuler dengan metode PCR memberikan konfirmasi bahwa penyakit disebabkan oleh virus ASF. Berdasarkan hasil pemeriksaan komprehensif secara makroskopik, mikroskopik dan evaluasi PCR dapat disimpulkan bahwa kedua ekor babi tersebut menderita infeksi ASF tipe akut.
Studi Kasus Gallbladder Mucocele disertai Ehrlichiosis pada Anjing Beagle Deni Noviana; Jihan Fadilah Rachman Nurullah; Fitria Senja Murtiningrum; Dwi Utari Rahmiati; Wasmen Manalu
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 11 No. 3 (2023): November 2023
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.11.3.250-260

Abstract

Komplikasi gallbladder mucocele dan Ehrlichiosis akibat infeksi bakteri Ehrlichia canis (E. canis) dapat menyebabkan gangguan kesehatan hingga kematian pada anjing. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik gallbladder mucocele serta Ehrlichiosis pada anjing melalui interpretasi ultrasonografi abdomen, hematologi, dan kimia darah serta studi terkait terapi yang diberikan. Seekor anjing beagle betina berumur ±15 tahun milik RSHP SKHB IPB University memiliki keluhan muntah frekuen, penurunan nafsu makan, dan lesu. Pemeriksaan fisik pada hewan menunjukkan BCS rendah dan dehidrasi. Sonogram abdomen menunjukkan adanya pembesaran gallbladder disertai adanya endapan sekitar 90 % dengan ekhogenitas hiperekoik. Pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan nilai ALT 132 U/L, total protein 8.3 g/dL, anemia (eritrosit 2.68 x 106 µL), trombositopenia (trombosit 20 x 103 µL), leukopenia (leukosit 4.8 x 103 µL), limfopenia (limfosit 0.6 x 103), dan kadar blood urea nitrogen yang tinggi (187 mg/dL). Evaluasi Rapid test kit menunjukkan anjing positif terinfeksi E. Canis. Kombinasi terapi asam ursodeoxycholic, hepatoprotektan, antibiotik, suplemen darah, dan vitamin diberikan selama 2 bulan. Evaluasi sonogram dan darah dilakukan setiap 4 minggu. Kondisi anjing sempat menunjukkan adanya perbaikan, namun akhirnya pasien mati setelah 8 minggu pengobatan.
Nilai Normal Ekokardiografi Transthorakalis pada Hewan Model Babi (Sus scrofa domestica) Bintang Nurul Iman; Deni Noviana; Fitria Senja Murtiningrum; Dwi Utari Rahmiati; Nindya Dwi Utami; Arni Diana Fitri; Gunanti
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 12 No. 3 (2024): November 2024
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.12.3.249-256

Abstract

Penelitian gangguan sistem kardiovaskular semakin berkembang dilakukan pada hewan model. Babi merupakan hewan model yang umum digunakan dalam penelitian biomedis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai normal ekokardiografi jantung babi (Sus scrofa domestica) jantan dan betina. Babi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 ekor babi yang digunakan dalam penelitian ini dengan usia 3 sampai 4 bulan dengan rata-rata berat badan 55 Kg (52 sampai 69 Kg). Pemeriksaan ekokardiografi transtorakalis dengan posisi right parasternal (RPS) long-axis (LAx) dan short-axis (SAx) menggunakan transduser phase-array probe dengan frekuensi 2.5-6.0 MHz yang dilakukan pada babi dalam kondisi teranestesi. Posisi RPS-SAx bertujuan menilai bentuk dan struktur dari ventrikel kiri jantung babi, sedangkan RPS-LAx bertujuan membandingkan dimensi antara ventrikel serta melihat pergerakan katup mitral jantung. Hasil pemeriksaan ekokardiografi menunjukkan bahwa struktur dari ventrikel kiri babi yang dapat terlihat adalah interventricular septum (IVS), left ventricle (LV), left ventricle wall (LVW), pericardium (P), papillary muscle (PM), dan right ventricle (RV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pada parameter frekuensi jantung (HR), left ventricular internal dimension at end-diastole (LVIDd), dan stroke volume (SV) menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan, sedangkan parameter lainnya memiliki hasil yang tidak signifikan antara jantan dan betina. Nilai ekokardiografi normal pada babi ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian kardiovaskular lanjut yang menggunakan babi sebagai hewan model.