Fitria Senja Murtiningrum
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi Kasus Gallbladder Mucocele disertai Ehrlichiosis pada Anjing Beagle Deni Noviana; Jihan Fadilah Rachman Nurullah; Fitria Senja Murtiningrum; Dwi Utari Rahmiati; Wasmen Manalu
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 11 No. 3 (2023): November 2023
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.11.3.250-260

Abstract

Komplikasi gallbladder mucocele dan Ehrlichiosis akibat infeksi bakteri Ehrlichia canis (E. canis) dapat menyebabkan gangguan kesehatan hingga kematian pada anjing. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik gallbladder mucocele serta Ehrlichiosis pada anjing melalui interpretasi ultrasonografi abdomen, hematologi, dan kimia darah serta studi terkait terapi yang diberikan. Seekor anjing beagle betina berumur ±15 tahun milik RSHP SKHB IPB University memiliki keluhan muntah frekuen, penurunan nafsu makan, dan lesu. Pemeriksaan fisik pada hewan menunjukkan BCS rendah dan dehidrasi. Sonogram abdomen menunjukkan adanya pembesaran gallbladder disertai adanya endapan sekitar 90 % dengan ekhogenitas hiperekoik. Pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan nilai ALT 132 U/L, total protein 8.3 g/dL, anemia (eritrosit 2.68 x 106 µL), trombositopenia (trombosit 20 x 103 µL), leukopenia (leukosit 4.8 x 103 µL), limfopenia (limfosit 0.6 x 103), dan kadar blood urea nitrogen yang tinggi (187 mg/dL). Evaluasi Rapid test kit menunjukkan anjing positif terinfeksi E. Canis. Kombinasi terapi asam ursodeoxycholic, hepatoprotektan, antibiotik, suplemen darah, dan vitamin diberikan selama 2 bulan. Evaluasi sonogram dan darah dilakukan setiap 4 minggu. Kondisi anjing sempat menunjukkan adanya perbaikan, namun akhirnya pasien mati setelah 8 minggu pengobatan.
Pencitraan Ultrasonografi Ginjal dan Profil Symmetric Dimethylarginine (SDMA) Anjing Ras Belgian Malinois di Badan Narkotika Nasional Widanti, Berlian; Fitriya Nur Annisa Dewi; Fitria Senja Murtiningrum; Deni Noviana
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 12 No. 3 (2024): November 2024
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.12.3.181-186

Abstract

Pencitraan Ultrasonografi (USG) ginjal dapat memberikan informasi struktur internal organ yang bermanfaat, terlebih apabila dikombinasikan dengan parameter kimia darah seperti profil Symmetric Dimethylarginine (SDMA). Penelitian ini bertujuan untuk deteksi dini perubahan morfometri dan fisiologis pada ginjal serta mengevaluasi apakah terdapat kaitan mengenai kesehatan ginjal dengan latihan fisik. Sampel yang digunakan adalah 6 ekor anjing ras Belgian malinois dengan umur 3 - 4 tahun. Tiga ekor anjing merupakan anjing yang aktif dilatih dan 3 ekor lainnya adalah anjing yang tidak aktif dilatih. Pemeriksaan USG dilakukan pada posisi hewan right and left lateral dengan microconvex probe frekuensi 5 – 8 MHz. Sampel darah diambil sebanyak 0.5 ml melalui v. cephalica dan dilakukan pemeriksaan SDMA. Hasil pengukuran menunjukan rasio panjang ginjal:aorta pada anjing aktif adalah 6.02, 6.85, dan 6.87, sedangkan pada anjing tidak aktif adalah 5.76, 6.36, dan 5.5. Nilai SDMA pada anjing aktif adalah 10, 11, dan 8 µg/dL, sedangkan pada anjing tidak aktif adalah 12, 11, dan 15 µg/dL. Hasil ini menunjukan bahwa anjing yang aktif berlatih memiliki ukuran ginjal yang lebih besar dibandingkan dengan anjing yang tidak aktif dilatih. Hasil SDMA pada ketiga anjing yang aktif berada pada rentang normal. Terdapat 1 ekor anjing yang memiliki nilai SDMA diatas rentang normal pada anjing yang tidak aktif dilatih, yang mengindikasikan mengalami chronic kidney disease (CKD) stage 1 menurut International Renal Interest Society (IRIS). Berdasarkan penelitian ini, aktifitas fisik mempengaruhi morfometri ginjal tanpa mengganggu fungsi ginjal anjing Belgian Malinois di Badan Narkotika Nasional (BNN).
Nilai Normal Ekokardiografi Transthorakalis pada Hewan Model Babi (Sus scrofa domestica) Bintang Nurul Iman; Deni Noviana; Fitria Senja Murtiningrum; Dwi Utari Rahmiati; Nindya Dwi Utami; Arni Diana Fitri; Gunanti
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 12 No. 3 (2024): November 2024
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.12.3.249-256

Abstract

Penelitian gangguan sistem kardiovaskular semakin berkembang dilakukan pada hewan model. Babi merupakan hewan model yang umum digunakan dalam penelitian biomedis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai normal ekokardiografi jantung babi (Sus scrofa domestica) jantan dan betina. Babi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 ekor babi yang digunakan dalam penelitian ini dengan usia 3 sampai 4 bulan dengan rata-rata berat badan 55 Kg (52 sampai 69 Kg). Pemeriksaan ekokardiografi transtorakalis dengan posisi right parasternal (RPS) long-axis (LAx) dan short-axis (SAx) menggunakan transduser phase-array probe dengan frekuensi 2.5-6.0 MHz yang dilakukan pada babi dalam kondisi teranestesi. Posisi RPS-SAx bertujuan menilai bentuk dan struktur dari ventrikel kiri jantung babi, sedangkan RPS-LAx bertujuan membandingkan dimensi antara ventrikel serta melihat pergerakan katup mitral jantung. Hasil pemeriksaan ekokardiografi menunjukkan bahwa struktur dari ventrikel kiri babi yang dapat terlihat adalah interventricular septum (IVS), left ventricle (LV), left ventricle wall (LVW), pericardium (P), papillary muscle (PM), dan right ventricle (RV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pada parameter frekuensi jantung (HR), left ventricular internal dimension at end-diastole (LVIDd), dan stroke volume (SV) menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan, sedangkan parameter lainnya memiliki hasil yang tidak signifikan antara jantan dan betina. Nilai ekokardiografi normal pada babi ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian kardiovaskular lanjut yang menggunakan babi sebagai hewan model.