Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

UNSUR KEARIFAN LOKAL DALAM PENAMAAN PAGUYUBAN SENI REYOG SEBAGAI UPAYA PEMERTAHANAN BAHASA JAWA KUNA Alip Sugianto; Nanang Cendriono; Muhammad Lukman Syafii
JOEL: Journal of Educational and Language Research Vol. 1 No. 1: Agustus 2021
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.477 KB)

Abstract

Nama merupakan identitas sosial sebagai penanda objek salah satunya adalah penamaan paguyuban Reyog Ponorogo. Sebagai kesenian tradisional, kesenian ini masih Mempertahankan pengunaan nama dengan Bahasa Jawa Kuna sebagai salah satu identitas budaya etnik Jawa Panaragan. Pengunaan nama tersebut salah satu yang melatar belakangi adalah kearifan lokal sebagai upaya pemertahanan bahasa Jawa Kuna. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan: (1) Mendeskripsikan jenis kearifan lokal apa saja yang melatar belakangi penamaan paguyuban Reyog Ponorogo (2) Mendeskripsikan makna yang terdapat dalam paguyuba Reyog Ponorogo (3) faktor apa saja yang melatar belakangi pemertahanan bahasa Jawa Kuna dalam penamaan Paguyuban Reyog. Data berupa nama-nama paguyuban Reyog yang diperoleh dari Dinas Pariwisata diambil secara purposif sampling dan wawancara serta interprestasi dengan mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil temuan dalam penelitian ini yang melatar belakangi faktor eksistensi pengunaan Bahasa Jawa Kuna dalam Paguyiban Reyog karena faktor mempertimbangkan kearifan lokal seperti kearifan lokasi kearifan historis kearifan kualitas kearifan pendidikan, kearifan harapan. Kearifan tersebut tercermin dibalik makna nama paguyuban Reyog dan bertahan dalam pengunaan Bahasa Jawa Kuna karena sikap masyarakat yang memiliki sikap primodialisme dan etnosentris positif sehingga nama pegunaan Bahasa Jawa Kuna masih bertahan dalam pengunaan nama paguyuban Reyog
PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA GURU TK DHARMA WANITA 1 SUMBERJO GONDANG NGANJUK Muhammad Lukman Syafii; Azid Syukroni; Ayok Ariyanto
Jurnal Pengabdian Pendidikan Masyarakat (JPPM) Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Pendidikan Masyarakat Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52060/jppm.v4i2.1348

Abstract

Introducing English from an early age should be supported by adequate facilities and infrastructure. The teacher as a component of the learning process manager needs to understand the framework of early childhood thinking (AUD) so that learning management can be carried out properly. The problem that arises is that the kindergarten teachers complain that there is no syllabus for learning English in kindergarten, while learning English in kindergarten must be implemented as early as possible. This service aims to develop and apply an English learning syllabus in Kindergarten (TK). The method applied in this service is a workshop and the application of the workshop. The partner for this dedication is the Kindergarten Principal. The result of this dedication is the completion of the syllabus for learning English for Kindergarten and will apply it in further learning in the classroom. Some activities such as singing and telling stories can be included in the category of presentations and explanations, or games. Transition songs are used to accompany the change from one activity to the next. At that time, it was hoped that students could play while learning because the world of children is a world of play and they are also happy when they are invited to sing, of course, with material inserted.
Using Online Short Stories to Improve the Reading Comprehension Ability Muhammad Lukman Syafii
Register Journal Vol 11, No 2 (2018): REGISTER JOURNAL
Publisher : UIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/rgt.v11i2.168-191

Abstract

Abstract Reading materials can be obtained from many sources, like storybooks, magazines, and the Internet. Online Short Stories is one of the Internet resources with images and sound and quizzes. This study was aimed at benefiting these readily used materials to improve the eighth graders’ reading comprehension of narrative texts. The Online Short Stories are combined with five worksheets that consist of guiding questions on comprehension, namely: Self Monitoring Card, Key Concept, Story Map, Reading Journal, and Reading Log which are used for intensive and extensive reading activity. This study implemented classroom action research design and had taken 34 eighth graders of MTs Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo as the subjects 2017/2018 academic year. Based on the results of the students’ tests as well as their on-going assessments, it is found out that the students’ reading comprehension was gradually improving. It means that there was a positive effect of using Online Short Stories towards the students’ reading ability. The result shows that the combination of materials and worksheets that were implemented in both cooperative and individual learning had facilitated the students in improving their reading comprehension ability, as well as their social skills. Therefore, it is very important to implement this strategy to order to improve the students’ reading comprehension. Keywords: Online Short Stories, Improvement, Reading Comprehension Ability
An Analysis of the Factors of Student Interest in English Language Sanggar Bimbingan Sentul Malaysia Mustikawati, Diyah Atiek; Syafii, Muhammad Lukman
Journal of Nusantara Education Vol. 5 No. 1 (2025): October 2025
Publisher : Faculty of Education Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57176/jn.v5i1.186

Abstract

Minat merupakan salah satu faktor utama yang mendorong siswa untuk mempelajari bahasa Inggris, khususnya dalam konteks pendidikan informal yang melibatkan anak-anak imigran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi minat siswa dalam mempelajari bahasa Inggris di Sanggar Bimbingan Sentul, sebuah pusat pembelajaran informal yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara semi-terstruktur terhadap lima siswa yang dipilih secara purposif berdasarkan keaktifan mereka dalam menggunakan bahasa Inggris. Wawancara dilakukan di luar kelas dalam suasana santai untuk mengeksplorasi pengalaman, motivasi, serta konteks sosial siswa terkait pembelajaran bahasa Inggris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa terhadap bahasa Inggris dibentuk oleh kombinasi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Secara intrinsik, siswa terdorong oleh aspirasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta rasa senang yang tulus dalam menggunakan bahasa Inggris, terutama saat berinteraksi dengan teman sebaya. Secara ekstrinsik, tuntutan dari lingkungan sekolah untuk menggunakan bahasa Inggris dalam aktivitas harian memperkuat kebiasaan yang secara bertahap meningkatkan minat. Selain itu, interaksi sosial dengan teman yang juga berbicara dalam bahasa Inggris memperkuat motivasi dan meningkatkan kepercayaan diri. Studi ini berkontribusi pada semakin banyaknya penelitian tentang motivasi belajar bahasa dengan memberikan wawasan empiris dari siswa imigran terpinggirkan di lingkungan pendidikan informal. Temuan ini menekankan pentingnya mengintegrasikan pendekatan yang responsif terhadap budaya, kolaborasi antarteman, dan media digital ke dalam pengajaran bahasa Inggris. Implikasi ini dapat memandu guru, penyedia pendidikan informal, dan pembuat kebijakan dalam merancang lingkungan belajar yang lebih inklusif, memotivasi, dan berkelanjutan bagi pelajar yang rentan. ______________________________________________________________________________________ Interest is one of the key factors that motivates students to learn English, particularly in informal educational contexts involving immigrant children. This study aims to analyze the factors that influence students' interest in learning English at Sanggar Bimbingan Sentul, an informal learning center in Kuala Lumpur, Malaysia. Using a qualitative descriptive design, data were collected through semi-structured interviews with five students selected purposively based on their active use of English. The interviews, conducted in a relaxed setting outside the classroom, explored students' experiences, motivations, and social contexts related to English learning. The findings reveal that students' interest in English is shaped by a combination of intrinsic and extrinsic factors. Intrinsically, students are driven by aspirations to pursue higher education and a genuine enjoyment of the language, particularly when engaging with peers. Extrinsically, the demand from the school environment to use English in daily activities reinforces habitual use, which gradually enhances interest. Additionally, social interactions with friends who speak English further strengthen motivation and increase confidence. The study contributes to the growing body of research on language learning motivation by providing empirical insights from marginalized immigrant students in informal educational settings. The findings emphasize the importance of integrating culturally responsive approaches, peer collaboration, and digital media into English language instruction. These implications may guide teachers, informal education providers, and policymakers in designing more inclusive, motivating, and sustainable learning environments for vulnerable learners.