Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Modal Sosial Dalam Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan Lembah Sempager di Desa Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur Sofya Miranti Syafitri; Budhy Setiawan; Rima Vera Ningsih
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 5 No. 3 (2024): Agustus
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v5i3.391

Abstract

Salah satu solusi dari berbagai tantangan dalam pengelolaan Hutan Kemasyaraktan (HKm) adalah dengan memperkuat modal sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui modal sosial dalam pengelolaan hutan kemasyarakatan Lembah Sempager meliputi tingkat kepercayaan (trust), jaringan sosial (network), dan norma sosial (social norms) serta memetakan stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan HKm Lembah Sempager berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya. Responden pada penelitian ini adalah anggota kelompok tani hutan (KTH) Lembah Sempager sebanyak 38 orang. Analisis modal sosial menggunakan skala likert dan untuk stakeholder menggunakan metode analisis stakeholder. Hasil penelitian ini menunjukkan modal sosial pada tingkat kepercayaan dan jaringan sosial masuk dalam kategori tinggi, dan norma sosial masuk dalam kategori sedang. Serta terdapat 5 stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan HKm Lembah Sempager, yaitu KTH Lembah Sempager, KPH Rinjani Timur Dinas LHK, BPDAS dan Pemerintah Desa Gunung Malang.
Analisis Pendapatan Usaha Kemiri (Aleurites moluccana) Pada Kelompok Tani Hutan Wahana Kawasan di Kawasan Hutan Gunung Sasak Desa Kuripan Selatan Kabupaten Lombok Barat Pratama, Dimas; Budhy Setiawan; Rima Vera Ningsih
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 5 No. 4 (2024): November
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v5i4.491

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan dan juga faktor pendukung dan penghambat pendapatan usahatani kemiri Wahana Kawasan di Kawasan hutan Gunung Sasak. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan dengan teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan kuisioner. Penentuan responden menggunakan teknik simple random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 32 responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa total pendapatan rata-rata yang diperoleh kelompok tani hutan (KTH) Wahana Kawasan sebesar Rp 9.931.810,00 LLG/Tahun. Faktor pendukung dan penghambat pendapatan usahatani kemiri kelompok tani hutan Wahana Kawasan yaitu dari segi faktor pendukung memiliki hak izin pengelolaan lahan, tanaman kemiri tidak membutuhkan perawatan yang intensif, proses pemananen yang sangat mudah dilakukan dengan cara memungut buah kemiri yang sudah jatuh ke tanah, dan kegiatan pemasaran yang mudah dilakukan karena sudah adanya pengepul yang mengambil biji kemiri. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu pemanfaatan sumber mata air yang belum maksimal, kurangnya jaringan pemasaran mengakibatkan petani hanya menjual ke tempat pengepul saja, ketersediaan alat untuk pemecah cangkang kemiri belum ada, dan kurangnya bantuan modal dari pihak pemerintah mengakibatkan petani hanya menggunakan alat seadanya dalam proses pengelolaan usahatani kemiri nya.
Pelatihan Pembuatan Botol Bambu Laminasi (Laminated Bamboo Bottles) Kelompok Wanita Tani Subur Desa Gondang Kabupaten Lombok Utara Febriana Tri Wulandari; Raehanayati; Kornelia Webliana; Diah Permata Sari; Rima Vera Ningsih
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v5i2.163

Abstract

Pengabdian terkait bambu diawali dengan melakukan penelitian sifat fisika dan mekanika beberapa jenis bambu pada beberapa Kawasan yaitu HKM Aik bual, KHDTK Senaru dan Sumbawa pada tahun 2019 dan 2020, tahun 2021 melakukan pembuatan bambu menjadi papan laminasi dan tahun 2022 melakukan kegiatan pengabdian papan laminasi bambu menjadi produk cutting board bamboo (talenan bambu). Selain dapat meningkatkan nilai ekonomis bambu juga mendukung pemanfaatan bahan baku yang ramah lingkungan (eco green) dalam rangka mengurangi penggunaan bahan baku plastik. Pelatihan ini diharapkan mendukung pemanfaatan bahan baku yang ramah lingkungan, menambah lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini yaitu: memberikan modul tahapan pengawetan bahan baku bambu dan pembuatan botol bambu laminasi, menyediakan peralatan pembuatan bahan pengawet untuk bahan baku bambu, menyediakan peralatan pembuatan botol bambu laminasi dan menyediakan peralatan packing botol bambu laminasi. Hasil kegiatan pengabdian menunjukan peserta sangat antusias untuk mengembangkan produk botol bambu karena teknologi yang mudah dan sederhana sehingga peserta mudah memahami dan mengembangkan produk tersebut. Pemberian modul berupa leaflet diharapkan dapat memudahkan peserta kelompok usaha wanita tani subur memahami tahapan dalam pembuatan botol bambu.
Modal Sosial Dalam Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan Lembah Sempager di Desa Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur Sofya Miranti Syafitri; Budhy Setiawan; Rima Vera Ningsih
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 5 No. 3 (2024): Agustus
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v5i3.391

Abstract

Salah satu solusi dari berbagai tantangan dalam pengelolaan Hutan Kemasyaraktan (HKm) adalah dengan memperkuat modal sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui modal sosial dalam pengelolaan hutan kemasyarakatan Lembah Sempager meliputi tingkat kepercayaan (trust), jaringan sosial (network), dan norma sosial (social norms) serta memetakan stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan HKm Lembah Sempager berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya. Responden pada penelitian ini adalah anggota kelompok tani hutan (KTH) Lembah Sempager sebanyak 38 orang. Analisis modal sosial menggunakan skala likert dan untuk stakeholder menggunakan metode analisis stakeholder. Hasil penelitian ini menunjukkan modal sosial pada tingkat kepercayaan dan jaringan sosial masuk dalam kategori tinggi, dan norma sosial masuk dalam kategori sedang. Serta terdapat 5 stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan HKm Lembah Sempager, yaitu KTH Lembah Sempager, KPH Rinjani Timur Dinas LHK, BPDAS dan Pemerintah Desa Gunung Malang.
Analisis Pendapatan Usaha Kemiri (Aleurites moluccana) Pada Kelompok Tani Hutan Wahana Kawasan di Kawasan Hutan Gunung Sasak Desa Kuripan Selatan Kabupaten Lombok Barat Pratama, Dimas; Budhy Setiawan; Rima Vera Ningsih
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 5 No. 4 (2024): November
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v5i4.491

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan dan juga faktor pendukung dan penghambat pendapatan usahatani kemiri Wahana Kawasan di Kawasan hutan Gunung Sasak. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan dengan teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan kuisioner. Penentuan responden menggunakan teknik simple random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 32 responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa total pendapatan rata-rata yang diperoleh kelompok tani hutan (KTH) Wahana Kawasan sebesar Rp 9.931.810,00 LLG/Tahun. Faktor pendukung dan penghambat pendapatan usahatani kemiri kelompok tani hutan Wahana Kawasan yaitu dari segi faktor pendukung memiliki hak izin pengelolaan lahan, tanaman kemiri tidak membutuhkan perawatan yang intensif, proses pemananen yang sangat mudah dilakukan dengan cara memungut buah kemiri yang sudah jatuh ke tanah, dan kegiatan pemasaran yang mudah dilakukan karena sudah adanya pengepul yang mengambil biji kemiri. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu pemanfaatan sumber mata air yang belum maksimal, kurangnya jaringan pemasaran mengakibatkan petani hanya menjual ke tempat pengepul saja, ketersediaan alat untuk pemecah cangkang kemiri belum ada, dan kurangnya bantuan modal dari pihak pemerintah mengakibatkan petani hanya menggunakan alat seadanya dalam proses pengelolaan usahatani kemiri nya.
Ecostructure and Endemicity of Plant Species in Lowland Plantation Typology (Hortipark) Karang Sidemen Village, West Nusa Tenggara Niechi Valentino; Muhamad Husni Idris; Andrie Ridzki Prasetyo; Musdi, Musdi; Rima Vera Ningsih; Muhammad Anwar Hadi
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 2 (2024): April - Juni
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i2.6830

Abstract

The richness of local resources and the ecosystem potential of a village, one of which is the uniqueness of the lowland plantation ecosystem (hortipark), is the main key in supporting the success of sustainable rural development. The main focus of the research is to reveal the ecostructure and endemicity of plant biodiversity in the lowland plantation typology of Karang Sidemen Village, NTB. Data collection in the field used a systematic sampling design with random start method for 12 research plots. The results of observations found 1116 individuals, 29 tribes, 59 genera and 59 plant species at all levels of habitus, and there were 20 plant species endemic to Lesser Sunda. The highest INP tree is Ceiba pentandra (L.) Gaertn. (111.79%), stake rate of Tectona grandis Lf (136.97%), stake rate of Persea americana Mill. (82.86%), Dendrocnide stimulant (Lf) Chew seedling rate (130.48%), Musa × paradisiaca L. shrub rate (81.28%), Panicum brevifolium L. herb rate (32.53%), Chloranthus erectus (Buch-Ham) shrub rate) Wall. (46.64%), the level of the fern Macrothelypteris torresiana (71.22%) and the level of the liana Centrosema pubescens Benth (96.99%). The concentration of horizontal structures is in diameter classes 2 and 4 while the concentration of vertical structures is in class 1. The H' Index range has values ​​in the low - medium category with the highest H' being at the livestock level of 2.64. The E' index is in the medium - high category with the highest E' at the shrub level of 1.00. The R1 index is in the low - medium range, with the highest R1 at the livestock level of 3.45. The distribution of plant species is mostly clustered, especially at the herb level. Based on the Raunkiaer frequency class law, it is known that species in the lowland hortipark plantation ecosystem of Karang Sidemen Village are included in the type of artificial ecosystem with the highest frequency in class A (1-20%).
Pemanfaatan Limbah Sekam Padi sebagai Biobriket Aromaterapi Jahe untuk Pemberdayaan KWT Subur Lombok Utara Febriana Tri Wulandari; Raehanayati; Rato Firdaus; Hasyyati Sabrina; Rima Vera Ningsih
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v6i2.214

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian ekonomi Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur di Desa Gondang, Kabupaten Lombok Utara, melalui inovasi pemanfaatan limbah sekam padi dan jahe menjadi produk biobriket aromaterapi yang bernilai ekonomi dan ramah lingkungan. Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat adalah belum optimalnya pemanfaatan limbah pertanian dan terbatasnya keterampilan teknis dalam mengolahnya menjadi produk bernilai tambah. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif melalui tahapan sosialisasi, Focus Group Discussion (FGD), pelatihan teknis, dan praktik langsung. Proses pembuatan biobriket meliputi karbonisasi sekam padi menggunakan metode earth pit kiln, penghalusan arang, pencampuran dengan serbuk jahe, pengeringan hingga kadar air mencapai 8 - 9% dan pengemasan. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui observasi, wawancara, dan uji mutu produk. Hasil menunjukkan bahwa peserta mampu menguasai seluruh tahapan produksi dan menghasilkan biobriket aroma jahe yang khas. Pelatihan ini juga berhasil menumbuhkan kreativitas, keterampilan teknis, dan semangat kewirausahaan anggota kelompok dalam mengembangkan usaha berbasis limbah biomassa. Dengan demikian, kegiatan ini efektif dalam memberdayakan perempuan desa untuk mengolah limbah sekam padi dan jahe menjadi produk energi alternatif yang ramah lingkungan serta berpotensi meningkatkan pendapatan keluarga secara berkelanjutan.
Pelatihan Pembuatan Briket Arang Biomassa Limbah Tongkol Jagung Kelompok Wanita Tani Subur Desa Gondang Kabupaten Lombok Utara Febriana Tri Wulandari; Radjali Amin; Raehanayati; Ni Putu Ety Lismaya Dewi; Andrie Ridzki Prasetyo; Rima Vera Ningsih
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v5i1.136

Abstract

Permasalahan dalam pengembangan briket arang adalah kurangnya konsep penerapan hasil penelitian briket arang pada masyarakat tentang proses pembuatan briket arang dari pengarangan (karbonisasi) sampai dicetak menjadi briket arang. Dengan penerapan hasil penelitian briket arang pada masyarakat diharapkan dapat memberikan peluang usaha baru dan meningkatkan nilai ekonomis tongkol jagung serta mengurangi limbah tongkol jagung juga didukung keberlanjutan bahan baku tongkol jagung yang mencukupi ditinjau dari potensi luasan lahan pertanian yang cukup tinggi di Nusa Tenggara Barat. Solusi yang ditawarkan berdasarkan permasalahan di atas adalah sebagai berikut: (1) mensosialisasikan cara pembuatan arang dan briket arang, (2) memberikan bantuan peralatan pembuatan arang dan briket arang untuk mendukung pembelajaran bagi kelompok usaha. (3) membangun komitmen dengan pihak kelompok usaha untuk dapat dikembangkan menjadi Usaha Kecil Menengah (UKM), (3) menyusun modul pembuatan arang dan briket arang untuk mendukung pengembangan briket arang sebagai salah satu produk UKM. Beberapa hal yang dapat ditarik dari kegiatan pengabdian briket arang tongkol jagung di desa Gondang adalah sebagai berikut: 1). Peserta sangat antusias untuk mengembangkan produk briket arang karena teknologi yang mudah dan sederhana sehingga peserta mudah memahami dan mengembangkan produk tersebut. 2). Pemberian modul berupa leaflet diharapkan dapat memudahkan peserta kelompok usaha wanita tani subur memahami tahapan dalam pembuatan briket arang. 3). Diharapkan produk briket arang dapat menambah penghasilan tambahan kelompok usaha wanita tani subur dan masyarakat desa Gondang.