Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

IMPLEMENTASI PELAYANAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI KECAMATAN SYIAH UTAMA KABUPATEN BENER MERIAH MUHSIN EFENDI; HASAN BASRI; SUBHAN AB
JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA Vol 2 No 11 (2021): INTELEKTIVA : JURNAL EKONOMI, SOSIAL DAN HUMANIORA (EDISI - JUNI 2021 )
Publisher : KULTURA DIGITAL MEDIA ( Research and Academic Publication Consulting )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Penelitian untuk menkaji Implementasi pelayanan Program Keluarga Harapan dan hambatan dalam implentasi pelayanan program keluarga harapan di Kecamatan Syiah Utama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi pelayanan program keluarga harapan (PKH) di Kecamatan Syiah Utama Kabupaten Bener Meriah, dapat dilihat dari proses sosialisasi hingga distribusi dana PKH yang dilakukan oleh pendamping. Keberhasilan sosialisasi akan terlihat apabila masyarakat ikut berpartisipasi dalam menyukseskan kebijakan pemerintah, pendisrtibusian dana PKH kepada peserta program PKH, dilakukan pula di sekolah-sekolah yang letaknya strategis yang bisa terjangkau oleh Penerima PKH. Sedangkan faktor penghambat dalam implementasi PKH adalah adanya pendampingan sehingga dana yang digunakan tidak terkontrol apakah digunakan untuk semestinya, lokasi yang harus didampingi yaitu para rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang menjadi peserta program keluarga harapan (PKH) tempat tinggal dianggap terlalu jauh dan tidak kejangkau oleh pendamping. sehingga pendamping mengaku kurang maksimal dalam melakukan pendampingan, pada saat proses penerimaan yang memakan waktu cukup lama, penerimaan dilakukan tiga bulan sekali, kemudian penerima yang banyak sehingga harus mengantri berjam-jam. Perlu dilakukan evaluasi pada kinerja pendamping,agar terjadi perbaikan pendampingan secara konsisiten. Perlu adanya pelatihan pemberdayaan kepada pendamping agar lebih siap melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendamping yang professional. Sehingga bisa mengentaskan kemsikinan di masyarakat sesaui tujuan program PKH. Tim pendamping atau petugas PKH perlu melakukan pengawasan dan pemahaman kepada RTSM agar dana tunai yang diterima dari program PKH bisa digunakan sesuai ketentuan PKH.
Ethics Political Communication Using Gayo Cultural System Approach (edet gayo) Basri, Hasan; Efendi, Muhsin
Jurnal Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review Vol 6, No 2 (2021): In progress (August 2021)
Publisher : Political Science Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ipsr.v6i1.29510

Abstract

Ethics political communication used in the order in the government presented opinion or advice necessary keep a message manners according to customs culture gayo have separate ethics had meaning very important. Ethics political communication by the government to the society will affect any good; on the contrary, political communication also to the government will feed into aspects in improving the good order. Ethics political communication community groups as expressing an opinion society organizations politely and mannered use gayo culture and so is government response in accommodating the aspirations of the organizations. District of Aceh central gayo occupying an integral part of Indonesia. Those who have the character and values of the specific customs and culture of Indonesian society in general. The gayo customs and cultural values make the values of the Gayo customary philosophy in everyday life. The system of cultural values of the gayo community at events contains knowledge, beliefs, values, religion, norms, rules, and laws that become a reference for behavior in community life, the philosophical values of the gayo community, cannot be separated from the customs/culture of the gayo community as;  Genap mupakat (democracy), amanat (integrity), tertip (orderly rules), alang tulung beret bantu (mutual help), gemasih (affection), setie (loyal), bersikekemelen (competing), dan mutentu (effective). Courteousness in conveying aspirations and opinions to the government and the government to the community must have politeness ethics in political communication to avoid inconsistencies and insecurity between the people and the government in Central Aceh
Ethics Political Communication Using Gayo Cultural System Approach (edet gayo) Basri, Hasan; Efendi, Muhsin
Jurnal Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review Vol 6, No 2 (2021): Politics and Public Services
Publisher : Political Science Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ipsr.v6i1.29510

Abstract

Ethics political communication used in the order in the government presented opinion or advice necessary keep a message manners according to customs culture gayo have separate ethics had meaning very important. Ethics political communication by the government to the society will affect any good; on the contrary, political communication also to the government will feed into aspects in improving the good order. Ethics political communication community groups as expressing an opinion society organizations politely and mannered use gayo culture and so is government response in accommodating the aspirations of the organizations. District of Aceh central gayo occupying an integral part of Indonesia. Those who have the character and values of the specific customs and culture of Indonesian society in general. The gayo customs and cultural values make the values of the Gayo customary philosophy in everyday life. The system of cultural values of the gayo community at events contains knowledge, beliefs, values, religion, norms, rules, and laws that become a reference for behavior in community life, the philosophical values of the gayo community, cannot be separated from the customs/culture of the gayo community as;  Genap mupakat (democracy), amanat (integrity), tertip (orderly rules), alang tulung beret bantu (mutual help), gemasih (affection), setie (loyal), bersikekemelen (competing), dan mutentu (effective). Courteousness in conveying aspirations and opinions to the government and the government to the community must have politeness ethics in political communication to avoid inconsistencies and insecurity between the people and the government in Central Aceh
Accountability of the 2020 Village Fund Allocation Management (Alokasi Dana Kampung) in Arul Pertik Village, Central Aceh Regency, Indonesia Hasan Basri; Muhsin Efendi
TRANSFORMASI: Jurnal Manajemen Pemerintahan TRANSFORMASI: Jurnal Manajemen Pemerintahan-Volume 13 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33701/jtp.v13i1.1574

Abstract

In Indonesia, the central government provides Village Fund Allocation (VFA) to improve welfares in villages. This process, with its regulation, is known as alokasi dana kampung in Aceh province. However, irrespective of this implementation, the community's welfare is still not met, leading to the inability to meet management accountability. This study was carried out in Arul Pertik Village, using the qualitative method with a descriptive approach. The result showed that the VFA management team is open to accepting suggestions and advice during the planning and implementation process. VFA management in Arul Pertik tends to respect community participation, as seen from the number of participants in the development and implementation of the physical realization process. This is also in addition to the accountability report (LPJ), irrespective of the technical obstacles in the report. In conclusion, although the Management of Village Fund Allocation is quite good, it needs more extra guidance and supervision from the local government and the community. Keywords: Accountability; Village fund allocation; Village Fund Management, Arul Pertik Village.
PENERAPAN BUDAYA ORGANISASI OLEH KECAMATAN BEBESEN TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN KAMPUNG Supriadi Supriadi; Muhsin Efendi; Alzikri Fakhrurraji
Saraq Opat: Jurnal Administrasi Publik Vol 4 No 1 (2022): Januari : Saraq Opat: Jurnal Administrasi Publik
Publisher : Universitas Gajah Putih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.363 KB) | DOI: 10.55542/saraqopat.v4i1.117

Abstract

Penelitian ini bertujuan Untuk Mengetahui Budaya Organisasi yang diterapkan terhadap kinerja Pemerintahan Kampung di kecamatan Bebesen dan menjelaskan Faktor apa saja yang melandasi berjalannya Budaya Organisasi pada kinerja Pemerintahan Kampung di kecamatan Bebesen Adapaun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, studi pustaka dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Penerapan Budaya Organisasi yang diterapkan terhadap kinerja Pemerintahan Kampung di kecamatan Bebesen: antara lainnya faktor kearifan lokal dan faktor kebijakan penguasa ada yang memperkuatbudaya organisasi dan ada yang justeru melemahkan budaya organisasi terhadap kinerja Pemerintah Kampung. Budaya organisasi yang dianut oleh kecamatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) lemah pada karakter inovasi dan keberanian mengambil resiko (innovation andrisktaking), (2) lemah pada karakter perhatian terhadap detail (attentiontodetail, (3) lemah pada karakter berorientasi kepada hasil (outcome orientation), (4) kuat pada karakter berorientasi kepada manusia (peopleorientation), (5)kuat pada karakter berorientasi tim (teamorientation), (6) lemah pada karakter agresif (aggressiveness), dan (7) kuat pada karakter stabil (stability). Adapun kesimpulan yaitu Tipe budaya organisasi terhadap kinerja pementahan Kampung adalah kombinasi Caring-Apathetic Culture dengan ciri-ciri: (1) penghargaan diberikan terutama berdasarkan permainan politik dan pemanipulasian orang-orang lain. Output berupa pencapaian tupoksi pada masing-masing pegawai telah terlaksana dengan baik, (3)outcomes berupa hasil (4)benefit berupa pelayanan prima yang diberikan kepada masyarakat publik, dan (5) impact berupa terwujudnya visi dan misi organisasi secara optimal. Kata Kunci: Penerapan, Budaya Organisasi, Pemerintah Kampung.
Pengelolaan Pariwisata Alam Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Perspektif Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Kepariwisataan Muhsin Efendi; Patriandi Nuswantoro
RESAM Jurnal Hukum Vol 5, No 2 (2019): RESAM Jurnal Hukum
Publisher : RESAM Jurnal Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1304.752 KB) | DOI: 10.32661/resam.v5i2.29

Abstract

Kabupaten Aceh Tengah merupakan daerah yang banyak memiliki potensi sektor pariwisata, mulai dari wisata budaya, alam, kesenian, tempat bersejarah. Secara umum potensi wisata yang ada di Aceh Tengah belum mempunyai dampak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan diskriptif Analisis. Hasil penelitian menunjukan Pemerintahan Kabupaten Aceh Tengah dalam pengelolaan pariwisata sangat lambat karena anggaran yang dimiliki terbatas dan kurangnya investor yang menanamkan modal untuk mengembangkan pariwisata, serta belum adanya SDM yang profesional, sarana dan prasarana  serta manajemen usaha. Saran Pemerintah daerah bersama dewan perwakilan daerah agar membuat regulasi kepariwisataan Kabupaten Aceh Tengah, agar pemerintah lebih memprioritaskan pengelolaan pariwisata supaya bisa menambah perekonomian masyarakat dan PAD daerah.
Pengawasan Pengelolaan Retribusi Parkir Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bener Meriah Muhsin Efendi; Pantriandi Nuswantoro
RESAM Jurnal Hukum Vol 6, No 2 (2020): RESAM Jurnal Hukum
Publisher : RESAM Jurnal Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32661/resam.v6i2.49

Abstract

AbstrakRetribusi Parkir adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari masyarakat yang didalam pelasanaanya terdapat beberapa permasalahan diantaranya petugas parkir enggan mengunakan atribut yang disediakan oleh pemerintah, pungutan tidak sesuai dengan qanun. Tujuan Penelitian mengetahui Pengawasan Pengelolaan Retribusi parkir ditepi jalan Umum, metode penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif Deskriptif Data yang berbentuk kata maupun kalimat dengan berfikir Kritis terhadap Situasi dan Fenomena sosial yang tergambar Relevan dengan masalah yang dikaji. Hasil penelitian bahwa Pengelolaan Retribusi Parkir oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Bener Meriah dikatakan belum Optimal, Karena masih terdapat masalah dalam Pengelolaan kegiatan Retribusi Parkir dan kebocoran hasil Retribusi sehingga target Pendapatan setiap tahun tidak tercapai, dan masih terdapat objek parkir baru yang tidak mau bekerja sama dengan pihak ketiga. Pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Kabupaten Bener Meriah belum optimal dikarenakan Jumlah SDM Pengawas yang masih Minim, belum adanya petunjuk Pelaksanaan dan petunjuk Teknis Pengawasan, kurangnya Anggaran dan kelengkapan Sarana dan Prasarana serta Jadwal Pengawasan yang belum ditetapkan secara baku. AbstracParking Charges are Regional Original Income (PAD) that comes from the community, which in the service there are several problems, including parking attendants who are reluctant to use the attributes provided by the government, fees are not in accordance with the qanun. The research objective is to know the Supervision of Parking Levy Management on the side of a public road, this research method uses a qualitative descriptive data approach in the form of words and sentences with critical thinking towards situations and social phenomena that are depicted as relevant to the problem being studied. The results of the research show that the Management of Parking Charges by the Department of Transportation of Bener Meriah Regency is said to be not optimal, because there are still problems in the Management of Parking Retribution activities and leakage of Levy results so that the income target each year is not achieved, and there are still new parking objects that do not want to cooperate with the third. The supervision carried out by the Transportation Agency, Bener Meriah Regency is not optimal due to the lack of Supervisory Human Resources, the absence of Implementation instructions and Supervision Technical instructions, lack of Budget and completeness of Facilities and Infrastructure as well as the Supervision Schedule that have not been set standard.
Peran Bagian Hukum Dalam Menyelesaikan Perkara Pemerintahan Di Sekretariat Kabupaten Aceh Tengah Hajar Aswad; Muhsin Efendi
RESAM Jurnal Hukum Vol 6, No 1 (2020): RESAM Jurnal Hukum
Publisher : RESAM Jurnal Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32661/resam.v6i1.39

Abstract

Pemerintah Daerah dalam menjalankan pemerintahan ketika bermasalah dalam hal perkara maka akan diperankan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah data yang berbentuk kata maupun kalimat dengan mecoba berfikir kritis terhadap situasi dan fenomena sosial yang tergambar dari apa yang diteliti sehingga dapat ditarik dan dijadikan kesimpulan. Hasil penelitian peran Bagian Hukum dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam penyelesaian sengketa pemerintahan.di Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Tengah yaitu berperan dalam memberikan Eksepsi, Duplik, Replik, Mengajukan Alat Bukti terhadap gugatan oleh badan hukum di pengadilan
PENGARUH KOMPETENSI, IKLIM ORGANISASI, DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA DINAS SYARIAT ISLAM KABUPATEN BENER MERIAH) Yusmika Indah; Muhsin Efendi
Jurnal Ekonomi Bisnis Manajemen Prima Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Ekonomi Bisnis Manajemen Prima
Publisher : JEBIM Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jebim.v3i1.1834

Abstract

he purpose of this research is to know the influence : 1) Competence to productivity of employee at Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah, 2) Organizational climate to productivity of employee at Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah, 3) Motivation to productivity of employee at Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah, 4) Competence, Organizational climate, and Motivation to productivity of employee at Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah. The population is the research were all employee at Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah as much as 44 employee and all it become sample. The sample strategy employee in this research using saturate sampling. Methods og data collection using questionnaire. Futher testing validity and reliability. Analysis techniques used is multiple linier regression. The result this research was showed that : 1) Competence have a positive and significant effect to productivity of employee at Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah, 2) Organizational climate have a positive and significant effect to productivity of employee at Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah, 3) Motivation have a positive and significant effect to productivity of employee at Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah, 4) Competence, Organizational climate and Motivation have a positive and signific productivity of employee at Dinas Syariat Islam Kabupaten Bener Meriah.
SYMBOLIC MESSAGES OF KERAWANG GAYO’S TRADITIONAL PATTERNS Muhsin Efendi; Viana Safrida Harahap; Hasan Basri
Makna: Jurnal Kajian Komunikasi, Bahasa, dan Budaya Vol 10 No 1 (2022): MAKNA: Jurnal Kajian Komunikasi, Bahasa dan Budaya
Publisher : Fakultas Komunikasi, Sastra, dan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33558/makna.v10i1.3022

Abstract

The present study aimed to analyze the meaning of symbolic messages found in the Kerawang Gayo's traditional patterns and their applications into Gayo’s traditional clothing. The present study also discusses efforts needed to preserve Kerawang Gayo. The present research applied a historical and ethnographic approach. Data was collected through the processes of documentation, observations and interviews. The results of present study show 14 Kerawang Gayo’s patterns; (1) Tapak Sleman (Footprint of Sulaiman), (2) Tali Puter Tige (Rope Twisted Third Times) (3) Mata ni Lao (sun), (4) Pucuk ni Tuis (Bamboo Sprout), (5) Emun Berkunē (Fixed Clouds), (6) Emun Berangkat (Walking Clouds), (7) Peger (Fence), (8) Emun Beriring (Lining Clouds) (9) Rante (Chain) (10) Tali Mestike (Mustika’s Rope) (11) Tekukur (Measurement) (12) Cucuk Pengong (Circle) (13) Emun Mupesir (Splitting Cloud), (14) Sarak Opat (Four Elements In One Integrated Bond). The use of specific patterns and the colors of Gayo’s patterns depend on the wearer’s position in the society as Kerawang Gayo is regarded as a sacred item for people in Aceh.