Qamaruzzaman, Muhammad
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Komparasi Self-Efficacy Guru Matematika dan Guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Banjarmasin Qamaruzzaman, Muhammad; Hermina, Dina; Huda, Nuril
JURNAL PENDIDIKAN DAN KEWIRAUSAHAAN Vol 12 No 2 (2024)
Publisher : STKIP PGRI SITUBONDO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47668/pkwu.v12i2.1355

Abstract

This research is a comparative study of the Self Efficacy of Mathematics teachers with Madrasah Aliyah Negeri (MAN) teachers in the city of Banjarmasin. The sample was taken randomly from 36 Mathematics teachers, while there were 71 MAN teachers from Banjarmasin City. Meanwhile, the research instrument is a questionnaire. The results of the research show that the self-efficacy of Mathematics teachers and MAN teachers in Banjarmasin city is descriptively both high, but in terms of percentage there is a significant difference of 2.95%. The self-efficacy of MAN teachers in Banjarmasin city was higher than Mathematics teachers in Banjarmasin city
PENDIDIKAN ISLAMI TANPA DISKRIMINASI DAN OPSI SLB SERTA PENDIDIKAN INTEGRASI DAN INKLUSI Umar, Umar; Fidzi, Ridhahani; Rahmi, Agustina; Qamaruzzaman, Muhammad
Jurnal Manajemen Pendidikan Al Hadi Vol 5, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jmpd.v5i1.18170

Abstract

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan serta membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran / kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan. Pusat Pendidikan formal atau Lembaga Pendidikan Formal ialah yang dimaksud sekolah. Difabel adalah penyandang cacat atau berkemampuan secara berbeda. Dalam konteks dunia istilah yang umum digunakan ialah disability ( disabilitas ) yaitu sebuah kondisi fisik atau mental yang membuat seseorang tidak mampu untuk bertindak dalam sebuah cara yang dipandang biasa bagi banyak orang. Di pendahuluan tentang pendidikan, pendidkan agama, Sekolah, dan Disabilitas menarik penulis untuk menulis lebih banyak tentang Pendidikan Islaami Tanpa Diskriminasi, Klasifikasi Disabilitas, contoh Disabilitas dalam Islaam, dan Opsi Lembaga Pendidikan untuk Disabilitas yaitu SLB serta Pendidikan Integrasi dan Inklusi. Pendekatan penelitian ini ialah Pendekatan Kualitatif. Kajian ini yaitu fenomenologi. Macam penelitian kualitatif di penelitian ini ialah deskriptif. Jenis penelitian ini ialah penelitian kepustakaan dan lapangan. Sumber data primer pada penelitian ini ialah informan yaitu orang-orang yang memiliki pengalaman dalam Pendidikan Islami berhubungan dengan disabilitas, difabel, ABK, dan SLB serta Pendidikan Integrasi dan Inklusi. Sumber data sekunder pada penelitian ini ialah penelitian orang lain, dokumen, buku, jurnal, atau lainnya. Teknik pengumpulan data di penelitian ini ialah observasi berdasarkan pengalaman, wawancara (percakapan) dengan informan, dan dokumentasi dari penelitian orang lain, dokumen, buku, jurnal, atau lainnya. Analisis data melalui tiga langkah yaitu kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display), dan data verification (Penarikan Kesimpulan). Ada 3 (tiga) triangulasi yang dipakai pada penelitian ini yaitu triangulasi sumber data, teknik, dan peneliti. Di antara aspek yang mesti diingatkan tentang Pendidikan Islam Tanpa Diskriminasi ialah sikap guru, minimalisasi cap buruk, dan keadaan tanpa diskriminasi. Contoh Disabilitas dalam Islaam ialah Penyandang cacat fisik, Penyandang cacat mental, dan Penyandang cacat fisik dan mental. Contoh Disabilitas dalam Islaam ialah Al-A’maa ( Disabilitas Netra ), Al-Akhrosu ( Disabilitas Wicara ), Al-Ashommu ( Disbilitas Rungu ), Al-A’roj ( Disabilitas Daksa ), dan Al-Mu’aaqiina Dzihniyaan ( Disabilitas Grahita atau Berfikir atau Mental ). Contoh disabilitas dalam Islaam bagi Disabilitas Grahita yang memungkinkan diperbaiki berfikir atau mental ialah agar bershabar dan membantunya contoh dalam hal pengobatan atau perawatan, makanan, pakaian, Pendidikan, atau lainnya. Pemilihan dari opsi Lembaga Pendidikan, Pemindahan anak atau anak dalam perwalian, atau Pengembaliannya ke Lembaga Pendidikan sebelumnya menurut penulis orang tua atau walinya sepantasnya berkonsultasi dengan dokter, terapis, psikolog, psikiater, orang tua yang memiliki anak disabilitas, difabel, atau ABK, serta guru Pendidikan Luar Biasa, atau guru bukan Pendidikan Luar Biasa tetapi berpengalaman berhubungan dengan disabilitas, difabel, atau ABK. Menurut penulis konsultasi tadi bisa berupa psikologis anak, guru dan tenaga kependidikan, metode mengajar, shahabat seumur, keadaan orang tua, kondisi sosial, serta fisik dan sarana-prasarana yang ada di lembaga Pendidikan, atau hal-hal lainnya. Opsi Lembaga Pendidikan untuk Disabilitas yaitu Sekolah Luar Biasa ( SLB ), Pendidikan Integrasi, dan Pendidikan Inklusi.
MANJALAMA, KEARIFAN LOKAL ORANG BANJAR DALAM PENDIDIKAN ISLAM Qamaruzzaman, Muhammad
Tajdid Vol 7 No 2 (2023): Oktober
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v7i2.2397

Abstract

Manjalama merupakan salah satu kearifan lokal urang Banjar, manjalama adalah proses seseorang minta diangkat sebagai anak kepada orang yang lebih berpengaruh, berilmu, kaya, mapan, atau terpandang di masyarakat setempat. Agar ia mendapat bimbingan, bantuan, atau perlindungan. Manjalama dilakukan oleh anak kecil yang sering sakit-sakitan minta diangkat menjadi anak angkat agar bisa sembuh dari sakitnya, bahkan bisa memenuhi kebutuhan hidup anak tersebut. Namun bila manjalama dilakukan oleh orang dewasa, atau publik figure biasanya untuk menambah kharisma mereka, atau mendapatkan bimbingan dari orang tua angkatnya. Manjalama, merupakan bagian dari budaya masyarakat Banjar yang dikenal menjunjung tinggi nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, sehingga Manjalama sesuai dengan Islam, karena tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadits.